Sabtu, 22 Desember 2012

[One Shoot FF / Chanyeol] Flame's Boy

Title : Flame's Boy
Character : Park Chanyeol from EXO-M, Park JiRa [OC] (Si JiRa maruk! Borong FF gw (?))
Chapter : One shoot
Author : Baby Krisses :D
Genre : Romance
Languange : Indonesia
Rating : Semua kalangan (?)

Park Chanyeol
 Cr : Tumblr_doriyaki

__Park JiRa POV__ 
PRAAANG!!! Bunyi pecahan kaca terdengar nyaring, aku meringkuk di ujung kamar sambil memeluk lututku. Tak lama disusul dengan suara makian sepasang suami istri, umma dan appa berkelahi lagi. Setiap minggu aku sering mendengarkan perkelahian mereka, aku bosan mendengarkannya. Itu membuat aku frustasi, mereka bertengkar lalu meninggalkan rumah. Pergi begitu saja tanpa memikirkan aku, setiap hari mereka sibuk bekerja. Alasan mereka sibuk bekerja karena untuk keperluanku dan masa depanku. Masa depan tak bisa dijamin dengan uang! Aku butuh kasih sayang, bukan uang semata. Sudah 2 tahun aku bertahan dengan keadaan seperti ini. Tuhan masih melindungiku, Dia tak membiarkan aku gila dengan keadaan yang memprihatinkan ini. Mungkin ini alasan mengapa aku berkepribadian tertutup dan dingin. Setiap minggu juga aku menangis sendirian dengan keadaan yang persis sama seperti ini.

- - - - - - - - - 

Hari ini hari pertama aku masuk kuliah, setelah melewati 3 hari OSPEK minggu kemarin. Aku masuk jurusan seni, karena aku menyukai hal-hal yang berbau seni. Aku sibuk mencari kelas, dimana kelas untuk mata kuliah composing music. Setelah melewati beberapa kelas, akhirnya kutemukan kelas yang kucari. BRUUUKK!!! Aku jatuh dan mendaratkan pantatku di atas lantai "Aww!" Aku mengerang karena pantatku sakit "Omo! Aigooo... Mianhae, jeongmal mianhae~" Seorang namja berwajah imut dengan rambut acak-acakan dan sedikit keriting membantuku berdiri. Suaranya sungguh tidak sepadan dengan wajahnya "Kau ini punya mata atau tidak?!" Benatakku. Dia malah tersenyum bodoh sambil membungkuk "Aku tidak sengaja, maafkan aku~" Dia membungkuk terus tanpa henti. Entah mengapa aku tak bisa marah lagi padanya, bahkan aku ingin tertawa melihat tingkahnya. "Aish!" Aku tak menghiraukannya dan masuk kedalam kelas. 

Aku memilih duduk paling atas, tiba-tiba "Annyeong~~ Kita berjumpa lagi ^^ Maaf atas kejadian tadi. Park Chanyeol imnida!" Laki-laki tadi duduk tepat disebelahku, dia menyodorkan tangan kanannya padaku. Aku hanya melihat tangannya lalu melihat wajahnya, dia tetap tersenyum bodoh walaupun ekspresi wajahku datar dan dingin "JiRa" Jawabku singkat dan dingin "Nama yang indah~ Aku berharap kita akan menjadi teman" , "Teman? Teman seperti bayangan, mereka akan menghilang saat kau berada dalam kegelapan. Dan aku seseorang yang selalu berjalan dalam kegelapan" Tukasku dingin dan tajam "Aku bukan bayangan, tapi aku ini api. Aku bisa menerangi jalanmu yang gelap dengan cahayaku" Dia masih tersenyum bodoh, dia mulai membuatku kesal! "Enyahlah dari hadapanku" Aku menggeram pelan disela-sela gigi yang terkatup rapat. Dia tak juga pindah tempat duduk "Apa aku salah bicara?" Chanyeol mencebik sedih. Aku tak menghiraukannya dan mulai fokus pada perkuliahan.

Perkuliahan selesai, sejam yang akan melanhutkan perkuliahan. Aku pergi ke kantin untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. "JiRa-ah~~" Aku menoleh ke sumber suara itu, Chanyeol melambaikan tangan kearahku. Aku mengabaikannya dan melanjutkan langkahku yang terhenti "Aku juga mau ke kantin :D " Dengan gampang dia menyetarakan langkahku, wajar saja -- tingginya kira-kira 180+ . Aku duduk di bangku kosong dekat pojok, dia masih saja mengikutiku "Kau mau pesan apa?" Tanyanya dan duduk disampingku "Tuan Park, kau tidak perlu berbuat baik padaku. Aku tidak butuh itu" Ucapku frontal "Bagaimana kalau ramyeon saja~ Cuaca sedang dingin, pasti enak kalau makan yang berkuah" Aku menghembus nafas berat, dia benar-benar kebal. Aku sudah frontal tapi dia tak menganggapnya, malah dia masih bisa tersenyum. Sebenarnya mau apa sih anak ini?

* * *

"Annyeong JiRa-ah~~ Apa kabarmu hari ini?" , "JiRa-ah~ Ayo kita makan siang bersama" , "Sampai jumpa besok!" Itu lah yang di katakannya setiap hari, sebenarnya masih banyak lagi. Sebanyak dia berbicara sebanyak itu juga aku menolaknya dengan dingin. Sedikit pun aku tak pernah menyungging senyum padanya, tapi dia TETAP saja tersenyum seperti orang bodoh. Itu membuatku kesal! Aku akui, dengan semua yang dia lakukan selama ini padaku membuat aku merasa diperhatikan. Tapi, aku tak bisa mempercayainya... Aku tak bisa mendekati orang asing, aku takut akan terluka nantinya.

Sekarang pukul 18.20
Perkuliahan sudah selesai sejak satu jam yang lalu, tapi aku masih di ruang teater sambil terduduk diamdi depan piano. Aku tak mau pulang sekarang, taka ada yang spesial dirumah, Buat apa aku pulang cepat-cepat. Jemariku mulai menekan tuts piano dengan pelan, aku terpikir oleh lagu Becouse of You dari Kelly Clarkson. Aku memainkan lagu itu... Dan mencoba bernyanyi.

I will not make the same mistakes that you did
I will not let myself
Cause my heart so much misery
I will not break the way you did,
You fell so hard
I've learned the hard way
To never let it get that far

Because of you
I never stray too far from the sidewalk
Because of you I learned to play on the safe side so
I don't get hurt Because of you
I find it hard to trust not only me, but everyone around me
Because of you I am afraid


~ ~ ~ 

I watched you die I heard you cry every night in your sleep
I was so young You should have known better than to lean on me
You never thought of anyone else
You just saw your pain
And now I cry in the middle of the night
For the same damn thing!!!


Dilirik terakhir aku menjangkau nada tinggi dengan penuh emosi, aku merasa sensasi panas pada mataku. Air mataku sudah merebak keluar dan membasahi pipiku. "DREEENG!!!" Bunyi tuts piano yang tertekan oleh lenganku, ku benamkan mukaku disela kedua lenganku yang berada di atas tuts piano dan mulai menangis sejadi-jadinya.

Kenapa mereka tak memperdulikan aku? Kenapa nasibku harus seperti ini? "JiRa-ah~" Suara itu, aku sangat mengenal pemilik suara berat ini. Aku mendangakkan kepalaku keatas, kulihat Chanyeol tengah berdiri tegak disampingku sambil menyodor sapu tangan. Aku berdiri dari duduk dan menepis tangannya yang memegang sapu tangan "Aku tak butuh itu! Bisa kah kau berhenti untuk berpura-pura care padaku?! ENYAHLAH DARI KEHIDUPANKU!" Pekikku di kalimat terakhir. Aku berlari keluar dari ruang teater meninggalkan Chanyeol yang mematung ditempat. Aku pulang mengendarai Jaguar XF putih mutiara kesayanganku. 

Sesampai dirumah...
Aku masuk kerumah dan tiba-tiba, BRUAAAAKK!!! "Bajingan kau!" Itu pasti umma dan appa. Aku pergi menuju kamar mereka "Berhentilah berkelahi!! Aku muak mendengarkan perkelahian kalian setiap minggu! Aku cape mendengarkannya! Kalian jahat! Kalian tak pernah memikirkan perasaanku!" Pekikku dan berlari keluar rumah, aku langsung mengendarai mobilku mejauh dari rumah. Aku tak tahu harus kemana lagi...

