Selasa, 05 Februari 2013

[Chapter 3 / Shin Ji Ho] A Little Night Music of Mozart

Title : A Little Night Music of Mozart
Character : Shin Ji Ho pianist, Park Ji Ra [OC], Seo Joo-hyun from SNSD and Luna from F(x)
Chapter : 3
Author : Baby Krisses ^_~
Language : Indonesia and English [MIXED]
Genre : Romantic (?) i guess -_-
Rating : 17 or older

Shin Ji Ho

Aku menatap jari yang bebas bergerak menekan setiap tuts piano, instrumen music yang dimainkannya terdengar ceria. Air mataku tak jadi jatuh, aku terus memandang takjub jari-jarinya selama 2 menit lebih hingga permainan pianonya selesai. Ji Ho seonsaengnim duduk disebelahku "Matamu merah, apa tadi kau menangis?" Tanya Ji Ho seonsaengnim, aku menggelengkan kepala "Hampir menangis, aku tak jadi menangis karena permainan piano anda" Dia tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi kecilnya "Apa yang anda lakukan disini?" , "Aku di undang makan malam dengan imo~" , "Maksud anda umma-ku?" Dia mengangguk pelan "Sepertinya kau tak mengenalku lagi" Senyuman itu hilang dari sang pemilik bibir, aku sungguh tak mengerti dengan apa yang di katakannya. 


= = = = = = = = = =

"Aku punya janji padamu, aku akan mengajarimu bermain piano sampai bisa" Dia mengalihkan pembicaraan dan mulai membuka lembar awal dari buku not. Tangannya menekan tuts dengan lambat "Ayo dicoba" Aku tak bergeming hanya menatapnya heran, namun dia masih tetap tersenyum. Dia meraih tangan kananku dan meletakkannya di atas tuts piano. Aku mencoba menikuti jari-jarinya, aku sering salah menekan tuts piano. Tapi Ji Ho seonsaengnim dengan sabar terus mengajariku. "Hampir selesai~" Ujarnya, aku terus menekan tuts piano hingga di part terakhir aku lupa, lagi-lagi seperti ini. Aku tak bisa menyelesaikannya, keningku berkedut aku memaksa diriku untung mengingat chords terakhir.

"Tsk! Aku tak..." Aku menyerah "Ssttt!" Ji Ho seonsaengnim memotongku dan menuntun tanganku menyelesaikan part terakhir "Kau bisa ^^ " , "Aku tak bisa!" Bantahku, aku beranjak dari tempat duduk dan berjalan cepat keluar dari ruangan "JiJi..." Ji Ho seonsaengnim mengikutiku "Berhentilah memanggilku JiJi, sejak kapan kau dekat sama umma hingga kau memanggilnya imo, dan jangan memanggil dirimu oppa. Bahkan aku tak mengenalmu sama sekali!" Aku berbalik badan dan mendapatkan sosoknya tepat didepanku.

"Aku tak mengenalmu..." Aku mengulang kata itu dengan pelan, dia menatapku teduh "Kau mengenalku JiJi, hanya saja kau lupa" Aku mendorong tubuhnya "Sudahku bilang jangan panggil aku JiJi!" Bentakku. Aku melangkah tanpa melihat, ternyata aku sudah di ujung tangga. BRAAAKK!!! Aku terpeleset dan jatuh hingga ke bawah. Aku merasakan sakit yang luar biasa di seluruh kakiku "Akhh...!" Erangku kesakitan. "JiJi! Gwaenchanayo??" Ji Ho sonsaengnim panik. 


Aku menatapnya dengan wajah linglung, otakku tak bekerja dengan baik. Mataku menatapnya tapi menerawang jauh. Otakku memutar memori seperti rolls film yang berputar cepat, tiba-tiba bayangan anak laki-laki itu muncul lagi. 


~ ~ ~


Di ruangan yang penuh dengan mainan dan sebuah piano besar berwarna putih susu, ruangan itu berwarna mocca, dua orang anak perempuan dan laki-laki tengah bermain bersama "Aku suka music Mozart~ JiJi suka? Kalau suka oppa akan memaikannya untukmu" Seorang anak laki-laki bermain piano dengan mahir. "Aku suka~ Aku suka Mozart! Ji Ho Oppa~ Ajarkan JiJi main piano" Kata gadis kecil itu.

"Ah!! Susah! Aku tak bisa" Gadis kecil itu menangis karena tak bisa bermain piano "Kau pasrti bisa JiJi~~" Anak laki-laki itu mengusap rambut gadis kecil itu dengan lembut "Aku tak bisa!" Gadis kecil itu menangis.

# # #

"Aish! Aku benci main piano!" Seorang anak perempuan berumur sekitar 10 tahun memukul tutss piano dengan kasar "Kau pasti bisa~ Ayo dicoba lagi" Anak perempuan itu mencoba lagi, namun... Tetap saja dia tak bisa "Hiks! Aku tak bisa..." Anak perempuan itu menangis dan berlari keluar dari ruangan menuju tangga dan ...

~ ~ ~

"JiJi!!!" Pekik Ji Ho tertahan sambil menepuk pelan pipiku, aku memandangnya intens. Ji Ho menggendongku dan meletakkan ku di sofa, mataku terus memandang wajahnya. Dia Shin Ji Ho oppa? Aku ingat siapa dia, aku tahu siapa dia! "Tolong katakan sesuatu JiJi~ Jangan buat oppa khawatir" Tanganku meraih wajahnya dengan ragu, aku menyentuh pipinya dengan lembut "Ji Ho oppa", "N-ne?" Dia seperti tak percaya dengan panggilan yang baru saja ku sebut "Ji Ho oppa?" Ulangku, kini wajahnya mulai berseri kembali "Iya ini aku~ Kau mengingatku?" Aku mengangguk cepat "Bogosipheo Ji Ho oppa!!" Aku meloncat dan memeluknya walaupun kakiku sakit menopang berat badanku. Dia juga membalas pelukanku.

Walaupun aku tak sepenuhnya ingat, tapi aku ingat siapa dia. Anak laki-laki yang ku mimpikan itu adalah dia, dan gadis kecil itu adalah aku. Aku ingat beberapa memori saat umurku 10 tahun. "Oppa, kau kemana selama ini?" Aku melepas pelukan "Aku pindah ke LA sehari setelah kejadian saat kau jatuh dari tangga, kata imo kau lupa semuanya... Sampai nama dan orang tua mu pun kau tak ingat. Aku merasa bersalah tak bisa menemanimu saat itu" Dia menundukkan wajahnya "Aku sudah tidak apa-apa, oppa~ ^^ " Dia mengusap rambutku dengan lembut "Apa kakimu sakit? Coba kulihat" Ji Ho mengangkat kakiku ke atas pangkuannya.

"Cuma terkilir dan lecet sedikit" Dia meletak kakiku berselonjor di atas sofa dengan hati-hati dan mengambil kotak P3K, dia mengobati kakiku. Mataku terus memerhatikan wajahnya, aku tak tahu aku terkena sihir apa hingga tak jenuh memandangnya. "Aku mau ke atas" Aku berdiri dengan kakiku yang sakit "Yah! Jangan berdiri dulu... Kakimu masih sakit" Ji Ho menggendongku dengan bridal style "Aish! Aku kan sudah besar!" Runtukku kesal dan hanya menurut saat di bopong "Baru 18 tahun sudah sok dewasa" , "Sebentar lagi 19 -_-" " , "Tetap saja masih 18 tahun" , "Aku mau kesitu..." Aku menunjuk tempat main kami sewaktu kecil.

Ji Ho meletakku di atas kursi piano "Oppa~ Ajarkan aku instrumen a little night music" Ji Ho duduk disampingku dan mulai mengajariku bermain piano.

"Aku bisa!!" Pekikku dengan girang "Ahahaha! Iya, aku sudah bisa main piano sekarang... Kenapa kau ingin memainkan instrumen ini?" Tanya Ji Ho "Karena ini instrumen pertama kali yang ku dengarkan, kau juga yang memainkan instrumen music ini oppa. Kau pasti mengujiku saja kan?" Dia terkekeh sambil mengangguk "Aish!" Aku berbalik memunggunginya dan menghadap jendela yang terbuka lebar. Mataku menatap jauh ke langit gelap yang berhias bintang-bintang kecil. Dua lengan mendekap tubuhku dari belakang, Ji Ho meletakan dagunya di atas bahuku. Aku tertegun dan tak dapat bergerak dan berbicara. Apa yang dia lakukan?!

"Aku mengenal seorang gadis bernama Park Ji Ra, aku mengenalnya sejak dia berumur 5 tahun. Dia memanggil dirinya JiJi. Dia gadis cengeng, menangis hanya karena tak bisa bermain piano. Aku menyukainya dari kecil dan sampai sekarang pun aku masih menyukainya~" DEG DEG!!! Arrggh! Jantungku mulai bereaksi seperti tadi! Tolong hentikan! "JiJi~ saranghaeyo~~" Bisiknya di telingaku. Aku bergidik dan menatap wajahnya yang berada disampingku. "Please, be mine~~" Aku masih tetap diam tak menjawab.

Aku melepas tangannya yang mendekap tubuhku. Aku berdiri dan lebih mendekat ke jendela dan menatap suasana malam perumahan. "Aku tak mau" , "Wae?" Ji Ho oppa bediri disampingku, sepertinya dia kecewa. Aku menatap wajah imutnya itu "Kau terlalu tua untukku! Ahahahaha" Aku melarikan diri duluan sebelum diomeli Ji Ho oppa "Yah! Kau ini tidak sopan! Awas kau!" dia mengejarku. GREEEP!!! Dia menarik tanganku, sangat mudah baginya untuk menangkapku. Jelas saja, dua langkahku seperti satu langkah baginya. Dia memaku kedua pergelangan tanganku dengan tangannya di dinding, kami berhadapan dan saling bertatap muka. 

Tanpa ba bi bu Ji Ho oppa langsung mencium bibirku. Jantungku mulai bekerja secara tidak normal, lebih cepat seperti mau meledak. Tangannya mulai melonggar dan akhirnya melepaskan pergelangan tanganku, turun ke pinggangku dan melingkarkan lengannya disana. Ini pertama kalinya aku berciuman dengan seorang namja, aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Aku hanya menempatkan kedua tanganku didadanya. Bibir lembutnya melumat bibirku lembut, hampir semenit kami bertahan. Akhirnya Ji Ho oppa menarik bibirnya, nafas ku tersengal begitu juga dengannya. "Maybe once more" Ujarnya disusul dengan melumat bibirku lagi, aku membelalakkan mataku lebar-lebar "Aish! ... Jinjja ... Nappeun ... !" Celetukku disela kissed. 

"Ji Ra-ah~~ umma dan appa pulang!" Pekik umma dari bawah, aku spontan mendorong Ji Ho oppa hingga punggungnya memukul dinding. "Ne~~" Aku melirik tajam Ji Ho oppa yang menyeringai jahil "Aksi tadi aku anggap kau menerimaku :P " Dia mendahuluiku dan turun kebawah. Dasar Ji Ho oppa menyebalkan!

~ THE END ~

(_ _) mianhamnida yeorobun~~~ maaf banget author telat update >< Soalnya author sibuk #sok sibuk .__. xD maaf kalo FF nya ga terlalu bagus ^^" . Author Baby pasti bakal ngepost new FF, ditunggu aja ya? :D 

[WARNING! DO NOT COPY THIS FF WITHOUR CREDIT!!]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar