Kamis, 27 Desember 2012

[Fanfiction / Chapter 2] Love The Way You Lie

Title : Love The Way You Lie
Character : Kris Wu from EXO-M, Michelle Moon [OC], Chen Yue Mandarin Ulzzang, Kim Kyoung Jae aka Eli from UKISS and another support cast.
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance and sad romance (?)
Rating : 18 or older


Kim Kyoung Jae aka Eli



"See that! Don't mess with Moon Michelle~" Aku berlagak sombong layaknya sang juara "Seharusnya aku yang menang!" Kris mencebik, aku langsung mengambil bajuku dan memakainya. Mengambil baju Kris, tas dan bajunya. Aku berlari cepat meninggalkannya "Yah! Bajuku! Michelle, aku tak mungkin ke parkiran dengan seperti ini" Dia mengejarku "Aku tak perduli! Ahahaha" Aku berlari ke parkiran -- tepatnya ke mobil ferarri sportnya Kris. Aku membuka pintu mobil dan masuk lalu menguncinya dari dalam. "Michelle, buka pintunya!" Kris mengetuk sedikit keras jendela mobil sambil celingak-celinguk keadaan sekitar. Orang-orang yag lalu-lalang melihat Kris dengan pandangan aneh. Aku tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi mukanya yang kalap. Akhirnya ku bukakan pintu untuknya, Kris langsung masuk kemobil "Akan kubalas kau nanti" Dia mulai menghidupkan mobil dan melaju keluar dari parkiran. Bodohnya Kris ini, dia mengendarai dengan keadaan half naked xD LOL.

= = = = = = = = = =

"Can i sit next to you?" Seorang namja berparas asia berambut blonde terang dengan sopan meminta izin untuk duduk disampingku "Sure" Aku bergeser sedikit untuk memberikan tempat untuknya "Oww! I'm Eli ^^ " Dia tersenyum lebar sambil menyodor tangan kanannya "Nice to meet you Eli, i'm Michelle" , "Michelle, you're asian right?" , "Well, i'm not pure asian. Mixed, Jerman-Korea" , "Aigoo! Aku pernah tinggal di Korea sebelumnya! Jadi aku bisa berbahasa Korea. Aku lahir di LA dan besar di Washington DC ^^ " Celotehnya "Awesome! Aku lahir di Canada dan menetap selama 6 tahun lalu aku pindah ke Korea." Aku menceritakan sedikit tentang diriku. Eli pandai berinteraksi. Aku ini type yang sedikit pemalu dengan orang asing. Tapi, Eli berhasil membuat aku berbicara santai. "So, we're friends?" Eli senyum dengan menampakkan deretan giginya "Yup! Friends!" Aku meninju lengannya pelan. Dia terkekeh pelan. 

* * *

Hari minggu nanti adalah hari dimana ku dan Kris jadian. Tak terasa sudah setahun... Aku mau membuat keutan untuknya, tapi apa yang bisa kuberikan? Aku membuka laptop dan browsing smbil mendengarkan music. Kris belum pulang, seperti biasa dia sibuk dengan club basketnya dan Aku maklumi itu. Mungkin aku harus mencoba membuat cake -_-" aku tak pernah masak sebelumnya, baiklah! Aku akan memcoba membuat cake. "Hahaha! Michelle Moon cooking? RIDICULOUS!" Aku mengumpat diri sendiri dan beranjak ke dapur. Aku mencatat bahan yag diperlukan dalam kertas lalu menyambar jacketku dan pergi ke supermarket terdekat.

Setelah berbelanja aku pulang ke apartemen, menempatkan belanjaan di atas meja makan. Ku ikat rambut ku, menyumbat telingaku dengan ipod dan menekan tombol play. "Let's get start!" Aku mengeluarkan bahan-bahan dari kantong karton menyiapkan segala perlengkapan masak. Aku mengintip laptop yang berada di atas meja untuk mengetahui cara-cara pembuatan cake. 

2 Hours later...
"Finally~~!!!" Seruku setelah selesai mengoles butter warna di atas permukaan cake, hasilnya tak terlalu jelek. "Tehehe" Aku terkekeh sendiri "Not bad~" Kris tiba-tiba muncul dari belakang dan memeluk pinggangku "Gosh!! Kapan kau sampai??" Aku sedikit terlonjak karena kaget akan kedatangan Kris yang diam-diam seperti hantu, Kris menarik headset yang tersumbat dari telingaku "Tentu saja kau tidak mengetahui aku pulang, telingamu tersumbat dengan ini. Kau yang membuatnya?" Kris melepas dekapannya dan memotong kue itu dalam ukuran sedang lalu di lahapnya. Aku melihatnya dengan antusias "Ottoke?" , "Hmmpphh!!!" Kris menahan mulut dengan tiga jari panjangnya, seperti mau muntah. Dengan cepat aku mengambil kue yang ada di tangannya dan mengigitnya. Aku mengecap untuk merasakan kue itu "Rasanya tidak buruk kok! Kenapa kau mau muntah?!" Runtukku kesal "Aku bukan mau muntah, aku tersedak. Kekeke" Jawabnya enteng dan tertawa kecil.

Aku membuka mulut dan "Curse you Kris!" Kris mendahuluiku sebelum aku ingin mengatakan hal yang dia katakan tadi. "Errr!!!" Aku memukul lengannya berulang kali "Kau ini menyebalkan sekali!!" Dia tertawa renyah, aku pergi meninggalkannya yang masih tertawa "Hey hey~" Dia menahan tanganku "What?" Aku melongos "Jangan marah~~ Aku cuma bercanda" Kris mecolek hidungku, aku merasakan sesuatu yang lengket dan berminyak di hidungku. Aku meraih spatula yang tergantung dan berkaca "Yah!" Pekikku saat melihat butter menempel di hidungku "Ahahahaha!" Kris tertawa, aku mencolek butter yang terhias rapi di atas cake dan memeletkannya di pipi Kris "Hahaha!" Sekarang aku yang berbalik menertawakaannya. Kris mencolek banyak butter di jarinya aku berlari sebelum dia membalas. 

"Don't dare to run" Tapak kakinya memijak keras lantai sehingga terdengar sedikit dentumman. Aku berlari keliling ruangan dan kembali ke dapur, aku berhenti di depan meja dapur "Tired?" Kris muncul di hadapanku dia diseberang sisi kiringan meja, aku mengancang-angcang utnuk siap berlari lagi "Nope" Dengan langkah besar dia berlari kearahku aku langsung lari ke lain sisi. Kami seperti anjing dan kucing, berkejar-kejaran! "Hahaha! You think i'm so easy to catch! No, Mr Wu :P " Tiba-tiba TAAAP! Kris naik di atas meja dapur dan melonjat didepanku "HUAAAAHH!" Pekikku histeris "Gotcha!" Dia memeletkan kedua pipiku dengan butter. Aku menghapus butter dari pipi dengan tangan dan balik memeletkannya kemuka Kris, perang colek butter terjadi. Sekrang muka kami seperti badut, bahkan lebih buruk dari itu. Aku melihat keadaan sekitar yang berantakan karena ulah kekanak-anakan kami.

"Aku tak tahu harus mulai membersihkannya dari mana, berantakan sekali" Aku melongos dan duduk di atas meja bar kecil, Kris mengikutiku dan berdiri tegak dihadapanku. Di raihnya tissue dan membersihkan mukaku yang penuh dengan butter "Kita bereskan sama-sama ^^ " Sesaat dia berubah menjadi dewasa dan begitu baik. Dia memang orang yang tak bisa di tebak, karena itulah yang membuat aku mencintainya. Aku mengangguk kecil, ku ambil tissue dan membersihkan wajah tampannya yang tutup butter. Kami saling membersihkan wajah "Hehe, sudah bersih" Aku mencubit hidung mancungnya pelan "Masih tersisa sedikit butter di wajahmu" , "M-mana?" , "Disini" Kris mengecup bibirku "Nappeun!" Tangannya melingkar di pingangku, aku meletakkan lenganku dibahunya "Apa kau bahagia bersamaku?" Pertanyaan yang konyol bagiku, kenapa Kris menanyakan hal itu "Kau tak perlu menanyakan hal itu, tentu saja aku bahagia" 

Jarinya menyeka rambutku yang berantakan, sejurus senyumnya mengembang. Senyum yang indah yang pernah membuat hatiku luluh. Jariku merasuk ke sela rambut blonde-nya, mengelusnya dengan pelan. Ku tarik tekuknya dan memeluknya dengan erat, aku tak akan rela untuk kehilangannya. Kris membalas pelukanku.

__Michelle Moon POV end__

__Kris Wu POV__

Tak ada kata yang bisa mengungkapkan perasaanku sekarang. Michelle, dia makhluk yang membuatku gila. Membuat aku tak bisa berpaling, tak ada hal didunia ini yang mampu menggantikan tempatnya di hatiku. 

- - - - - - - - - -

"Yobseo~ umma, waeyo? Ah, okay..." Aku menutup telepon "Aku harus menemui umma, aku akan mengantarmu ke apartemen dulu. Tidak apakan?" , "Gwaenchana~" Setelah memekan waktu beberapa menut akhirnya sampai di apartement "Bye~" Michelle mencium pipiku sebelum keluar dari mobil "Bye~~" Aku melambaikan tangan dan melaju pergi ke tempat dimana umma katakan tadi. Tepatnya di sebuah restoran prancis ternama di Canada, ku perkir kan ferarri sport di depan restoran itu dan masuk kedalam. Aku melihat umma duduk sendiri tempat paling ujung, aku berjalan mengahmpirinya "Hi~" Aku mecium pipi umma an duduk di depannya "How's your college?" , "Good, kenapa umma memanggilku kesini? Ada al penting yang ingin dibicarakan?" , "Yes, i want you acquainted with her" Umma menarik tangan seorang gadis yang mendatanginya "Whatta...? Yue??" Kaget bukan kepalang, Yue? Apa yang dia lakukan disini? 

Tadi umma bilang apa? Berkenalan dengannya? Sebenarnya ada apa ini? "Hi Kris, glad to see you again~" Bahkan suara manjanya itu tak berubah sedikit pun, masih terdengar menyebalkan dan menggelikan "I know her already mom" Tukasku datar dan dingin "Good then, i hope you two can get closer" , "What you mean with closer??" Aku menekankan akhir kata "Dia calon istri mu" Jawab umma singkat, membuat aku membuka mata lebih lebar dan menatap sinis ke Yue yang sedari tadi tersenyum. Aku ingin sekali menghapus senyumnya! "Mom, are you kidding me? Don't tell me a bullshit. I will not fvcking marry her! Need to repeat, n-e-v-e-r!" , "Kris!" Pekik umma tertahan dan mulai mengatur nafas "Are you alright?" Yue memasang muka kwahatir yang terlalu dibuat-buat "I'm okay, my dear" , "Kris, how dare you talk a curse words to your mom? She had serious sick and you as her son didn't know about that huh?" Yue akhirnya angkat bicara.

"Mom, you sick? W-why you didn't tell me?" , "Turuti perintahku atau kau mau umma mati" Perkataan umma membuatku down "Ta-tapi..." , "No buts, Kris Wu. Kau juga harus melayani Yue, pastikan dia tidak tersesat dan kau mengantarnya kemana saja dia mau pergi" Yue tersenyum penuh arti. Aku ingin sekali meneriakinya! 'Mother of bi--' umpatku dalam hati.

Aku ngebut pulang ke apartement, pikiranku kacau. Kenapa wanita itu tak pernah membiarkan aku hidup bahagia? "SH--!!" Pekikku dan memukul stir mobil. Sesampai di apartement, Michelle tengah nonton di ruang tengah "Hi babe~ Come here" , "Nahh! I need rest" Aku masuk kedalam kamarku, ku rebah tubuhku di atas kasur. Tak lama kemudian handphoneku berbunyi, sebuah pesan masuk.

From : Unknown Number 
| Hi honey~ save my number okay? <3 don't forget pick me at 9AM tomorrow ;)  _Chen Yue | 

"FUU-- you, bi--!" Aku melempar handphone ku ke tumpukkan baju kotor. 

__Kris Wu POV end__

__Michelle Moon POV__

"FUU-- you, bi--!" Aku mendengar makian keluar dari mulut Kris, aku langsung menghampiri pintu kamarnya "Babe~ Are you alright?" , "i-i'm okay... Just go sleep baby~ i want sleep too" , "O-okay" Aku meninggalkan pintu kamarnya dan mematikan TV lalu berjalan ke kamar.

__Michelle POV end__

__Kris Wu POV__

"Michie, hari ini aku akan pulang larut malam. Jangan lupa makan siang dan makan malam dan jangan menunggu aku, okay?" Aku memaksakan senyum walaupun susah, aku tak mau membuatnya curiga atas kejadian semalam. Dia mengangguk pelan seraya tersenyum, ku kecup keningnya dan meninggalkannya di depan kelas. Ku lirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 9. Handphoneku berdering, ku buka dan kulihat screen. Keluar nama kontak bi-- . Aku sengaja memberi nama itu untuk kontak nomor handphone "Kris~ Aku lupa memberi tahumu alamat apartement ku. Aku akan mengirimnya lewat pesan, aku tunggu kau" Aku tak berbicara sedikit pun lalu mematikan sambungan telepon. Tak lama sebuah pesan masuk, pesan berisi alamat apartement Yue, dengan enggan aku menjemputnya.

Aku melihatnya sudah menunggu di depan pintu masuk apartement, aku berhenti di take-and-drop. TEEETT!!! Aku menekan klakson cukup lama hingga dia masuk dalam mobil "Tidak bisa ya turun sebentar?" Dia tanpak kesal "Untukmu, tidak" jawabku ketus "Sekarang kau mau kemana? Jangan kau sia-siakan waktuku, aku sudah absen kuliah gara-gara kau!" Emosiku tak bisa terbendung, tak sadar aku membentaknya "Kau jahat, Kris" , "Tak ada waktu untuk drama murahanmu, cepat katakan kau mau kemana?" , "Ke shopping center!" Pekiknya tak mau kalah. 

Handphoneku berbunyi lagi, Yue menyambar cepat handphoneku. "Don't dare to touch mu stuff!" Aku merampasnya balik "Aku kan calon istri mu, kenapa aku tak boleh memegang handphonemu?!" , "Hehe... Apa kau bilang? Calon istri? Bahkan aku tak menyetujuinya. Sebagai eperempuan kau benar-benar tak tahu malu" Aku memarkirkan mobil di parkiran shopping center dan turun tanpa membukakan pintu untuknya. Ku buka handphone ku dan melihat pesan masuk.

From : Michie baby
| Aku lupa mengatakannya, kau juga jangan lupa makan siang dan makan malam. Kalau bisa jangan pulang terlalu larut malam. Aku kesepian dirumah sendiri~ :( | 

To : Michie baby
| Thank u babe~ Ofc, i will. Akan ku usahakan, maafkan aku ya? ><v |

Sedetik senyumku sudah kembali "Siapa yang kau sms?" dengan mudah senyumku hilang karena Yue. Aku tak menggubrisnya dan tetap berjalan.

__Kris Wu POV end__

__Michelle Moon POV__

Hari ini perkuliahan lebih cepat, terpaksa aku pulang sendirian. Teman-temanku sudah pulang duluan, aku berjalan sendirian keluar kampus. BRMM!!! Suara moge meraung cukup keras, aku melihat kesamping dan mendapati seorang laki-laki memakai jacket kulit berwarna coklat gelap memakai helm hitam mengendarai kawasaki ninja berwarna hitam mengkilat. Laki-laki itu membuka helmnya "Kau pulang sendiri?" Rupanya Eli. Well well, aku akui di keren! ><d hehe... Ayaaa! Apa yang ku pikirkan? 'Kris Kris Kris Kris~' Batinku menyebut namanya berulang kali. "I-iya" , "Ayo, aku antar kau pulang" , "Ah, tidak usah repot-repot... Aku bisa pulang sendiri, Eli" , "Aniya, tidak merepotkan sama sekali. Akhir-akhir ini banyak kasus pemerkosaan di bus" , "Bukannya itu di India ==" " , "Ehehehe xD Iya ya... Sudahlah, tak baik menolak niat baik orang" Eli memberikan helmnya satu lagi, ragu-ragu aku memakainya. 

Yang benar saja! Bagaimana caranya naik moge ini. Mana tempat duduknya sedikit dan terlalu nanggak. Aku bakal terlihat bodoh di boncengnya! Aku naik dan duduk biasa "Hehe... Michelle-ah, kau bisa jatuh kalau duduk seperti itu. Peluk aku, pegangan yang erat" , "Mwoyaaa??" Aku tak mendengarnya karena mengenakan helm, tangannya meraih kedua tanganku dan melilitkannya pinggangnya. Astaga! Tuhan~ Semoga Kris tak melihat kami ><" . Eli menancap gas dengan tempo kecepatan sedang. Aku memberitahukan alamat apartement-ku pada Eli, errm... Lebih tepatnya aprtement Kris. 

Akhirnya kami sampai di depan gedung apartement, aku turun dan melepaskan helm. "Gomawo" Aku mengembalikan helmnya "Cheonma ^^ Ini apartement-mu?" , "Ani... Ini apartement pacarku" Eli menaikkan alis sebelahnya, aku mengerti ekspresi itu "Aku tinggal bersamanya" , "Oww~~" Eli mengangguk pelan "Okay, aku pulang dulu ^^ " , "Ne, once again... Thank you and be careful, Eli! ^^ " Dia mengenakan helmnya lagi dan menancap gas. 

Baru masuk dalam apartement handphone-ku berbunyi, aku membuka mengangkat telepon dengan cepat "Yobseo~ umma!" Pekikku. Sudah seminggu lebih aku lupa menghubungi umma. Pastinya umma mengomel, hehe... My bad! Btw, umma dan appa sudah mengenal Kris. Mereka suka dengannya, apa lagi umma. Wajar saja umma suka dengannya, toh dia ganteng! ==" Umma dan appa mempercayainya untuk menjagaku selama di Canada. Karena itu, umma dan appa jarang datang untuk melihatku di Canada. Mason pastinya sudah semakin besar ^^ Kalau dia kesini, Kris tak bisa ku dekati -_-" Karena Mason bermain dengan Kris terus, dia melupakanku sebagai kakaknya! OTL

__Michelle POV end__

__KrisWu POV__

Sudah pukul 7 malam dan aku masih dengan Yue! This is more worst than nightmare... "Sudah puas kan? Sekarang waktunya pulang" aku mengendarai mobil ku ke apartemennya "Tidak, aku masih mau bersamamu. Makan malam dulu denganku baru pulang~" Aku hanya bisa menahan emosi dan mengikuti kemauannya. Aku memilih restorant French untuk dinner. Seperti di mall, aku tak membukakan pintu untuknya bahkan berjalan duluan tanpa menunggunya. Suara high heels-nya memukul lantai menciptakan suara yang cukup mengganggu "Tunggu aku Kris!" Aku tak menghiraukannya, orang-orang dalam restorant mulai memerhatikan kami. I don't care! Aku duduk di meja dekat jendela, Yue duduk berhadapan denganku "Kau makan apa?" Tanya Yue "Aku sudah pesan" Wajahnya terlihat sangat kesal, memang itu yang aku inginkan! 

"Kris, aku merindukanmu" Tangannya menggenggam tanganku. Dengan cepat aku menepis tangannya "Jangan sentuh aku" , "Kau ini kenapa sih? Kenapa kau begitu membenci aku?" , "Karena kau pernah menyakiti Michelle" , "Itu sudah bertahun-tahun yang lalu, Kris! Kau masih mengingatnya? Kau dan dia sudah lose contact beberapa tahun! Mungkin saja perempuan itu sudah mati" Aku membelalakkan mataku dan menatapnya dengan tatapan murka. Bneraninya dia berkata seperti itu! Bahkan dia tak tahu apa-apa. Aku mendekatkan mukaku dengannya "You.FU--.up!!!" Bisikku penuh geram. Yue tertegun dan tak berbicara lagi. Aku menyender disenderan tenpat duduk dan memejamkan mata. I try to be chill. Aku tak mau mengatakan apa pun tentang Michelle pada Yue. Karena perempuan ini mungkin akan mengganggu Michelle dan aku tak mau itu terjadi. Lebih baik ku rahasiakan saja.

Selesai makan malam aku mengantar Yue pulang ke apartement-nya. "Bye~" Dia tersenyum dan keluar dari mobilku. Aku melajukan mobilku pulang ke apartement, kulirik jam tanganku "10.30" Mungkin Michelle sudah tidur. Ferrari sport ku parkir di basement apartement, aku berlari masuk ke lift menekan tombol 21. Tick tock tick tock! Pintu lift terbuka, aku berlari menuju pintu apartement-ku, merogoh card kunci pintu dalan dompet, menempelnya di leser door dan masuk "Michelle?" Sepi, mungkin dia benar-benar sudah tidur. Aku berjalan ke ruang tengah, aku melihat Michelle terkapar di atas lantai sambil memegang stick PS. Dia pasti kesepian, ku matikan TVdan PS lalu mengangkat tubuh mungilnya.

Aku memindahkannya di kasur, ku tarik selimut dan menutpi tubuhnya dengan selimut "Mianhae~~" Ku kecup keningnya dan berjalan keluar dari kamarnya.

- - - - - - - - -

"Umma... kenapa kau egois sekali? Kenapa kau tak menannyakan padaku terlebih dahulu tentang perjodohan ini?" , "Aku tak menannyakan mu karena aku tahu kau tak akan mau" Aku mengendus kesal dan merebah diri di atas sofa panjang "Umma, menyukainya. Orang tua nya rekan baik umma. Mereka keluarga terpandang, sama seperti kita. Apa yang kurang?" , "Attitude, she doesn't have those thing. I know her about a weeks and i know her about a years! I know her well than you. Mom, just please stop it" , "No..." Umma kekeh pada prinsipnya "AAARRGGH!" Aku mengacak rambutku seperti orang frustasi. Ini salahku juga, seharusnya aku mengenalkan Michelle pada umma. "Yue bilang umma sakit, kenapa tak memberitahuku?" , "Aku tak mau kau khawatir, anakku. Sakit hal wajar untuk orang tua seumuranku. Kemarin umma drop karena darah tinggi naik" Umma duduk disisi sofa dan mengelus rambutku. 

"Ini semua ku lakukan untuk kebaikkanmu~" Aku tak bisa berkata apa-apa, aku... ARRRGGHH! Michelle~ Maafkan aku.

__Kris Wu POV end__

~ TO BE CONTINUE ~

Haaahh! Akhirnya chapter 2 kelar :D maaf kalo banyak typo ya readers -_-v author juga manusia xD oke oke, ditunggu next chapter-nya ya?? ^^ annyeong~~ [ WARNING! DO NOT TAKE / COPY THIS FF WITHOUT CREDIT ]

Selasa, 25 Desember 2012

[Fanfiction / Chapter 1] Love The Way You Lie

Title : Love The Way You Lie
Character : Kris Wu from EXO-M, Michelle Moon [OC], Chen Yue Mandarin Ulzzang, Kim Kyoung Jae aka Eli from UKISS and another support cast.
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance and sad romance (?)
Rating : 18 or older


Kris Wu

Hai hai hai~~ :D Author balik lagi dengan FF baru (?) #padahal udah janji bikin one shoot FF member EXO! ==v Ini FF lanjutan dari FF "I Wish, I We're a Boy!" ^^ . Sekaligus Song fiction, diliat dari judulnya pasti udah pada tahu lagu siapa ini. Author terinspirasi dari lagu "Love The Way You Lie" - Part 2. Nothing much i can say, thanks to read up my FF and happy reading~~~


= = = = = = = = = =

"Kris! Wake up you sleepy head!! God, i wont late again. Wake up!" Aku mengguncang tubuh kurusnya yang jangkung sedang terkulai di atas tempat tidur, dia hanya mengerang pelan dan kembali tidur. "Omona!" Pekikku stress. Ku tarik selimut yang menutupi tubuhnya "Eh!" Aku terhipnotis sesaat, Kris tidur tanpa mengenakan baju. Dia half neked! ASDFGHJKL!!! "Aish!" Aku menggelengkan kepala untuk menghilangkan pikiran k-o-t-o-r yang mulai menguasai otakku. "Kalau kau tidak bangun juga! Aku siram kau dengan air dingin!" Aku menunggu responnya, tapi dia tak kunjung bergerak, dengan kesal aku melangkah ke kamar mandi. GREEEP!!! Kris meraih pinggangku dari belakang dan menjatuhkan diri bersamaku di atas kasur "Just a minute please~" Bujuknya dengan suara parau "No Kris Wu, you have to wake up now!" Aku mencoba melepaskan diri dari dekappannya, tapi itu percuma saja. Tenaganya lebih besar dari pada aku.

"Aku sudah rapi, tapi kau membuat penampilanku berantakan lagi!" Runtukku kesal, Kris tak menjawab. Dia benar-benar melanjutkan tidurnya, nafas hangatnya menyapu tengkukku. Membuat aku bergidik karena geli. Ku putar balik tubuhku dan kini menghadapnya, aku suka melihat wajahnya yang tengah tertidur, ketimbang saat dia sadar. Karena saat dia sadar, sering membuatku kesal saja. Kris membuka mata beratnya perlahan "Hi gorgeous~~" Kris menyeringai sambil mengedipkan sebelah matanya "Aku tak termakan gombalanmu!" Aku menolak tubuhnya dan beranjak dari kasur. Lagi-lagi Kris menarikku hingga terjatuh di kasurnya "Kau ini..." Kris membungkam bibirku dengan bibirnya, dia mencoba untuk berciuman panas. Bukan sekedar kecupan, aku langsung menolaknya "No bath no kiss!" Kris mencebikkan bibir sexynya. Aku tak menghiraukannya "Apa yang kau tunggu? Cepat mandi!" Perintahku.

Aku beranjak dari kasurnya, PUUUK! Tangan jahilnya menepuk pantatku "Whatta FFUU--! Errkk! Kris! Curse you!!!" Sebelum aku berbuat apa-apa padanya dia berlari ke kamar mandi "Ahahahaha!" Tawanya pecah saat berhasil mengunci pintu kamar mandinya. Aku hanya bisa memaki dalam hati, Kris memang jauh dari yang ku bayangkan. Semakin lama aku mengenalnya, semakin banyak juga kebiasaan buruknya yang kutahui. Tapi, dia tak berubah. Dia tetap cool dan baik di depan publik... Itu tak berlaku untukku. Dia benar-benar evil!

Aku berkuliah di Canada dengan Kris, kami juga tinggal satu apartemen. Dia memintaku untuk tinggal bersamanya, tepatnya di apartemennya. Dengan alasan, berbahaya tinggal sendirian, dan bla bla bla. Semua alasan yang di keluarkannya untuk menahank di apartemennya sangat konyol dan tidak romantis.

On the first page of our story
the future seemed so bright


Aku bahagia memilikinya, aku yakin dia adalah yang terbaik untukku. Kris seperti menjanjikan masa depan yang indah untukku. Aku hanya yakin karena cintanya dan aku hanya bisa berdoa dan berharap :) Semoga dia lah laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupku. "Babe~ do you with me?" Kris melambaikan tangannya di depan mukaku "Ah... Uh... Y-ya?" Aku tersadar dari lamunan "Kita sudah sampai, ayo keluar" Kris keluar dari mobil ferrari sportnya dan membukakan pintu untukku "May i?" Kris berlagak seperti gentle English man yang menawarkan lengannya untuk digandeng. Aku tersenyum geli dan menggandeng lengannya "Silly!" Umpatku berbisik, dia malah terkekeh. Kris mengantarku ke kelas "Hari ini aku ada latihan basket..." , "Just shut up! And kiss me!" Aku memotong pembicaraannya "As your command" Kris menarik pingganku untuk mendekat dengan tubuhnya lalu melumat bibirku tanpa malu, cuz we're in public place right now~ "Wo ai ni~!!" Kris berjalan mundur sambil melambai tangannya "Nado saranghae~!!" Balasku sambil melambaikan tangan. 

"Aww! Michelle, we're jealous like a hell! You have a perfect guy like Kris~~ OMFG! He's handsome, cool, rich and romantic" Teman-temanku mulai berceloteh tentang pacarku "Oh come on guys! He is NOT prefect at all" Jawabku sambil berjalan masuk ke kelas.

__Michelle Moon POV end__

__Kris Wu POV__

Perkuliahan berlanjut dengan sangat membosankan "Hi Kris~~" Seorang perempuan berwajah pure british menyapaku. Yah, dia cantik "Oh, hi" Aku membalasnya dan tersenyum. Seems she trying to r.a.p.e me, perempuan ini menatapku seduktif sambil mengobrol. Aku hanya berpura-pura tak mengetahui hasratnya yang kotor itu, tangannya mulai merayap dipahaku. Dengan cepat ku pindahkan tangannya dari pahaku "Do you know her?" Aku menunjukkan foto Michelle padanya "Mmm, i think i have saw her before. And whos that?" , "Well, se is ma fiencee~ we'll marry soon" Mukanya dengan memerah terlihat kontras karena kulitnya yang terlalu putih "I-i'm sorry" Perempuan itu langsung menjauh dariku. Aku tertawa dalam hati.

Sore ini aku latihan. Mungkin Michelle sudah pulang duluan ke apartemen.
"Yo dude!" Anak-anak basket telah menungguku di lapangan, sambil melakukan hi5 ala america style. "Dude, i still remember about last week. Way you dunk and showing your fvckin' arrogant face! Fu-- yeah dude, you're freakin' awesome" Mereka berceloteh tempo cepat seperti nge-rap, mereka membicarakan tentang tournament NBA minggu kemarin. Yah, aku dan timku menang. "Ahahaha! Thanks dude, soon... i'll be a legend" Kami tertawa renyah bersama dan memulai untuk latihan "Btw, we gonna celebrate our victory in club at saturday night. Join with us, Kris" Tawar mereka "Sure sure" Kami memulai untuk latihan.

__Kris Wu POV end__

__Michelle Moon POV__

"Bye~ Michelle~~" Aku melambaikan tangan pada teman-temanku yang berjalan keluar dari kelas, perkuliahan selesai pukul 5 sore. Mungkin Kris sedang latihan bersama teman-temannya. Aku berjalan menuju lapangan basket dan melihatnya sedang bermain basket, aku diam di tempat dan menontonnya sedang bermain basket. Kira-kira 15 menit lebih, mereka break. Aku berjalan menuju lapangan dan menghampirinya "Hi guys~" Sapaku dengan ramah "Oh hi, Michelle" Mereka membalas sapaanku, Kris hanya senyum dan merangkul pundakku "See ya dude! And bye Michelle~" Mereka semua pergi meninggalkan lapangan "Aku kira kau pulang duluan" Kris duduk di bench "Memangnya kenapa?" Aku memungut bola basket yang berada di tengah lapangan dan men-dribble lambat bola menuju ring. SRAAAK! Bola tepat masuk dalam ring "Aku kira aku sudah lupa cara bermain basket" 

Aku terkekeh dan mulai asik bermain basket sendiri "Aku punya permainan seru" Kris berdiri dan berjalan menghampiriku "Apa itu?" , "Kita bermain satu lawan satu, kalau aku berhasil masukkan bola ke ring. Hukumannya kau harus melepas satu helai pakaianmu!" , "APAAA?!" Suaraku naik berapa oktaf karena kaget "My Michie afraid? Aw, don't be chick" Dia mencibirku, menantangku "Oke! Siapa takut! Tapi dengan satu syarat. NOT full naked!" Kris terkekeh evil sambil mengangguk kepalanya. Aku mengambil bola basket dan melemparnya keatas, aku tak meloncat untuk meraihnya melainkan mendorong Kris hingga terjatuh dan mengambil bola. Dengan gerak cepat ku masukkan bola ke ring, SRAAAK! "Yes! Open your shirt Mr. Wu!" , "Damn! Hey, you cheating" , "You didn't say CHEATING is not allow :P " Aku memeletkan lidah, dia membuka kaos basketnya dan meninggalkan kaos dalam putih dan ketat yang sudah basah karena keringat.

Aku tersenyum miring... Dengan gampang aku merebut bola dari tangan Kris, GREEEP! Kris meraih pinggangku dan menariknya "Kau celat!" , "Cheating is allow right now, babe~" Bisiknya ditelingaku dan merebut bola yang terlepas dari tanganku. SRAAAK! Kris memasukkan bola ke ring "Wohoo! Open up babe~ lemme see you perfect curve" Kris tersenyum evil "Sh--" Umpatku tak tertahan, aku melepas kaos ku dan meninggalkan tank top putih. Permainan terus berlanjut, kali ini aku menang. Giliran Kris membuka kaos dalamnya "Mwehehe! Hey, angry bird~ Nice body" Dia hanya tersenyum getir dan melanjutkan permainan. SRAAAK! Aku kalah, aku buka tank topku dan meninggalkan sport bra berwarna hitam gelap. Kris bersiul "I though you use ordinary bra... Tsk!" Runtuknya sedikit kecewa. Permainan berlanjut terus dan aku menang. Kris hanya mengenakan boxer sekarang "I win! I win!" Pekikku keliling lapangan.

"See that! Don't mess with Moon Michelle~" Aku berlagak sombong layaknya sang juara "Seharusnya aku yang menang!" Kris mencebik, aku langsung mengambil bajuku dan memakainya. Mengambil baju Kris, tas dan bajunya. Aku berlari cepat meninggalkannya "Yah! Bajuku! Michelle, aku tak mungkin ke parkiran dengan seperti ini" Dia mengejarku "Aku tak perduli! Ahahaha" Aku berlari ke parkiran -- tepatnya ke mobil ferarri sportnya Kris. Aku membuka pintu mobil dan masuk lalu menguncinya dari dalam. "Michelle, buka pintunya!" Kris mengetuk sedikit keras jendela mobil sambil celingak-celinguk keadaan sekitar. Orang-orang yag lalu-lalang melihat Kris dengan pandangan aneh. Aku tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi mukanya yang kalap. Akhirnya ku bukakan pintu untuknya, Kris langsung masuk kemobil "Akan kubalas kau nanti" Dia mulai menghidupkan mobil dan melaju keluar dari parkiran. Bodohnya Kris ini, dia mengendarai dengan keadaan half naked xD LOL.

~ TO BE CONTINUE ~

Hehehe... Ceritanya belum masuk tahap problem (?) masih main-main (?) .__. Ditunggu aja next chapter-nya readers ^^ Mungkin FF ini ga nyampe sepuluh. [ WARNING! DO NOT TAKE THIS FF WITHOUR CREDIT ]

Sabtu, 22 Desember 2012

[One Shoot FF / Chanyeol] Flame's Boy

Title : Flame's Boy
Character : Park Chanyeol from EXO-M, Park JiRa [OC] (Si JiRa maruk! Borong FF gw (?))
Chapter : One shoot
Author : Baby Krisses :D
Genre : Romance
Languange : Indonesia
Rating : Semua kalangan (?)

Park Chanyeol
 Cr : Tumblr_doriyaki

__Park JiRa POV__ 
PRAAANG!!! Bunyi pecahan kaca terdengar nyaring, aku meringkuk di ujung kamar sambil memeluk lututku. Tak lama disusul dengan suara makian sepasang suami istri, umma dan appa berkelahi lagi. Setiap minggu aku sering mendengarkan perkelahian mereka, aku bosan mendengarkannya. Itu membuat aku frustasi, mereka bertengkar lalu meninggalkan rumah. Pergi begitu saja tanpa memikirkan aku, setiap hari mereka sibuk bekerja. Alasan mereka sibuk bekerja karena untuk keperluanku dan masa depanku. Masa depan tak bisa dijamin dengan uang! Aku butuh kasih sayang, bukan uang semata. Sudah 2 tahun aku bertahan dengan keadaan seperti ini. Tuhan masih melindungiku, Dia tak membiarkan aku gila dengan keadaan yang memprihatinkan ini. Mungkin ini alasan mengapa aku berkepribadian tertutup dan dingin. Setiap minggu juga aku menangis sendirian dengan keadaan yang persis sama seperti ini.

- - - - - - - - - 

Hari ini hari pertama aku masuk kuliah, setelah melewati 3 hari OSPEK minggu kemarin. Aku masuk jurusan seni, karena aku menyukai hal-hal yang berbau seni. Aku sibuk mencari kelas, dimana kelas untuk mata kuliah composing music. Setelah melewati beberapa kelas, akhirnya kutemukan kelas yang kucari. BRUUUKK!!! Aku jatuh dan mendaratkan pantatku di atas lantai "Aww!" Aku mengerang karena pantatku sakit "Omo! Aigooo... Mianhae, jeongmal mianhae~" Seorang namja berwajah imut dengan rambut acak-acakan dan sedikit keriting membantuku berdiri. Suaranya sungguh tidak sepadan dengan wajahnya "Kau ini punya mata atau tidak?!" Benatakku. Dia malah tersenyum bodoh sambil membungkuk "Aku tidak sengaja, maafkan aku~" Dia membungkuk terus tanpa henti. Entah mengapa aku tak bisa marah lagi padanya, bahkan aku ingin tertawa melihat tingkahnya. "Aish!" Aku tak menghiraukannya dan masuk kedalam kelas. 

Aku memilih duduk paling atas, tiba-tiba "Annyeong~~ Kita berjumpa lagi ^^ Maaf atas kejadian tadi. Park Chanyeol imnida!" Laki-laki tadi duduk tepat disebelahku, dia menyodorkan tangan kanannya padaku. Aku hanya melihat tangannya lalu melihat wajahnya, dia tetap tersenyum bodoh walaupun ekspresi wajahku datar dan dingin "JiRa" Jawabku singkat dan dingin "Nama yang indah~ Aku berharap kita akan menjadi teman" , "Teman? Teman seperti bayangan, mereka akan menghilang saat kau berada dalam kegelapan. Dan aku seseorang yang selalu berjalan dalam kegelapan" Tukasku dingin dan tajam "Aku bukan bayangan, tapi aku ini api. Aku bisa menerangi jalanmu yang gelap dengan cahayaku" Dia masih tersenyum bodoh, dia mulai membuatku kesal! "Enyahlah dari hadapanku" Aku menggeram pelan disela-sela gigi yang terkatup rapat. Dia tak juga pindah tempat duduk "Apa aku salah bicara?" Chanyeol mencebik sedih. Aku tak menghiraukannya dan mulai fokus pada perkuliahan.

Perkuliahan selesai, sejam yang akan melanhutkan perkuliahan. Aku pergi ke kantin untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. "JiRa-ah~~" Aku menoleh ke sumber suara itu, Chanyeol melambaikan tangan kearahku. Aku mengabaikannya dan melanjutkan langkahku yang terhenti "Aku juga mau ke kantin :D " Dengan gampang dia menyetarakan langkahku, wajar saja -- tingginya kira-kira 180+ . Aku duduk di bangku kosong dekat pojok, dia masih saja mengikutiku "Kau mau pesan apa?" Tanyanya dan duduk disampingku "Tuan Park, kau tidak perlu berbuat baik padaku. Aku tidak butuh itu" Ucapku frontal "Bagaimana kalau ramyeon saja~ Cuaca sedang dingin, pasti enak kalau makan yang berkuah" Aku menghembus nafas berat, dia benar-benar kebal. Aku sudah frontal tapi dia tak menganggapnya, malah dia masih bisa tersenyum. Sebenarnya mau apa sih anak ini?

* * *

"Annyeong JiRa-ah~~ Apa kabarmu hari ini?" , "JiRa-ah~ Ayo kita makan siang bersama" , "Sampai jumpa besok!" Itu lah yang di katakannya setiap hari, sebenarnya masih banyak lagi. Sebanyak dia berbicara sebanyak itu juga aku menolaknya dengan dingin. Sedikit pun aku tak pernah menyungging senyum padanya, tapi dia TETAP saja tersenyum seperti orang bodoh. Itu membuatku kesal! Aku akui, dengan semua yang dia lakukan selama ini padaku membuat aku merasa diperhatikan. Tapi, aku tak bisa mempercayainya... Aku tak bisa mendekati orang asing, aku takut akan terluka nantinya.

Sekarang pukul 18.20
Perkuliahan sudah selesai sejak satu jam yang lalu, tapi aku masih di ruang teater sambil terduduk diamdi depan piano. Aku tak mau pulang sekarang, taka ada yang spesial dirumah, Buat apa aku pulang cepat-cepat. Jemariku mulai menekan tuts piano dengan pelan, aku terpikir oleh lagu Becouse of You dari Kelly Clarkson. Aku memainkan lagu itu... Dan mencoba bernyanyi.

I will not make the same mistakes that you did
I will not let myself
Cause my heart so much misery
I will not break the way you did,
You fell so hard
I've learned the hard way
To never let it get that far

Because of you
I never stray too far from the sidewalk
Because of you I learned to play on the safe side so
I don't get hurt Because of you
I find it hard to trust not only me, but everyone around me
Because of you I am afraid


~ ~ ~ 

I watched you die I heard you cry every night in your sleep
I was so young You should have known better than to lean on me
You never thought of anyone else
You just saw your pain
And now I cry in the middle of the night
For the same damn thing!!!


Dilirik terakhir aku menjangkau nada tinggi dengan penuh emosi, aku merasa sensasi panas pada mataku. Air mataku sudah merebak keluar dan membasahi pipiku. "DREEENG!!!" Bunyi tuts piano yang tertekan oleh lenganku, ku benamkan mukaku disela kedua lenganku yang berada di atas tuts piano dan mulai menangis sejadi-jadinya.

Kenapa mereka tak memperdulikan aku? Kenapa nasibku harus seperti ini? "JiRa-ah~" Suara itu, aku sangat mengenal pemilik suara berat ini. Aku mendangakkan kepalaku keatas, kulihat Chanyeol tengah berdiri tegak disampingku sambil menyodor sapu tangan. Aku berdiri dari duduk dan menepis tangannya yang memegang sapu tangan "Aku tak butuh itu! Bisa kah kau berhenti untuk berpura-pura care padaku?! ENYAHLAH DARI KEHIDUPANKU!" Pekikku di kalimat terakhir. Aku berlari keluar dari ruang teater meninggalkan Chanyeol yang mematung ditempat. Aku pulang mengendarai Jaguar XF putih mutiara kesayanganku. 

Sesampai dirumah...
Aku masuk kerumah dan tiba-tiba, BRUAAAAKK!!! "Bajingan kau!" Itu pasti umma dan appa. Aku pergi menuju kamar mereka "Berhentilah berkelahi!! Aku muak mendengarkan perkelahian kalian setiap minggu! Aku cape mendengarkannya! Kalian jahat! Kalian tak pernah memikirkan perasaanku!" Pekikku dan berlari keluar rumah, aku langsung mengendarai mobilku mejauh dari rumah. Aku tak tahu harus kemana lagi...

Aku meminggirkan mobilku saat melihat tempat seperi seperti sebuah taman yang gelap tanpa lampu. Aku keluar dari mobil, duduk di atas tanah dan menyenderkan tubuhku dimobil dan mulai melanjutkan tangisanku. "Jebal, jangan menangis~" Aku terkaget mendengar suara Chanyeol yang tiba-tiba menyusup kedalam ruang dengarku. Spontan aku menaikkan mukaku dan melihatnya berdiri dihadapanku. Wajah imutnya masih bisa kulihat dibawah sinar bulan yang redup. Aku langsung menyerang tubuhnya dengan pelukkan, aku tak tahu kenapa aku melakukannya. Aku hanya tak tahan menghadapi kesedihan ini sendirian. Isak tangisku tak kunjung reda, malah makin menjadi saat Chanyeol membalas pelukanku. 

"Ssttt! Sudahlah~ Aku disini, jangan menangis lagi" Bujuknya lembut, aku merasa nyaman dalam dekapannya. Pelukkannya seperti selimut hangat, bahkan lebih dari itu. Dadanya basah karena air mataku, ku naikkan wajahku untuk menatap wajahnya "Cantikmu hilang jika kau menangis~" Dia menyeka sisa air mataku yang masih menempel dipipi "Chanyeol-ah, maafkan aku" Itu pertama kalinya aku memanggil namanya "Maaf aku sudah..." Dia meletakkan jari telunjuknya dibibirku "Tak perlu minta maaf, JiRa-ah~ Aku tidak mempersalahkan itu" Dia menadah tangannya kesamping, sejurus kemudian di atas telapak tangannya keluar api kecil. Lalu dia melemparnya ke empat sudut diana ada obor mati, taman itu tak lagi gelap karena ada sinar api yang meneranginya.

"K-kau..." Ucapku terbata-bata "Akukan sudah bilang padamu, aku ini api" Dia mulai menyungging senyum bodohnya itu. Dengan susah payah, bibirku mulai mengembangkan senyum kecil, Chanyeol shock melihat senyumku "O-omona!! K-aku tersenyum? Yah! JiRa tersenyum!" Seru Chanyeol girang "Memangnya kenapa kalau aku tersenyum?" , "Kau tak pernah senyum Jira, ini pertama kalinya aku melihat kau tersenyum. Senyummu cantik~" , "Gomawo~" Tanggapku dengan sedikit malu "Apa aku membuatmu tersenyum?" Tanya Chanyeol, aku mengangguk kecil "Apa itu pertanda aku bisa mendapatkan cintamu?" Jantungku terhenti sesaat mendengar pertanyaan Chanyeol barusan, aku berpikir sejenak sambil memandang kedua manik matanya "Tidak, kau tidak bisa mendapatkannya" Senyumnya pudar dengan cepat.

"Kau tidak bisa mendapatkannya karena... Kau sudah memilikinya" Tambahku, senyum itu merekah kembali dibibirnya. "Jinjja??" Aku mengangguk untuk membenarkan pertanyaannya. Dia memelukku erat dan melepaskan pelukannya, diraihnya wajahku. Chanyeol mengecup keningku, turun ke kelopak mataku, kehidungku lalu perlahan turun kebibirku. Dia melumatkan bibirku dengan lembut, aku terhanyut dalam ciuman hangatnya. Ku kalungkan lenganku ke tengkuk lehernya. Lidahnya mulai beraksi, menjilat bibirku dan menyusup masuk kedalam mulutku -- mengajak lidahku bermain dengan lidahnya. Perlahan dia melepas bibirnya seperti lintah yang lengket dan dengan gentle menjilat bibirku "I love you, my flame's boy~" , "I love you too, my ice's girl" 

~ THE END ~

Waks! Author pervt! Kisseu scane-nya HOT gila XD ntu karena Author lagi mad-in-love dengan si Happy Virus :D #digetokKris! ==a dahh! Jadi tinggal 9 FF lagi yah? ._. Cape deh! Ditunggu aja deh ^^ See ya~ [ WARNING! DO NOT TAKE THIS FF WITHOUT CREDIT]

 

Kamis, 20 Desember 2012

[One Shoot FF / Kris Wu] I can Fly

Title : I can Fly
Character : Kris Wu from EXO-M, Luna from F(x), Park JiRa [OC]
Chapter : One Shoot
Author : Baby Krisses ;)
Genre : Romance 
Language : Indonesia
Rating : Everyone, puuuhleaseee~ (?) #di timpuk pake wajan -_-"

Kris Wu

__Park JiRa POV__

"KYAAAHH!! Kris Kris, i love you~" Para Yeoja bersorak histeris melihat Kris sang kapten basket tengah bermain basket bersama teman-temannya. Biar ku ceritakan sedikit tentang Kris, Kris adalah namja tampan, cool, dan baik. Dia seorang atlet berbakat, dia seorang kapten basket, dia juga atlet lompat tinggi, dan atlet lompat galah. Dia blesteran China-Kanada, dia mahir berbicara China, Inggris, Korea, dan kantone. He almost perfect! (Perfect is only God) Perkiraanku, 80% yeoja disekolah ini menggilainya, termasuk aku. Tidak hanya itu, dia juga dijuluki God of Fashion. Fashion streetnya sering tertangkap kamera fansnya (Tentu saja dia punya fans, dia seorang atlet nasional).

Yoeja-yeoja mengeluarkan teriakan yang makin lancang saat Kris melakukan Dunk. Itu hal yang tidak mustahil dilakukannya, secara tingginya 187cm. Genapkan saja menjadi 190cm -_- (?) Aku sempat mengabadikan gaya Dunk-nya dengan kameraku. "Nice~" Gumamku sendiri sambil melihat hasil jepretanku. Kris menyudahi permainan basketnya, para yeoja cantik dan seksi itu mengerumininya dan memberinya air mineral, handuk dan banyak lagi. Apa dia tak risih diperlakukan seperti itu? Aku bisa melihat wajahnya disela-sela kerumunan yeoja-yeoja. Dia tetap menyunggingkan senyum malaikatnya. Aku menghembus nafas karena kagum, aku memfokuskan kamera tepat diwajahnya. Beberapa kali aku mengambil fotonya, aku rasa itu cukup. Aku akan kembali ke kamarku. 

Ku lihat foto-foto Kris yang ku ambil tadi, "Haaahh!!" Aku melihat foto saat Kris dikerumuini yeoja. Aku tak sadar, dia melihat kearahku! Lebih jelasnya, ke arah kamera ku -_-" "Yaaaayy!" Aku meloncat-loncat girang. Hehe, ini first eye contact kami (?) 

- - - - - - - - - -

KRIIIIING!!! Bell istirahat berbunyi. Aku langsung berjalan keluar kelas dan pergi menuju kantin, perutku sudah keroncongan karena efek stress dari pelajaran fisika. Aku mengambil nampan yang sudah tersedia dan mengantri untuk mendapatkan makanan. Ada yang aneh, setiap orang yang lalu-lalang pasti melihat kearahku. Ke arahku? Tak mungkin! Terutama para yeoja, mereka tersenyum genit. 'iiiihh! Apa-apaan ini?' Batinku "Annyeong Kris oppa~" Kubulatkan mataku seperti bola golf! T-tadi yeoja itu menyapa siapa? K-kris?? M-mana? Aku menoleh kebelakang dan mendapatkan sosok jangkuk berkulit putih mulus, berwajah tampan seperti karakter dalam komik. 'KRIS! DIA DIBELAKANGKU!!' Pekikku dalam hati. Chibi JiRa yang ada dalam pikirannya berlari seperti orang gila kesna-kemari. 'Kris~ di belakang~ ku~~' Chibi JiRa pingsan dengan hidung mimisan (?).

Bodohnya aku yang masih memandang wajahnya dengan mulut ternganga lebar, Kris mengulas senyum malaikatnya padaku. 'KYAAAAHH! HE DRIVE ME CRAZY!' Pekikku dalam hati. Aku menggelengkan kepala untuk menyadarkanku dari hipnotisnya. Aku tersenyum kilat dan kembali menghadap kedepan. 'AKU HANYA SEDADANYA! AKU INI CEBOL SEKALI! OTL' tinggiku hanya 165, bagiku itu masih pendek. Aku berjalan kaku, sambil memesan makanan.

Aku menempati bangku yang masih kosong, meletakkan nampan di atas meja dan mulai melahap makan siangku. 'Dia tersenyum padaku~' tanpa sadar seulas senyum mengembang dibibirku. Tak lama gang yeoja yang terkenal cantik dan seksi duduk didekatku. Mereka semua berjumlah 4 orang "Kau senang?" Tanya salah satu dari mereka "Apa?" Tanyaku balik "Jangan pura-pura bodoh, kau senang karena Kris tersenyum padamu?" Apa-apaan yeoja ini? Kenapa dia bertanya seperti itu? "Tentu saja" Jawabku enteng dan lanjut memakan makananku. 

Tiba-tiba aku merasa kakiku ada yang meminjak, pinggangku dicubit keras. Dan salah satu yeoja itu mengambil susu strowberryku. "Ahh!" Aku mengerang peran menahan sakit "Kau itu tidak ada apa-apanya! Jangan pernah bermimpi untuk mendapatkannya" Bisik yeoja itu "Kau ini aneh, berlagak seperti kau itu yeojachingu-nya. Padahal kau bukan siapa-siapanya" Tantangku, ku tepis tangannya yang mencubit pinggangku. Ku tarik kakiku yang di pijak mereka. Sruuutt! Yeoja yang mengambil susu strowberryku menghabiskan susu yang kubeli sampai habis "Dan kau, susu yang kau minum itu haramkan! Karena kau mengambilnya tanpa meminta terlebih dahulu" Tukasku tajam "Kalian menghilangkan selera makanku saja!" Aku mengambil makananku dan pergi meninggalkan mereka yang kesal terhadap perlawannanku.

Mereka pikir aku takut? Berkelahipun aku tak takut! Sial! Mereka membuat mood-ku hilang. Aku berjalan ke taman dan menenangkan diri. Setelah beberapa menit menikmati pemandangan taman sekolah, aku rasa mood-ku sudah kembali. Aku lanjut memakan makanan yang kubawa dari kantin. "JiRa-ah~~" Luna menghampiriku "Kau tidak apa-apa?" , "Gwaenchana~ wae?" Aku lihat mereka melabrakmu, aku terkekeh kecil "Aku tak takut dilabrak dengan ayam seperti mereka" Kataku enteng sambil bercanda "Kau ini! Kalau mereka melabrakmu lagi bagaimana? Kalau mereka mengeroyok mu bagaimana?" Luna mulai berceloteh seperti ibu-ibu. CKRIIIT!!! Aku memfoto wajahnya yang sedang berceloteh "Yah!" Dia memukul lenganku "Aku suka memfotomu, Luna. Karena kau punya banyak ekspresi wajah" Aku tertawa terpingkal-pingkal. 

- - - - - - - - - -

20.15PM
TOOK TOOK TOOK!!! Ada orang yang mengetok pintu kamarku, mungkin itu Luna. Soalnya tadi dia pergi keluar sebentar. Aku berlari kecil ke pintu dan membukanya "Hai!" Mataku melotot seperti hendak keluar. Apa yang mereka lakukan disini? Yeoja yang tadi siang melabrakku mengeroyokku. Membekam mulutku "Mmmpphh!" Mereka menyeretku dari kamar. BRUUUKK! Mereka menghempas tubuhku di tumpukkan kertas dalam gudang. "Ayo habiskan dia sekrang juga!" Seru yeoja yang mencubit pinggangku tadi siang. 2 orang dari mereka menahan kedua lenganku. 2 yeoja lagi siap untuk memukulku, BUUUKK! PLAAAKK! Mereka meukul perutku, manampar pipiku dengan keras. Mereka memukulku tanpa ampun, BRAAAKK!! Kakiku berhasil menendang salah satu dari mereka sampai tersungkur, mereka shock dan mematung beberpa detik. Aku tak menyia-nyiakan kesempata, aku langsung meronta dan melepaskan diri dari sekapan mereka. Aku menghajar balik mereka satu persatu "Tahan dia!!" Pekik yeoja yang tampaknya leader dari kelompok ini. Dengan gampangnya mereka menyekapku kembali. 

"Baringkan dia!" Perintah pemimpin mereka, aku dibaringkan paksa di atas lantai. Yeoja itu mengayunkan kakinya dari atas dan mendarat dipahaku. Dia menginjak paha ku beberapa kali "Aaarrgghh!!" Aku mengerang kuat karena rasa sakit yang dialami pahaku. Bila dia terus mealkukannya aku bisa saja pincang! "Rasakan itu!" Mereka menempeleng kepalaku sebelum pergi meninggalkanku. Aku merintih kesakitan sambil memegang pahaku, rasa sakit ini memaksa air mataku keluar dari pelupuk mata. Aku mencoba bangkit dan berjalan keluar terseok-seok. Kerah piayamku terkena bercak darah yang menetes dari ujung bibirku. Semua bagian tubuhku sakit. Aku berjalan melewati Gym, tumben masih terbuka. Aku ingin membersihkan diri terlebih dahulu, aku tak mau Luna panik melihatku seperti ini. Aku berjalan dengan menyeret kaki kananku yang sakit masuk kedalam gym. 

Hanya satu lampu yang hidup menerangi gym. Langkahku terhenti, aku mematung ditempat. Mataku melotot seperti melihat hantu "K-kau m-melayang?" Aku melihat Kris melayang diudara dengan pose seperti berbaring di kasur dsambil membaca buku. "Eh! Ahh!" Dia pun kaget melihat kehadiranku, sewaktu dengan itu dia terjatuh dari atas. Untung dia jatuh di atas kasur penyelamat untuk olah raga loncat tinggi. "K-kau..." Lidahku kelu, aku mundur dengan susah payah dan mencoba untuk keluar dari sini. "Chakkaman!" Kris terbang dan berdiri dihadapanku. "Kenapa kau babak belur seperti ini, JiRa-ssi?" Tunggu sebentar! Apa baru saja dia memanggil namaku? Dari mana dia tahu namaku? 

"A-aku tidak apa-apa, hanya jatuh dari tangga" Alasan yang sangat bodoh untuk siswa menengah atas sepertiku. Pasti dia tak akan percaya "J-jangan m-mengalihkan pembicaraan! K-kau, apa yang kaulakukan tadi? Kenapa kau bisa melayang seperti tadi?" Aku tak bisa berbicara dengan jelas karena nervous berada didekatnya "Aku akan menjawabnya nanti setelah kubersihkan lukamu" Dia mendekatiku dan mengendongku ala bridal style "K-kris, aku bisa jalan sendiri" Kris tak menghiraukanku. Dia meletakkanku diatas tempat duduk panjang dan menaikkan kedua kakiku di atas temoat duduk, dia pergi ke kotak P3K yang bergantung didinding dan mengambil kapas, perban dan betadin. Kris duduk disampingku, diraihnya air mineral yang selalu tersedia di ruangan gym -- membukanya dan membasahi kapas dengan air. Dia membersihkan darah yang mengotori wajahku. Dia melakukannya dengan sangat hati-hati "Aww! Appo" Aku meringis saat dia menekan ujung bibirku yang luka. 

"Mianhae, tahan sedikit" Aku hanya mengamati wajahnya yang serius. "Apa mereka yang melakukannya?" Aku hanya menelengakan sedikit kepalaku kesamping tanda tak mengerti apa yang dia bicarakan "Yeoja-yeoja tadi siang itu yang mengeroyokmu?" Tanya Kris tanpa mengalihkan perhatian dari lukaku yang sedang dibersihkannya "Kau tahu dari mana?" , "Aku hanya menebak, aku melihat kejadian tadi siang" Jadi dia melihat mereka melabrakku diam-diam tadi siang? "Di bagian mana yang terasa sakit?" , "Bibirku, sepertinya bagian dalam koyak. Bahu, pinggang, dan pahaku" , "Mereka menginjak pahamu?" Aku mengangguk pelan "Buka dua kancing piyamamu, aku mau melihat bahumu" , "Mwo? Shirro!" Aku menyilangkan tanganku didada "Aku tak akan melakukan hal aneh, aku hanya ingin melihat bahumu yang sakit" 

Aku memutar balik tubuhku dengan ragu membuka kancing piyamaku, tangannya tanpa segan menarik kerah piyamaku kesamping hingga menampakkan bahuku. Dia menyentuhnya pelan, aku cepat langsung meringis "Kita perlu es. Ini memar" Katanya "Maaf~" Katanya, tangannya turun ke ujung baju piyamaku dan membukanya sedikit "Sakit sakit! itu sakit" Pekikku tertahan saat tangan Kris menyentuh pinggangku. "Aku rasa aku tak perlu meyuruhmu membuka celana" Aku mengancing kembali piyamaku dan berbalik kearahnya "Kau janji akan menceritakannya" Aku menagih janjinya "Seperti yang kau lihat, JiRa-ssi. Aku bisa terbang. Ini sebuah karunia, hanya orangtuaku yang tahu tentang ini. Tapi sekarang, kau juga mengetahuinya" Dia membereskan perlengakapan medis dan terbang ke kotak P3K. Dia melayang seperti hantu yang tak menjejakkan kakinya di lantai. 

"Aku rasa ini cuma efek karena habis dikeroyok" Dia tersenyum mendengar perkataanku tadi "Ini nyata JiRa-ssi... Maaf karena aku kau menjadi begini. Aku tahu mereka melakukannya karena mereka cemburu padamu~" , "Gwaenchana~ tidak perlu minta maaf, bukan sepenuhnya salahmu" Aku menyungging senyum sparkteeth "Ayo, ku antar kau pulang" Dia menggendongku lagi dan berjalan pelan keluarr dari ruan gym "A-aku bisa berjalan sendiri, Kris" Dia tak menghiraukanku, dia tetap memandang kedepan. Aku baru mnyadari ekspresi wajahnya sangat serius, seperti kesal. "A-apa aku salah berbicara?" Tanyaku dengan takut-takut "Ani" , "Jadi?" , "Aku hanya kesal, aku tak suka melihat mu disakiti seperti ini" Apa telingaku sedang bermasalah? Dia kesal karena aku disakiti? "A-aku tak mengerti" , "Kenapa kau lambat sekali mencerna perkataanku?" Kris mengendus kesal.

Kris mengantarku sampai di depan pintu kamar, bahkan dia tahu dimana kamarku! "Kris, dari mana kau tahu kamarku?" Dia menurunkanku "Tanpa kau sadari aku selalu memerhatikanmu, aku selalu menyadari keberadaanmu. Memotretku dari jauh, aku tahu itu" J-jadi dia tahu semuanya? Aku rasa mukaku sudah seperti kepiting rebus "Mulai sekarang aku akan bertanggung jawab padamu" , "A-aku tak..." Kris membungkam bibirku dengan bibirnya. Bibirnya hanya mengecup lembut bibirku, matanya tertutup rapat. Aku membeku ditempat, Kris menciumku? Iya!! Kris menciumku!!! Dia menarik bibirnya mejauh dari bibirku "Aku yakin kau bisa mencerna kejadian tadi dengan cepat" Dia tersenyum hangat sambil menepuk pucuk kepalaku pelan. Aku hanya memngeluarkan ekspresi shock! Dia melangkah pergi. 

"Tunggu!" Aku menyusulnya dengan terseok-seok. "Ne?" , "Apa barusan kau menciumku?" Kini dia terkekeh pelan "Ya" Jawabnya singkat "Bawa aku terbang bersamamu" Pintaku. Kris mendekatiku dan menggendongku berlahan tubuh kami melayang keatas. "Boleh aku menciummu?" Tanyaku tanpa malu, kini Kris yang menunjukkan wajah kalapnya. Dia tak menjawab "Aku anggap itu boleh" Aku meraih wajah tampannya dan melumat lembut bibirnya yang kecil itu. Kami berciuman di atas udara, dengan sinar bulan sebagai penerang malam yang gelap, bintang berkelap-kelip mengindahkan suasana malam. Aku tak takut jatuh, karena aku tahu Kris siap untuk menangkapku. He's a angel without wings~

~ THE END ~

Ga jaleh ga jaleh! (?) -_-" kan kan! FF nya ngawur! Maaf kalo FF nya jelek readers ._. Yang nuliskan juga manusia, manusia tak jauh dari kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Kesempurnaan hanya milik Tuhan semata (Jadi ceramah!) ==" udah 2 member! :D berarti 10 lagi \(=oo=") semput dah bikin 10 FF lagi (?) ditunggu aja ya? ^^ [ WARNING! DO NOT TAKE THIS FF WITHOUT CREDIT ]


[One shoot FF / Luhan] I am Telekinesis

Title : I am Telekinesis
Character : Luhan from EXO-M and Park JiRa [OC]
Chapter : One Shoot
Author : Baby Krisses ^-^
Genre : Romance
Language : Indonesia
Rating : All pepo who find this FF (?)

Luhan

Luhan luhan luhan... Nama itu terus yang dibicarakan para yeoja di sekolah ini. Padahal sudah 3 minggu dia berada disekolah ini, tapi namanya masih saja jadi trend topic. Aku akui dia manis dan menarik, tapi... Aku tak terlalu fanatik seperti yeoja lain yang selalu mengagung-agungi kesempurnaannya. Aku punya hal lebih penting untuk dipikir dan diperbuat selain mengaguminya. Lebih baik aku mengasah kemampuan menggambarku. 

"JiRa-ah~ Kau sekelas dengan Luhan?" Kata temanku yang beda lokal "Ne~" Aku  bisa menebak, pasti dia akan menannyakan tentang Luhan dan bla bla bla. "Kau berbicara dengannya?" Aku menggelengkan kepala "Yah! Paboya! Kau menyia-nyiakan kesempatan!" Aku memutarkan bola mataku dan menghembus nafas. Aku langsung beranjak dari tempat duduk taman dan pergi meninggalkannya "Yah! Aku berbicara padamu, JiRa!" Pekiknya, aku tak menghiraukannya "Jangan lupa kirim salam untuk Luhan eoh?" Tambahnya. 

Aku melewati aula, aku mendengar teriakan histeris yeoja-yeoja dari dalam, ku intip sedikit. Ternyata mereka tengah melihat sang idol tengah latihan bernyanyi. Yah, suaranya memang bagus. Luhan adalah laki-laki yang sempurna 99%. Wajar saja banyak yang mengejarnya. Aku lanjut berjalan menuju kelas, saat melewati meja Luhan sebuah kertas terbang dari mejanya. Aku memungut kertas itu. "Yepeo~" Gumamku melihat kertas yang telah tergambar berupa animasi perempuan milik. Dia juga bisa menggambar? "Jinjja daebak!" Bahkan gambarannya lebih bagus dari pada punyaku. Aku meletakkannya kembali ke meja Luhan.

* * *

KRIIIIIING!!! Bell sekolah berbunyi. Semua siswa mulai berhambur keluar kelas dan pulang. Aku masih sibuk mengemas buku dan kertas-kertas gambar yang berserakkan di atas meja. Luhan juga sama, dia masih sibuk mengemas barang-barangnya. Tanpa sadar aku memerhatikannya. Taak! Pena Luhan jatuh kelantai, dia mengendus kesal. Tangannya mengacung kebawah tepat dengan penanya yang mash tergeletak dilantai. Teep! Pena itu melayang ke tangannya. Dengan santai dimasukkannya pena itu kedalam tasnya. 'HAAAH?' Pekikku tak percaya dalam hati. I-itu apa? Aku tak mungkin salah lihat! Mataku masih normal, aku belum pakai kaca mata. Luhan mengambil penanya yang jatuh tanpa menyentuhnya? Bagaimana bisa? SRAAAK! Kertas-kertas gambarku berserakkan dilantai, sanking shocknya. Tanganku melepas kertas-kertas begitu saja. 

Luhan tampak kaget dan berbalik melihat kearahku, dengan cepat aku berlutut dan memungut kertas-kertasku. Suara tapak kakinya menjauh, sepertinya dia sudah pergi. Ku hembus nafas lega dan kembali mengemas kertas-kertas yang berserakkan di lantai.

- - - - - - - - - -

Sekarang pelajaran matematika, pelajaran yang membuat aku seperti orang bodoh! Aku sangat lemah di matematika. Dari tadi aku tak memerhatikan seonsaengnim menjelaskan. Disamping itu pikiranku masih terganggu oleh kejadian semalam, aku terus memerhatikan punggung Luhan. Dia duduk di depan, tak jauh dari tempat dudukku. Luhan menoleh kebelakang dan menangkap basah aku yang sedang memerhatikannya. Dengan wajah kalap aku membuang pandangan ke buku. 'Pabo pabo pabo!' Umpatku dalam hati.

Waktu istirahat akhirnya tiba, aku sudah muak tengan angka-angka yang merusak pandanganku dari tadi. Aku keluar kelas dan pergi ke kantin untuk makan siang. Setelah selesai makan siang aku ke perpustakaan, mencari buku yang menarik untuk dibaca. Sesampai di perpustakaan aku berkeliling menyusuri setiap lorong, di lorong yang sepi tepatnya dipojok. Aku melihat Luhan tengah berusaha menggapai buku yang berada rak paling atas. "Aiish!" Gerutunya kesal. Seet! Salah satu buku menyembul keluar dari tempatnya. Luhan seperti ingin mengambilnya, dengan... Dengan pikirannya. "Eh!" Spontan ku tutup mulutku. Luhan memalingkan perhatiannya dari buku ke arahku. Dia melotot kaget, DUUUK! Buku yang melayang itu jatuh menghetam kepalanya "Aww!" Dia mengerang kesakitan, aku langsung lari keluar meninggalkan perpustakaan. 

Pikiranku mulai tak karuan! Rasa penasaranku semakin menjadi-jadi. Aku berusaha keras untuk tidak memikirkan kejadian itu, walaupun sulit. Seperti biasa bell pulang berbunyi pada pukul 17.00, aku memang selalu pulang terakhiran. Aku malas berdesak-desakkan hanya untuk pulang lebih awal. Luhan masih duduk de tempatnya, dia sedang bermain rubix. Aku memerhatikan tangannya yang lihai menata cube rubix itu untuk menjadi satu warna. Hitungan 3 menit, cube rubix itu sudah selesai. Aku melongo seperti orang bodoh! Berapa IQ nya? Itu pertanyaan bodoh yang pertama muncul dari otakku. Dia berjalan kedepan kelas dan berbalik badan kearahku yang masih duduk. 

"Kau melihatnya?" Dia berbicara? Denganku? Aku melihat ke kanan dan ke kiri. Tak ada siapa pun disini, hanya kami berdua. "Ne?" Aku bertanya balik, dia terkekeh pelan "Karena kau melihatnya, aku terpaksa harus jujur. JiRa-ssi, aku ini seorang Telekinesis" , "Telekinesis itu apa?" Dia melotot matanya dengan cara yang imut -- bagiku. "K-kau tidak tahu?" Aku menggeleng "Telekinesis itu kemampuan batin yang bisa menggerakkan objek fisik" Jelasnya "Kau bercanda" Aku tersenyum getir dan membuang muka ke jendela "Akan ku buktikan" Luhan berdiri tegak, tangannya merentang kearahku. Perlahan kursiku bergerak kesamping. 'Apa-apaan ini?' Aku mulai takut. Aku ingin percaya, tapi hatiku tak yakin. Kursiku bergerak lagi, Luhan hanya mengeluarkan bahasa tubuh seperti hendak menarik kursiku ke arahya. 

Aku masih terduduk dengan ekspresi shock, kursi ini bergerak cepat ke arahnya. Suara deritan antara besi dan lantai mengilukan. Kursi ini berhenti tepat didepan Luhan. Dia membungkukkan badannya, kini wajahnya tepat didepan wajahku. Mungkin jaraknya hanya sesenti "Sekarang kau percaya?" Aku mengangguk cepat "Sayang sekali aku hanya punya kemampuan Telekinesis. Aku berharap aku punya kemampuan menggerakkan hati seorang yeoja cuek sepertimu" Sesaat wajaku langsung merah padam. 

Sial! Kenapa jadi seperti ini? "Menjauh dariku!" Aku mendorong tubuhnya lalu bangkit dari kursi. Tiba-tiba saja tubuhku kaku, aku tak bisa berjalan. Diluar dari perintah otakku, tubuhku berbalik kearah Luhan "Tapi, kemampuan telekinesis ini cukup membantuku untuk meluluhkan hatimu" Luhan tersenyum manis lalu menarik tubuhku dengan pikirannya, dia menyambut tubuhku dan melingkarkan tangannya di pinggangku. CHU~!! Dengan leluasa Luhan melumat bibirku. 'Nappeun!!!' umpatku dalam hati >///<

 ~ THE END ~

Hahaha! Sesuai janji, author ngepost FF member EXO ^^ masih ada 11 FF lagi. Ditunggu ya? [ WARNING! DO NOT TAKE THIS FF WITHOUT CREDIT ]

Rabu, 19 Desember 2012

[FanFiction / Chapter 5] Lost in Beautiful Dream

Title : Lost in Beautiful Dream
Character : Park Ji Ra [OC], Kris Wu from EXO-M and other support cast.
Chapter : 5
Genre : ___ (fill the empty space whatever you want!) [?] -_- 
Fandom : EXOTIC
Pairing : Ji Ra x Kris
Author : Baby Krisses (~^o^)~ 
Language : Indonesia
Rating : For all creature in the world who find this FF xD
 
 Kris Wu

Kami pun pulang ke hotel.
Aku menggendongnya sampai masuk kedalam kamar, pelan-pelan ku ketakkan tubuhnya di atas kasur. Aku membukakan sepatunya dan menyelimuti tubuhnya. Aku masih berdiri tegak disamping sisi kasurnya, tangan ku dengan ragu menyeka poninya yang menutupi matanya. Jariku mulai berani menyentuh wajahnya, hidungnya, pipinya dan ... Bibirnya. Tiba-tiba dia mengerang pelan membuat aku menarik tanganku menjauh. "Goodnight JiRa~ Sweet dream" Aku mengecup pipinya, aku tak tahu apa yang mendorongku untuk melakukan itu. Aku hanya ingin melakukannya.

__Kris POV end__

= = = = = = = = = =

 __Park JiRa POV__

Matanya menatapku teduh, perlahan tangan kanannya menyentuh pipiku dan tangan kirinya berdiam di sekitar pinggangku. Setiap likukkan wajahnya terlihat jelas, semakin lama semakin mendekat ke wajahku. Aku bisa merasakan nafas hangatnya menyapu wajahku, aroma wangi tubuhnya semakin tajam. Aku menutup mataku dan pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti. Perlahan bibir kecilnya menyentuh bibirku dengan lembut. Aku tak sanggup menahannya, aku rasa jantungku ingin meledak "Maaf!" Aku mendorong pelan tubuh Kris yang kurus dan jangkung itu. "Ah! CUT!!" Pekik sutradara kecewa "Apa lagi JiRa? 6 times for kiss scane dan kau tak bisa melakukannya. Kita break sebentar" Aku berjalan dengan langkah lambat, aku payah! Aku tak bisa melakukannya. Aku tak bisa mengatasinya! Aku harus berciuman dengan Kris. Idolaku! Itu hal yang tak pernah bisa kubayangkan, but... It's real right now.

Jantungku masih berpacu, rasanya sangat tidak nyaman. Aku duduk di kursi dan penata rias mulai membenah rambut, make up dan mengipasiku. "Onnie~" Aku mencebik frustasi "Kau sudah membaca skenario bukan?" Tanya Baeji "Sudah" , "Kau mengerti yang harus kau lakukan?" Aku hanya mengangguk "Kau hanya nervous~ mantapkan dirimu, kau pasti bisa! Kris sebagai partnermu, dia pasti akan menuntunmu" Baeji menyodorkan air mineral padaku. Aku mengambil air itu dari tangannya dan meneguk sedikit. "Ayo kita lanjutkan lagi!" Teriak sutradara. Aku beranjak dari duduk, mengambil nafas dalam-dalam dan menghembusnya. Mencoba untuk menenangkan diri, aku berjalan mantap ke studio yang sudah ditata rapi berupa pemandangan fantasi. Kris sudah berdiri tegak disana, aku menelan ludahku saat melihatnya. 

"Lets make it up~ I know you can do it" Bisiknya ditelingaku. Astaga! Setiap desisannya menggelitik kupingku, membuat aku bergidik. "Kiss scane take 7!" CLAAAP!!! Kris mulai melakukan actingnya yang seperti tadi. Mata indahnya menatap mataku hangat, aku mulai tak tahan dengan pandangannya. Dia sudah semakin dekat, rasanya ingin sekali aku berlari keliling lapangan bola dan berteriak sekuat-kuatnya! Aku menutup mataku dan berdoa dalam hati, mudah-mudahan kali ini berhasil. Dia menempelkan bibirnya dengan bibirku, aku mencoba untuk tidak canggung. 'Apa? Apa selanjutnya?' Batinku. Aku hampir lupa apa yang harus ku lakukan. Tanganku naik dan bergantung dipundak Kris, Kris menarik bibirnya dan mendaratkannya lagi dibibirku. Dia sedikit menekan bibirnya pada bibirku. Aku bertanya-tanya, harus sampai kapan seperti ini? Lututku sudah kaku, rasanya ingin tumbang. "CUT!!!" Pekik sutradara, aku sontak melepaskan diri dan bernafas tak karuan. 

"Kerja bagus~ pembuatan mv selesai!" Semua kru bersorak senang. Aku masih sibuk mengatur nafas dan menyembunyikan mukaku yang merah padam seperti tomat. "Kau tidak apa-apa?" Kris menepuk pundakku menbuat aku terlonjak dan menjauh "Ahh! A-aku... Aku baik-baik saja oppa" Kris menyernyitkan dahinya "Mereka merindukanmu, aku pikir baru seminggu yang lalu kita berlibur bersama" , "Mwo? Mereka merindukanku? Jinjja?" Kris mengangguk. Aku tersenyum lebar "Sampaikan salamku untuk mereka, aku juga merindukan mereka. Terutama Chanyol oppa~ :3 " , "Kau menyukainya?" Pertanyaan Kris aneh "Tentu saja aku menyukainya! Waeyo oppa?" Kris menggelengkan kepalanya "Nanti aku tunggu kau diparkiran" , "Untuk apa?" , "Kita makan malam" Aku mengangguk pelan, okay... Apa baru saja dia mengajakku makan malam? 

"Oppa, tumben kau mengajakku makan malam?" Aku melahap beef steak yang sudah diiris "Hmm... Merayakan akhir kerja keras kita. Mungkin setelah ini kita akan jarang bertemu..." Dia menundukkan wajahnya dan menatap piringnya yang masih terisi makanan, aku mencebik sedih melihat eksprsi mukanya. "Oppa~ oppa~ Jagan sedih, kita pasti akan tetap berhungungan, sesekali aku akan datang untuk menemuimu" Kris tersenyum tipis dan melanjutkan makannya.

Setelah selesai makan malam Kris mengantarku pulang, "Gomawoyo oppa~" Aku baru saja ingin keluar dari mercedes benz-nya, Kris menahan lenganku "Waeyo oppa?" , "Chakkaman, aku ingin mengatakan sesuatu" Aku mengurung niat untuk keluar dari mobilnya "Go ahead" , "Wo xihuan~ (aku menyukaimu) Ni zou wo de nu pengyou ma?" Aku hanya melongo melihat wajahnya yang memerah. "Oppa, aku tak mengerti" Dia memejam matanya erat, seperti orang frustasi. Aku semakin tak mengerti "Mungkin ini bisa membuatmu mengerti" Kris meraih daguku dengan cepat Kris melumat bibirku. Dag dig dug! Dag dig dug! Jangtungku berdetak kencang, panas menjalar seluruh bagian mukaku. A-aku tak tahu harus bagaimana, otakku berkata 'TOLAK DIA!' tapi hatiku berkata 'Biarkan~' Aku mungkin lebih memilih kata hatiku. 

Tangannya meraih tangan kananku dan menempatkannya tepat didadanya, dia menarik bibirnya dan menatapku teduh. "Rasakan detak jantungku... Kau tahu, ini sangat tidak nyaman. Setiap kali didekatmu aku selalu merasakan hal seperti ini. Saat aku menciummu, rasanya jantungku ingin meledak. Tapi, aku tak ingin melepasnya. Aku ingin kau jadi milikku" Aku tertegun atas pernyataannya Kris barusan. Aku tak bisa berkata apa-apa "Please, be mine?", "K-kau serius oppa? Kau tidak memikirkan lebih jauh? Bagaimana kalau fans tidak suka?" , "Aku ini laki-laki normal, JiRa. Aku juga butuh pasangan, mereka pasti akan mengerti itu" , "Bagaimana aku bisa menolakmu oppa?! Aku juga merasakan hal yang sama! Hehe" Aku mencoba menjawab enteng untuk menghancurkan keadaan yang kaku ini. 

"Xie xie, JiRa-ah~~" Dia menarikku dalam pelukannya "Ne, oppa~" Aku senang sekali Kris menyatakan cintanya padaku, tapi... Disatu sisi aku sedih. Aku tahu ini hanya mimpi, mimpi tak berujung. Suatu saat aku akan meninggalkan ini semua, termasuk Kris -- Hanya waktu yang tahu bila waktu itu akan datang. "Maaf jika suatu saat nanti aku pergi" , "A-apa?" Kris melepaskan pelukkannya dan memandangku aneh "Ani ani~ Lupakan saja. Aku pulang~~" Aku mengecup bibir Kris dengan cepat lalu keluar dari mobilnya.

- - - - - - - - -

"JiRa! Kris! Bersiaplah... Kalian akan tampil sebentar lagi" Baeji mengingatkan kami dan kembali sibuk kesana-kemari. Aku berdiri tegak dan menhembus nafas panjang "Hwaiting!" Kris menepuk pucuk kepalaku dengan lembut "Lets make it up!" , "Jyeah!" Jawabku dengan semangat. Suara teriakan fans membuatku nervous, saat aku dan Kris siap untuk keluar dari belakang stage. Aku bisa mengintip betapa ramai dan hebohnya para fans, aku menelan ludah dan mencoba untuk rileks. Suara music sudah diputarkan, aku segera keluar dengan posisi yang sudah ditentukan. Aku bernyanyi dan menari sesuai dengan latihan yang telah dilakukan, mencoba untuk membuat fans terhibur dan menyukainya. Mataku tak luput dari partnerku -- Kris. 

Tiba-tiba saja perasaanku tak enak, aku terus mencuri pandang ke atas. Melihat lampu-lampu warna yang bergantung di atas, besi frame stage yang sudah tertata rapi. Lampu sorot dari depan stage menyorot tepat dimataku, membuat aku tak bisa melihat dengan baik. Aku sedikit oleng, Kris dengan sigap menyambutku. KRAAAK!!! Aku melihat lampu warna itu hendak telepas dari tempatnya, benda itu akan jatuh. Perkiraanku benar, lampu itu jatuh melayang karena kabelnya masih tersambung. Benda itu melayang ke arah Kris, dengan cepat aku menolaknya dan BRUUUKK!!! Benda itu menghantam kepalaku dengan kuat. Seketika rasa pusing yang hebat menguasaiku hingga membuatku tumbang. Fans menjerit histeris memanggil namaku. Aku melihat Kris memindahkan sebagian tubuhku ke pangkuannya, aku memegang kepalaku yang terbentur lampu itu. Cairan kental dan amis meleleh keluar dari kepalaku "JiRa! JiRa!" Kris menepuk pipiku pelan untuk membuatku tetap sadar.

Tak lama, tim medis datang dan membopongku ke mobil ambulance. Penglihatanku mulai samar, aku bisa melihat Kris tengah menggenggam tanganku yang berlumur darah. "Oppa, kenapa wajahmu sedih seperti itu? Aku tidak apa-apa kok..." Aku mencoba untuk membuatnya tidak terlalu mengkhawatirkanku, walaupun itu sepertinya mustahil. "Oppa, maaf kalau aku membuatmu sedih. Aku akan tetap menepati janjiku, aku akan tetap datang menemuimu" Sambungku dengan lirih, rasanya sakit sekali mengucapkan hal itu. Kris adalah alasan aku tetap bertahan di mimpi ini. Mimpi tetap mimpi, tak akan pernah jadi kenyataan. Mimpi akan berlalu saat kau sadar dan membuka matamu. "Aniya JiRa-ah~ jangan berkata seperti itu" Aku hanya membalasnya dengan senyum kecil "Oppa, mendekatlah" Pintaku, dia mendekat dengan sedikit gemetar. Aku meraih wajah tampannya dan memandanginya lekat-lekat, mungkin ini akan menjadi yang terakhir.

Ku kecup keningnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Oppa~ oppa~ saranghaeyo" dengan susah payah aku melakukan aegyo denga keadaan sekarang "Akulah gadis yang ada didalam cerita itu. I am the girl who lost in beautiful dream~" Sambungku "JiRa, jangan tutup matamu! Tetaplah bersamaku!" Pinta Kris lirih dengan suara yang gemetar menahan tangis. Perlahan warna hitam mulai menyerang penglihatanku, semakin lama makin meredup hingga wajahnya tak lagi bisa kulihat. 

* * *

"OPPAAA!!!" Pekikku. Aku melihat ruangan, sebuah ruangan sederhana yang kecil. Ini kamarku! Park JiRa gadis biasa bermarga Park yang menggilai Kpop. Mataku sembab, pasti karena menangis. Aku keluar dari kamar dan mendapatkan Minjun tengah nonton "Minjun-ah~ Mana umma dan appa?" , "Mereka pergi keluar" , "Minjun-ah, apa hari ini ada EXO showcase?" Dia mengangguk. "Berapa lama aku didalam kamar?" , "Sekitar satu jam" Aku kembali berpikir, hanya satu jam? Mimpi itu terasa seperti berbulan-bulan -_-

Pasti ada siaran live EXO showcase! Aku langsung menarik remote TV dari tangan Minjun "Aiish! Noona! Aku sedang nonton" , "Pinjam sebentar. Ini emergency, Minjun-ah!" Aku terus menekan tombol remote untuk mencari siaran live. Akhirnya kutemukan juga! Bertepatan pada saat interview Kris "Aku mimpi aneh semalam... Aku memimpikan seorang yeoja, dia seorang EXOTIC juga. Jika yeoja itu benar-benar ada, aku hanya ingin menemuinya" Aku melototkan mataku seperti tak percaya. Apa benar dia juga memimpikan hal yang sama seperti ku? Bagaimana bisa? Fans yang sedang menonton live di hall concert teriak histeris, Kris tersenyum manis seperti biasanya. 

"Kris-ssi, mungkin kau bisa menyamapaikan pesan melalui show case ini. Siapa tahu yeoja itu sedang menontonmu sekarang" Kata Lee Teuk "Ne ne~ emm, annyeong... Aku Kris, untuk yeoja yang ada dalam mimpiku. Aku ingin sekali bertemu denganmu, nanti kami akan mengadakan fansign. Datanglah~" Kris mengusap tengkuknya, sepertinya dia malu untuk mengatakannya. "Yes! Minjun-ah!!!" Aku memeluk Minjun erat dan meloncat-loncat di atas sofa, Minjun hanya menatapku bingung. Dia ingin berjumpa denganku! KYAAAHH!

- - - - - - - - - 

"JiRa-ah! Kenapa kau tidak pergi nonton show case kemarin? Aku menjual tiketmu pada orang lain, maaf~" , "Gwaenchana, Hyemi-ah~ Umma tidak mengizinkan aku pergi T-T " Hyemi menepuk pundakku memberi rasa simpatinya. "Yang penting sekarang aku bisa pergi ke EXO fansign. Walaupun aku berbohong pada umma. Mwahahaha!" Hyemi tertawa bersamaku "Kau ini benar-benar nakal, JiRa" Kami mengantri untuk mendapatkan tanda tangan dari member EXO. Aku mengantri tepat dibelakang Hyemi, sekarang giliran kami "Astaga JiRa! Aku akan bertatap muka dengan Kai" Hyemi berbisik padaku "Buat dia terkesan, buat sesuatu hal yang jarang dilakukan fans biasa. Agar dia selalu mengingatmu!" Aku menyemangatkan Hyemi. 

Aku sudah melewatkan Suho, D.O, Baekhyun, sekrang Chanyeol. Aku berlutut didepan mejanya "Annyeong~" Sapaan kami bersamaan, Chanyeol tertawa riang seperti biasanya. Dia menanda tangani albumku, "Oppa, lakukan aegyo untukku~ jebal" Aku mengeluarkan puppy eyes yang jarang diabaikan "Baiklah~" Dia mendehem dan mulai melakukan aegyo "Aing~!! bbuing bbuing~!! Saranghaeyo~~" Dia mengepal tangannya membentuk seperti cakar kucing dan meletakkannya di kedua pipi, menggerangkkan kepalanya ke kanan dan kekiri dengan cara yang lucu lalu melakukan flying kiss kearahku. Sehun dan Kai yang berada disebelahnya langsung menutup muka karena malu. "Akkh! Aku mati~!!" Aku berakting mati karena flying kissnya "Ahahaha! Kau lucu sekali~~" Dia mengacak rambutku "Gomawo oppa~" sekarang Sehun dan Kai. Setelah itu giliran untuk member EXO-M, Di mulai dari Tao, Luhan, Xiumin, Chen, Lay, lalu Kris. Kris lah yang aku tunggu-tunggu, akhirnya aku berhadapan dengannya. 

Aku berlutut depan mejanya. "Hi~" Aku menyapanya "Hi~" Balas Kris dengan suara bassnya yang sexy itu. Dia menatapku  "Oppa, tuliskan untuk Park JiRa" Senyumnya perlahan memudar dari bibir kecilnya, dia seperti shock. Aku sengaja mengatakan hal itu, "Ah! Jangan lupa beri love sign di akhir katanya! :3 " Dia hanya menatap dengan kaku. "Oppa~ oppa~" Aku memanggilnya untuk menyadarkannya "Eoh! I-iya" Dia langsung melanjutkan tanda tangannya "Aku akan tetap menepati janjiku, aku akan tetap datang menemuimu" Aku mengucap kalimat janji yang pernah ku ucapkan dalam mimpi. "JiRa-ah" , "Ne oppa?" Aku tersenyum hangat. Wajahnya masih shock, air matanya mulai turun dari pipinya. Dia meraih wajahku dan menyentuhnya lembut. "D-dia y-yeoja yang k-kau m-maksud oppa?" Fans yang berada di sampingku rupanya telah memerhatikan kami sejak tadi "Ne~ Dia yeoja yang kucari" Kris tersenyum lebar.

Kris menarikku berdiri disampingnya "Dia lah yeoja yang ada dalam mimpiku, dia Park JiRa~~" Kris melingkarkan tangannya di pinggangku sambil menatapku teduh "Theres no different between dream and reality, you still mine" Bisik Kris ditelingaku. Seiring dari itu, fans berteriak histeris. Kali ini aku yakin aku tidak bermimpi lagi... Aku harus berterima kasih pada umma. Kali ini umma tak akan membenci Kpop, karena Kris sang Leader EXO-M yang di kagumi banyak wanita adalah pacarku sekarang. Hehehe! 

~ THE END ~

Yes! Yes! Akhirnya selesai :D yaaay! Kayanya ga bagus ya ceritanya? Ga masuk akal aja [?] #namanya juga FF! ==" Gimana readers? Suka ga? Kalo iya, makasih. Kalo ga, Auhtor pengen bunuh diri aja di pohon toge bareng Kris [?] -_- Mungkin nanti author bakal bikin FF one shoot tentang semua member EXO. Di tunggu aja ya? ^^  [ WARNING! DO NOT TAKE THIS FF WITHOUT CREDIT ] bye bye~ :*