Aku meminggirkan mobilku saat melihat tempat seperi seperti sebuah taman yang gelap tanpa lampu. Aku keluar dari mobil, duduk di atas tanah dan menyenderkan tubuhku dimobil dan mulai melanjutkan tangisanku. "Jebal, jangan menangis~" Aku terkaget mendengar suara Chanyeol yang tiba-tiba menyusup kedalam ruang dengarku. Spontan aku menaikkan mukaku dan melihatnya berdiri dihadapanku. Wajah imutnya masih bisa kulihat dibawah sinar bulan yang redup. Aku langsung menyerang tubuhnya dengan pelukkan, aku tak tahu kenapa aku melakukannya. Aku hanya tak tahan menghadapi kesedihan ini sendirian. Isak tangisku tak kunjung reda, malah makin menjadi saat Chanyeol membalas pelukanku. 

"Ssttt! Sudahlah~ Aku disini, jangan menangis lagi" Bujuknya lembut, aku merasa nyaman dalam dekapannya. Pelukkannya seperti selimut hangat, bahkan lebih dari itu. Dadanya basah karena air mataku, ku naikkan wajahku untuk menatap wajahnya "Cantikmu hilang jika kau menangis~" Dia menyeka sisa air mataku yang masih menempel dipipi "Chanyeol-ah, maafkan aku" Itu pertama kalinya aku memanggil namanya "Maaf aku sudah..." Dia meletakkan jari telunjuknya dibibirku "Tak perlu minta maaf, JiRa-ah~ Aku tidak mempersalahkan itu" Dia menadah tangannya kesamping, sejurus kemudian di atas telapak tangannya keluar api kecil. Lalu dia melemparnya ke empat sudut diana ada obor mati, taman itu tak lagi gelap karena ada sinar api yang meneranginya.

"K-kau..." Ucapku terbata-bata "Akukan sudah bilang padamu, aku ini api" Dia mulai menyungging senyum bodohnya itu. Dengan susah payah, bibirku mulai mengembangkan senyum kecil, Chanyeol shock melihat senyumku "O-omona!! K-aku tersenyum? Yah! JiRa tersenyum!" Seru Chanyeol girang "Memangnya kenapa kalau aku tersenyum?" , "Kau tak pernah senyum Jira, ini pertama kalinya aku melihat kau tersenyum. Senyummu cantik~" , "Gomawo~" Tanggapku dengan sedikit malu "Apa aku membuatmu tersenyum?" Tanya Chanyeol, aku mengangguk kecil "Apa itu pertanda aku bisa mendapatkan cintamu?" Jantungku terhenti sesaat mendengar pertanyaan Chanyeol barusan, aku berpikir sejenak sambil memandang kedua manik matanya "Tidak, kau tidak bisa mendapatkannya" Senyumnya pudar dengan cepat.

"Kau tidak bisa mendapatkannya karena... Kau sudah memilikinya" Tambahku, senyum itu merekah kembali dibibirnya. "Jinjja??" Aku mengangguk untuk membenarkan pertanyaannya. Dia memelukku erat dan melepaskan pelukannya, diraihnya wajahku. Chanyeol mengecup keningku, turun ke kelopak mataku, kehidungku lalu perlahan turun kebibirku. Dia melumatkan bibirku dengan lembut, aku terhanyut dalam ciuman hangatnya. Ku kalungkan lenganku ke tengkuk lehernya. Lidahnya mulai beraksi, menjilat bibirku dan menyusup masuk kedalam mulutku -- mengajak lidahku bermain dengan lidahnya. Perlahan dia melepas bibirnya seperti lintah yang lengket dan dengan gentle menjilat bibirku "I love you, my flame's boy~" , "I love you too, my ice's girl" 

~ THE END ~

Waks! Author pervt! Kisseu scane-nya HOT gila XD ntu karena Author lagi mad-in-love dengan si Happy Virus :D #digetokKris! ==a dahh! Jadi tinggal 9 FF lagi yah? ._. Cape deh! Ditunggu aja deh ^^ See ya~ [ WARNING! DO NOT TAKE THIS FF WITHOUT CREDIT]

 

2 komentar: