Rabu, 27 Februari 2013

[Chapter 1 / SMartist FF] We're like dominoes

Title : We're like dominoes
Character : Kris Wu from EXO-M, Amber Liu from F(x), Park Chanyeol from EXO-K, Lixui Liu (OC) and other support cast
Genre : Sad Romance or else? (?)
Author : Baby Krisses
Language : Indonesia, English (MIXED)
Rating : 17 or older

Kris Wu

We're like dominoes, i falling to you and you falling to anyone else. So ironic!

= = = = = = = = = = =

__Lixui Liu POV__

"Mommy~~ Come on, i really want to school in Seoul. I want it badlyyy!! Why Ambie jiejie can study in Seoul while me not? It's not fair mom~ beside, i already miss her. I want to meet her. Mommy~ mommy~~ Please~" Aku terus merayu mama untuk mengizinkan aku pindah sekolah di Seoul. "Lili honey~ You already schooling in here. This is your 1st year" , "I know, i know... but, I'm bored schooling in L.A, I want to try something new. So, please~" Aku merengek sambil guling-guling di lantai. "Ask daddy, spoiled" Jackie melempar bungkus coklat padaku. Reflek aku langsung duduk "Yah! Jiejie, kau bercanda? Aku takut..." Aku mengeluarkan bahasa chinese "I'm serious, mommy can't do anything" Aku mengendus kesal. "Okay okay, i will ask daddy"

Aku berjalan menuju ruang kerja papa dengan langkah ragu, aku takut berhadapan dengan papa seorang diri. Aku sampai di ambang pintu ruang  kerja papa. Aku mengetuk pelan pintu itu dan menuggu jawaban dari dalam. "Come in" Suara papa terdenger berat menggema hingga masuk kedalam ruang dengarku. Aku meraih ganggang pintu dan membukanya "Daddy~ It's me, Lixui" Aku masuk dan duduk di sofa tepat di depan papa. "Daddy... Eh... I... Mm... I want schooling in Seoul like Ambie jiejie~" Aku menundukkan kepala, aku tak punya keberanian untuk melihat wajah papa. "No..." Jawab papa singkat "Come on daddy~ Please~~ I swear i will make you proud, i will make a acheivement. Dad, please~" 

Aku memberanikan diri untuk menatap wajah papa, aku memasang muka memelas. "Once you move, don't ask back again. You have to finish schoolong at there" Jelas papa tanpa memutus pandangannya dari PC. "Ofcours daddy, i will not ask back to L.A untill finish schooling in Seoul" Aku berdiri dan menepuk dadaku sambil mengucap janji. "Thank you daddy ^^ . Daddy~~ One request more" , "What?" , "Can i hug you? :3 " Papa memutar bola matanya, aku tahu papa tak mungkin menjawab pertanyaan atau permintaan konyol. Aku langsung berhambur memeluk papa layaknya anak umur 5 tahun.

- - - - - - - - - 

"Yobseo? Nuguseyo?" Suara Amber jiejie yang khas menyusup kedalam telingaku melalui handphone. "Yah! Jiejie, Ambie jiejie... Ini aku, Lixui" Aku berbicara dengan bahasa cina "Mwo? Spoiled Lili~ Aigooo, why you calling me suddenly? You haven't see your watch young lady?" , "2AM in your place, right? I know you had insomnia... So, it's not a problem to ya~" Aku mendengar suara tawanya dari sebrang sana. "Jiejie, aku akan pindah ke Seoul! Aku akan bersekolah disana, hehe" Seruku dengan girang "Really?? Wow! That's gonna be great! So, when you'll move?" , "Tomorrow~ Well, jiejie i have to rest now and you too. Bye~" , "Bye" Aku mematikan sambungan telepon dan bersiap untuk mengunjungi dream land.

Friday 11AM in L.A
"Goodbye mommy~ Goodbye Jackie jiejie~ I will miss you all" Aku memeluk mama dan jackie sebelum masuk untuk boarding. "Take care honey~ Don't playing too much! Don't skip eat your meal and don't sleep late" , "Yes ma'am!" Aku memberi hormat seperti seorang kopral memberi hormat pada jendral. Aku masuk, sesekali menoleh kebelakang untuk melihat dua wanita yang sangat ku sayangi. Mereka terus mengiringi langkahku dengan lambaian tangan tanda perpisahan. Papa tidak bisa mengantarku, tentu saja. Dia sibuk dengan kerjaannya. Goodbye L.A! See you~ and hello Seoul. Wait for me :D

Alasan kenapa aku ingin bersekolah di Seoul. Pertama, karena aku ingin menemui kakak yang paling ku idolakan -- Amber. Kedua, karena aku suka budaya korea selatan termasuk laki-lakinya (?) Hahaha. Ketiga, karena aku sudah bosan di L.A. Bagiku Amber adalah kakak terkeren didunia. Aku menyukai semua yang ada di dirinya. Lihatlah aku, aku selalu mengcopy gayanya. Dari cara berpakaian, model rambut. Tapi satu yang mengganjal, aku tak mirip dengannya. Sedangkan Jackie dan Amber terlihat mirip :(

Aku pernah bertanya pada mama, kenapa aku tak mirip dengan mereka? Aku berkulit lebih putih daripada mereka, mukaku kecil, mataku lebih kecil dari pada mata mereka. Sama sekali tidak mirip. Mama bilang aku mewariskan gen nenek yang asli Cina, aku lahir dimusim dingin. Tepatnya bulan desember. Karena itu aku di beri nama Lixui -- Salju putih. Ntah lah, aku merasa penjelasan itu kurang tepat. Kadang kala, aku merasa terintimidasi karena perbedaan ini. Aku seperti bukan salah satu dari mereka.

Few hours later...
Pesawat yang kutumpangi baru saja landing di bandara internasional Korea Selatan. This is my first step in Seoul, aku berharap keberuntungan berpihak padaku. Aku turun dari pesawat dan mengambil barang-barangku di bagasi. Langkah kakiku mengikuti puluhan langkah kaki manusia seperti air sungai yg mengalir sesuai jalurnya. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari sosok yang ku kenal "Lili-ah! Lixui~~" Seseorang meneriaki namaku, aku menoleh liar kesana-kemari. Mataku tertuju sosok perempuan maskulin yang sangat aku kenal "Ambie jiejie!!" Pekikku sambil berlari ke arahnya.

Kami saling melepas rindu dengan berpelukan, dia membantuku membawa barang-barang. Kami terus mengobrol sepanjang jalan, begitu banyak hal yang ingin kami bicarakan. Seperti tak ada habisnya "Wow! Dad give you Pajero Sport?? Holy cow... It's freaking awesome!" Aku tak habis-habis berceloteh tentang mobil pemberian dari papa untuk Amber. Amber anak papa, karena itu dia selalu di perlakukan lebih oleh papa. Aku tidak iri atau apapun pada Amber, malah aku mengidolakannya! 

"Nahh~!!" Amber masuk dan menyetir meninggalkan area airport. "Aku akan bersekolah di tempat kau bersekolahkan, jiejie? Apa aku juga akan sekamar denganmu?" , "Ahahaha! Kau ini menggemaskan sekali Lixui~ Tentu saja kita tak akan sekamar. Aku kelas 3 dan kau masih kelas 1" Aku mencebikkan bibir.

~ ~ ~ ~ ~

"Lili-ah, apa kau bisa berbahasa Korea?" Amber bertanya tanpa menghentikan langkahnya "Don't worry! I've learn Korean language" Jawabku dengan bangga. Amber hanya tersenyum geli. Tak lama kami sampai di salah satu kamar dari dorm perempuan. Amber mengetuk pintu kamar itu, dalam hitungan detik pintu terbuka. Seorang perempuan bermuka imut berambut ikal coklat muncul dari balik pintu "Waeyo oppa?" Suaranya lembut dan manja, cocok sekali dengan parasnya. "Whaaatt?! Oppa??" Pekikku dengan mata melotot, aku menatap perempuan itu dan Amber secara bergantian. 

Seketika tawaku meledak, mereka hanya menatapku dengan wajah bertanya. "Jie, you're lesbian? Kekeke" Aku mengelap air mata yang tumpah diujung mata karena terlalu banyak tertawa. TUUUKK!! Amber mengetuk pucuk kepalaku dengan tinjunya "Aww!" Erangku sambil mengusap kepala. "Yah! Sulli-ah, berhenti memanggilku oppa!" Runtuk Amber, aku mengerti bahasa Korea hanya saja aku tak terlalu fasih dalam berbicara. Aku sudah bisa menulis hangul, semua itu sudah ku pelajari jauh hari sebelum rencana pindah :D 

"Sulli-ah~ ini adikku, Lixui. Dia akan bersekolah disini, bisakan dia menempat di kamarmu?" Kata Amber sambil memperkenalkan kami, aku menjabat tangan gadis yang bernama Sulli itu. Dia tersenyum lebar padaku, aku pun membalas senyumnya. "Tentu, kebetulan aku tak punya room-mat. Ayo masuk!" Sulli menarik tanganku, menuntunku masuk kedalam kamar. Amber hanya memasukkan koperku kedalam kamar lalu pergi. 

"Jadi kau adiknya Amber?" Tanya Sulli, aku mengangguk "Yeap! I'm Amber's little sister. Well, i hope we'll be a best friend" Sulli melongo melihatku "Aku tak terlalu mengerti bahasa Inggris" Aku sedikit terkekeh melihat ekspresi wajahnya "Mianhae Sulli-ssi~ Aku sulit berbicara dengan bahasa Korea... Tapi, aku mengerti bahasa Korea" Jelasku dengan terbata-bata. Sulli tertawa geli, aku mencebik kesal "Kau harus sering berbahasa Korea kalau mau lancar, aku bisa membantumu ^^ " Senyum sumringah terpahat dibibirku "Jinjja??" Sulli mengangguk "You sucha kind girl! Thank you Sulli! Hahaha" Kami tertawa bersama.

Kami mengobrol, membicarakan tentang kehidupanku di L.A. Dia pun bercerita tentang kehidupan disekolah ini. Sulli anak yang asik di ajak berbicara, dia sepertinya anak yang baik. Aku berharap dia bisa menjadi teman baikku. 

- - - - - - - - 

"Lixui-ah! Palli ireona! Palli palli..." Suara Sulli menyusup kedalam ruang dengarku dan memaksaku untuk membuka mata. Aku mengerang dan kembali tidur "Yah! Sekolah! Ini hari pertama kau bersekolah, kau harus menemui kepala sekolah dulu. Ayooo!" Sulli mearik-narik tanganku "Arrggh! Seriously? Sulli, it's 6.30AM. Too early~~ School will start 8AM" , "Kau bercanda? Sekolah mulai jam 7 pagi!" Mataku langsung melotot mendengar kata-kata yang baru saja di lontarkan Sulli "Mwooo??!" Pekikku, tanpa ba-bi-bu aku langsung meloncat dari kasur dan mandi. 

"Lixui-ah, kau pakai saja seragamku dulu" Aku yang baru keluar dari kamar di buat terkejut oleh Sulli, yang benar saja! Aku pakai seragam Sulli? Lihat saja dia... Rok pendek sekitar satu jengkal dari atas lutut, baju kecil dan ketat! Astaga! "Kau bercanda? Pakaianmu serba mini, aku tak mau memakainya!" Tolakku mentah-mentah "Kau ini! Kalau tidak kau akan dapat masalah dengan guru BK" Aku mendecak "Apa boleh aku pakai celana saja?" , "Kekeke! Kau persis seperti Amber sunbaenim. Paboya! Kau perempuan, tentu saja tidak boleh" Aku melengang malas dan mengambil seragam milik Sulli dengan enggan.

Aku memakai seragam itu "Eh! Berarti Amber jiejie pakai rok juga???" Sulli mengangguk, aku langsung tertawa terbahak-bahak. Aku langsung memakai seragam Sulli dengan semangat "Tadi kau tak mau memakainya, kenapa tiba-tiba menjadi semangat seperti itu?" Aku tak menghiraukan Sulli. Aku mengenakan semua atribut sekolah, aku mengenakan sneakers dan kaos kaki model kendur berwarna kuning, coklat, mocca. Tak lupa gelang-gelang kesayanganku, aku berkaca dan merapikan sedikit rambut pendekku. "Perfect!" Gumamku "Let's schooling, Sulli!" Aku meraih tas ranselku dan menarik Sulli keluar dari kamar.

~ TO BE CONTINUE ~

Hehehe :D -_-" sorry, Author bikin FF baru! Yang lama jadi di lupakan. #PLOOOKK! Sorry banget kalo Baby ga pernah posting lagi, soalnya udah sibuk dengan urusan kerja (?) #curcol Alhamdulillah, aku udah kerja sekarang. Ga cuma jadi ibu rumah tangga dan sebagai istri Kris doang (?!) #PLAAAKK! xD Minggu depan aku udah mulai kuliah lagi :( ga yakin bisa posting cepet. Buat readers yang setia, makasih banget masih tetep setia nungguin, mantenin PC buat ngecheck Blog aku O:) ditunggu aja ya, sambungan dari FF yang ga jelas ini :D

Rabu, 06 Februari 2013

[Chapter 4 / Kris Wu] Yo, Wu Fan! Tell your MAMA i will propose you!

Tiltle : Ayo, Wu Fan! Tell your MAMA i will propose you!
Character : Kris Wu from EXO-M, Michelle Moon [OC], Chen Yue Chinese Ullzang, and another support cast.
Chapter : 4
Author : Baby Krisses :D
Language : Indonesia
Genre : romance and lil bit comedy (?)
Rating : 17 or older ^^

Kris Wu


Aku mulai bosan dengan pembicaraan mereka, Yue meraih tanganku dan menggenggamnya. Aku menatapnya dengan muka biasa saja, dia tersenyum melihatku. Pelayan datang membawakan beberapa beaf steak dan menghidangkannya di depan atas meja. "Ayo kita makan dulu~~" Umma mempersilahkan. Kami makan bersama, aku makan tanpa berbicara sedikitpun. Aku focus dengan steak yang sedang ku lahap, yah... Aku ini monster eater. Dlam hitungan menit saja steak itu sudah habis kulahap. Aku menyesap wine dalam gelas sambil melihat sekeliling. "Ehmmp!" Aku tersedak dan menaruh gelasku di atas meja, ku lap bibirku dengan serbet "Kau kenapa Kris?" Tanya Yue. Aku tak menggubrisnya, mataku tertuju pada perempuan itu... 'HOLLY COW! Why she's here??' Batinku.

__Kris Wu POV end__
= = = = = = = = = = =

__Michelle Moon POV__

Aku sampai di restorant xxx...
Aku masuk kedalam restoran dan menyebarkan pandangan keseluruh sudut untuk menemukan sosok jangkung yang sangatku kenal. "Bingo~!!" Aku melihat Kris tengah duduk sambil menyesap wine, disampingnya ada Yue dan tiga orang lagi yang ku yakini itu orang tuanya Yue dan Kris. Sebelum aku menghampirinya, Kris sudah melihatku. Wajahnya lucu sekali, dia tanpak sangat kaget. 

Aku menghampiri mereka, tepatnya berdiri di samping Kris "Oww! Hi Kris~~" Aku menyapa Kris terlebih dahulu, dia hanya menatapku dengan muka shock. Aku mengedipkan mataku padanya "Errmm~ You must be Kris's mom right?" Aku menatap hangat seorang wanita separuh baya yang masih terlihat cantik itu "Y-yes..." Jawabnya heran. Yue juga heran, mungkin dia sudah melupakan wajahku? Haha! "Oww! Can i join? I'm sure Kris didn't tell you, that i will come" , "What?! No! You can't!" Yue cepat menyambar dan segera di susul dengan tatapan tajam dari kedua orang tuanya "Sure~" Umma Kris mengizinkan, aku duduk tepat di kanan Kris. "I'm so sorry for bothering your family dinner, aunty~ Let me Introduce my self..." Aku melihat Kris mempelototiku seperti Don't-dare-to-do-that! Aku mengangabaikannya.

Aku menjulurkan tanganku ke arah umma Kris "I'm Michelle Moon, Kris's girlfriend~~ ^^ " Umma Kris tanpak sangat kaget, tapi dia tetap membalas jabat tanganku. Umma-nya menatap Kris dengan tatapan tidak percaya "I never though will meet you again, Yue~ ;) " Yue melotot seperti kaget dan tak percaya. Kris menghembus nafas dan memegang keningnya "You're Kris's girlfriend?" Tanya umma Kris "Yes, aunty~ I'm Kris's girlfriend, we're in relationship about a year" Umma Kris membelalakkan matanya dan menatap anaknya "Why you didn't tell me??" , "Look, I can explain..." Kris angkat bicara.

"Sshhh! Let me..." Aku memotong pembicaraan Kris, aku mengajukan diri untuk menjelaskannya "Aunty, it was Kris's fault who didn't tell you about our relationship. Nahh! It's my fault too. He just too afraid to tell you, cuz lately you're not in fit condition. He afraid you will drop if know about it, cuz you already make a plan to love match him with Yue" Jelasku dengan sopan dan lembut "Aunty, I'm so sorry~ I don't have mean to... I just won't to lose your son, he really meant to me" Aku menatap Kris hangat dan begitu juga dia. "Aunty~ You know, Kris is so famous in college. He had many fangirls, maybe this girl just Kris's fans" Yue menatapku sinis "Nope, Yue... She is my girlfriend" Kris membelaku. 

Yue murka, wajahnya mengeras dan memerah. Dia berdiri dari tempat duduknya "Bitch! Why you never let Kris for me! Fvck!" Yue menyambar gelas yang berisi wine dan BYUUUR! (?) . Kris mengcover tubuhku dengan tubuhnya, alhasil punggungnya basah karena wine yang ditumpahkan Yue. Yue berlari keluar "E-excuse me~~" Orang tua Yue pun ikut pergi, mereka malu dengan tingkah laku anak perempuannya. "Thank you~" Ucapku dengan tulus, Kris tersenyum. Senyumannya lebih lepas dan terlihat tanpa beban, Kris kembali ke posisi semula. Aku berdiri dan membungkuk ke arah umma Kris "Imo~ mianhamnida~ Jeongmal mianhamnida~~

"Dasar anak muda! Aiguuu aiguuu~ dadaku sakit. Lihat apa yang kau buat? Kau mengacaukan semuanya" Umma Kris mengomeliku "Mommy..." Kris mencoba untuk membelaku lagi, tapi aku mengahalanginya "Arraseo~ Aku tahu caraku salah, aku tahu cara ini terlalu egois. Aku tak punya pilihan lain, imo~ Sebelum semuanya terlambat, aku harus melakukan cara ini. Tolong maafkan aku, imo~~" Aku tak mengangkat tubuhku sama sekali sebelum umma Kris memaafkanku "Sudahlah... Aku pusing aku tak mau membicarakannya sekarang. Kris nanti kita bicarakan masalah ini" Umma Kris beranjak dari kursi dan pergi meninggalkan kami. Aku perlahan menaikkan tubuhku dan menatap umma Kris yang berlenggang pergi meninggalkan restorant.

Aku duduk kembali, Kris menatapku dan aku pun menatap Kris. Kami saling bertatapan tanpa berbicara. Kris membuka tuxedonya yang basah karena wine. Dia melonggarkan dasinya dan membuka satu kancing kemejanya. Setelah itu Kris berdiri "Come on..." dia menadah tangannya, aku menyambar tangannya lalu kami pergi dari restorant.

Aku tak berani bersuara selama perjalanan, bahkan untuk bertanya mau kemana saja tak berani. Aku hanya menikmati pemandangan jalan raya dibalik kaca mobil. Setelah 30 menit perjalanan, kami sampai di tepi sungai saint lawrance. Kris turun dan membukakan pintu untukku. Aku keluar dan langsung menghirup udara dalam-dalam. Kota kuno Quebec terlihat indah saat malam hari, bangunan kuno warisan dari budaya unesco dari tahun 1985 itu terlihat rapuh. Namun masih berdiri tegak dan kokoh, lampu berwarna kuning terang menembus keluar dari jendela dari setiap bangunan menghidupkan suasana malam yang gelap. 

Aku beringsut mendekati Kris yang tengah menikmati pemandangan malam kota kuno ini "Maaf..." Aku memberanikan diri untuk berbicara, Kris menghadapku "Tidak perlu minta maaf, Michie~ Tanpa aksimu tadi, mungkin keadaan akan lebih buruk" , "Ah jinjja?" Aku melongo "Ne~ Aku bangga padamu... Come here my brave girl" Kris membuka lengannya lebar-lebar untuk menyambut tubuhku masuk kedalam dekapannya. Aku langsung berhambur ke pelukannya "Thank you~" Bisik Kris. Kris melepaskan pelukannya "Dance with me?" Kris  membungkuk sedikit sambil menadah tangan kanannya "Ahahaha! Dance in here? Ridicilous! But... Okay" Aku meraih tangan Kris.

Aku menggantungkan lenganku ku bahunya, Kris melingkarkan lengannya di pinggangku. Kami berdansa ke kiri dan ke kanan tanpa lagu. Hanya angin malam yang berhembus menuntun arah gerakkan kami. Aku merebah kepalaku di dada bidangnya, aku bisa mendengar suara detak jantungnya "Hey, bagaimana caranya kau bisa berdandan? Memegang alat make-up saja tidak pernah!" Cibir Kris sambil terkekeh. Aku memukul dadanya "I will never can't do it if i haven't try :P " Aku menjulurkan lidah "Since when you can spill out a wise words?" Kris berusaha membuat aku kesal. Dalam hati aku sudah mengutuknya! Tapi aku diam tak membalasnya.

"Aku harus menjaga sikapku saat mengenakan pakaian seperti ini, Kris Wu~~~" Aku mengedip-ngedipkan mataku seperti boneka dan tersenyum manis yang terlalu dibuat-buat "Ah! Come on... It's first time i fail to make you pissed off" Kris mengendus kesal "Hahaha~~ On your face, dude" Gelakku penuh kemenangan. "You're sexy tonight~" Kris menyeringai pervert "I wish i could wipe your smirk!" Cetusku "Why? You can't stand of my sexiness?" Goda Kris "Fvck up -_-' " Dia terkekeh "Thank's God, i born to be tall guy" , "Huh?" Aku menyernyitkan dahiku malihatnya "I can peek up your boobs" Kris menatap kebawah dadaku "Shit! You fvcking pervert bastard! I fvcking hate you" Aku mendorong tubuh jangkungnya dan masuk kedalam mobil.

"Ahahaha! Come on babe~ I was just kidding. Don't mad at me~" Kris ikut masuk kedalam mobil "I'm sorry~" Kris memelas "Shut the fvck up and Just drive" Kris mencolek-colek bahuku "Wae?!" Bentakku dan melihat wajahnya, aku tak jadi menyemburnya dengan kata-kata kasar. Kris mengeluarkan puppy eyesnya dengan kedua tangan menggengam seperti cakar di bawah dagunya "Chagiya~ Mianhae~" Aku tak berkata apa-apa. Jujur saja, dia terlalu cute! "Ne ne!" Akhirnya aku menyerah "Chagiya~~" , "What again, Kris??" Bentakku "Ppoppo~~!!!" , "Aish! Jinjja!" Aku mengetuk kepalanya.

- - - - - - - - -

"Aku ikut!" Aku bersikeras ingin ikut menemui umma Kris "Aniya" Kris mendorongku pelan hingga terduduk disofa "Yah! Pokoknya aku mau ikut!" Pekikku "Kau ini keras kepala sekali, aku bilang tidak ya tidak" Kris berjalan menuju pintu, menyambar jacket dan kunci mobilnya. Aku berlari kerahnya dan memblock jalannya "Arrggh! Michelle!!" Kris berteriak frustasi "Get away from my way or..." Kris menggantung kata-katanya dan menatapku tajam "What?" , "I will rape you!" Ancamannya seperti petir yang menyambar di siang hari.

"A-aku cuma mau ikut! Apa susahnya membawa aku kesana? Aku..." Kris menunduk hingga bertemu dengan wajahku "Minggir atau tidak?" , "Aish... Ayolah~ K-kris..." Dia beringsut semakin mendekat, aku mundur hingga punggungku menyentuh pintu. Kris menatapku tak bergeming, aku takut saat dia menatapku seperti ini. "Don't dare to get closer!" Aku menahan bahu bidangnya, Kris langsung mengangkat tubuhku seperti mengangkat sekarung beras "Yah! Put me down!" SLAAAP! Kris menepuk pantatku "Yah! Don't you dare to slap my butt again!!" Kris menepuk lebih keras pantatku "Damn! Curse you Kris Wu!" Kris berjalan menuju kamarku.

Dia menghempas tubuhku di atas kasur "Kau pikir aku ini karung beras??" , "Yah! Kau memukul pantatku dua kali! Kau ini tidak sopan! You just touch my virgin butt! Aish! Yah! Aku mau ikut!" Aku duduk dan berniak beranjak tapi Kris lebih cepat. Dia menolakku hingga terbaring lagi, Kris mencoba berlari keluar tapi aku sudah menarik tangannya. Aku berloncat dan memeluknya erat "Aku ikut~~~" , "Le-lepas...!" Kris mencoba melepas pelukanku, tapi aku bertahan tetap memeluknya "Aku tak mau lepas sampai kau mengizinkan aku ikut" , "Okay~ You can come with me" Kris akhirnya menyerah, aku melepas pelukan dan kami pergi ke apartement umma Kris.

~ TO BE CONTINUE ~


Selasa, 05 Februari 2013

[Chapter 3 / Shin Ji Ho] A Little Night Music of Mozart

Title : A Little Night Music of Mozart
Character : Shin Ji Ho pianist, Park Ji Ra [OC], Seo Joo-hyun from SNSD and Luna from F(x)
Chapter : 3
Author : Baby Krisses ^_~
Language : Indonesia and English [MIXED]
Genre : Romantic (?) i guess -_-
Rating : 17 or older

Shin Ji Ho

Aku menatap jari yang bebas bergerak menekan setiap tuts piano, instrumen music yang dimainkannya terdengar ceria. Air mataku tak jadi jatuh, aku terus memandang takjub jari-jarinya selama 2 menit lebih hingga permainan pianonya selesai. Ji Ho seonsaengnim duduk disebelahku "Matamu merah, apa tadi kau menangis?" Tanya Ji Ho seonsaengnim, aku menggelengkan kepala "Hampir menangis, aku tak jadi menangis karena permainan piano anda" Dia tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi kecilnya "Apa yang anda lakukan disini?" , "Aku di undang makan malam dengan imo~" , "Maksud anda umma-ku?" Dia mengangguk pelan "Sepertinya kau tak mengenalku lagi" Senyuman itu hilang dari sang pemilik bibir, aku sungguh tak mengerti dengan apa yang di katakannya. 


= = = = = = = = = =

"Aku punya janji padamu, aku akan mengajarimu bermain piano sampai bisa" Dia mengalihkan pembicaraan dan mulai membuka lembar awal dari buku not. Tangannya menekan tuts dengan lambat "Ayo dicoba" Aku tak bergeming hanya menatapnya heran, namun dia masih tetap tersenyum. Dia meraih tangan kananku dan meletakkannya di atas tuts piano. Aku mencoba menikuti jari-jarinya, aku sering salah menekan tuts piano. Tapi Ji Ho seonsaengnim dengan sabar terus mengajariku. "Hampir selesai~" Ujarnya, aku terus menekan tuts piano hingga di part terakhir aku lupa, lagi-lagi seperti ini. Aku tak bisa menyelesaikannya, keningku berkedut aku memaksa diriku untung mengingat chords terakhir.

"Tsk! Aku tak..." Aku menyerah "Ssttt!" Ji Ho seonsaengnim memotongku dan menuntun tanganku menyelesaikan part terakhir "Kau bisa ^^ " , "Aku tak bisa!" Bantahku, aku beranjak dari tempat duduk dan berjalan cepat keluar dari ruangan "JiJi..." Ji Ho seonsaengnim mengikutiku "Berhentilah memanggilku JiJi, sejak kapan kau dekat sama umma hingga kau memanggilnya imo, dan jangan memanggil dirimu oppa. Bahkan aku tak mengenalmu sama sekali!" Aku berbalik badan dan mendapatkan sosoknya tepat didepanku.

"Aku tak mengenalmu..." Aku mengulang kata itu dengan pelan, dia menatapku teduh "Kau mengenalku JiJi, hanya saja kau lupa" Aku mendorong tubuhnya "Sudahku bilang jangan panggil aku JiJi!" Bentakku. Aku melangkah tanpa melihat, ternyata aku sudah di ujung tangga. BRAAAKK!!! Aku terpeleset dan jatuh hingga ke bawah. Aku merasakan sakit yang luar biasa di seluruh kakiku "Akhh...!" Erangku kesakitan. "JiJi! Gwaenchanayo??" Ji Ho sonsaengnim panik. 


Aku menatapnya dengan wajah linglung, otakku tak bekerja dengan baik. Mataku menatapnya tapi menerawang jauh. Otakku memutar memori seperti rolls film yang berputar cepat, tiba-tiba bayangan anak laki-laki itu muncul lagi. 


~ ~ ~


Di ruangan yang penuh dengan mainan dan sebuah piano besar berwarna putih susu, ruangan itu berwarna mocca, dua orang anak perempuan dan laki-laki tengah bermain bersama "Aku suka music Mozart~ JiJi suka? Kalau suka oppa akan memaikannya untukmu" Seorang anak laki-laki bermain piano dengan mahir. "Aku suka~ Aku suka Mozart! Ji Ho Oppa~ Ajarkan JiJi main piano" Kata gadis kecil itu.

"Ah!! Susah! Aku tak bisa" Gadis kecil itu menangis karena tak bisa bermain piano "Kau pasrti bisa JiJi~~" Anak laki-laki itu mengusap rambut gadis kecil itu dengan lembut "Aku tak bisa!" Gadis kecil itu menangis.

# # #

"Aish! Aku benci main piano!" Seorang anak perempuan berumur sekitar 10 tahun memukul tutss piano dengan kasar "Kau pasti bisa~ Ayo dicoba lagi" Anak perempuan itu mencoba lagi, namun... Tetap saja dia tak bisa "Hiks! Aku tak bisa..." Anak perempuan itu menangis dan berlari keluar dari ruangan menuju tangga dan ...

~ ~ ~

"JiJi!!!" Pekik Ji Ho tertahan sambil menepuk pelan pipiku, aku memandangnya intens. Ji Ho menggendongku dan meletakkan ku di sofa, mataku terus memandang wajahnya. Dia Shin Ji Ho oppa? Aku ingat siapa dia, aku tahu siapa dia! "Tolong katakan sesuatu JiJi~ Jangan buat oppa khawatir" Tanganku meraih wajahnya dengan ragu, aku menyentuh pipinya dengan lembut "Ji Ho oppa", "N-ne?" Dia seperti tak percaya dengan panggilan yang baru saja ku sebut "Ji Ho oppa?" Ulangku, kini wajahnya mulai berseri kembali "Iya ini aku~ Kau mengingatku?" Aku mengangguk cepat "Bogosipheo Ji Ho oppa!!" Aku meloncat dan memeluknya walaupun kakiku sakit menopang berat badanku. Dia juga membalas pelukanku.

Walaupun aku tak sepenuhnya ingat, tapi aku ingat siapa dia. Anak laki-laki yang ku mimpikan itu adalah dia, dan gadis kecil itu adalah aku. Aku ingat beberapa memori saat umurku 10 tahun. "Oppa, kau kemana selama ini?" Aku melepas pelukan "Aku pindah ke LA sehari setelah kejadian saat kau jatuh dari tangga, kata imo kau lupa semuanya... Sampai nama dan orang tua mu pun kau tak ingat. Aku merasa bersalah tak bisa menemanimu saat itu" Dia menundukkan wajahnya "Aku sudah tidak apa-apa, oppa~ ^^ " Dia mengusap rambutku dengan lembut "Apa kakimu sakit? Coba kulihat" Ji Ho mengangkat kakiku ke atas pangkuannya.

"Cuma terkilir dan lecet sedikit" Dia meletak kakiku berselonjor di atas sofa dengan hati-hati dan mengambil kotak P3K, dia mengobati kakiku. Mataku terus memerhatikan wajahnya, aku tak tahu aku terkena sihir apa hingga tak jenuh memandangnya. "Aku mau ke atas" Aku berdiri dengan kakiku yang sakit "Yah! Jangan berdiri dulu... Kakimu masih sakit" Ji Ho menggendongku dengan bridal style "Aish! Aku kan sudah besar!" Runtukku kesal dan hanya menurut saat di bopong "Baru 18 tahun sudah sok dewasa" , "Sebentar lagi 19 -_-" " , "Tetap saja masih 18 tahun" , "Aku mau kesitu..." Aku menunjuk tempat main kami sewaktu kecil.

Ji Ho meletakku di atas kursi piano "Oppa~ Ajarkan aku instrumen a little night music" Ji Ho duduk disampingku dan mulai mengajariku bermain piano.

"Aku bisa!!" Pekikku dengan girang "Ahahaha! Iya, aku sudah bisa main piano sekarang... Kenapa kau ingin memainkan instrumen ini?" Tanya Ji Ho "Karena ini instrumen pertama kali yang ku dengarkan, kau juga yang memainkan instrumen music ini oppa. Kau pasti mengujiku saja kan?" Dia terkekeh sambil mengangguk "Aish!" Aku berbalik memunggunginya dan menghadap jendela yang terbuka lebar. Mataku menatap jauh ke langit gelap yang berhias bintang-bintang kecil. Dua lengan mendekap tubuhku dari belakang, Ji Ho meletakan dagunya di atas bahuku. Aku tertegun dan tak dapat bergerak dan berbicara. Apa yang dia lakukan?!

"Aku mengenal seorang gadis bernama Park Ji Ra, aku mengenalnya sejak dia berumur 5 tahun. Dia memanggil dirinya JiJi. Dia gadis cengeng, menangis hanya karena tak bisa bermain piano. Aku menyukainya dari kecil dan sampai sekarang pun aku masih menyukainya~" DEG DEG!!! Arrggh! Jantungku mulai bereaksi seperti tadi! Tolong hentikan! "JiJi~ saranghaeyo~~" Bisiknya di telingaku. Aku bergidik dan menatap wajahnya yang berada disampingku. "Please, be mine~~" Aku masih tetap diam tak menjawab.

Aku melepas tangannya yang mendekap tubuhku. Aku berdiri dan lebih mendekat ke jendela dan menatap suasana malam perumahan. "Aku tak mau" , "Wae?" Ji Ho oppa bediri disampingku, sepertinya dia kecewa. Aku menatap wajah imutnya itu "Kau terlalu tua untukku! Ahahahaha" Aku melarikan diri duluan sebelum diomeli Ji Ho oppa "Yah! Kau ini tidak sopan! Awas kau!" dia mengejarku. GREEEP!!! Dia menarik tanganku, sangat mudah baginya untuk menangkapku. Jelas saja, dua langkahku seperti satu langkah baginya. Dia memaku kedua pergelangan tanganku dengan tangannya di dinding, kami berhadapan dan saling bertatap muka. 

Tanpa ba bi bu Ji Ho oppa langsung mencium bibirku. Jantungku mulai bekerja secara tidak normal, lebih cepat seperti mau meledak. Tangannya mulai melonggar dan akhirnya melepaskan pergelangan tanganku, turun ke pinggangku dan melingkarkan lengannya disana. Ini pertama kalinya aku berciuman dengan seorang namja, aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Aku hanya menempatkan kedua tanganku didadanya. Bibir lembutnya melumat bibirku lembut, hampir semenit kami bertahan. Akhirnya Ji Ho oppa menarik bibirnya, nafas ku tersengal begitu juga dengannya. "Maybe once more" Ujarnya disusul dengan melumat bibirku lagi, aku membelalakkan mataku lebar-lebar "Aish! ... Jinjja ... Nappeun ... !" Celetukku disela kissed. 

"Ji Ra-ah~~ umma dan appa pulang!" Pekik umma dari bawah, aku spontan mendorong Ji Ho oppa hingga punggungnya memukul dinding. "Ne~~" Aku melirik tajam Ji Ho oppa yang menyeringai jahil "Aksi tadi aku anggap kau menerimaku :P " Dia mendahuluiku dan turun kebawah. Dasar Ji Ho oppa menyebalkan!

~ THE END ~

(_ _) mianhamnida yeorobun~~~ maaf banget author telat update >< Soalnya author sibuk #sok sibuk .__. xD maaf kalo FF nya ga terlalu bagus ^^" . Author Baby pasti bakal ngepost new FF, ditunggu aja ya? :D 

[WARNING! DO NOT COPY THIS FF WITHOUR CREDIT!!]