Minggu, 09 Juni 2013

[Chapter 5 / SMartist FF] We're like dominoes

Title : We're like dominoes
Character : Kris Wu from EXO-M, Amber Liu from F(x), Park Chanyeol from EXO-K, Lixui Liu (OC) and other support cast
Genre : Sad Romance or else? (?)
Author : Baby Krisses atau Ny. Wu Baby Fan (udah ganti nama author -_-")
Language : Indonesia, English (MIXED)
Rating : 17 or older

 Choi Sulli from F(x)


 We're like dominoes, i falling to you and you falling to anyone else. So ironic! 

= = = = = = = = = =

Seulas senyum miring andalanku tercetak jelas dibibir, ku sambar bungkusan yang berisi coklat dan boneka teddy berukuran sedang berwarna coklat muda. Aku berjalan menyusuri koridor dorm namja menuju dorm yeoja. Dua yeoja tengah asik berbincang "Kau tahu tidak? Malam minggu kemarin aku melihat Lixui berkencan dengan Chanyeol sunbae, mereka berdansa di pinggir sungai han. Beruntung sekali dia" DEG!! Apa yang baru saja mereka katakan? Apa benar?

= = = = = = = = = = 

Sesuatu seperti menghimpit paru-paruku sehingga aku sulit sekali untuk bernafas. Hatiku kacau, perasaanku bergejolak tak menentu. Ku pandangi barang-barang yang tengah kutimang. Kai itu hanya gosip, jangan hancurkan rencana kali ini karena emosi mu yang suka membludak! Aku memejamkan mata dan mensugesti diri. Kusembus nafas panjang dan melanjut langkah yang terhenti.

Ku ketuk pintu kamar Lixui dan menunggu sang pemilik kamar membuka pintunya. Tak lama pintu terbuka, tepat sekali Lixui yang membukanya bukan Sulli. "Coffe?" Tanyaku singkat, aku terlalu bodoh! Coffe??? Arrgghh! Dia tercengang sebentar "Aku tak minum coffe, aku minum cappunico (?)" Jawabnya polos, bukan kah coffe dan cappucino satu bangsa? Keke, pabo. "Cappucino?" , "Sure, tapi... Tak apa aku mengenakan piayama?" Aku meneliti pakaiannya.

Piayama spongebob lengkap dengan sendal rumah tapi berupa boots "Gwaenchana" jawabku santai "Chakkaman!" Dia berlari kedalam dan keluar lagi dengan mengenakan jacket dan topi kupluk. Kami berjalan menuju cafe terdekat dan memesan dua cappucino hangat.

"Ini untukmu" Aku menyodorkan bingkisan dan teddy bear yang dari tadi aku pegang "Ohh! Gomawo~ Ayyaaa! Kyopta!" Dia menerimanya dan memeluk teddy bear pemberianku dengan gemas "Maaf atas sikapku tadi siang" Aku tak berani menatapnya, kubiarkan mata ini menatap kebawah.

__Kai POV end__


__Lixui Liu POV__

Ada apa malam-malam seperti ini Kai mengajakku keluar? Keluar? Bahkan dia tak mengajakku, dia hanya bilang 'Coffe?' Seriously? Namja ini butuh pengajaran lebih (?) . Kami pergi ke sebuah cafe dekat dengan asrama. Membeli dua cappucino dan duduk disalah satu meja dan kursi yang tersedia.

"Ini untukmu" Dia menyodor bingkisan dan teddy bear yang dari tadi sudahku lirik (?) haha! Ternyata untuk aku? Ya, untuk aku! "Ohh! Gomawo~ Ayyaaa! Kyopta!" Aku memeluk teddy pemberiannya dengan gemas "Maaf atas sikapku tadi siang" Dia baru saja bilang maaf? Aku saja sudah lupa dengan kejadian tadi siang, memang menyebalkan tapi untuk apa dipikirkan. Mukanya murung, Kai tetap menunduk, matanya menatap menerawang kebawah. "Gwaenchanayo~" , "Jinjja?" Jawabnya dengan pelan dan tetap tak bergerak dari posisinya. Ini kebiasaan buruknya, tak mau menatap lawan bicara! 

Ku tarik telinga kirinya agar mukanya menghadapku "Yakk! Aku disini bukan dibawah. Aku bilang tidak apa-apa, lagi pula aku sudah melupakannya" Ku tangkup wajahnya dengan kedua tanganku "Kau tak perlu murung seperti itu lagi, senyum! ^^ " Aku menarik kedua ujung bibirnya membentuk sebuah senyum "Bukan itu yang membuataku murung" , "Jadi?" Kulepas tanganku dari wajahnya "Apa malam minggu kemarin kau jalan dengan Chanyeol?" , "Kau cemburu?" Aku berbalik tanya. Eh! Kenapa aku bertanya seperti itu?? Aku mendengar nafas beratnya keluar dari mulut "Apa harus aku jelaskan lagi? Tentu saja" 

Becareful Lixui, jangan sampai kau salah bicara. Aku berfikir keras "Oww! What time is it? I guess, we have to back now" Aku menyeruput habis cappucino dan beranjak dari kursi "Lixui tunggu!" Aku berjalan cepat "Hey! Kau lupa barang-barangmu" Kai memberi teddy bear dan bingkisan. Aku memukul jidad dan mengusap mukaku "Hehe, aku lupa" Jawabku dengan cengengesan garing (?). Kami pulang tanpa berbicara satu sama lain. I feel damn AWKWARD! 

Padahal cafe ini tidak jauh dari asarama tapi kenapa terasa begitu lama?? Aish! Apa ada seseorang memperpanjang jalan ini? (?) Setelah melewati ratusan langkah kami sampai di didepan pintu kamarku "Thanks for teddy bear, choclate and cappucino" , "Cheonma, terima kasih juga sudah menjadi bagian dari hidupku" Aku tercengang "Apa yang kau bilang?" , "Ani, masuk dan tidurlah" Kai menepuk kepalaku pelan. 

Aku menonton punggungnya yang semakin lama semakin menjauh. Aku tak tahu harus bagaimana menyikapi sikap Kai yang menganggap aku sebagai pacarnya... Ahh! 

- - - - - - - - -

"Kau hanya anak baru disini, jangan mentang-mentang kau dongsaeng Amber kami jadi takut untuk mengahajarmu. Sekarang kau harus belajar agar tak menjadi besar kepala!" Sekelompok yeoja mengepungku termasuk si kembar jessica dan Krystal itu. Aku hanya diam dan menatap muka mereka satu persatu dengan wajah datar. Tiba-tiba, PLAAAKK! Sebuah tamparan mendarat dipipi kiriku "Itu untuk dikantin kemarin!" Pekik Krystal.

Beraninya dia! Emosiku mulai membludak, aku hendak menyerangnya namum mereka menahanku. "Bitch! Even my parents never slap my face! You... Fvck you!" Aku mencaci penuh emosi, PLAAAKK! Pipi kananku ditampar oleh Jessica "Jaga mulutmu!" BUUUKK! "Jangan berani mendekati Kris!" Kata perempuang yang paling tinggi diantara yang lain "Jangan dekati Chanyeol!!" PLAAAKK! Mereka mengeroyokku habis-habisan, dari menampar, menumbuk, mencakar, menjambak, rasa sakit hatiku lebih kuat ketimbang rasa sakit fisik yang kuterima.

Mereka seperti setan, secara membabi-buta mengahajarku tanpa lelah. Aku tetap bertahan "Kau pikir Kai benar-benar menyukaimu? SADAR!! Kau bukan tipenya! Dia hanya mempermainkan mu!" Krystal menempeleng kepalaku. Mereka semua mencampakku kesudut gudang dan pergi dengan tawa riang. "Terkutuklah kau dan anak cucumu wanita-wanita jalang! (?)" Aku tak mungkin menghubungi Amber. Kau tahu, dia pasti akan sibuk tak karuan melihatku seperti ini. Aku biarkan diriku terkulai lemas di lantai untuk memberi sedikit toleransi atas sakit yang baru saja kuterima (?)

Matahari sudah membawa cahayanya tenggelam di ujung bumi, aku rasa sudah saatnya aku mencoba berdiri dan pulang. Dengan susah payah aku berdiri "Ashhh!" Aku mengerang pelan, bahkan kakiku sakit sekali untuk berdiri. Dengan langkah gontai dan terseok-seok aku jalan menuju kamar, tapi... Dari tadi seperti ada yang menganjal. Kenapa sepi sekali? Tak kuhiraukan dan tetap berjalan.

TOOK TOOK TOKK! "Sulli-ah, buka pintunya" Aku menunggu jawaban dari Sulli, tapi tak ada yang menyahut. Apa dia sedang keluar? Aku merogoh kocek blazer yang ku kenakan "Aish! Paboya! Aku lupa membawa kunci!" Aku mencoba menelpon Sulli. Tak menjawab! Aish! Sekarang aku harus bagaimana? Aku ketuk satu persatu pintu kamar yang ada didorm yeoja. Hebatnya, tidak ada satupun yang keluar! Sial! Pada kemana mereka semua?? Tak ada pilihan lain, aku harus pergi ke gym disana ada kotak P3K dan yah... Aku harus membersihkan badan.


"Annyeong" Kubuka pintu gym dan tak mendapatkan seorang pun disana. Aku menuju kamar mandi, sayangnya aku tak punya loker di gym. Terlalu jauh untuk ke asrama mengambil baju dilocker, dengan terpaksa aku mencoba membuka setiap loker yang ada "Haish! Menyusahkan saja!" Runtukku kesal. Aku pergi ke kamar mandi namja. Kulihat loker tertulis nama Kris Wu "Hehe, boleh aku pinjam bajumu oppa? , Boleh! Silahkan pakai sesukamu" Aku bertanya dan men jawab sendiri -_-" michiseo!

Ku buka lokernya "Hah! Tidak dikunci! How lucky I am! (?)" Aku mengambil training dan baju kaos berwarna hitam "Kris... WOLF 88. Nice!" Aku beringsut ke kamar mandi dan membersihkan diri. Aku tak berhenti merintih saat air hangat mengenai setiap luka yang terukir di permukaan kulitku, setelah selesai ku kenakan baju dan training milik Kris "Keke! Besar sekali" Aku menertawakan diriku sendiri. Kuraih kotak P3K dan keluar dari kamar mandi menuju lapangan basket dalam gym. Aku duduk ditengah lapangan, menyisingkan lengan baju dan training untuk melihat setiap luka.


Aku paling benci betadine! Tapi apa boleh buat. Aku oles betadine disetiap luka dengan pelan "Ssshhh! Sakiiit!" Erangku hebat saat menekan kapas penuh betani ke luka koyak pada kakiku. Memang dasarnya cengeng, akhirnya air mataku meleleh karena kesakitan "Mama, ini sakit sekali!" Aku bertingkah manja seperti sedang mengadu pada eomma (?) "Kau kenapa??" Aku terlonjak kaget dan berteriak "HANTUUU!!" , "Yahh! Tenang, ini aku Kris" , "Kau mengagetkanku saja oppa, datang tiba-tiba -_-' Ohh! Ini bajumu, aku pinjam ya? ^^' hehe" 

"Kau kenapa?" Dia tak mengindahkan candaan dan pertanyaanku, mata tajamnya menatap penuh selidik "Aku.. Aku.. Tadi.. Aku.. Jatuh" Aku mengecilkan volume suara, aku tahu rencana bohong ini tak akan berhasil. Aku tak tahu harus menjelaskan bagaimana pada Kris. Aku mendengar decakkan kecil keluar dari bibir kecilnya, dia duduk bersila didepanku dan mulai membersihkan luka-lukaku. Tak terasa apapun, tak seperti tadi. Semuanya terasa biasa saja, mungkin karena efek wajahnya yang mengalihkan duniaku (?) #preeett! 

Tangannya mulai naik ke wajahku, disisihkannya poniku kesamping dan membersihkan luka di wajahku dengan pelan "Kau tak mau menceritakannya padaku?" , "Aku mau, tapi berjanjilah untuk tidak memberitahu Amber?" Aku mengacung kelingking padanya "Promise" Kris menautkan kelingkingnya "Mereka, sekumpulan yeoja-yeoja cantik. Aku tak tahu siapa mereka, yang pasti aku hanya tahu 2 orang dari mereka" , "Nugu?" , "Jessica dan Krystal" Wajah Kris seketika menegang, aku jadi takut "Oppa, kenapa wajahmu seperti itu? Aku takut .__. " 

"Gwaenchana~ ^^ " Kris mengacak rambutku pelan dan menyungging senyum gummy miliknya "Oppa, kenapa sepi sekali? Kemana mereka?" , "Jessica dan kawan-kawannya mentraktir semua siswa" KRIUUUKK!! Perutku berbunyi. Aish! Bikin malu saja -_- "Aku lapar" , "Ayo kita pergi makan" Kris berjongkok memunggungiku "Kajja!" Aku naik ke punggungnya, hehe.. Asik~~ (?) #plookk! Ganjen bener dah si Lixui (?).

Kami makan di sebuah restoran jepang yang sederhana. Perutku sudah berhenti demo, itu tandanya aku kenyang (?) Hahaha! OOORRGGH! Sendawa besar lolos begitu saja dari mulutku. Kris terhenyak dan menatapku tak percaya, aku pun diam menatapnya "Ahahahahaha!" Tawanya meledak seketika, aku turut tertawa "Yahh! Kau sama saja dengan Amber" , "Tentu saja sama, aku kan dongsaengnya! Kekeke" Kris tak seburuk tampangnya (?) Dia memang terlihat dingin dan acuh, tapi kenyataannya tidak. Buktinya dia bisa joking around denganku.

"Selca! Aku mau post sesuatu di Instagramku" Kris mengeluarkan IPhone miliknya "Cheese!" Omo! Omo! This is people called SKINSHIP! KYAAAAHH!! Kulit pipinya yang halus menyentuh kulit pipiku. Tentu saja tak ada jarak diantara kami. Oh Tuhan! Kuatkan aku, jangan biarkan aku pingsan (?) . Aku memaksa senyum walaupun sedikit canggung. "Nice" Gumamnya dan sibuk mengutak-atik smartphonenya itu. 

Setelah itu Kris mengantar aku pulang sampai ke depan pintu kamar. Dia menurunkanku dengan hati-hati "Aku pastikan tak akan ada yang berani berbuat jahat padamu lagi" , "Gomawoyo oppa ^^ " Dia mengangguk "Jangan lupa bersihkan lagi lukamu dan minumlah obat" , "Arrata~ Oppa, can i hug you?" Dia diam, aku yakin dia tak mengerti dan bingung "Itu caraku untuk berterima kasih :3 " Aku mengeluarkan puppy-eyes andalan "Ofcours" Aku langsung berhambur mendekap tubuhnya, dia membalas pelukkanku dan menepuk pelan pucuk kepalaku "Masuk dan tidurlah ^^ " Aku mengangguk dan melaksanakan perintahnya.

"Ahh!! Lixui! Kau kenapaaa??" Coba tebak siapa yang berteriak histeris malam-malam begini -_- Yah, siapa lagi kalau bukan Sulli. Room-mate sekaligus sahabatku.

- - - - - - - - 

"Morning Brat... Y-yahh! Kau kenapa?" Pagi yang naas (?) Amber memergokiku dengan wajah masih babak belur "Aku.. Aku.." Belum sempat aku menjawab tiba-tiba "Lixui-ah, gweanchanayo?" , "Lixui, kenapa wajahmu? Siapa yang berani mengerjaimu hah??" Chanyeol dan Kai muncul entah dari mana sudah menhujaniku pertanyaan yang tak ingin kudengar, membuat aku pusing saja "Kalian membuat dia bingung!" Kris muncul dari belakangku dan merangkul bahuku "Jaga tanganmu" Kai menepis tangan Kris "Kai!" Aku membentaknya "Kemarin aku lupa menelponmu, eh! Jelas saja aku tak menelponmu. Aku tak tahu nomor teleponmu" (?) Chanyeol dengan polosnya membicarakan masalah itu -__-"

Kai membelalak melihatku "Kau dekat dengan dia dan dia??" Kai menunjuk muka Chanyeol dan Kris "Aku menunggu jawabanmu, Lixui" Amber menimpal pertanyaan Kai yang tak tahu harus ku jawab "Amber-ah, jangan menekannya seperti itu. Kita bicarakan nanti saja, kau dan aku" Kris mengambil alih, aku hanya diam. Kris yang melindungiku, hah! Aku makin jatuh hati padanya (?) "Chanyeol-ah, kau temani Lixui sarapan" Perintah Kris "Dan kau harus makan yang banyak Lixui-ah ^^ " Kris mencubit hidungku pelan "Yakk! Sudah ku bilang jangan menyentuh Lixui dan kau, Chanyeol! Tidak perlu menemaninya" , "Waeee?" Kris maju selangkah ke arah Kai "Dia yeojachinguku!" Suara Kai cukup kuat membuat semua siswa terdiam.

Tak kalah kagetnya dengan Amber, Kris dan Chanyeol. Mommy, aku ingin pulang ke LA saja TT.TT (?) Kris, Chanyeol dan Amber menatapku dengan tatapan he-is-right? "God! Grow up, Kai!" Aku jalan cepat meninggalkan mereka semua yang masih diam. 

__Lixui Liu POV end__


__Amber Liu POV__

Siapa yang tidak kalap melihat adiknya sendiri dalam keadaan babak belur seperti itu?? Kris malah melindunginya. Sebenarnya ada apa? Kris bertingkah seperti dia tahu segalanya. Ditambah lagi Chanyeol dan Kai si preman sekolah. Kenapa seheboh ini? Chanyeol memang pabo -_- Sempat-sempatnya membahas tentang telepon saat seperti ini. Kai sangat tempramen, iritasi melihat Lixui disentuh oleh Kris. Apa-apaan ini? Kai dan Kris sedikit bercekcok.

"Dia yeojachinguku!" Kata Kai dengan suara lantang. Ige mwoya?! Apa aku tak salah dengar? Aku langsung melempar tatapan selidik ke arah Lixui "God! Grow up Kai!" Lixui meninggalkan kami begitu saja. Tak lama disusul Kai, Chanyeol pergi dengan muka bingung "You should explain about this, Yifan" , "Okay"

Kami berdua duduk di bench taman sekolah, Kris menceritakan semuanya padaku. Tanganku sudah mengepal kuat menahan emosi. Setelah Kris selesai menceritakan semuanya, ku hembus nafas berat dan mencoba membuang emosi yang hampir mengambil alih diriku. "Dia takut kau khawatir, that's why she not telling you about that" , "Kenapa dia mau menceritankannya padamu?" , "Karena aku orang pertama yang menemukannya dalam keadaan luka. Kenapa? Kau cemburu?" , "Aish! Kris!" Aku meninju lengannya. "Aku akan membuat perhitungan dengan mereka" 

__Amber Liu POV end__

~ TO BE CONTINUE ~ 

Lagi-lagi Author lama ngepost ^^' maaf ya? xD ditunggu lagi (?) next chapternya :D

WARNING! DO NOT COPYING THIS FF WITHOUT FULL CREDIT!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar