Sabtu, 24 November 2012

[Fan Fiction / part 9] I Wish, I were a Boy!

Title : I Wish, I Were a Boy!
Character : Michelle Moon [OC], Mason Moon, Kris Wu from EXO-MPark Chanyeol from EXO-K, Rainie yang , Lay from EXO-K, Chen yue from Ulzzang Mandarin, Luhan from EXO-M and Tao from EXO-M.
Part : 9
Pairing : Michelle x Kris
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance, bla bla bla [?] =__="
Rating : for all creature who want to read this FF [?] -_-

Kris Wu
 Cr : Wufun

"Aku takut kegelapan karna aku takut tidak bisa melihat apa-apa. Bagaimana jika aku jadi buta? Itu menyeramkan!" Jelasnya "Aku ngerti. Kau hanya terlalu banyak berpikiran negatif saja. Ya sudah, aku mau balik ke kamarku" , "Andwe~ Aku masih takut" , "Haa! Tidak ada alasan!" Aku pergi keluar dari kamarnya. "Yaaah~~!!!" Pekiknya. 


= = = = = = = = = =

Sekarang hari senin, hari pertama masuk sekolah setelah liburan musim dingin. Aku masih bekerja, tapi hanya sabtu minggu, untungnya Ayi masih mengizinkan aku tetap bekerja di tokonya. Dia tidak kesulitan lagi sekarang, karena dia punya karyawan baru. Minggu turnamen basket akan dimulai. Aku rasa itu cepat sekali! Kami berlatih hari ini, besok hanya berkumpul untuk menyusun strategi baru, setelah itu kami tidak latihan untuk mengumpul tenaga. Setelah selesai kami bubar "Michelle" Kris memanggilku. "Ne?" , "You, stay!" Perintahnya "Apa lagi?" Aku memutar bola mata dan menghembus nafas. "Take a sit" Aku kembali duduk "Kau tahu aturan perempuan tidak boleh bermain basket di club basket laki-laki?" Aku tak menjawabnya, aku hanya menatap lantai. Aku tahu apa yang akan dia katakan "Aku mau kau duduk di kursi cadangan saja" , "I know you'll say that!" Aku berlari pergi dan masuk ke kamarku.

Aku kesal! Kenapa selalu saja hal gender menjadi masalah! Aku ingin sekali bermain basket di turnamen nanti bersama mereka. Tapi, kenapa aku harus duduk di bangku cadangan saja? Apa gunanya aku latihan selama ini? Toh juga tidak ada yang tahu kalau aku ini perempuan. Selama mereka tak mengetahui itu, semuanya akan baik-baik saja. Handphoneku berdering, 'Kris Babe calling' aku mengabaikan telepon darinya. Dia tak pantang menyerah, sudah belasan kali dia menelponku "Shut fucking up!" Aku pergi keluar tanpa membawa handphone.

Aku mencoba menghibur diri sendiri dengan berjalan-jalan keliling sekolah. BRUUUK! Aku tersandung, seseorang mentackle kakiku. Mataku menangkap sepasang kaki perempuan berdiri tepat didepan kepalaku, aku mendongak keatas dan berdiri. 'Yue!' Batinku "Sakit?" Aku menggeleng sambil membersihkan bajuku. PLAAAK!!! Dia menampar pipi kiriku dengan keras. Rasanya sakit itu berbuah menjadi tanda merah yang telihat kontras di kulit putih pipiku. "Bagaimana sekarang? Sakit bukan? Itu yang kurasakan saat Kris memutuskanku!" , "Like i care~" Jawabku enteng. PLAAAK!!! Dia menamparku lagi dipipi kananku. Emosiku sudah hampir diubun-ubun kepala. "Aku tahu Kris memutuskanku karena kau! Kau merebutnya dariku! You just daughter of bitch, you're not good for him! You're bitch!" 

Dia baru saja memakiku dan juga umma. Don't ever talk about my mom or i might to kill you! "Fuck no! You're the fuckin' mom of fucking bitch! Better go back to fuckin' hell!" Aku menamparnya dua kali seperti yang dia lakukan padaku. Dia terjatuh karena kehilangan keseimbangan saat ku tampar "MICHELLE!" Kris meneriakkan namaku dan berlari kearah Yue "What the fuck are you doing huh? Aku tak menyangka kau seperti itu" Dia menatapku dengan benci, Yue beracting dengan air mata palsunya. Aku tak bisa berkata apa-apa, aku lari menjauhi mereka. Aku berlari keluar sekolah menuju Toko shop pet Ayi. Cukup jauh, tapi aku sampai juga dengan berlari. 

Aku berhenti tepat di depan toko Ayi. Nafasku tersengal, air mataku terus turun. Aku masuk kedalam toko "Ayi, bole aku pinjam Kris?" Ayi menatapku aneh "Boleh~" Tentu saja dia menatapku seperti itu, karena aku seperti orang gila sekarang. Aku mengambil Kris Husky merantainya "Xie xie, ayi... Besok aku akan kembalikan Kris" Aku langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Ayi. Aku berjalan bersama Kris puppy. Kami pergi ketaman, ku rantai Kris puppy didekat tempat duduk. Aku duduk di tanah sambil bermain dengannya "Kris? Aku mulai membenci namanya. Untuk sementara ku panggil kau Husky saja" otakku terus memutar kejadian itu, wajahnya yang menatapku benci. Air mataku mulai merebak dan jatuh lagi, isak tangis ku menjadi-jadi. Hati merasakan sakit, sakit sekali. Inilah air mata pertama yang jatuh untuk seorang Kris Wu.

Aku dan Husky pulang ke asrama jam 10.00PM.
Sampai di kamar, aku mengunci pintu dan melepas rantai Husky. "Jangan nakal! Dan jangan buang air sembarangan. Okay? Aku mandi dulu~" Aku memberikan semangkuk sereal ke Husky dan mandi. Setelah mandi, aku mengemas buku, pakaian untuk besok, mengerjakan PR lalu tidur bersama Husky. 

__Michelle POV end__

__Park Chanyeol POV__

"Hey! Hey! Bukankah itu orang tua Michelle!!" Pekik salah satu murid. Dengan cepat aku langsung berlari keluar kleas dan melihat orang tua Michelle menuju ruang kepala sekolah. 6 bulan yang lalu saat Michelle kabur mereka kemari, sekarang? Untuk apa lagi kemari? Banyak pertanyaan yang melayang diotakku. Aku penasaran. 

"Panggilan untuk Park Chanyeol, harap ke ruang kepala sekolah sekarang" Hah? K-kenapa aku? Aku pergi ke ruang kepala sekolah.

TOOK TOOK TOOK!!! Ku ketuk pintu ruangan kepala sekola "Masuk" Aku pun masuk. Mataku membulat karena kaget melihat kedua orang tua Michelle masih disini. Aku kira mereka sudah pergi! Di tambah lagi, disana ada guru psikolog. Apa-apaan ini? "Duduklah Chanyeol-ssi" Perintah kepala sekolah. Aku duduk di kursi kosong yang tersedia. "Kau tahu kemana Michelle?" Petanyaan dari guru psikolog itu membuat jantungku berdetak. Aku diintrogasi! Buliran kelingat mulai keluar dai kuitku "A-ani... Aku tidak tahu" , "Apa kau yakin? Apa yang dia katakan saat terakhir kali kalian berjumpa?" , "D-dia hanya bilang, dia lelah hidup dikekang. Dia ingin kabur dari rumah" , "Hanya itu?" Aku mengangguk kaku. 

"Chanyeol-ssi, jabat tanganku" Pinta guru psikolog. Aku menjabat tangannya dengan sedikit bergetar. Dia mengangguk ke arah kepala sekolah "Kami tahu kau berbohong Chanyeol-ssi... Tolong jawab sejujur-jujurnya. Bantulah orang tua Michelle" Aku melirik orang tua Michelle yang memandangku dengan harapan. Aku tetap bertahan walaupun harus berbohong. Mereka terus menekanku, "Chanyeol-ssi, jangan buat kami menggeledah barang privasimu" , "A-andwae! Baiklah, akan ku katakan. Michelle berada di taiwan sekarang, dia sekolah di Chinese national high school" Aku menghembus nafas. Aku merasa bersalah kepada Michelle, karena tidak bisa menjaga rahasia. "Apa?! Sejauh itu? Dia serius untuk kabur sampai sejauh itu?" Orang tua Michelle tanpak begitu shock. 

"Gamshamnida~" Orang tua Michelle berterima kasih padaku. Paboya! Umpatku dalam hati. Sekarang, apa yang harus ku lakukan? Aku harus menghubungi Michelle. Aku langsung ke lab komputer dan mengecheck e-mail. Dia tidak online! "Arrggh!"Dengan cepat dan lihai aku mengetik. Aku memberitahu kejadian tadi padanya lewat e-mail. Semoga saja dia cepat membaca e-mailku. 'Maafkan aku, Michelle~' 

__Park Chanyeol POV end__

__Michelle's Mom POV__

"Akhirnya, kita akan menemukan Michelle" Aku menangis haru. Aku harap sahabat Michelle mengatakan hal yang benar. "Besok kita berangkat ke Taiwan" , "Ne~ Aku tak menyangka anak tu betul-betul berniat kabur. Aku akui dia anak yang pemberani, bagaimana bisa dia kabur sampai ke taiwan?" jawab appa. 

__Michelle's Mom POV end__
__Michelle Moon POV__

GUUK GUUK!!! Gonggongan Husky membuat aku terbangun. Aku membuka mata perlahan "Hey! Good morning buddy~ Hows your sleep huh?" Aku menggendongnya dan menciumnya. "Aku harus siap-siap, setelah itu ku antar kau pulang" setelah selesai mandi dan bersiap-siap, aku menghabiskan serela bersama Husky lalu pergi keluar bersama. "Astaga! Anjing mu lucu sekali" Sebagian siswa mengerumni aku dan Husky. "M-maaf~ Aku harus mengantar Husky pulang. Dia bukan anjingku" perlahan mereka menyungkir dan memberi aku jalan. Aku mengentar Husky pulang. Setelah itu kembali kesekolah.

Saat aku masuk kekelas, semua mata memandangku dengan tajam. Aku tak berani melihat mereka "Merasa sudah hebat sekarang?" Tanya seorang siswa. Aku tak mengerti dengan pertanyaannya, dia mencampak majalah sekolah. Di situ tertulis 'Michelle Moon menampar Chen Yue hingga terjatuh!' Aku hanya membuka majalah itu. Photo-photo itu jelas terlihat aku sedang menampar Yue, tapi... Mereka tak melihat saat Yue menamparku. Ini jebakan! "Kau ini keji sekali, beraninya menampar seorang perempuan!" , "Ini semua tidak benar!" Bentakku. "Jadi siapa orang itu? Hantu?" Semua siswa mulai memojokkanku. Aku hanya bisa mundur. Mereka mulai mencomoohku, sampai-sampai menolakku hingga terhentak didinding, aku melihat Kris tengah duduk diam memerhatikan ku. Dia sama sekali tak bergerak untuk membantuku.

Itu membuat aku sakit sekali. Aku menerobos kerumunan dan berlari keluar kelas. Hari ini tanpaknya aku akan bolos sekolah. Aku duduk ditaman sekolah seorang diri. Sekarang keadaan jauh lebih buruk, dan lihatlah betapa menyedihkannya aku. Aku tak punya siapa lagi disini, Rainie mungkin saja sudah membenciku. Begitu juga dengan Kris, dia sudah membenciku. Air mataku turun tanpa ditahan, aku rasanya ingin pulang saja ke Korea. Aku berjalan kembali ke kamar, hanya disana lah tenpat yang aman. Aku melihat pintu kamarku di cat dengan tulisan 'KEJI!' Aku hanya mengabaikannya dan masuk kedalam kamar.

__Michelle Moon POV end__

__Mr. Lay POV__

Majalah ini sungguh mengejutkanku, aku tak percaya Michelle tega melakukan itu pada Yue. Hal penting yang harus diketahui, jangan percaya begitu saja pada surat kabar. Pasti ada permainan kotor dibalik ini semua. TOOK TOOK TOOK!!! "Masuk~" Aku memberi izin masuk pada orng yang mengetuk pintu ruanganku. Sepasang suami istri masuk kedalam ruanganku "Excuse me Sir, we are Michelle Moon's parent. She's school in here?" Tanya wanita yang berparas western yang sedikit mirip seperti Michelle. Aku rasa ada yang tidak beres, apakah dia baru saja bertanya anaknya bersekolah disini? "Yes, she schooling in here. Take a sit, please~" 

Pasangan itu duduk dan mulai angkat bicara, mereka menceritakan semua hal tentang Michelle dan tentang kaburnya Michelle dari rumah. Aku kaget mendengar cerita dari orang tua Michelle. Michelle terlalu nekat melakukan hal seperti itu, dia masih muda. Aku langsung menyuruh guru untuk memanggil Michelle kemari.

__Mr. Lay POV end__

__Michelle Moon POV__

Aku tertidur karena lelah menangis. Selang beberapa jam kemudian, aku terbangun karena seseorang mengetuk pintu kamarku. "Michelle" Suara berat seperti laki-laki separuh baya. Aku membuka pintu dan melihat seorang guru laki-laki tengah berdiri di depan pintu. "Mr. Lay memanggilmu ke ruangannya. Ayo cepat ke ruangannya." , "Hao~" Aku pergi menuju ruang Mr. Lay. 

Ku ketuk pintu ruangannya "Come in" Aku masuk kedalam ruangan Mr. Lay "Astaga! Michelle~" Suara umma! Yah! Aku melihat umma dan appa berdiri tegak di hadapanku. Umma berlari kearahku dan memelukku erat. "Maafkan umma, sayang... Tolong, jangan lakukan hal seperti ini lagi. Umma sangat menyayangimu" Aku masih tak percaya, apa umma dan appa benar-benar disini? "U-umma??" , "Iya sayang~" Tangisku pecah dan menjadi-jadi saat appa ikut memelukku. Aku membalas pelukkan mereka. 

"Apa kau mau pulang, sayang?" Umma bertanya padaku. Huh? Like seriously? She asking me? "Tentu aku mau pulang ^^ " Aku melihat umma sangat senang atas jawabanku. "Aku akan beres-beres, umma dan appa tunggu saja aku di airport" Mereka mengagguk dan pamit duluan kepada Mr. Lay. Aku masih berada dalam ruangan Mr. Lay "Kau gadis kecil yang nekat..." Kata Mr. Lay "Maaf daddy, a-aku..." , "Sudahlah Michie, daddy mengerti. Ada satu hal yang inginku tanyakan padamu" Mr. Lay memotong pembicaraanku "Apa itu?" , "Bisa kau jelaskan ini?" Mr. Lay memberikan majalah tentang aku menampar Yue "Itu semua bohong. Dia yang datang padaku, memakiku dan ibuku, menamparku dua kali. Aku benci jika seseorang menghina ibuku, aku balas menamparnya. Daddy, jika kau tidak percaya. Kau bisa drop out aku, aku juga ingin pulang ke Korea"

"Tentu saja aku percaya padamu, Michie~ Kau yakin mau pulang ke Korea?" Aku mengagguk mantap "Baiklah kalau begitu. Daddy akan sangat merindukanmu, sayang" , "Aku juga ^^ terima kasih atas semuanya, daddy! Daddy, wo ai ni~~ Ahaha" , "Wo ye ai ni, Michie" Aku memberinya pelukan terima kasih dan juga selamat tinggal. Aku kembali ke kamarku dan mengemas semua pakaian dan barang-barangku ke dalam koper. Aku akan memakai pakaian yang umma belikan untukku.



Aku rasa, aku tidak butuh berpamitan dengan Kris dan Rainie. Mereka membenciku. Aku keluar dari kamar sambil menyeret koperku. Semua anak tercengang melihatku, mereka berbisik-bisik. "Apakah itu Michelle? Dia perempuan??" Aku menghentikan langkah ku dan berkata "Yes, I am a girl. Y'all just never ask my gender right? When you all ever give me a chance to tell that i am a girl" Jelasku dan kembali berjalan keluar sekolah. Aku menaiki taxi menuju airport.


__Michelle Moon POV__


__Kris Wu POV__


"ASTAGA! Michelle benar-benar membuat sensasi disekolah ini! Belum selesai dengan kasus dia menampar Yue. Gilanya! Ternyata dia adalah seorang perempuan! Aku melihatnya tadi mengenakan dress cream dengan high heels yang senada. Aku akui dia terlihat cantik" Aku hanya mendengarkan siswi-siswi sedang bergosip "Kau melihatnya dimana?" Tanyaku pada siswi itu "Tadi, saat dia keluar dari kamarnya. Dia sepertinya keluar dari sekolah ini, aku melihatnya membawa koper besar" Aku langsung berlari menuju ruangan Mr. Lay "Kemana dia?" Aku masuk kedalam ruangan Mr. Lay tanpa mengetuk atau basa-basi "Mana sopan santunmu, Mr. Wu?" Aku membungkuk "Maaf Mr. Lay" , "Dia akan pulang ke Korea, orang tuanya menjemputnya kemari" , "Xie xie" Aku akan mengejarnya.


Sesampai di bandara, aku mengecheck penerbangan online. Pesawat ke korea akan terbang beberapa menit lagi. Aku tidak bisa masuk! "Michelle!!!" Pekikku dari luar seperti orang gila. Aku tak peduli orang mau berkata apa. Aku terus meneriakkan namanya.


__Kris Wu POV end__


__Michelle Moon POV__


Aku sudah sampai dibandara, aku melihat umma dan appa sedang menungguku. "Umma~ Appa~" Aku melambaikan tangan kearah mereka, mereka menghampiriku dan appa membawakan koperku. "Kau terlihat cantik, sayang~" Kami masuk kedalam. 


Saat aku sedang check in. Aku merasa seseorang memanggil namaku, aku diam sejenak untuk mendengar suara itu. "Sayang" Umma menyadarkanku, aku langsung memberikan tiketku pada petugas. Aku masih penasaran, rasanya berat untuk pergi. 


Aku berjalan menaiki tangga ke dalam kabin pesawat dan menduduki seat sesuai nomor. "Good bye, Taiwan~ Good bye Kris, Good bye Rainie, Good bye daddy, Good bye Ayi and Kris Husky~" pesawatku akhirnya terbang meninggalkan airport.


~ TO BE CONTINUE ~

Hiks hiks... TT____TT Sedih ya? #ga tuh [?] Readers yang berbahagia, part 10 final dari FF ini T^T author sedih musti namatin FF ni [?] ditunggu lagi ya, the last part nya ;A;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar