Kamis, 31 Januari 2013

[Chapter 2 / Shin Ji Ho] A Little Night Music of Mozart

Title : A Little Night Music of Mozart
Character : Shin Ji Ho pianist, Park Ji Ra [OC], Seo Joo-hyun from SNSD and Luna from F(x)
Chapter : 2
Author : Baby Krisses ^_~
Language : Indonesia and English [MIXED]
Genre : Romantic (?) i guess -_-
Rating : 17 or older


Shin Ji Ho


Mataku terbuka dengan cepat tanpa harus menyesuaikan keadaan kamar yang sudah terang menderang karena sinar matahari. Aku bangun dan duduk, apa tadi aku bermimpi? Mimpi yang aneh... 



= = = = = = = = = =

Seperti hari sebelumnya, aku kuliah pagi, selalu sarapan sambil jalan menuju kampus, menggunakan bus dan tak lupa headset ditelinga. 

"Park Ji Ra! Kau ini bisa tidak menghilangkan kebiasaan burukmu yang menyumbat telinga dengan headset?! Aku lagi berbicara denganmu!" Luna menarik headsetku dan mengomeliku habis-habisan "Kekeke! Mianhae mianhae~~ Kau bicara apa tadi?" , "Ayo ke aula teater! Aku mau melihat dosen muda yang imut itu~~" Luna menarik tanganku "Aish! Kau ini genit sekali!" Luna tak menggubris dan tetap menarik tanganku.

Kami sampai dan duduk di seat kosong dekat dengan panggung, Ji Ho seonsaengnim sedang bermain piano. Aku tak tahu instrumen lagu apa yang dia mainkan, tapi... Terdengar tak asing bagiku. Tak lama seohyun muncul dari balik panggung dan duduk di samping Ji Ho seonsaengnim, dia ikut bermian piano. Aiiih! Cheesy moment... Aku memalingkan wajah ke arah Luna, Luna tanpak antusias. "Aku tahu mereka bermain piano dengan sangat bagus, tapi... Aku sudah bosan! Ayo keluar dari sini" Aku berbisik pada Luna "Sebentar Ji Ra! Aku tengah menikmati permainan piano mereka. Aku tahu kau iri, karena tak pernah bisa bermain piano" JLEEEB! Kata-kata Luna barusan benar-benar menusukku.

Aku tak tahan, aku langsung beranjak dan keluar dari aula teater. Tega sekali Luna berkata seperti itu padaku. Aku memang tak pernah bisa bermain piano dan aku tak tahu mengapa! Kebetulan hari ini aku hanya punya satu kelas, jadi aku bisa pulang cepat. Tanpa pikir panjang aku langsung pulang kerumah.

Aku sampai di rumah...
"Hai sayang~~" Sambut Umma yang sedang sibuk bersih-bersih dan melakukan sedikit dekorasi ulang "Ada apa ini?" Tanyaku linglung "Besok kita kedatangan tamu" , "Nuguseyo?" Aku berjalan menuju lantai atas "Kau akan tahu sendiri~" Umma membuat aku penasaran, tapi aku tak berniat untuk memaksanya mengatakan siapa tamu itu karena aku sedang tidak mood gara-gara Luna. Aku mengganti pakaianku dengan shortpants dan oversize shirt, aku keluar dari kamar untuk turun dan mengambil sesuatu untuk dimakan.

Langkahku tertahan melihat pintu ruang yang sudah lama tak pernah ku kunjungi terbuka lebar, apa umma  membersihkan ruangan itu? Aku berjalan masuk kedalam ruangan itu, warna mocca menyelimuti dinding ruang itu. Mataku menangkap banyak barang anak-anak, seperti boneka, barbie, rumah-rumahan, kuda kayu dan aku rasa sepertinya itu milikku. Ah! Entahlah... Aku tak bisa mengingatnya. Sebuah piano putih susu memakan setengah tempat dari ruangan ini. Aku menyentuh dari ujung kiri tuts piano hingga ujung kanan dengan jari-jariku. Ku duduki kursi yang berada di depan piano, sinar matahari sore menyusup kedalam ruangan dengan bebas dan menerpa setengah tubuhku. Aku duduk tepat di samping jendela. 

Lima jari kananku menyetuh tuts piano dan ingin sekali menekannya. Ku lihat buku not piano bersandar di atas penyadar buku not. Aku tak bisa membacanya, aku tak bisa... Kata-kata Luna kembali meruak dalam pikiranku. Aku segera pergi meningalkan ruangan itu.

- - - - - - - - - -

"Ji Ra~~!!!" Luna memangilku, aku tak menoleh dan tetap berjalan "Yah! Kau mendengarkan lagu dengan headset lagi?!" Luna menyeka rambutku yang menutupi telinga "Ani" Aku menepis tangannya dan kembali berjalan. "Kau kenapa?" Luna berjalan disebelahku "Ani, aku sedang buru-buru" Dustaku, Luna tak lagi mengikutiku. Aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya, aku masih marah padanya.

@ Home...
"Sayang~ Ayo kedokter, kau harus check" Umma menahanku "Ah! Umma aku malas" Umma menarik tanganku. Padahal aku baru saja pulang! Harus pergi lagi?? Aish! Aku menurut dan umma membawaku ke rumah sakit.

* * *

"Nona Ji Ra harus sering di ceritakan masa kecilnya, mungkin dia bisa kembali mengingat masa kecilnya" Umma menngangguk setelah mendengar penjelasan dari dokter. Aku rasa hal itu terus yang di katakan dokter -_- Tak ada yang berbeda dari tahun ketahun.Aku tak tahu pasti apa yang terjadi pada diriku dulu. Kata umma saat umurku 10 tahun, aku jatuh dan mengalami pembenturan di otak. Jadi, ceritanya aku mengalami amnesia (?) aku lupa dengan memori lampau. Untung saat itu aku masih berumur 10 tahun, walaupun umma tiap hari bercerita tentang masa kecilku. Aku tak mengingatnya sama sekali. 

"Nona Ji Ra, apa anda melihat bayangan atau bermimpi aneh belakangan ini?" Tanya dokter, umma menatapku penuh harapan. Aku mengagguk pelan "Mimpi seperti apa?" , "Aku bermimpi seorang anak laki-laki, kira-kira berumur 10 tahun lebih sedang bermain piano" Wajah umma seketika berbinar-binar dan senyum lebar merekah dibibir tipisnya. "Aku tahu apa yang harus kulakukan!" Ujar umma dengan penuh semangat "Kami permisi dulu dokter~ Gamshamnida~~

Kami akhirnya pulang kerumah...
"Sayang, kau mandi dulu sana" Umma melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7 malam "Ne~" Aku pergi ke lantai atas dan mandi.

Few minutes later...
Setelah selesai mandi aku mengenakan pakaian kebangsaanku (?) seperti biasa shortpants dan oversize shirt. Nyaman sekali sehabis mandi, aku biarkan rambut basahku tergurai tanpa di sisir. "Umma~ appa~" Aku memanggil mereka, namun tak ada yang menyahut. Tumben? Aku turun ke bawah menuju dapur, meja makan tersusun rapi. Tapi tak ada makanan, kemana umma dan appa? Katanya akan ada tamu, mana? Aku melihat kertas memo kecil berwarna pink tertempel di pintu kulkas "Kami pergi makan malam keluar, jaga rumah baik-baik <3" Aish! Umma meninggalkanku tanpa makanan?? 

Aku kembali naik ke lantai atas, mataku melirik-lirik ruang kemarin yang ku masuki. "Masuk, tidak? Masuk, tidak? Masuk!" Aku masuk kedalam ruangan itu, tanpa cahaya lampu. Cahaya bulan sudah menerangi sebagian ruangan, aku melangkah menuju piano dan duduk didepannya. Jariku menyentuh tuts piano dengan ragu, perlahan aku menekan tuts piano dengan satu jari. Di susul dengan jari-jariku yang lain, aku tak tahu instrumen music apa yang ku mainkan hanya saja itu seperti sudah berada di luar otakku.

Jariku berhenti, aku tak tahu harus melanjutkannya. Aku menatap jariku dengan kecewa, kenapa aku tak bisa? Aku pernah mencoba bermain piano, tapi hal yang sama selalu terjadi. Aku lupa, aku tak bisa menyelesaikannya. Itu membuatku kesal! Aku tak tahu mengapa, seperti ada yang terlupakan. Aku mencoba untuk ingat, tapi aku tak bisa. Mataku mulai mengabur karena air mataku sudah mengambang di pelupuk mata. 

"Aku suka music Mozart~ JiJi suka? Kalau kau suka oppa akan memainkannya untukmu" Seorang namja muncul dari belakangku, aku menoleh kaget dan melihat Ji Ho seonsaengnim menyambut wajahku yang berjarak sesenti dengan senyuman. Dia mulai bermain piano semetara aku berada dalam dekapannya. Otakku tak bisa mencerna semuanya dengan baik. Pertama, kenapa Ji Ho seonsaengnim berada dirumahku? Kenapa dia mengatakan hal yang sama persis seperti anak yang didalam mimpiku? DEG DEG DEG!!! Arrggh! Jantungku serasa mau copot! Jantungku berdetak 2 kali lebih cepat dan makin menggila saat nafas hangat Ji Ho seonsaengnim menerpa bahuku. Heart! Make it stop! I beg you... ><'

Aku menatap jari yang bebas bergerak menekan setiap tuts piano, instrumen music yang dimainkannya terdengar ceria. Air mataku tak jadi jatuh, aku terus memandang takjub jari-jarinya selama 2 menit lebih hingga permainan pianonya selesai. Ji Ho seonsaengnim duduk disebelahku "Matamu merah, apa tadi kau menangis?" Tanya Ji Ho seonsaengnim, aku menggelengkan kepala "Hampir menangis, aku tak jadi menangis karena permainan piano anda" Dia tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi kecilnya "Apa yang anda lakukan disini?" , "Aku di undang makan malam dengan imo~" , "Maksud anda umma-ku?" Dia mengangguk pelan "Sepertinya kau tak mengenalku lagi" Senyuman itu hilang dari sang pemilik bibir, aku sungguh tak mengerti dengan apa yang di katakannya. 

~ TO BE CONTINUE ~
 
DI TUNGGUU LAGI CHAPTER SELANJUTNYA YA??? :D 
 
[WARNING! DO NOT COPY THIS FF WITHOUT CREDIT!!] 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar