Minggu, 25 November 2012

[Fan Fiction / part 10] I Wish, I were a Boy!

Title : I Wish, I Were a Boy!
Character : Michelle Moon [OC], Mason Moon, Kris Wu from EXO-MPark Chanyeol from EXO-K, Rainie yang , Lay from EXO-K, Chen yue from Ulzzang Mandarin, Luhan from EXO-M and Tao from EXO-M.
Part : 10
Pairing : Michelle x Kris
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance, bla bla bla [?] =__="
Rating : for all creature who want to read this FF [?] -_-

Kris Wu

Aku berjalan menaiki tangga ke dalam kabin pesawat dan menduduki seat sesuai nomor. "Good bye, Taiwan~ Good bye Kris, Good bye Rainie, Good bye daddy, Good bye Ayi and Kris Husky~" pesawatku akhirnya terbang meninggalkan airport.

 = = = = = = = = = = 

Sampai di Korea, aku disambut hangat oleh Chanyeol, Mason dan teman-teman basketku. "Michelle, aku minta maaf~ A-aku..." Aku langsung memeluk Chanyeol "Aniya~ Kau tak perlu minta maaf. Aku malah berterima kasih padamu, aku sangat ingin pulang sebenarnya ^^ " , "Jinjja?" Aku mengangguk.

Aku kembali lagi bersekolah di Seoul. Keadaan jauh lebih baik, bully tetap saja ada. Tapi aku bisa mengatasinya. Aku tetap aktif bermain basket, tetap bergaya tomboy. Umma tidak lagi mengekangku. Itu membuat aku senang sekali. Aku tak tahu bagaimana kabar Kris dan yang lain di taiwan. Aku merindukan mereka.

2 years later...
"Umma~ Aku mau kuliah di canada. Bolehkan?" Aku membujuk umma. "Aish! Iya, kau boleh kuliah di canada" , "Yes yes! Muchas gracias, mommy!" Aku memeluk umma erat. Berarti lusa aku harus sudah berangkat, untuk melihat-lihat kampus. Aku sibuk berkemas-kemas pakaianku.

- - - - - - - - -

"Bye bye~ umma, appa, Mason!" Aku melambaikan tangan sebelum masuk kedalam ruang tunggu badara. Aku langsung check in dan naik ke pesawat. Perjalanan mungkin akan lama.

Few hours later...
Pesawat yang kutumpangi hendak landing. Aku melihat suasana Canada dari atas langit. Terlihat seperti miniatur yang tersusun rapi. 'Welcome to Canada, Michelle~' gumamku dalam hati. Setelah landing, aku menunggu koperku yang masuk bagasi. Aku langsung mengunjungi Unibersity of Canada. 

"Woow!" Takjubku saat melihat ebtapa megahnya kampus ini. Aku masuk kedalam kampus Canada ini. Mengatur registrasi pendaftaran setelah itu berkeliling melihat-lihat isi kampus. Tiba di taman kampus. GUUK! GUUKK!! Aku mendengar gonggongan anjing, aku memutar tubuhku dan melihat seekor anjing besar berlari kearaku. "Oh no no no! Huaaah!!" Aku hendak berlari, namun anjing itu sudah meloncat dan mendapatkanku. Aku jatuh dan mendarat diatas rumput, anjing itu menjilat-jilat pipiku "Stop it big buddy~!!" Aku mendorong perlahan anjing itu "Ah! I'm so sorry~ Kris! Let her now..." Anjing itu melepaskanku. Majikannya membantuku berdiri, aku sibuk mengelap pipiku yang terkena liur anjing itu.

"I'm so sorry" , "Thats okay" Aku melihat wajah majikan anjing itu "K-kris...?" , "Michelle??" Kami mematung untuk beberapa saat. Aku tak percaya, aku bejumpa lagi dengan Kris. Tak banyak hal yang berubah darinya, dia makin tampan dengan rambut blonde nya. Aku melihat anjingnya, bukankah tadi dia memanggil anjing ini KRIS? "Ini Kris Husky?" Tanyaku sambil berjongkok melihat Husky. "Ne" , "Aigooo! Kris! It's me... Michelle! You remember me?" Aku mengelus dan memeluk Husky. "I miss you so much" Aku bercengkrama dengan Husky. "Kris, a-aku duluan. Aku harus mencari apartemen sebelum malam" Aku langsung menggeret koper dan pergi "Tunggu!" Kris menahan tanganku.

'Dia memegang tanganku?? God, aku sangat merindukannya. Aku ingin sekali memeluknya' batinku "Bermainlah dulu ke apartemen ku bersama Husky" Pintanya "Okay" Dia membawakan koperku dan aku memegang Husky. Kami menuju parkiran, dia memencet remote kunci mobilnya and 'Holly cow!' Batinku. Mulutku ternganga lebar. K-kris membawa ferarri sport berwarna hitam mulus. "Ayo masuk" Dia membukakan pintu mobil untukku. "A-ah... Iya" Denagn langkah kikuk aku masuk ke mobil ferarri sportnya. 

Aku berpikir, dari mana dia bisa mendapatkan mobil mewah ini? Terus kenapa dia ada di canada juga? Kenapa Husky bisa bersamanya? Ah! Begitu banyak pertanyaan bermain di otakku, membuat kau tak sadar bahwa Kris sudah keluar dan membukakan pintu untukku. "Michelle, kita sudah sampai" Aku melenyapkan lamunan dalam sekali pejam. 'Holly shit!' Okay, aku benar-benar terperangah melihat semua ini. Cukup dari mobil ferarri sport, sekarang apartemen mewah?! Aku berjalan mengekorinya sambil memegang Husky. Apartemen dengan aksen eropa, terlihat elit dan megah. 

"Masuklah~" Kris mempersilahkan aku masuk duluan ke apartemennya. Aku masuk dengan muka super udik yang tercengang melihat kesana-kemari. Apatemen ini mewah sekali, ada 2 kamar, ruang tamu, ruang tengah dan dapur. Semuanya berwarna cream berpadu dengan putih dan coklat muda. Terlihat clasik! Kris duduk di ruang tengah dan membawakan minuman "Duduklah" Aku duduk, melepskan rantau Husky dan membiarkannya pergi. Aku menatap muka Kris dengan tatapan kosong. "Kau kenapa?" Tanya Kris heran 

"Kau bisa mnedapatakan semua ini karena kau anak konglomerat atau kau bekerja dengan tante-tante?" Tanyaku dengan polos "Yah! Kau ini tidak berubah-berubah! Apa maksudmu aku bekerja dengan tante-tante? Tentu saja tidak, semua fasilitas ini pemberian orang tuaku" , "Ehehe! Aku kan tidak tahu... Dimana orang tuamu? Lalu kenapa Husky bersamamu?" Aku meminum air yang disediakan Kris "Papa di cina dan mama di canada, mereka sudah bercerai setahun yang lalu. Aku memilih untuk ikut mama dan pulang ke kampung halaman ku di sini. Husky? Aku mengadopsinya" , "Maaf aku menanyakan hal itu~  Kau lahir disini?" , "Thats okay~ Iya, aku lahir disini..." Percakapan kami selesai. Kami berdiam diri selama beberapa menit, i feel awkward! Aku tak berani mengangkat bicara duluan. Karena aku tak tahu harus berkata apa.

"Kau sudah banyak berubah. Rambutmu sudah panjang, tapi... Kenapa mohawk samping? ==' " , "Jinjja? Ehehe... Aku korban model G-DRAGON!" Dengan bangga aku menyibak rambut panjangku. "Aku tarik kata-kataku, kau sama sekali tak berubah! Hanya penampilan saja" , "Kau juga sama saja! -_- " Dia beringsut duduk mendekatiku, refleks aku berpindah sedikit. "Michelle, a-aku minta maaf tentang kejadian 2 tahun yang lalu. Rainie membuktikan kau tidak menampar Yue. Aku mengejarmu ke bandara saat itu" Dia menundukkan mukanya, aku menepuk punggungnya pelan "Gwaenchanayo~ itu sudah lama sekali. Bahkan aku hampir saja lupa kejadian itu ^^ "

GREEEP! Kris memelukku erat. 2 tahun aku kehilangan pelukan hangat darinya. Aku membalas pelukannya "Wo xiangnian ni (i miss you)" Suara bass nya terdengar sedikit parau "Wo ye xiang ni (i miss you too)" Dia melepas pelukan dan melihat kedua manik mataku "Sudah lama sekali kau ingin mengatakan ini padamu..." Aku hanya menunggunya untuk melanjutkan kata-katanya yang gantung "Would you be mine?" Kris menatapku dengan penuh harapan. 'Apa aku tidak salah dengar? Dia menyatakan cintanya padaku?' Aku mengangguk pelan. Perlahan senyumnya mulai merekah dibibir "Thank you! Thank you! Thank you so much~" Kris memelukku seperti anak 5 tahun memeluk ibunya. 

"Excuse me babe~ Thats one thing i want to do for long time!" Alisku bertaut senyiratkan tanya tanya. CHU~!! Bibir Kris menyentuh dengan bibirku. Dia memejamkan matanya, mataku masih memandang lekat kedua kelopak matanya. Seems he really enjoy it. Tangannya menarik tubuhku mendekat dengannya dan tetap memeluk pinggangku. Jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Lama kelamaan ciumannya menjadi sedikit ganas. Aku memejamkan mataku dengan erat. Dia melumat bibirku dengan sedikit kasar. Lidahnya menyelip masuk kedalam mulutku dan menjelajahi setiap rongga mulutku. Nafasku memburu, aku hampir tak bisa bernafas. Aku mengerang saat Kris mengigit bibirku. "K-kris..." Aku mencoba melepaskan ciuman. "Shenme?" Kris menarik bibirnya dan menjilat bibirku. Rasanya aku mau pingsan saja! 

"You are bad kisser! Don't dare to kiss me again >< " Alasan bodoh macam apa itu? Sebenarnya aku hanya tak pandai membalas ciumannya. Aku tak berpengalaman dalam hal seperti ini. "Ah jinjja? Give me a chance then~ ;) " , "A-ani ani... Ehmmp!" Kris mendaratkan bibirnya lagi dibibirku. Well, this kiss taste so sweet~ Cuz i kissed a guy who i love. Now, i got ma 1st love. I will never let him go, never...


~ THE END ~

Finally, selesai juga FF ini xD genap 10 FFnya kelar! Btw, author nyelesaiin FF ni ampe tengah malem loh -_- mangkannya banyak typo. Ada sedikit perubahan ending cerita. Sangking ngantuk jadi ga nyambung endingnya, author uda rubah sedikit ^^v maaf atas kesalahan teknis [?]  Author harap reader semua suka FF ini. Btw, jangan baca aja dong! Komen gitu, follow gitu T___T kan kesian author ngobrol sendiri kaya orgil [?] Author ada ide baru nih, lanjut FF ini atau ga ya? -_-? Ga usah aja deh :P #KABUR! See y'all in new FF ^^ Gamshamnida~~~ (_ _) 

[ WARNING ! DO NOT TAKE THIS FF WITHOUT CREDIT ! THANK YOU ]

Sabtu, 24 November 2012

[Fan Fiction / part 9] I Wish, I were a Boy!

Title : I Wish, I Were a Boy!
Character : Michelle Moon [OC], Mason Moon, Kris Wu from EXO-MPark Chanyeol from EXO-K, Rainie yang , Lay from EXO-K, Chen yue from Ulzzang Mandarin, Luhan from EXO-M and Tao from EXO-M.
Part : 9
Pairing : Michelle x Kris
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance, bla bla bla [?] =__="
Rating : for all creature who want to read this FF [?] -_-

Kris Wu
 Cr : Wufun

"Aku takut kegelapan karna aku takut tidak bisa melihat apa-apa. Bagaimana jika aku jadi buta? Itu menyeramkan!" Jelasnya "Aku ngerti. Kau hanya terlalu banyak berpikiran negatif saja. Ya sudah, aku mau balik ke kamarku" , "Andwe~ Aku masih takut" , "Haa! Tidak ada alasan!" Aku pergi keluar dari kamarnya. "Yaaah~~!!!" Pekiknya. 


= = = = = = = = = =

Sekarang hari senin, hari pertama masuk sekolah setelah liburan musim dingin. Aku masih bekerja, tapi hanya sabtu minggu, untungnya Ayi masih mengizinkan aku tetap bekerja di tokonya. Dia tidak kesulitan lagi sekarang, karena dia punya karyawan baru. Minggu turnamen basket akan dimulai. Aku rasa itu cepat sekali! Kami berlatih hari ini, besok hanya berkumpul untuk menyusun strategi baru, setelah itu kami tidak latihan untuk mengumpul tenaga. Setelah selesai kami bubar "Michelle" Kris memanggilku. "Ne?" , "You, stay!" Perintahnya "Apa lagi?" Aku memutar bola mata dan menghembus nafas. "Take a sit" Aku kembali duduk "Kau tahu aturan perempuan tidak boleh bermain basket di club basket laki-laki?" Aku tak menjawabnya, aku hanya menatap lantai. Aku tahu apa yang akan dia katakan "Aku mau kau duduk di kursi cadangan saja" , "I know you'll say that!" Aku berlari pergi dan masuk ke kamarku.

Aku kesal! Kenapa selalu saja hal gender menjadi masalah! Aku ingin sekali bermain basket di turnamen nanti bersama mereka. Tapi, kenapa aku harus duduk di bangku cadangan saja? Apa gunanya aku latihan selama ini? Toh juga tidak ada yang tahu kalau aku ini perempuan. Selama mereka tak mengetahui itu, semuanya akan baik-baik saja. Handphoneku berdering, 'Kris Babe calling' aku mengabaikan telepon darinya. Dia tak pantang menyerah, sudah belasan kali dia menelponku "Shut fucking up!" Aku pergi keluar tanpa membawa handphone.

Aku mencoba menghibur diri sendiri dengan berjalan-jalan keliling sekolah. BRUUUK! Aku tersandung, seseorang mentackle kakiku. Mataku menangkap sepasang kaki perempuan berdiri tepat didepan kepalaku, aku mendongak keatas dan berdiri. 'Yue!' Batinku "Sakit?" Aku menggeleng sambil membersihkan bajuku. PLAAAK!!! Dia menampar pipi kiriku dengan keras. Rasanya sakit itu berbuah menjadi tanda merah yang telihat kontras di kulit putih pipiku. "Bagaimana sekarang? Sakit bukan? Itu yang kurasakan saat Kris memutuskanku!" , "Like i care~" Jawabku enteng. PLAAAK!!! Dia menamparku lagi dipipi kananku. Emosiku sudah hampir diubun-ubun kepala. "Aku tahu Kris memutuskanku karena kau! Kau merebutnya dariku! You just daughter of bitch, you're not good for him! You're bitch!" 

Dia baru saja memakiku dan juga umma. Don't ever talk about my mom or i might to kill you! "Fuck no! You're the fuckin' mom of fucking bitch! Better go back to fuckin' hell!" Aku menamparnya dua kali seperti yang dia lakukan padaku. Dia terjatuh karena kehilangan keseimbangan saat ku tampar "MICHELLE!" Kris meneriakkan namaku dan berlari kearah Yue "What the fuck are you doing huh? Aku tak menyangka kau seperti itu" Dia menatapku dengan benci, Yue beracting dengan air mata palsunya. Aku tak bisa berkata apa-apa, aku lari menjauhi mereka. Aku berlari keluar sekolah menuju Toko shop pet Ayi. Cukup jauh, tapi aku sampai juga dengan berlari. 

Aku berhenti tepat di depan toko Ayi. Nafasku tersengal, air mataku terus turun. Aku masuk kedalam toko "Ayi, bole aku pinjam Kris?" Ayi menatapku aneh "Boleh~" Tentu saja dia menatapku seperti itu, karena aku seperti orang gila sekarang. Aku mengambil Kris Husky merantainya "Xie xie, ayi... Besok aku akan kembalikan Kris" Aku langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Ayi. Aku berjalan bersama Kris puppy. Kami pergi ketaman, ku rantai Kris puppy didekat tempat duduk. Aku duduk di tanah sambil bermain dengannya "Kris? Aku mulai membenci namanya. Untuk sementara ku panggil kau Husky saja" otakku terus memutar kejadian itu, wajahnya yang menatapku benci. Air mataku mulai merebak dan jatuh lagi, isak tangis ku menjadi-jadi. Hati merasakan sakit, sakit sekali. Inilah air mata pertama yang jatuh untuk seorang Kris Wu.

Aku dan Husky pulang ke asrama jam 10.00PM.
Sampai di kamar, aku mengunci pintu dan melepas rantai Husky. "Jangan nakal! Dan jangan buang air sembarangan. Okay? Aku mandi dulu~" Aku memberikan semangkuk sereal ke Husky dan mandi. Setelah mandi, aku mengemas buku, pakaian untuk besok, mengerjakan PR lalu tidur bersama Husky. 

__Michelle POV end__

__Park Chanyeol POV__

"Hey! Hey! Bukankah itu orang tua Michelle!!" Pekik salah satu murid. Dengan cepat aku langsung berlari keluar kleas dan melihat orang tua Michelle menuju ruang kepala sekolah. 6 bulan yang lalu saat Michelle kabur mereka kemari, sekarang? Untuk apa lagi kemari? Banyak pertanyaan yang melayang diotakku. Aku penasaran. 

"Panggilan untuk Park Chanyeol, harap ke ruang kepala sekolah sekarang" Hah? K-kenapa aku? Aku pergi ke ruang kepala sekolah.

TOOK TOOK TOOK!!! Ku ketuk pintu ruangan kepala sekola "Masuk" Aku pun masuk. Mataku membulat karena kaget melihat kedua orang tua Michelle masih disini. Aku kira mereka sudah pergi! Di tambah lagi, disana ada guru psikolog. Apa-apaan ini? "Duduklah Chanyeol-ssi" Perintah kepala sekolah. Aku duduk di kursi kosong yang tersedia. "Kau tahu kemana Michelle?" Petanyaan dari guru psikolog itu membuat jantungku berdetak. Aku diintrogasi! Buliran kelingat mulai keluar dai kuitku "A-ani... Aku tidak tahu" , "Apa kau yakin? Apa yang dia katakan saat terakhir kali kalian berjumpa?" , "D-dia hanya bilang, dia lelah hidup dikekang. Dia ingin kabur dari rumah" , "Hanya itu?" Aku mengangguk kaku. 

"Chanyeol-ssi, jabat tanganku" Pinta guru psikolog. Aku menjabat tangannya dengan sedikit bergetar. Dia mengangguk ke arah kepala sekolah "Kami tahu kau berbohong Chanyeol-ssi... Tolong jawab sejujur-jujurnya. Bantulah orang tua Michelle" Aku melirik orang tua Michelle yang memandangku dengan harapan. Aku tetap bertahan walaupun harus berbohong. Mereka terus menekanku, "Chanyeol-ssi, jangan buat kami menggeledah barang privasimu" , "A-andwae! Baiklah, akan ku katakan. Michelle berada di taiwan sekarang, dia sekolah di Chinese national high school" Aku menghembus nafas. Aku merasa bersalah kepada Michelle, karena tidak bisa menjaga rahasia. "Apa?! Sejauh itu? Dia serius untuk kabur sampai sejauh itu?" Orang tua Michelle tanpak begitu shock. 

"Gamshamnida~" Orang tua Michelle berterima kasih padaku. Paboya! Umpatku dalam hati. Sekarang, apa yang harus ku lakukan? Aku harus menghubungi Michelle. Aku langsung ke lab komputer dan mengecheck e-mail. Dia tidak online! "Arrggh!"Dengan cepat dan lihai aku mengetik. Aku memberitahu kejadian tadi padanya lewat e-mail. Semoga saja dia cepat membaca e-mailku. 'Maafkan aku, Michelle~' 

__Park Chanyeol POV end__

__Michelle's Mom POV__

"Akhirnya, kita akan menemukan Michelle" Aku menangis haru. Aku harap sahabat Michelle mengatakan hal yang benar. "Besok kita berangkat ke Taiwan" , "Ne~ Aku tak menyangka anak tu betul-betul berniat kabur. Aku akui dia anak yang pemberani, bagaimana bisa dia kabur sampai ke taiwan?" jawab appa. 

__Michelle's Mom POV end__
__Michelle Moon POV__

GUUK GUUK!!! Gonggongan Husky membuat aku terbangun. Aku membuka mata perlahan "Hey! Good morning buddy~ Hows your sleep huh?" Aku menggendongnya dan menciumnya. "Aku harus siap-siap, setelah itu ku antar kau pulang" setelah selesai mandi dan bersiap-siap, aku menghabiskan serela bersama Husky lalu pergi keluar bersama. "Astaga! Anjing mu lucu sekali" Sebagian siswa mengerumni aku dan Husky. "M-maaf~ Aku harus mengantar Husky pulang. Dia bukan anjingku" perlahan mereka menyungkir dan memberi aku jalan. Aku mengentar Husky pulang. Setelah itu kembali kesekolah.

Saat aku masuk kekelas, semua mata memandangku dengan tajam. Aku tak berani melihat mereka "Merasa sudah hebat sekarang?" Tanya seorang siswa. Aku tak mengerti dengan pertanyaannya, dia mencampak majalah sekolah. Di situ tertulis 'Michelle Moon menampar Chen Yue hingga terjatuh!' Aku hanya membuka majalah itu. Photo-photo itu jelas terlihat aku sedang menampar Yue, tapi... Mereka tak melihat saat Yue menamparku. Ini jebakan! "Kau ini keji sekali, beraninya menampar seorang perempuan!" , "Ini semua tidak benar!" Bentakku. "Jadi siapa orang itu? Hantu?" Semua siswa mulai memojokkanku. Aku hanya bisa mundur. Mereka mulai mencomoohku, sampai-sampai menolakku hingga terhentak didinding, aku melihat Kris tengah duduk diam memerhatikan ku. Dia sama sekali tak bergerak untuk membantuku.

Itu membuat aku sakit sekali. Aku menerobos kerumunan dan berlari keluar kelas. Hari ini tanpaknya aku akan bolos sekolah. Aku duduk ditaman sekolah seorang diri. Sekarang keadaan jauh lebih buruk, dan lihatlah betapa menyedihkannya aku. Aku tak punya siapa lagi disini, Rainie mungkin saja sudah membenciku. Begitu juga dengan Kris, dia sudah membenciku. Air mataku turun tanpa ditahan, aku rasanya ingin pulang saja ke Korea. Aku berjalan kembali ke kamar, hanya disana lah tenpat yang aman. Aku melihat pintu kamarku di cat dengan tulisan 'KEJI!' Aku hanya mengabaikannya dan masuk kedalam kamar.

__Michelle Moon POV end__

__Mr. Lay POV__

Majalah ini sungguh mengejutkanku, aku tak percaya Michelle tega melakukan itu pada Yue. Hal penting yang harus diketahui, jangan percaya begitu saja pada surat kabar. Pasti ada permainan kotor dibalik ini semua. TOOK TOOK TOOK!!! "Masuk~" Aku memberi izin masuk pada orng yang mengetuk pintu ruanganku. Sepasang suami istri masuk kedalam ruanganku "Excuse me Sir, we are Michelle Moon's parent. She's school in here?" Tanya wanita yang berparas western yang sedikit mirip seperti Michelle. Aku rasa ada yang tidak beres, apakah dia baru saja bertanya anaknya bersekolah disini? "Yes, she schooling in here. Take a sit, please~" 

Pasangan itu duduk dan mulai angkat bicara, mereka menceritakan semua hal tentang Michelle dan tentang kaburnya Michelle dari rumah. Aku kaget mendengar cerita dari orang tua Michelle. Michelle terlalu nekat melakukan hal seperti itu, dia masih muda. Aku langsung menyuruh guru untuk memanggil Michelle kemari.

__Mr. Lay POV end__

__Michelle Moon POV__

Aku tertidur karena lelah menangis. Selang beberapa jam kemudian, aku terbangun karena seseorang mengetuk pintu kamarku. "Michelle" Suara berat seperti laki-laki separuh baya. Aku membuka pintu dan melihat seorang guru laki-laki tengah berdiri di depan pintu. "Mr. Lay memanggilmu ke ruangannya. Ayo cepat ke ruangannya." , "Hao~" Aku pergi menuju ruang Mr. Lay. 

Ku ketuk pintu ruangannya "Come in" Aku masuk kedalam ruangan Mr. Lay "Astaga! Michelle~" Suara umma! Yah! Aku melihat umma dan appa berdiri tegak di hadapanku. Umma berlari kearahku dan memelukku erat. "Maafkan umma, sayang... Tolong, jangan lakukan hal seperti ini lagi. Umma sangat menyayangimu" Aku masih tak percaya, apa umma dan appa benar-benar disini? "U-umma??" , "Iya sayang~" Tangisku pecah dan menjadi-jadi saat appa ikut memelukku. Aku membalas pelukkan mereka. 

"Apa kau mau pulang, sayang?" Umma bertanya padaku. Huh? Like seriously? She asking me? "Tentu aku mau pulang ^^ " Aku melihat umma sangat senang atas jawabanku. "Aku akan beres-beres, umma dan appa tunggu saja aku di airport" Mereka mengagguk dan pamit duluan kepada Mr. Lay. Aku masih berada dalam ruangan Mr. Lay "Kau gadis kecil yang nekat..." Kata Mr. Lay "Maaf daddy, a-aku..." , "Sudahlah Michie, daddy mengerti. Ada satu hal yang inginku tanyakan padamu" Mr. Lay memotong pembicaraanku "Apa itu?" , "Bisa kau jelaskan ini?" Mr. Lay memberikan majalah tentang aku menampar Yue "Itu semua bohong. Dia yang datang padaku, memakiku dan ibuku, menamparku dua kali. Aku benci jika seseorang menghina ibuku, aku balas menamparnya. Daddy, jika kau tidak percaya. Kau bisa drop out aku, aku juga ingin pulang ke Korea"

"Tentu saja aku percaya padamu, Michie~ Kau yakin mau pulang ke Korea?" Aku mengagguk mantap "Baiklah kalau begitu. Daddy akan sangat merindukanmu, sayang" , "Aku juga ^^ terima kasih atas semuanya, daddy! Daddy, wo ai ni~~ Ahaha" , "Wo ye ai ni, Michie" Aku memberinya pelukan terima kasih dan juga selamat tinggal. Aku kembali ke kamarku dan mengemas semua pakaian dan barang-barangku ke dalam koper. Aku akan memakai pakaian yang umma belikan untukku.



Aku rasa, aku tidak butuh berpamitan dengan Kris dan Rainie. Mereka membenciku. Aku keluar dari kamar sambil menyeret koperku. Semua anak tercengang melihatku, mereka berbisik-bisik. "Apakah itu Michelle? Dia perempuan??" Aku menghentikan langkah ku dan berkata "Yes, I am a girl. Y'all just never ask my gender right? When you all ever give me a chance to tell that i am a girl" Jelasku dan kembali berjalan keluar sekolah. Aku menaiki taxi menuju airport.


__Michelle Moon POV__


__Kris Wu POV__


"ASTAGA! Michelle benar-benar membuat sensasi disekolah ini! Belum selesai dengan kasus dia menampar Yue. Gilanya! Ternyata dia adalah seorang perempuan! Aku melihatnya tadi mengenakan dress cream dengan high heels yang senada. Aku akui dia terlihat cantik" Aku hanya mendengarkan siswi-siswi sedang bergosip "Kau melihatnya dimana?" Tanyaku pada siswi itu "Tadi, saat dia keluar dari kamarnya. Dia sepertinya keluar dari sekolah ini, aku melihatnya membawa koper besar" Aku langsung berlari menuju ruangan Mr. Lay "Kemana dia?" Aku masuk kedalam ruangan Mr. Lay tanpa mengetuk atau basa-basi "Mana sopan santunmu, Mr. Wu?" Aku membungkuk "Maaf Mr. Lay" , "Dia akan pulang ke Korea, orang tuanya menjemputnya kemari" , "Xie xie" Aku akan mengejarnya.


Sesampai di bandara, aku mengecheck penerbangan online. Pesawat ke korea akan terbang beberapa menit lagi. Aku tidak bisa masuk! "Michelle!!!" Pekikku dari luar seperti orang gila. Aku tak peduli orang mau berkata apa. Aku terus meneriakkan namanya.


__Kris Wu POV end__


__Michelle Moon POV__


Aku sudah sampai dibandara, aku melihat umma dan appa sedang menungguku. "Umma~ Appa~" Aku melambaikan tangan kearah mereka, mereka menghampiriku dan appa membawakan koperku. "Kau terlihat cantik, sayang~" Kami masuk kedalam. 


Saat aku sedang check in. Aku merasa seseorang memanggil namaku, aku diam sejenak untuk mendengar suara itu. "Sayang" Umma menyadarkanku, aku langsung memberikan tiketku pada petugas. Aku masih penasaran, rasanya berat untuk pergi. 


Aku berjalan menaiki tangga ke dalam kabin pesawat dan menduduki seat sesuai nomor. "Good bye, Taiwan~ Good bye Kris, Good bye Rainie, Good bye daddy, Good bye Ayi and Kris Husky~" pesawatku akhirnya terbang meninggalkan airport.


~ TO BE CONTINUE ~

Hiks hiks... TT____TT Sedih ya? #ga tuh [?] Readers yang berbahagia, part 10 final dari FF ini T^T author sedih musti namatin FF ni [?] ditunggu lagi ya, the last part nya ;A;

[Fan Fiction / part 8] I Wish, I were a Boy!

Title : I Wish, I Were a Boy!
Character : Michelle Moon [OC], Mason Moon, Kris Wu from EXO-MPark Chanyeol from EXO-K, Rainie yang , Lay from EXO-K, Chen yue from Ulzzang Mandarin, Luhan from EXO-M and Tao from EXO-M.
Part : 8
Pairing : Michelle x Kris
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance, bla bla bla [?] =__="
Rating : for all creature who want to read this FF [?] -_-

Tao

19.00PM...
Aku sudah menjemput Yue dirumahnya "Hey baby~" Sapanya sambil berlari kearahku. "Kiss me" Pinta Yue "Ayo kita pergi" , "Kiss me first!" Dia mulai menghentakkan kakinya dan merengek dengan suara imut yang terlalu dibuat-buat. "Mau jalan atau tidak? Kalau tidak dengan senang hati aku pulang." jawabku ketus, dia hanya mencebikkan bibirnya dan menggandeng lenganku. Kami berjalan-jalan, dinner dan pulang. Aku mengantarnya pulang, "Yue, ada yang ingin ku bicarakan" , "Apa itu?"

= = = = = = = = = =

"It's over, it's too far. I wont hurt you for anylonger. Thank for all thing you give to me, i hope you find a better one than me" Jelasku. Matanya mulai berlinangan cairan bening. Sungguh! Aku tak sanggup melihat perempuan menangis. "You just hurt me if you break me up. Please, stay beside me. Although we're just pretending. Thats make me happy! Please Kris!" Yue mengemis dengan deraian air mata yang tumpah dari pelupuk mata. "I-i'm sorry Yue, i can't" Aku meninggalkannya pergi dengan keadaan terpuruk. 'Maafkan aku Yue~' Batinku. "Kriiiis!!!" Pekiknya disela tangis. Itu membuat aku pilu, aku merasa seperti laki-laki yang sangat kejam didunia.

__Kris Wu POV end__

__Michelle Moon POV__

Mataku sudah berat, mungkin sebentar lagi aku akan terlelap. Aku sudah terkapar di atas kasur dengan badan tertutup selimut tebal. Tiba-tiba, TOOK TOOK TOOK! "Hee?" Siapa yang mengetok pintu malam-malam begini? Aku berjalan kearah pintu dan membukanya dengan perlahan "Ah! Kris... Ada apa?" Aku membuka lebar pintu kamar. GREEEP! Kris tiba-tiba saja memelukku dengan erat. "Y-yah! W-wae?" Kris bungkam dan membenamkan wajahnya dibahuku. Sepertinya dia sedang ada masalah, aku mencoba untuk menenangkannya. Tanganku menepuk punggungnya dengan pelan, 'Ah! Kau bodoh sekali, Michelle!' umpatku dalam hati. Aku terlalu kikuk! Aku tak pernah memeluk laki-laki sebelumnya -_- kecuali appa dan Mason. 

Sudah lima menit kami berposisi seperti ini... Rasanya pegal harus berposisi seperti ini terus. Kepalaku cape harus mendongak. Aku membalas pelukkannya "Kris, apa kau tidak cape seperti ini terus?" Dia menggeleng "Justru sebaliknya" Dia melepas pelukkannya dan menatapku dengan tatapan teduh "Gomawo" Katanya "Kau kenapa?" , "Aku memutuskan Yue, aku merasa sangat kejam padanya" , "Kau melakukan hal yang benar... Jangan sedih ^^ Aku yakin Yue akan menyadari itu. Sekarang kembalilah ke kamarmu dan tidur" , "Shi :) Sekali lagi terima kasih" , "Sama-sama" 

Entah kenapa aku senang mendengar Kris putus dengan Yue. "IHH!" Aku menggaruk kepala. Aku ini jahat sekali! Bahagia diatas penderitaan orang >< aish!! Daripada aku memikirkan hal yang tak penting, lebih baik aku tidur. Besok aku sudah mengatur rencana untuk main ke rumah Rainie :D

Keesokan harinya...
Aku baru saja melangkah keluar dari kamarku, Kris sudah berdiri tegak didepan pintu kamarku. "Aish! Apa yang kau lakukan disini?" , "Menunggumu keluar~" Senyumnya cukup membuatku terhipnotis untuk beberapa dekit. Okay, melihat senyum Kris dipagi hari seperti suatu energi spesial yang mengisi tabung semangat lebih dari sarapan [?] "Kau mau kemana?" , "Come on Kris! I'm nobody to you. Why you caring about me?" Tiba-tiba wajanya berubah, aku melenyapkan senyumnya. God! Apa yang baru saja ku katakan?! "Ya, aku tau itu" Dia menunduk sedih "A-aku tidak bermaksud... Ah! Maaf..." , "But, one day i'll make you to be someone for me" Dengan semangat dia mengatakan hal itu.

Anak ini tak bisa ditebak! "Aku mau kerumah Rainie" , "Boleh aku ikut? Please~" Kris memasang muka memelas seperti puppy. "Okay okay, you can come with me" Kris hanya terkekeh. 

Dalam bus...
Aku duduk didekat jendela sambil melihat-lihat pemandangan sepanjang jalan "Apa itu?" Kris melihat kearah kertas-kertas gambaran yang ku rapikan menjadi satu. "Cuma gambaran biasa" , "Aku mau lihat" Kris merampasnya dari tanganku "Yah!" Pekiku. Dia melihat lembar-demi lembar gambaran itu. "Kau punya bakat menggambar... Bukankah ini Rainie?" , "Ne" , "Huaah! Kau bisa mengambar versi manga. Cool!" Tiba di gambar keluargaku. "Ini orang tuamu?" , "Iya, dan itu adikku" mataku menatap kosong gambaran itu "Kau merindukan mereka?" , "Sangat" Kris hanya mengelus kepalaku dan tersenyum. "Jangat lihat yang ini!" Aku merebut kembali gambaranku. 

"Wae?? Aku belum selesai melihat semuanya, jangan pelit! Berikan padaku!" , "Tidak!" , "itu Disney Land!" Pekik Kris "Mana mana?" Aku menoleh keluar jendela, Kris merampas balik gambaranku "Tertipu! :P " Dia membuka cepat ke lembar terakhir. Matanya menelaah seksama gambaran itu, "Dia terlihat seperti aku... Apa dia itu memang aku?" Godanya sambil melirik kearahku "Kau terlalu percaya diri! Itu bukan kau!" Aku merampas gambaranku dari tangannya. Karena gambaran itu, Kris menggodaku terus selama perjalannan.

- - - - - - - - - 

TING TONG!!! Jariku memencet bel rumah Rainie "Apa kau tidak salah ini rumahnya?" Tanyaku pada Kris "Aku yakin" Kat Kris mantap. Tiba-tiba pintu terbuka, "Michelle!" Pekik Rainie sambil meloncat dan memelukku "Ehem!" Kris mendehem dengan sengaja "Eh? Kris?" Rainie tanpaknya bingung "Tidak keberatan jika Kris ikut bermain kerumahmu?" Tanya ku, "A-ah! Tentu saja boleh..." Rainie menatap Kris aneh. "Apa kami boleh masuk?" Pertanyaan Kris menyadarkan Rainie yang sedari tadi menatapnya. "Oh! Iya, silahkan masuk~" Kris masuk duluan sebelum aku, anak ini bertingkah aneh lagi!

Kami ngobrol bersama, masak dan lunch bersama. Setiap kali aku berdua dengan Rainie, Kris selalu saja muncul dan ikut nimbrung. Itu aneh sekali menurutku. Sekarang dia tengah ngobrol dengan Rainie, aku hanya duduk diam di sofa sambil memerhatikan mereka. Tak lama Kris pergi ke WC. 

"Hey!" Sapa Rainie dan duduk disampingku "Hey..." balasku "Michelle, ternyata Kris anak yang asik diajak ngobrol." , "Yeah... Btw, ini untukmu" Aku memberikan gambaranku padanya "Ini cantik sekali, Xie xie~" Aku hanya tersenyum "Ada hal yang ingin ku katakan padamu... Sebenarnya sudah lama aku ingin mengatakan ini" , "Go ahead" Rainie menarikku ke backyard. "Aku menyukaimu... Apa kau juga?" , "Tentu saja! Kau baik, cantik, dan pintar" Dia tersenyum malu. "Mungkin aku terlalu berani, apakah kamu mau menjadi pacarku?" 'EH?!' Apa-apaan ini? Dia tak tahu kalau aku ini perempuan? "R-rainie yang... Ada sesuatu yang tak kau ketahui tentang aku" Dia hanya menatapku dengan tatapan bertanya 

"Semenjak pertama kali masuk sekolah orang-orang menganggapku sebagai laki-laki imut. Apakah kalian tidak menyadari bahwa..." Aku menggantung kata-kataku, rasanya tenggorokkan ku tercekat! Tak mampu menyelsaikan kata-kata, aku takut menyakiti Rainie, aku takut dia akan membenciku, bagaimana kalau dia akan menjauhiku? "Bahwa?" Aku menghirup nafas panjang sebelum menyambung perkataan sebelumnya "Bahwa, aku ini perempuan" Aku menatap matanya, dia tanpak tak percaya "Kau bercanda" , "Tidak, aku ini perempuan Rainie. Aku berpakaian unoform laki-laki karena aku suka dan disamping itu Mr. Lay juga mengizinkan ku untuk memakainya. Aku tak bermaksud membohongimu dan semua orang disekolah. Kalian saja yang mengira aku ini laki-laki tanpa bertanya padaku"

"Aku lelah, kau boleh pulang sekarang Michelle" , "M-maafkan aku" Rainie berjalan masuk kedalam rumah tanpa menungguku. Aku mengekornya, didalam Kris tengah duduk santai. Aku langsung menarik tangannya "Makasih atas semuanya, kami pulang" Aku membungkuk kearah Rainie dan pergi meninggalkan rumahnya bersama Kris. Aku yakin Kris pasti heran melihat tingkahku. Aku tak memberi kesempatannya untuk bertanya dan tetap berjalan sambil menarik tangannya.

Aku berhenti dan melepaskan tangan Kris "Aku mau pulang" Aku tak menoleh kearahnya "Pulang? Yang benar saja... Ini weekend, Michelle" Dia melihat jam tangannya, "Suddah sore, berarti kita akan ke pasar malam Huaxi!" , "Huh?" Sekarang dia yang menarik tanganku. 

Langit sudah gelap, kami sampai di pasar malam Huaxi. "Tempat apa ini?" tanyaku "Pasar malam dimana menjual banyak makanan lezat. Rasanya aku ingin singgah disetiap kedai. Ah! Kajja... Kita makan yang banyak! Hahaha!" Kris menarikku dan membeli beberapa makanan ringan. Kami berjalan sambil makan, setiap kali melihat makanan yang terlihat enak kami singgah untuk membelinya. Kami makan sampai kekenyangan. "Aku tak sanggup lagi! Aku sudah kekenyangan" Ku sodor sate sotong bekas kulahap setengah tadi pada Kris "Payah!" Dia melahap sate sotong dari tanganku. "Minum! Dari tadi aku belum minum" Kris mencari kedai minum, kami duduk disebuha kedai yang tak jauh dari tempat kami berdiri.

Seorang ahjussi memberikan kami segelas kecil minuman "Itu kaoliang, itu akan menghangatkanmu. Tapi..." Tanpa menunggu penjelasan Kris aku meneguk semua air itu "Yah! Apa yang kau lakukan?" Tanya Kris dengan nada tinggi "Minum" ucapku enteng dan meminum satu gelas lagi milik Kris "YAAAH!" Pekiknya "Mwoya? Kau ini berisik sekali" , "Kaoliang itu alkohol! Kau harus meminumnya sedikit demi sedikit! Kalau tidak kau akan mabuk! Kau minum 2 gelas sekaligus! Apa kau pernah minum alkohol sebelumnya?" Aku menggeleng, kepalaku sedikit berat, pandanganku sedikit mengabur. Aku menggelengkan kepalaku, aku pasti mabuk! 'Ah sial!' 

__Michelle Moon POV end__

__Kris Wu POV__

Gadis ini gila atau tak tahu apa-apa? Dia meneguk 2 gelas Kaoliang sekaligus! Itu gila! "YAAAH!" Pekikku "Mwoya? Kau ini berisik sekali" , "Kaoliang itu alkohol! Kau harus meminumnya sedikit demi sedikit! Kalau tidak kau akan mabuk! Kau minum 2 gelas sekaligus! Apa kau pernah minum alkohol sebelumnya?" Dia menggeleng, aku rasa Michelle sudah mulai teler. "Ayo kita pulang" Aku menarik tangannya, kami keluar dari pasar malam Huaxi. "Kris, kita mau kemana?" Suaranya yang lembut masuk kedalam telingaku, "Pulang, kau sudah mabuk" Dia menarik tangannya "Pulang? Yang benar saja! Ini weekend, Kris... Ayo kita ke... SITU!" Dia menunjuk salah satu club. "No!" Sebelum aku menariknya, dia sudah berlari ke club itu.

"Ah! Menyusahkan sekali! Hey! Kembali!" Aku mengejarnya, dia berlari dengan sempoyongan. Aku menangkapnya, menghentikan taxi dan pulang ke asrama "Aku tak mau pulang!" rengeknya sepanjang jalan, aku hanya mendekamnya agar tak berbuat yang aneh-aneh. 

Sesampai di asrama...
Kami turun tari taxi. "Kenapa pulang? Aku tak mau pulang! Ayo kita jalan lagi, Kris!" Dia menarik tanganku. "Sudahlah Michelle, kau itu mabuk!" , "Aku tidak mabuk..." Dia mulai berlari-lari, "Aish!" Aku mengejarnya lagi dan menangkapnya, terpaksa aku harus menyeretnya masuk. Aku menggendongnya ala bridal style. "Lepaskan aku!" Dia meronta-ronta, sampai dikamarnya. Dengan susah payah aku mencari kunci kamar Michelle. Akhirnya dapat juga, aku menggendongnya masuk kedalam kamar dan menghempasnya diatas kasur.

"Istirahat!" Perintahku. "Aku tidak mau istirahat!" Pekiknya "Jadi kau mau apa?" Aku menyerah karena tingkah Michelle yang tidak karuan karena mabuk. Dia mulai tenang dan duduk, aku duduk disisi kasurnya "Aku mau pulang ke korea. Aku kangen Mason, appa dan umma. Aku terpaksa kabur dai rumah karena umma selalu mengekangku. Tidak boleh ini-itu! Harus begini-begitu! I'm sick of that! Aku selalu dibully, karena aku blasteran. Mereka menyindirku, mengerjaiku... Sampai mengeroyokku jika aku melawan. They're bitch! I fight back, although i know i could be die. Harga diri lebih penting! Aku cape diperlakukan seperti itu terus. I wish i were a boy, aku yakin tak akan jadi seperti ini" Dia mengoceh panjang lebar.

Aku terkejut mendengar keluhannya, aku tak menyangka dia mempunyai masalah seperti ini. Suara isak tangisnya mulai keluar beriring air mata yang jatuh. "Ssttt! Dont cry~ i'm here" Aku menyeka air matanya dan menariknya kedalam pelukkanku. Beberapa menit Michelle berada dalam dekapanku, dia sudah jauh lebih tenang sekarang. "Aku ngantuk" Michelle melepaskan diri dari pelukkanku. Ah! Lihat mukanya, dia terlihat lebih polos dan lucu saat mabuk "Kau mau tidur?" Dia mengangguk "Bukakan sepatuku" Pintanya manja dan meletakkan kakinya dipangkuanku 'Ish! Antara mabuk dengan sadar tidak jauh beda. Tetap menyebalkan!' batinku. Aku membukakan sepatunya.

Setelah membuka sepatunya dia beranjak dan berdiri diatas kasur "Kau mau apa?" Tanyaku dengan was-was, aku takut dia melakukan hal gila lagi. She take off her jacket and shirt "Hey! S-stop it!" Aku memperingatinya. More worst, she take off her pants. Dia hanya menggunakan tanktop dan err... Underwaer. "Tidurlah, aku akan kembali ke kamarku" Tanpa melihatnya, aku melangkah pergi. Tangannya menggenggam pergelangan tanganku "Kris! Jangan pergi" kata-kata pintanya sangat susah untuk aku tolak. Apa yang kau lakukan padaku hingga aku tak bisa menolak permintaan mu?! "Okay okay" , "Sini~" Michelle melihat ke sisi kiri temoat tidurnya yang masih kosong. Sebelum aku naik ke atas kasur, aku sempat meliriknya. 'Tuhan! Kuatkan imanku!!' Aku menelan ludah dan naik ke atas kasur dengan ragu.

Aku hanya duduk kaku dan tak menghadapnya. Otak nakalku berkerja, jika dia mabuk. Dia pasti akan berbicara jujur "Michelle, Apa kesan pertama saat kau mengenalku?" Aku melihatnya "Kau? Kris Wu... Arrogant boy! Itu kesan pertama. Meanie! Kau kejam sekali. Kau suka menghukumku, kau jahat!" Dia memukul dadaku dengan lemah "Maaf, terus?" , "Terus... Kau tampan. Aku suka wajahmu yang serius itu, kau tinggi, kapten basket, kau benar-benar idola perempuan. Terkadang aku sedikit iritasi melihat senyummu -_- Tapi aku suka melihat bibirmu. Tidak-tidak! Aku suka semua yang ada didirimu, karena kau terlalu perfect." Hmm, dia sama saja seperti perempuan lain. Yang mengagumi ketampananku saja. Aku sedikti kecewa "But..." Michelle merangkak kearahku. Spontan aku mundur hingga mentok kedinding. 

God! Please, forgive my fault! Wajahnya mendekat ke wajahku. CHU~!! Aku bisa merasakan bibirnya yang halus menyentuh bibirku. "I really want to know your imperfect side. I though i like you, but i wont be fall in love with you before i know your imperfect side" Michelle langsung merebah kepalanya diatas dadaku dan memelukku. Otomatis bibirku tertarik membuat senyum tipis. Aku membalas pelukkannya dan membiakan dia tertidur dalam pelukkanku. Kata-katanya barusan membuat aku semakin menyukainya.

__Kris Wu POV end__

__Michelle Moon POV__

Sayup-sayup mataku mulai terbuka walaupun terasa berat. Aku mengangkat kepalaku dan memantau keadaan sekitar kamar. Mata sayu ku mencoba melotot saat melihat Kris tertidur pulas, aku baru saja menyadari bahwa aku tengah memeluknya! "EH!!" Aku menjauhkan diri dari Kris "Yah! Yah!" Aku mencoleknya dengan kaki ku "Ng?" Kris mulai membuka mata dan melihatku "Oww! Hey babe~ sleep well last night?" Dia mengacak rambut blondenya "Yes... I guess" Aku melihatnya heran "Kenapa kau tidur di kamarku? Kau sleepwalking lagi?" Kris menatapku. Dia menarik kaki ku hingga aku terlentang "Arrggh!" Kepalaku sakit. Sedikit saja guncangan membuat kepalaku seperti mau pecah. 

Kris merayap diatasku "Kau lupa kejadian semalam?" , "Hah?" , "Kau memintaku untuk menemanimu disini, diatas kasur ini" godanya. Bulu kuduk ku meremang saat melihat wajahnya yang nakal itu! "Kris! menyingkir dariku sekarang" , "As your command, babe~" Dia menyingkir dan duduk disisi kasur "Jangan bercanda, apa yang terjadi semalam?" , "Kau mabuk dan kau memintaku untuk menemanimu disini" , "Tidak ada hal buruk yang terjadi kan?" Tanyaku dengan kikuk "Wae? Kau mengharapkan sesuatu terjadi?" Dia menyungging senyum miring "Ani!! >< Keluar kau sekarang!" Aku mengcover tubuhku dengan selimut. "Okay, i am out. But, if you need me... Just call me" Kris mengedip matanya dengan genit dan keluar. 

"Twice! I'm sleep with him for twice! God, damn it!" Aku memaki sambil beringsut ke kamar mandi "Apa mau kumandikan?" Kris nongol lagi dibalik pintu kamarku "Just go out now!!! >o< " Pekikku sambil melempar sendal tidur kearahnya. Dengan cepat dia mengelak dan lari kabur. Ku kunci pintu kamar dan masuk kedalam kamar mandi.

- - - - - - - - - - 

Selama liburan aku mneghabiskan waktu dengan bekerja, latihan basket, bermain dengan Kris. Yah, aku bisa merasakan. Hubungan kami makin lama makin dekat. Malam tahun baru aku lewati dengan semua anak-anak club basket, kami hampir mabuk bersama, melakukan hal-hal yang gila. Aku senang mempunyai teman baru! 

Well, three days more school will started. Tak terasa bukan? Waktu sepertinya cepat sekali berlalu. dihitung-hitung sudah 6 bulan aku hidup di Taiwan. Aku membereskan buku-buku dan pakaian-pakaian dari sekarang, supaya tidak kerepotan nanti. Tiba-tiba saja lampu mati. Huh? Apa kamarku saja yang mati atau satu asrama mati lampu? Aku meraba-raba meja belajarku dan meraih hanphone. Ku sinari kamarku dengan chaya handphone, aku melangkah menuju pintu. Aku akan ke kamar Kris.

"Kris... Kris" Aku memanggilnya sambil mengetuk pintu kamarnya. Dia tak menyahut, apa dia tak ada di dalam kamar? Ku coba membuka pintunya, rupanya tak terkunci. Aku masuk dengan perlahan "Kris?" Aku menyenter keseluruh sudut kamarnya. Aku melihatnya tengah duduk memeluk lutut di sudut kamar "Kris...?" Aku perlahan mendekatinya, dia mengintik dibalik lengannya "Michelle!" Dia memelukku dengan erat sekali. Tubuhnya bergemetar hebat, aku tak tahu apa yang terjadi dengannya. Aku hanya memeluknya dan mencoba membuatnya tenang.

Tak lama kemudian keadaan menjadi terang menderang, lampunya sudah hidup. Aku melepas pelukkan dan mengangkat mukanya hingga menatap kemukaku. Wajahnya pucat, keringat bercucuran disisi mukanya, aku membawanya duduk di atas kasur. Aku mengambilkannya air dan menyuguhnya, mengelap keringatnya dengan handuk "Kau kenapa? Apa kau sakit?" Dia menggeleng "Aku phobia kegelapan" Aku tercengang seakan tak percaya dengan kata-katanya baruan. Seorang Kris Wu phobia kegelapan? It's not cool -_-" "Hehe..." Kekeh kecilku bebas keluar melalui mulut. "Apa yang lucu??" Wajahnya mulai serius dan menatapku tajam "Ani ani~ Lucu saja, seorang kapten basket yang ganteng phobia kegelapan" , "Aku juga manusia biasa!" Celetuknya.

"Aku takut kegelapan karna aku takut tidak bisa melihat apa-apa. Bagaimana jika aku jadi buta? Itu menyeramkan!" Jelasnya "Aku ngerti. Kau hanya terlalu banyak berpikiran negatif saja. Ya sudah, aku mau balik ke kamarku" , "Andwe~ Aku masih takut" , "Haa! Tidak ada alasan!" Aku pergi keluar dari kamarnya. "Yaaah~~!!!" Pekiknya. 

~ TO BE CONTINUE ~

WOHOOO!!! Author ruajin amet nulis! Ampe part 8 kelar xD pengen nulis lagi nih buat part 9. Pasti reader pada malas baca ya? Ceritanya ga kerlar-kelar -_-' #Nangis di pojokkan. Ntar lagi FF nya bakal tamat ^^ ditunggu aja deh~ [ WARNING! Do not take this FF without CREDIT! ]

Kamis, 22 November 2012

[Fan Fiction / part 7] I Wish, I were a Boy!

Title : I Wish, I Were a Boy!
Character : Michelle Moon [OC], Mason Moon, Kris Wu from EXO-MPark Chanyeol from EXO-K, Rainie yang , Lay from EXO-K, Chen yue from Ulzzang Mandarin, Luhan from EXO-M and Tao from EXO-M.
Part : 7
Pairing : Michelle x Kris
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance, bla bla bla [?] =__="
Rating : for all creature who want to read this FF [?] -_-

Luhan


Aku tersenyum malu. Well, seems he had skill in seducing. Aku berjalan kearahnya sambil merentangkan tanganku "Yeah baby~ come to me" Ucap Kris "No way!" Aku mengelak pelukannya dan tetap berjalan. "Akh! You broke my heart! How dare you~" Kris mulai bermain-main dengan acting konyolnya sepanjang jalan. Aku hanya mengabaikannya dan melihat-lihat butik baju disekitar sini. Setelah selesai mendapatkan baju hangat, kami memilih duduk di starbuck.

= = = = = = = = = =

"Yah! Kris, aku kira kau ini orang yang cool dan pendiam." Kataku sambil menyerut coffe late. "Ahahaha! I'll be insane when i feel comfort with someone" , "I'm sorry dude, but i'm not a bed or pillow who can make you comfortable :P " Kujulur kan lidah kearahnya "Whatta... Ahahaha!" Kami tertawa bersama. Kami menghabiskan waktu bersama dengan mengobrol tentang hal yang tidak penting. Thats quiet funny, he keep talking although run out from topic. I'm never though Kris is funny and friendly guy. Tak terasa langit sudah gelap, sore telah berganti malam.

"Kajja kita pulang" Aku berdiri dari tempat duduk diikuti Kris. Kami pulang menggunakan bus, "Jadi besok kau sudah mulai bekerja?" Tanya Kris, aku hanya mengangguk tanpa melihatnya yang duduk disampingku. Aku terlalu sibuk melihat pemandangan kota taipe, karna baru kali ini aku jalan-jalan ditaipe. "Aku membaca majalah sekolah, popularitas mu sedang naik. Seems they don't know you are a girl" pertanyaan Kris membuat aku berpaling dari luar jendela ke arahnya. Aku hanya melihatnya dengan tatapan bertanya "Lebih baik kau katakan pada mereka, sebelum hal jelek akan terjadi padamu" Aku bepikir atas nasehat yang Kris berikan padaku "Okay, nanti saat masuk sekolah" 

Sampai diasrama...
Keadaan sekolah sepi sekali, sepertinya hanya aku dan Kris saja yang tinggal -_-" Aku jadi takut! Aku sampai didepan pintu kamar, "Wanshang hao~ (selamat malam)" , "Hai! Oyasuminasai~ (selamat malam/jpg) ahaha" Balasku dengan melambaikan tangan ke arah Kris, dia balas melambaikan tangan. Aku masuk kedalm kamar dan mengunci pintu.

"KYAAAAAHH!!!" Pekikku lepas dan meloncat girang diatas kasur. "Umma umma umma!!" Aku tak menyangka kalau Kris dan aku jalan-jalan, secara teori... Itu DATE!!! Aku melepas topi kuplukku dan mencampaknya ke lantai. Okay, calm down Michelle. Kau tidak boleh senang dulu, mungkin saja dia hanya berniat membantuku, tidak lebih. Ingat dia punya Yue -_- 

Aku langsung ganti pakaian dan merapikan tempat tidurku yang sedikit berantakan karena ulahku tadi. SRAAAK! Lembaran kertas berjatuhan dari meja belajarku "Aish!" runtukku sambil memungutnya. "Eh?" Kertas-kertas ini kumpulan gambaranku. Sudah lama sekali aku tidak menggambar setelah di taiwan. Aku melihat-lihat gambaranku lembar demi lembar, lembar terakhir berupa gambar manga seorang namja bersayap seperti angel. "Ini dia!" Seruku. Gambaran ini persis seperti Kris, dari rambut, mata, hidung, mulut, hampir semuanya sama persis. Aku tersenyum-senyum melihat gambaran ini. 

Ku urung niatku untuk tidur, aku duduk didepan meja belajar dan mulai menggores pensil diatas kertas gambar yang masih bersih. Aku mencoba untuk membayangkan wajah umma, appa dan mason. Kutuang imaginasiku dalam kertas itu...

__Micelle Moon POV end__

__Kris Wu POV__

Aku masuk kedalam kamar. Senyum lebar mengembang dibibirku, aku tak tahu kenapa... Aku meresa senang hari ini. Michelle yeoja yang asik di ajak berbicara, dia manis, aku suka rambut pendeknya yang berwarna coklat tembaga, matanya yang berwarna coklat terang, bibirnya yang kecil, kulitnya yang halus. Tapi, sayangnya tomboy. S-sebantar! Apa barusan aku mendeskripsi tentang Michelle?! O_O' "Tian na!!! (astaga)" Aku berlutut didepan kasurku dan menghempas kepalaku dikasur. "What happen to me??" Aku rasa aku menyukai Michelle. Itu gila! Bukankah tipe ideal ku berbeda jauh dengan Michelle? Aku suka perempuan cantik yang stylish dan pandai masak. "Arrggh!" Aku menggaruk kepalaku yang sama sekali tidak gatal.

__Kris Wu POV end__

__Michelle POV__

Aku terbangun sebelum jam waker berdering, aku tertidur dimeja belajar. HOAAAM! Tanganku menutupi mulutku yang mengangak besar karena menguap. Kulihat gambaranku sudah jadi, gambar umma, appa, mason, dan aku. "Umma, appa, Mason~ bogosipheo :'( " Ku elus gambaran itu dengan perasaan. Ah! Sudahlah... Tak ada gunanya bersedih-sedih. Aku harus bersiap-siap untuk pergi kerja :D "HWAITING!!!" Sorakku dan melesap kedalam kamar mandi.

At Pet Shop...
"Ni hao, ayi~ (hai bibi)" sapaku "Ni hao~" , "Aku orang yang semalam melamar pekerjaan disini" , "Ah iya... Kemari" aku mengikutinya kedalam gudang. "Pakai ini..." Bibi menyerahkan celemek pink bergambar siberian husky cartoon 'Ah! Kyopta!' batinku. "Dan pakai juga ini" Bibi memberikan aku bando kuping kucing  dengan sarung tangan pink. "Hehe" aku tertawa garing, sebelumnya aku tak pernah memakai bando -_-

Seetelah memkai celemek dan bando, aku keluar dari gudang. "Ayi (bibi)... Kenapa tidak ada karyawan lain?" Tanyaku sambil melihat sekitar "Ayi baru saja membuka toko ini. Kau adalah karyawan ayi yang pertama" Ayi tersenyum hangat padaku "Benarkah? Aku bangga menjadi yang pertama! Hahaha" , "Siapa namamu, nak?" , "Michelle! ^^ " , "Baiklah Michelle, kau sebarkan brosur ini kepada orang-orang" , "Shi de! (iya)" jawabku dengan accent tentara sambil melakukan hormat pada ayi. "Kau anak yang lucu, pakai ini" Ayi memberikan aku sarung tangan cakar kucing berwarna putih. "Ayi, aku harus memakai ini?" , "Shi (iya) supaya menarik perhatian orang" , "Baiklah~" aku memakainya dan keluar dari toko dengan semangat.

"Permisi brosurnya~" Aku memberikan kepada setiap orang yang lewat didepan toko "Jika berminat datanglah ke pet shop kami!" pekikku. Tanpaknya semua orang mengacuhkanku. "Tsk!" Aku meruntuk kesal dan tetap mencoba. "Kami punya banyak jenis anak anjing, seperti Husky, mini pom, chihuahua, dan banyak lagi..." Aku mempromosikan dengan mantap. Beberapa orang tertarik dan membeli kucing dan anjing. Untuk permulaan itu tidak terlalu buruk.


"Ah! Whos your name little buddy?" Aku mengelus puppy jenis husky yang keluar dari kandang. "Ayi, apa anjing ini punya nama?" , "Tidak" , "Boleh aku memberikan nama?" Tanyaku dengan tatapan penuh harapan "Tentu~" , "Okay buddy, namamu sekarang adalah..." Aku menggendong puppy husky dan melihat mukanya "Hmm, kau terlihat seperti seseorang" Tiba-tiba saja otakku memikirkan Kris, lihat saja matanya yang selalu serius tapi lucu. Warna bulunya pun hampir sama dengan warna rambut Kris. "Yeah! You look alike him! Namamu sekarang, Kris Husky! Ahahaha" Aku tertawa terbahak-bahak karena anku mengadopsi nama Kris untuk nama husky puppy ini. 

"Now, you have to get in the cage. Get in, Kris~ come one!" Aku mendorongnya pelan, tanpak dia tak mau masuk kedalam. "Why you wont to get in the cage?" Aku berbicara dengan Kris husky, seperti orang tolol. Hehe, aku tak perduli! "Selca time! Ke ke ke" Aku merogoh kocek jacket dan mengambil handphoneku. Aku menggendong Kris puppy dengan satu tangan dan menata angel. CKRIIIT! "Nommu nommu kyopta, Krisseu! Again again!!" Aku sibuk berselca bersama Kris puppy. "Michelle~ bantu ayi" , "Shi shi..." Aku bangkit dan pergi membantu ayi.

Sekarang sudah menunjukkan pukul 17.30PM... 
Pet shop ayi sudah beres-beres mau tutup. "Sampai jumpa besok ayiii~ Kris husky!" Bibi melambaikan tangan dan Kris menggonggong dari dalam kandang. "Whatta great day!" Aku pulang keasrama dan langsung mandi. 

"Aku lapar!" Ku pegangi perutku yang sadari tadi sudah berbunyi. Aku putuskan keluar asrama untuk mencari makan. "BOOO!" Pekik Kris tepat dari belakangku "AHH!! Kris! Jinjja jinjja nappeun!" pekikku dan memukul lengannya. "Mau kemana?" Tanya Kris sambil berjalan disebelahku "Cari makan" , "Kebetulan sekali... Aku juga mau cari makan" , "Kita makan di warung ramen dekat sana saja, ramen disitu enak! Aku jamin, kalau tidak uang kembali. Hehehe" Kris menunjuk sebuah warung ramen yang tak jauh dari asrama  "Pabo!" umpatku.
 
Kami makan bersama diwarung ramen. Setelah selesai makan, aku sibuk mengutak-atik handphoneku. "Sibuk sekali" sindir Kris "Ah! Ahaha... Maaf~ Ini ada yang ingin ku perlihatkan padamu" Aku memberikan handphoneku pada Kris "Ah!! Kyopta! Kau lucu sekali dengan bando kucing dan sarung tangan cakar itu" Aku hanya melongo melihat Kris, yang kumaksud bukan aku tapi Kris Husky! "Yang mau kuperlihatkan itu puppy nya. Bukan aku!" Aku memukul kepala Kris dengan sumpit. "Ouch! Ne ne..." , "Namanya Kris Husky"  

"SHENME??! Kenapa namanya sama dengan namaku?" Kris melototiku, aku hanya terkekeh geli melihat ekspresi mukanya. "Aku yang memberikan nama Kris Husky karena dia terlihat sama seperti kau. Lihat saja mata dan bulunya. Persis seperti mata dan rambutmu!" , "Aish!" Kris mencebik bibirnya "Berarti, kau memikirkan aku~~" goda Kris "A-apaan kau ini! AH, sudah! Aku mau pulang" Aku pergi meninggalkannya yang masih duduk. "Y-yaaah! Tunggu!' Pekiknya. 

"Yah! Kau tidak mau handphonenya kembali ya?" , "Kembalikan handphoneku!" Aku menyambar handphoneku. "Aku duluan ya?" , "Shi~" Jawabku singkat dan kami pun sama-sama masuk kedalam kamar masing-masing. Tak lama aku masuk kedalam kamar, handphoneku berdering.

One message!
| From Kris Babe : Hey babe~ ;) |

Huh? Dia membajak handphoneku! Aku membalas sms Kris.
| To Kris Babe : Kau membajak handphoneku!! >< | 

Tak lama dia membalas smsku.
| From Kris Babe : Ehehe xD Maaf~ DUN DARE TO CHANGE MA CONTACT NAME! | 

Aneh! Dia mulai bertingkah aneh lagi. Aku tak membalas smsnya dan langsung tidur.

- - - - - - - - - 

Hari-hariku telah diisi dengan kesibukan bekerja di Toko Pet shop milik ayi. Hari ini hari apa sih? Karena libur aku jadi lupa hari [?] -_-' "Ayi~ Ini hari apa ya?" , "Kau ini lucu sekali, Michelle. Sekarang hari Jumat" Ayi terkekeh karena pertanyaanku. MWOYA?! Jumat! Hari ini aku latihan basket >< ottoke? Aku tak mungkin izin pulang lebih dulu, kesian Ayi kerja sendiri. Aku langsung mengirim pesan untuk Kris

| To Kris Babe : Kris, aku tak bisa latihan | 
Huh? Kenapa aku tak mengganti nama kontaknya? -_-' 

Aku menunggu sms darinya, tapi... Pesan ku tak dibalasnya. "Tsk!" Aku kembali bekerja. 

17.30PM...
Setelah selesai berkemas-kemas menutup toko aku langsung berlari pulang keasrama. 

Sesampai diasrama...

"Hey Michelle, kau dari mana saja? Kami sudah selesai latihan. Selamat berlatih sendirian bersama Kapten Kris. Aku rasa dia akan memakamu hidup-hidup! Ahahaha" Kata mereka yang berjalan keluar dari gerbang sekolah. Aku menelan ludah dengan ragu berjalan menuju gedung gym. Sebelum masuk ke dalam gedung gym aku menyembulkan kepalaku dibalik pintu untuk mengintip keadaan dalam gedung. Aku melihat Kris tengah duduk sendirian sedang meneguk air mineral. "Maaf, aku telat" , "Lari keliling lapangan 100 kali" perintah Kris tanpa melihatku "Huh? Are you kidding me?" Kris hanya menatapku dengan mata tajamnya. Tanpa dia berkata lagi, aku langsung berlari keliling lapangan.


Aku sudah berlari kira-kira 70 putaran, aku tak sanggup lagi. Aku lelah! BRUUUK! Aku sengaja menjatuhkan diri. "Minutes please" , "Jika kau berhenti, akan ku tambah 100 putaran lagi" Gretak Kris 'SIAL!' Batinku. Aku bisa melihat senyum setannya yang terlukis dibibirnya, "Meanie" umpatku pelan "Drawf" Balasnya. EH?! Telinganya tajam sekali seperti anjing. Hahaha! Aku bangkit dan kembali berlari. 

"100!!!" Pekikku sambil tengkurap diatas lantai. "Good girl~ Sekarang lakukan long shot sebanyak 100 kali" Dia menyeret keranjang berisi bola basket ketengah lapangan. Aku bangun dan langsung menyemburnya "Kau ini! Aku sudah cukup letih dengan pekerjaanku, kau tambah lagi dengan hukuman seberat ini" Kris hanya diam dan mengambil bola "Just throw it in to the ring" , "HAAAA!!! Aku capeeek!" Aku merengek seperti anak kecil. Kris menarikku ketengah lapangan, dengan terpaksa aku melempar bola kedalam ring.

Banyak lemparan yang miss, karena aku terlalu letih. "Sudah berapa?" Tanyaku "Baru 50" Aku mencebik dan tetap melempar bola ke ring. Sejam lebih kupakai untuk melakukan long shot. Aku betul-betul sudah kehabisan tenaga. "Ayo pulang" Kris berjalan dahulu "Bagaimana? Ngesot?" Celetukku. Kaki ku bergetar, rasanya tak sanggup untuk berjalan lagi. Kris menoleh balik dan berjalan kearahku "Ternyata kau ini manja sekali!"  Dia berjongkok memunggungiku "Cepat naik, anak manja" , "Aish!" Aku naik kepunggungnya "Badanmu kecil tapi berat, kau ini berat dosa ya?" Ejek Kris "Berhenti mengejekku!" Ku pukul bahunya. 

__Michelle Moon POV end__

- - - - - - - - - -

__Kris Wu POV__

Hari in hari sabtu, Yue pasti mengajakku jalan-jalan. "Huff~!!" Ku hembus nafas melalui mulut. Aku malas jalan-jalan dengannya. Aku masih berbaring ditempat tidur, tiba-tiba handphone berdering. Sebuah pesan masuk.

| From Yue : Baby, nanti malam jemput aku ya? ;) |

Sudah kuduga -_-' Aku membalas pesan Yue

| To Yue : Shi... |

Aku menerawang langit-langit kamarku, aku terpikir kata-kata Michelle 'You have to talk with her' Suaranya mulai memenuhi ruang diotakku. 'Yah, aku harus menyudahi semua ini' batinku. 


19.00PM...

Aku sudah menjemput Yue dirumahnya "Hey baby~" Sapanya sambil berlari kearahku. "Kiss me" Pinta Yue "Ayo kita pergi" , "Kiss me first!" Dia mulai menghentakkan kakinya dan merengek dengan suara imut yang terlalu dibuat-buat. "Mau jalan atau tidak? Kalau tidak dengan senang hati aku pulang." jawabku ketus, dia hanya mencebikkan bibirnya dan menggandeng lenganku. Kami berjalan-jalan, dinner dan pulang. Aku mengantarnya pulang, "Yue, ada yang ingin ku bicarakan" , "Apa itu?" 

~ TO BE CONTINUE ~
 
Akhirnya... Selesai juga part 7 :D *sparkteeth* author lagi mood nulis, mangkannya cepet kelarnya! Wkwk xD next part will be more great! Tunggu di tunggu ya [?] xD


 

Senin, 19 November 2012

[Fan Fiction / part 6] I Wish, I were a Boy!

Title : I Wish, I Were a Boy!
Character : Michelle Moon [OC], Mason Moon, Kris Wu from EXO-MPark Chanyeol from EXO-K, Rainie yang , Lay from EXO-K, Chen yue from Ulzzang Mandarin, Luhan from EXO-M and Tao from EXO-M.
Part : 6
Pairing : Michelle x Kris
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance, bla bla bla [?] =__="
Rating : for all creature who want to read this FF [?] -_-

Lay 

Di gedung GYM...
"Guys, minggu depan kita sudah liburan musim dingin. Siapa yang akan pulang?" Kris bertanya pada kami semua. "Aku... Aku... Aku..." sebagian besar anak-anak basket mengacung tangan mereka kecuali aku. Kris perlahan melirikku, aku hanya melihatnya balik. "Setiap hari jumat kita tetap latihan digedung ini" , "Hah? Apaaa?" Semua anak protes atas perintah Kris "Selesai liburan musim dingin turnamen basket antar sekolah akan dimulai. Kalau kalian tidak mau latihan juga tidak apa-apa... We'll be LOSER in tournament" , "Okay okay, kami akan latihan" 

= = = = = = = = = =

Tak terasa sudah mau menjelang liburan musim dingin. Aku meraih kalender yang berdiri dimeja belajar. "2 days more" nanti aku pasti akan kesepian disini. Aku harap ada sebagian anak yang tidak pulang :( "Astaga!" aku menepuk jidad cukup keras, aku lupa menghubungi Chenyeol!!

Dengan cepat aku membuka laptop dan mengecheck e-mail. Menunggu Chanyeol online.
5menit kemdudian...
Chanyeol online, di menginvite video chat. "Yaaah! Kau ini kemana saja? Kenapa tidak online? Aku khawatir!!" Chanyeol langsung menyemburku "Ehehe, mianhae Chanyeol-ah~ aku sibuk dengan urusan sekolah. Maaf" , "Haiiish! Ne ne~ kenapa kau cemberut?" , "Aku rindu kalian semua T__T aku mau pulang~" , "Ahahahaha! Sejak kapan kau jadi cengeng, Michelle-ah?" , "Ah jinjja!" , "Michelle-ah, orang tuamu tidak pernah putus asa mencarimu. Berita tentang kau kabur dari rumah sampai ditayangkan di TV..." , "Wow! Daebaaak! I'm famous! Ehehe" , "Aku serius" Chanyeol using he's palm face. "Okay okay~ Chanyeol, 2hari lagi liburan musim dingin di Taiwan. Semua siswa diperbolehkan pulang kerumah masing-masing... Aku sedih, aku tak bisa pulang kerumah" Aku menundukkan kepala

Chanyeol menatapku melalui webcam nya, "Michelle-ah~ kau sudah memilih, kau harus kuat menghadapi resiko" , "Ehehe! Jeon gwaenchanayo!" Aku dan Chanyeol ngobrol lewat video chat selama 2jam. Setelah itu aku langsung tidur.

 - - - - - - - - - - 

Diruangan Mr. Lay...
"Mr. Lay, apakah aku bisa menetap diasrama selama liburan musim dingin?" , "Dont call me Mr, Michie~ i loved to called daddy or papa. Semua anak sekolah disini sudah kuanggap seperti anakku sendiri" Aku hanya menatap Mr. Lay dengan tatapan aneh. "Okay, kalau kau tidak mau juga..." , "No! I'll called you daddy ^^ " , "Aww! You are such a cute daughter, Michie honey~" Mr. Lay mulai mengeluarkan ekspresi anehnya sambil mencubit pipiku 'wth?' batinku. "Well, kenapa kau tidak pulang Michie?" , "Seoul terlalu jauh, aku tidak punya uang untuk pulang" Jawabku "Poor you Michie~ Tentu saja kau boleh tetap tinggal diasrama. Orang tua mu tidak membelikanmu tiket untuk pulang?" , "Aku tidak mau menyusahkan mereka ^^' " , "Kau anak yang baik" Mr. Lay menepuk pelan puncuk kepalaku.

"Mr... Eh! I mean, daddy... Apa aku bisa mendapatkan beasiswa?" , "Semua anak bisa mendapatkan beasiswa! Dengan satu syarat, Make a achievement ;) " , "Huh? Achievement? I think i dont have any skill" , "Who said?" Mr. Lay chuckles "Me" Jawabku dengan muka polos. Mr. Lay mencampak sebuah majalah kearahku, 'Majalah Chinesse national high school' aku membaca dalam hati. Aku melihat lembar demi lembar majalah itu, hampir semua isi majalah itu aku. Foto di acara school show kemarin, foto aku saat latihan basket. 90% sanjungan komentar dari para siswa "Kau punya bakat, Michie. Mereka bilang kau punya skill bermain piano dan basket. Dilapangan kau mulai terkenal dengan 'King of long shot'. Disamping itu, kau punya tampang imut! Kau bisa menjadi model. I dont care what kind achievement you make, as long your achievement make up our school's name" , "I got it, daddy!! Hehe"

Mr. Lay mudah dekat dengan anak-anak seumuranku, dia pria yang baik, aku menyukainya. Mulai sekarang aku menganggapnya sebagai ayahku.

Yah... Ini hari terakhir sekolah. Aku puaskan diriku dengan berbaur dan bermain dengan anak-anak yang lain. "Michelle, Kenapa kau disini?" Suara Rainie menhentikan aktivitasku yang sedang bermain piano "Ah... Aku hanya bermain piano" , "Boleh aku duduk?" Rainie melihat sisi kiri tempat dudukku yang masih kosong "Tentu" Dia duduk tepat disebelahku "Liburan ini kau akan pulang ke korea?" Aku hanya menggeleng sambil menekan tuts piano "Kenapa?" , "Aku tak punya uang untuk membeli tiket pesawat" jawabku tanpa menoleh kearahnya. "Ohh..." Rainie hanya diam sambil memerhatikanku bermain piano.

"Kalau kau mau, saat liburan nanti sering-seringlah bermain kerumahku ^^ " Aku membulatkan mata dan menoleh kearah Rainie "Really?" , "Yap!" , "Kau baik sekali Rainie~ Xie xie :D " Aku dan Rainie menghabiskan waktu istirahat bersama dengan bermain piano.

Waktu menunjukkan pukul 20.00PM, aku duduk sendiri di kafetaria yang dekat dengan dorm. Aku meneguk susu strowberry dan memainkan gelasku. TAP! Seseorang menepuk bahuku membuat aku terlonjak kaget "Astaga! Kris! Kau mengejutkanku!" Dia hanya terkekeh dan duduk disampingku "Kenapa kau tidak pulang?" , "Aku tidak punya uang untuk pulang ke korea" , "Thanks God" Kris menggenggam tangannya "Hah?" aku mengerutkan dahi "Aku juga tidak pulang kerumah" , "Kenapa?" , "Percuma pulang kerumah kalau hanya mendengarkan orangtuaku kelahi" , "Ahh! Maaf, aku tak bermaksud..." , "Tidak apa-apa" potong Kris "Mereka bilang kau Gay?"

Kris menatapku dengan alisnya yang naik sebelah. "Jangan bilang kau mendengar gosip murahan dari anak-anak sekolah" , "Nope, Wind just tell me" Kris tertawa garing "Funny! Tentu saja tidak! Aku 100% normal... Kau pasti sudah dengar gosip yang membuat aku dijuluki Gay disekolah ini kan?" , "Yap" , "Itu semua jebakan, sungguh... Aku tak berniat mencium siswa itu. Waktu itu seseorang mentackle kakiku hingga terjatuh meninmpa seorang siswa and yeah..." dia tanpak geli menceritakan kejadian itu. "Ahahaha! Poor you!!" Aku tertawa lepas melihat ekspresi mukanya. "Aiish!" Kris mengapit kepalaku dibawah ketiaknya dan menjitak kepalaku. "Ouch! Appo... Lepaskan aku, ketiakmu bau!" , "Enak saja! Aku baru selesai mandi!" Dia melepaskan kepalaku "Apa kau berpacaran dengan Yue hanya untuk menghilangkan gosip itu?"

Seketika pertanyaanku menghapus senyum dibibir Kris, dia mulai menhembus nafas sebelum mengangkat bicara "Ne" , "Kau kejam, Kris" , "Dia menawarkan ku jalan itu. Waktu itu aku sangat tertekan dengan semua perlakuan anak-anak sekolah padaku. Mereka selalu mencomooh aku, mengerjaiku. Yue datang menawarkan cara untuk menghapus gosip itu. Aku menerimanya. That's just a deal not a real" Aku hanya diam melihat wajah Kris yang tanpak sedih "Apa sampai sekarang mereka masih membully mu?" , "Tidak, semuanya kembali seperti semula" , "Kau musti berterima kasih banyak padanya" , "Ne~ lama kelamaan Yue benar-benar memperlakukanku seperti pacarnya. Dia mulai berani memerintahku, bahkan membentakku. She forget, this relationship is fake"

"You should to talk with her" , "Yeah, later... Ah! Kenapa aku jadi curhat!" Pekiknya diakhir kata "Thats okay dude! Dengan begitu kita bisa menjadi teman dekat bukan" aku meninju lengannya. "Yap!" Dia tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

__Michelle Moon POV end__

__Chen Yue POV__

Aku mendengar suara orang berbincang di kafetaria. Aku mengintip dibalik pintu dan mendapatkan Kris tengah ngobrol dengan Michelle. "That bicth!" umpatku dengan suara tertahan. Aku mematung ditempat dan menguping semua obrollan mereka. Jantukku berdebar sangat cepat, hatiku sakit seperti ditusuk ribuan jarum, rasa marah, cemburu, dan sedih menguasai hatiku menjalar hingga kemataku, mengeluarkan cairan bening dan hangat. Tetesan demi tetesan jatuh dari pelupuk mataku. Kris tega menceritakan hal itu kepada orang lain. Pernyataanya membuat aku sakit, dia memang tak pernah bisa mencintaiku walaupun aku berusaha sekuat apapun.

"Just watch me!" Aku pergi dari kafetaria dan masuk kedalam kamarku.
"Arrgghh!!" Aku membanting seluruh barang yang ada dimeja belajarku "Yue! Kau kenapa?" Tanya Li teman sekamarku "Sebaiknya kau diam saja!" Aku masuk ke toilet dan menguncinya. "Fuck you, Michelle! You think i'm stupid? No, bitch... I know you are not a boy! One day, i'll prove it. And make you down front of them! Just wait the time..." aku menggeram pelan sambil melihat pantulan wajahku dikaca.

__Chen Yue POV end__

__Michelle Moon POV__

Pagi-pagi aku sudah bangun, aku ingin melihat mereka yang akan pulang kerumah. Aku keluar dari kamar dan menyapu pemandangan pagi di koridor dom laki-laki dan perempuan. Suara para siswa bercampur menjadi satu menghasilkan ribut yang cukup menganggu, mereka sibuk berbincang satu sama lain, sibuk packing barang, dan sebagian lalu lalang di koridor. Aku berjalan ke lapangan dan menuju luar sekolah, banyak mobil parkir didepan sekolah, rata-rata mereka dijemput oleh orang tua. 'Lihat wajah mereka! Mereka tanpak senang' batinku. Aku iri pada mereka.

"Michelle~ Ini nomor handphoneku dan ini alamat rumahku" Tiba-tiba saja Rainie muncul dan memberikan sebuah kertas pink berisi nomor handphone dan alamat rumahnya. "Shi de! (iya) Zaijian~ (sampai jumpa)" Aku melambaikan tangan kearah Rainie yang tengah berlari kemobil. Saat aku membalikkan badan, aku melihat Yue berjalan sambil menatapku sinis. Aku hanya balas menatapnya 'What the hell with this girl?' tanyaku dalam hati. Aku membuang pandangan kearah Mr. Lay yang sibuk berbicara dengan orang tua murid. Dia tersenyum ramah, sesekali menjabat tangan dengan orang tua murid sam melabaikan tangan saat mereka pergi.

Mr. Lay berjalan menghampiriku "Kau jangan bersedih Michie~ Jika kau mau, kau boleh tinggal dirumahku" dia menepuk pelan kepalaku. "Ah... Meiyou (tidak). Aku tidak mau merepotkan daddy ^^v " Dia tersenyum lebar "Take care your self okay? If something happen, just call me. Daddy will come for you" Aku mengangguk dengan senyum mengembang dibibir. 

At room...
Okay, liburan akan membosankan jika aku berdiam diri diasrama saja. "Come on Mich! Think!" Aku mengetuk-ngetuk kepalaku dengan pena. "AHA!" Cari pekerjaan! Aku menggores pena diatas note yang masih polos. Beli pakaian hangat! aku rasa, aku hanya membawa sedikit baju hangat. Aku butuh lebih banyak baju hangat. Cukup itu saja dulu, aku langsung bersiap-siap. Tidak lupa GPS! Tidak lucu kalau aku tersesat diTaiwan =="

Aku berjalan keluar lengkap dengan pakaian hangat, karena cuacanya sedikit dingin. 


"Hey! Kau mau kemana?" Aku membalikkan badan, Kris menghampiriku "I'm looking for job"
 , "Job? Seriously? Bu xuyao gongzou, souyi wo de qizi duzi (tak perlu bekerja, jadi istri ku saja) ahahaha" Dia menutup akhir kata dengan tertawa renyah "Shenme? (apa) Be your wife? No, thanks!" Kris melotot melihatku "Wae?" , "Kau mengerti yang kukatakan?" , "Yes stupid!" Hitungan detik muka Kris merah seperti udang rebus, aku melenggang pergi meninggalkannya. Jujur! Aku sempat fly oleh kata-katanya >,< "Chamkkan! Boleh aku ikut?" Aku tercengang "Atleast, you no need to see GPS" Dia melirik GPD yang ada ditanganku "Cuz, i can be your GPS" Tambahnya dan mengedipkan mata. He made me SPEECHLESS! "Come one! Kau terlalu lama berpikir" Dia menarik tanganku. 'HWAAAAHHH!!! OMMA!!!' jeritku dalam hati. Jantungku berdetak kencang. Aku bisa merasakan tangan hangatnya menggenggam tanganku. 'READY TO MELTING! Mich, be strong please~' "Hwaiting!" Bisikku sambil mengepalkan tangan untuk menyemangatkan diri. "Hwaiting for what?" tanya Kris "Ahh... Euhh... Untuk mendapatkan pekerjaan!" jawabku dengan kelabakkan "Ne, Hwaiting!"

Setelah melewati perjalanan yang singkat kami sampai dijantung kota taipe. Disana banyak sekali toko berjejer disepanjang jalan, dari toko tradisonal sampai modern. Aku kagum oleh pemandangan yang baru saja kulihat "Hehe, tutup mulutmu" Kris menaikkan daguku hingga mulutku tertutup "Aish!" Aku menatapnya sinis dan kembali melihat-lihat pemandangan sekitar.

"Ahh! Look!" Aku berlari kecil menuju pet shop. Aku melihat anak anjing, hamster, kucing, burung dibalik kaca bening. "Kau suka mereka?" , "Nope, I love them" Tertulis di ditoko ini 'Di butuhkan karyawan/karyawati' "Aku mau bekerja disini!" Tanpa menunggu aku masuk kedalam toko, Kris hanya mengekorku. Aku berbincang dengan bibi yang memiliki toko pet shop ini dan dia menerimaku bekerja ditokonya. "Ottokachi?" Tanya Kris. "Aku diterima bekerja disini! XD Sekarang aku mau membeli pakaian hangat. GPS! Show me the way!" , "GPS active, welcome to Taipe. GPS Kris will accompany your journey. Now, keep in straight road" Dia bejalan seperti robot, aku hanya melihat tingkah anehnya dan terkekeh. Dia berjalan lebih dulu dan menghadapku "Keep in straight, i am the place you have to go and stay!" Dia merentangkan tangannya. 

Aku tersenyum malu. Well, seems he had skill in seducing. Aku berjalan kearahnya sambil merentangkan tanganku "Yeah baby~ come to me" Ucap Kris "No way!" Aku mengelak pelukannya dan tetap berjalan. "Akh! You broke my heart! How dare you~" Kris mulai bermain-main dengan acting konyolnya sepanjang jalan. Aku hanya mengabaikannya dan melihat-lihat butik baju disekitar sini. Setelah selesai mendapatkan baju hangat, kami memilih duduk di starbuck.
~ TO BE CONTINUE ~
Hahahaha! *author ngakak* author seneng nulis part 6. Soalnya banyak Kris-Michelle moment! :3 part 7 will be more more moreee great! Wat for next part okay? :D Btw, don't copying this FF without full credit ^^v