Kamis, 05 Desember 2013

[Chapter 3 / Special Halloween] Monster Academy

Title : Monster Academy 
Character : Kris Wu from EXO-M, Pyo Ji Hoon from BLOCK B, Park Kahi, Sandara Park from 2NE1, Kwon Ji Yong from BIGBANG, Bi Rain, Camillete Naga (OC), EXO boys and other characters.
Author : Ny. Wu Baby Fan 
Genre : Romance, horror, sad and last FAIL (?)
Rating : 17 +

Kwon Ji Yong


"APPOOO!!!" Ku biarkan teriakanku mengencang. Uratku menegang, aku meremas spray kasur dengan kuat. Sungguh, aku tak tahan dengan rasa sakit ini. Lebih baik ditembak mati ketimbang harus tersiksa seperti ini.

__Camillete POV end__

= = = = = = = = = =

__Kris Wu POV__
Aku sudah kehilangan akal sehat, rasa haus ini menguasai diriku. Sudah kepalang tanggung, aku menghisap banyak darah Camillete. Tangannya sibuk menjambak rambutku -- aku tahu dia sangat kesakitan, tapi aku tak perduli aku terus menghisap darahnya demi memuaskan rasa haus. 

Aku merasa sudah puas, kulepaskan dia. Tangannya sudah terkulai lemas, matanya semakin sayu -- sebutir cairan bening masih bertahan disudut matanya. Wajahnya pucat. Aku menggendongnya dengan hati-hati ke atas kasur. "M-mianhae" Hanya kata-kata itu yang bisa kuucapkan, aku tak menyangka akan terjadi seperti ini. Aku begitu kalap hingga tak tau apa yang harus kulakukan. 

Tiba-tiba matanya mendelik dan dia berteriak "ARRGH!!!" Aku tak tahu pasti apa yang terjadi padanya. Apa ini efek setelah aku menggigitnya? Biasanya efek itu terjadi sejam setelah digigit. Kenapa ini terjadi lebih cepat, bahkan belum sampai semenit. Dia merontak "AAARRRGGGHHH!!!" Geramnya. Aku mencoba untuk menahannya dan membuatnya tenang, tapi itu sepertinya percuma.

"APPOOO!!!" Pekiknya lebih kencang. Apa sesakit itu? Dia bergulat sendiri, meremas sprey kasur dan bahkan mencakar tanganku. Dadanya membusung keatas, kepalanya mendongak dengan mulut terbuka lebar "Camilette!" Aku memangku kepalanya dan menepuk pipinya. Selang beberapa menit, dia menghembus nafas panjang. Rasa khawatir mulai menyerangku, kupegang pergelangan tangannya untuk mengecek denyut nadinya. 

Pertama denyutnya masih kurasa tapi, lama kelamaan denyut itu perlahan mengecil dan hilang "Camillete!" Aku menepuk pipinya lebih kuat namun tak ada respon "Yahh!" Aku terus menepuk pipinya kuat -- nihil. Aku mulai frustasi, apa yang harus kulakukan?! Aku diam sejenak, menatap tubuh Camillete yang mungkin tak bernyawa lagi. Mungkin? 

Aku menatapnya dengan penuh harapan. DONG! DONG! DONG! Itu bunyi tower jam kuno. Setiap jam 12 malam jam itu berbunyi. Cahaya bulan masuk melalui jendela diiringi angin malam yang berhembus. Entah ini efek cahaya bulan atau apa, kulit Camillete berubah menjadi putih pucat, curve tubuhnya berubah lebih... Ahh! Apa yang aku pikirkan?! Aku menggelengkan kepala untuk membuyarkan pikiran kotor yang terlintas.

PIK! Matanya terbuka lebar 'Areumdawoyo' Itu yang terbesit dalam pikiranku. Pupil matanya berubah menjadi warna coklat terang, matanya tidak sipit dan juga tak besar kesannya tajam -- ditambah ada lingkaran hitam disekitar matanya membuat kesan dramatis. Aku suka. Dia duduk dan menatap kedepan dengan wajah tanpa ekspresi. Kulitnya berkilau karena cahaya bulan, cantik seperti diamond. Warna blonde terang menjalar dari pangkal kepala hingga ujung rambutnya. 

Ini pertama kalinya aku melihat perubahan manusia menjadi vampire yang cepat dan indah -- biasanya tak seperti ini. 

__Kris Wu POV end__

__Camillete Naga POV__

Rasa sakit itu berangsur menghilang, namun pengliahatanku semakin lama semakin meredup. Perlahan semakin meredup dan gelap. Rasanya badanku seperti melayang, seperti terjun dari bangunan pencakar langit -- tanpa ada dasar. 

"Camillete~ chagi~" Suara lembut itu menggelitik indra pendengaranku. Aku buka mata dan melihat seorang yeoja cantik berambut blonde tersenyum hangat padaku "Kau sudah besar" Seorang namja berwajah manis tapi terlihat tegas mengelus pipiku. Aku tak mengangkat bicara sedikitpun, I have no idea about this "Camillete-ah, eomma dan appa sangat merindukanmu" Mereka memelukku. Apa yang baru saja dia katakan? Eomma? Appa

"Kami menyayangimu~" Kata mereka serentak. Aku semakin tidak mengerti, mereka siapa? kenapa mereka menyebut diri mereka orangtua ku? Mereka melepas pelukan dan tersenyum padaku. Tubuhku tertarik keatas, ke pusat cahaya yang sangat terang. 

Ku buka mataku dan melihat langit-langit kamar. Ini kamarku, aku masih bernafas, tapi aku merasa berbeda dari sebelumnya. Aku duduk dan melihat kedepan, kaca rias itu memantulkan bayanganku. Apa ini aku? Kulitku pucat namun berkilau, pupilku berwarna coklat terang -- bukankah berwarna hitam? Rambutku! Kenapa menjadi warna blonde terang? Rambutku lurus dan sangat halus. Aku melihat Kris melalui kaca rias, dia duduk tepat dibelakangku.

Aku menoleh kearahnya, wajahnya tak berekspresi seperti biasa. Hidungku mencium bau darah, aku menghirup nafas dalam-dalam seperti tak mau menyisahkan sedikit bau darah itu. Mataku tertuju pada bibir, dagu, rahang hingga leher Kris yang dilumuri darah. Nafasku mulai berat dan tersengal, aku beringsut mendekatinya. Aku menyisahkan jarak satu senti dari hadapan wajahnya, gurat wajahnya biasa saja tapi dia tak tenang. Aku bisa melihat dari matanya.


Otakku sama sekali tidak bekerja, demi Tuhan! Aku tak meninginkan ini. Bibirku menyentuh bibirnya dengan lembut, lidahku menjilati darah yang masih menempel pada bibirnya, sudut-sudut bibirnya, turun ke dagunya, hingga ke lehernya. Aku berubah menjadi tak terkontrol dan liar, aku terus melakukannya walaupun darah itu sudah habis ku jilat. "Camillete!" Geram Kris, dia memegang lenganku -- menahanku untuk berbuat lebih.

"Mianhae" Aku merasa seperti yeoja murahan, apa yang terjadi padaku? Kenapa aku melakukan itu? Pandanganku mengabur karena airmata yang mengambang dipelupuk mata "Kris, apa yang terjadi padaku?" Isak tangisku akhirnya keluar. Dia tanpak kebingungan, tak ada jawaban darinya. Dia memelukku, sesekali mengelus pucuk kepalaku. Ya, aku merasa tenang hingga aku benar-benar berhenti menangis.

Kris adalah orang asing bagiku, tapi aku merasa dia sama sepertiku. Seperti ada ikatan, aku dan dia sama -- aku dan dia satu. Itu yang kurasakan. Aneh bukan? Aku masih berdiam diri dalam pelukannya, aku melihat kotak yang tergeletak dilantai. Aku bisa mencium bau eomma dari kotak itu. Dengan cepat aku melepas diri dari pelukan Kris dan memungut kotak itu.

Perlahan aku koyak bungkus kadonya dan melihat sepucuk surat diatasnya. Aku buka surat itu dan memulai membacanya dalam hati. 

Dear Camillete...

Pertama eomma ingin mengucapkan selamat ulangtahun padamu. Maafkan eomma menyuruhmu untuk sekolah di Canada pada saat menjelang ulangtahunmu. Eomma tahu benar perasaanmu. Kau sedih, begitu juga eomma dan Ji Hoon. Kami sebenarnya tak ingin melepaskanmu, tapi ada alasan yang kuat dibalik itu.

Sayang, mungkin saat kau membaca surat ini kau sudah 'berubah'. Itu alasan yang membuat eomma harus menyekolahkanmu disana. Maaf eomma sudah membohongimu. Kau bukan anak eomma, kau adalah anak majikan eomma. Tuan Kwon Ji Yong, dia seorang Vampire keturunan murni. Ibumu seorang wanita biasa, dia seorang manusia. Namanya Sandara Park.

Kau terlahir sebagai manusia tapi disaat usiamu menginjak 18 tahun kau akan berubah seperti appa mu. Tidak, bahkan kau lebih kuat darinya. Kau berbeda. Jika kau mau mengetahui tentang orangtua mu, minumlah sebotol kecil cairan yang ada dalam kotak itu.

Jaga dirimu baik-baik sayang... Jangan membuat kekacauan dan carilah teman yang mau menemanimu dalam keadaan apapun. 

Your mom,

Park Kahi

Aku langsung membongkar isi kotak itu mencari cairan yang eomma  maksud. Akhirnya aku menemukan botol itu -- cairan itu berwarna merah kental. Apa ini darah? Aku langsung membuka penutup botol itu dan meminumnya sampai habis. 

Tiba-tiba penglihatanku mengabur. Setelah itu aku seperti masuk dalam ingatan atau memori seseorang. 

o - o - o

Aku melihat namja yang ku mimpikan tadi "Tuan Ji Yong" Suara eomma. Eomma memanggil namja itu Ji Yong? Berarti dia appaku? Apa ini ingatan eomma? Kwon Ji Yong, itu nama appa. Dia seorang pangeran Vampire. Eomma adalah budaknya. Dimasa itu aku melihat banyak kekerasan, kekerasan yang dilakukan para Vampire pada budak-budaknya. Tidak ada kata-kata yang bisa ku utarakan tentang betapa kejamnya mereka. Tapi, appa  tak melakukan itu. Sebaliknya, dia sangat baik. Eomma beruntung menjadi budaknya. 

Memori ini kupercepat. Dimalam halloween, tepat tanggal 31 oktober 1995. Tanggal lahirku. Appa datang menggotong seorang yeoja cantik berambut blonde, dia tengah hamil besar. Dia eomma ku yang sebenarnya. Dia lebih cantik dari yang kubayangkan. Saat inilah aku dilahirkan dengan bantuan eomma angkatku.  

Seorang bayi perempuan lahir dan itu aku, Aku melihat eomma dan appa tersenyum bahagia menyambut kehadiranku. Tak lama eomma menghembuskan nafas terakhirnya. Appa terlihat sangat sangat terpuruk "Kahi-ah, aku perintahkan kau untuk menjaga anak ini" Itulah perintah appa pada eomma angkatku. Appa menggigit pergelangan tangan eomma angkatku. 

"Itu alasannya aku memerintahkan kau menjaga anak ini. Jaga putri kecilku, dia akan berhenti tumbuh di umur 18 tahun dan saat itulah dia akan berubah sepertiku. Bahkan lebih kuat" Appa memelukku dan mengecup keningku dengan penuh kasih sayang "Namanya Camillete Naga" 

"Camilette-ah, kau sudah tahu asal usul orangtuamu?" Aku mendengar suara eomma . Ini ingatan eomma, eomma pasti tengah berbicara sendiri. Ini pesan untukku. "Appamu meminta eomma untuk membesarkan mu karena dia tak bisa menjagamu. Setelah kau dilahirkan appamu dihukum mati oleh Raja. Raja tahu appamu menjalin hubungan diam-diam dengan seorang perempuan biasa dan dia juga tahu kalau appamu mendapat keturunan dari eommamu."

"Keberadaanmu disembunyikan, dia mencarimu. Appamu takut Raja akan membunuhmu juga. Dan sampai sekarang dia masih mencarimu. Berhati-hatilah, jangan beritahu identitas aslimu pada siapapun" 

o - o - o

"Camillete" Suara Kris menyadarkanku, menarik kembali jiwaku yang tengah melayang mengikuti alur memori eomma. "Kris, sekolah apa ini?" Aku langsung bertanya padanya "Akademi khusus untuk makhluk aneh" Jawabnya main-main, aku menatapnya tajam. Kris menghela nafas sebelum melanjutkan penjelasannya "Aku mengatakan hal yang benar, sekolah ini khusus untuk orang-orang aneh. Seperti aku, aku seorang Vampire" 

Kris menunjukkan taringnya "Banyak lagi jenis orang aneh yang belum kau ketahui disekolah ini. Chanyeol adalah warewolf. Kebanyakan Vampire disekolah ini, tapi mereka semua punya kelebihan" , "Kelebihan?" Tanyaku, Kris mengangguk "Contohnya aku, aku bisa terbang" Aku memandang wajah Kris dengan wajah blank dan akhirnya aku tertawa "Jangan bercanda, Kris" 

"Aku tidak bercanda" Bantahnya. Dia berdiri, peralahan tubuhnya naik dan melayang keudara "Kau masih tak percaya" Rahangku seperti tak bisa terkatup lagi, mulutku menganga lebar. Apa yang baru saja aku ihat itu nyata! "Baiklah, aku percaya sekarang. Kau seperti Peter Pan, dia juga bisa terbang" Dia menggeleng dan terkekeh geli "Dasar anak kecil!" Umpatnya.

"Berapa umurmu?" Tanyaku "23" , "Aish! Aku tak menanyakan umur mu yang dulu" , "30 tahun" , "Kau masih baru?" Dia mengangguk.

- - - - - - - - 

"Camillete, pay attention please" Kris mengetuk kepalaku dengan pena "Aish! Aku ngantuk, aku tak tidur semalam" , "M-mwo?" Kris mengeluarkan ekspresi kaget "Camillete, vampire tidak tidur" Aku bergumam menanggapinya, aku terlalu ngantuk. Beberapa detik otakku bekerja dan mencerna kata-kata Kris barusan "MWOYA?!" Pekikku "Ms. Camillete, is everything wrong?" Miss Jenny menatapku "I'm sorry Miss" Aku berdiri dan membungkukkan badan "Jadi aku bukan Vampire?" Bisikku sembari kembali duduk "Itu tidak mungkin, kau sudah kugigit"

* * * 

Ini masih teka-teki, aku ini apa? Manusia atau Vampire? Atau bukan keduanya? Atau setengah manusia setengah vampire? Aku putuskan untuk mencari tahu, mungkin perpustakaan akan membantu. 

"Hey" Kris tiba-tiba saja muncul dibelakangku "Hmm?" Dia terus mengikutiku sampai ke perpustakaan "Apa yang kau cari?" , "Jati diri" Jawabku enteng. Aku mengambil buku yang bersangkutan tentang Vampire. Aku duduk dilantai dan menyenderkan punggugku didinding, ku raih secarik kertas dan pensil "Bertaring CHECK! Respon terhadap darah CHECK! Berkulit pucat dan dingin CHECK! Mempunyai pupil atau warna rambut yang berbeda dari manusia CHECK! Mempunyai skill diatas rata-rata ermm CHECK! Tidak tidur... Tidak makan... Tidak mempunyai detak jantung..." 

Aku berhenti mencorat-coret daftar checklist yang kubuat. Tanganku mendarat diatas dada dan merasakan detak jantung "Aku masih bisa merasa ngantuk dan juga lapar..." Ku raih tangan Kris dan meletaknya diatas dadaku "Bisa kau rasakan itu?" Dia menatapku tak percaya "Tapi detak jantungmu tidak normal seperti manusia biasa" Ya detak jantung ini begitu lambat. Aku berfikir keras, mengingat tentang asal usulku. Aku menulis apa yang inginku katakan pada Kris, karena ini bersifat prive aku tak ingin mengatakan langsung padanya (?) . 

Kuberikan kertas itu pada Kris, dia membacanya dalam hati lalu menatapku dengan wajah tak percaya. Alis matanya bertaut, keningnya berkerut menandakan dia bertanya tentang keseriusanku "Aku serius, aku rasa itu keistimewahanku. Berjanjilah ini menjadi rahasia antara kau dan aku" Dia mengangguk, ku sodorkan kelingkingku "Pinky promise" Dia menautkan kelingkingnya dengan kelingkingku "And cross your heart" Aku menuntun tangannya, menyilangkan tangannya di atas dada bidangnya "Childish!" Dia menepuk kepalaku

* * *

"Apa kelebihanmu?" Kris bertanya padaku "Mana aku tahu, jadi vampire saja baru sehari" Aku mencebik sambil menendang-nendang batu dengan tumit "Kris, apa vampire bisa membaca pikiran?" Dia terkekeh sebelum menjawab pertanyaanku "Kau terlalu sering menonton twilight. Ya, kita bisa membaca pikiran. Tapi itu tak berfungsi untuk sesama vampire" Aku menganggukkan kepala tanda mengerti "Apa pernah kau meminum darah manusia?" Kris mengangguk "Apa reaksi setelah meminum darah?" Kris diam dan berfikir sejenak sebelum menajawab.

"Susah diungkapkan, satu yang aku rasakan setelah meminum darah manusia..." Kris menggantungkan kata-katanya "Mwo?" , "Satisfied" Suara husky nya terdengar seduktif saat mengatakan kata itu. Aku jadi bergidik, dia mendekat ke telingaku "Kau setengah manusia" Bisiknya "You know what i'm thingking about..." Timpahnya. Aku langsung menolak dada bidangnya "Jangan menakutiku!" Dia terkekeh "Aku serius, jika seorang vampire kehausan. Dia akan memangsa siapa saja tanpa memikir siapa mangsanya. Seperti yang terjadi padaku kemarin" 

~ TO BE CONTINUE ~

Senin, 02 Desember 2013

[Chapter 11 / SMartist FF] We're like dominoes

Title : We're like dominoes 
Character : Kris Wu from EXO-M, Amber Liu from F(x), Park Chanyeol from EXO-K, Lixui Liu (OC) and other support cast
Genre : Sad Romance or else? (?)
Author : Baby Krisses atau Ny. Wu Baby Fan (udah ganti nama author -_-")
Language : Indonesia, English (MIXED)
Rating : 17 or older

Amber Liu

We're like dominoes, i falling to you and you falling to anyone else. So ironic! 
 
= = = = = = = = = =

Aku kira aku sudah puas menangis, tapi buktinya air mata lolos dari pelupuk mata ku. Aku menundukkan kepala dan menangis sejadi-jadinya. Tao menarik tangannya dari wajahku. Dia pergi meningalkanku. Aku tak perdulikan itu, aku terlalu berlarut dalam kesedihan.

= = = = = = = = = =

Suara berisik mengusik pendengaranku, aku menoleh dan melihat Tao sibuk mengambil fotoku. "Yakk! Pabo! Andwae!!" Pekikku sambil menutup muka. Dia tak mengindahkan perkataanku, Tao tetap saja mengambil fotoku "Don't hide it, show your sadness" Tao menarik tanganku yang menutupi wajah, meraih daguku dan mengangkatnya. Ku gigit bibir bawahku untuk menahan tangis "Just let it out" Bisiknya. 

Aku mulai membiarkan air mataku jatuh yang diiringi isakkan. Tao terus mengambil fotoku "Curse you Hwang Zi Tao!" Aku melemparnya dengan bantal "Am I? Ohh, I am! Haha" Dia sengaja membuatku kesal agar aku terus berekspresi "AAAAAHHH!!!!" Pekikku frustasi, aku mencoba untuk mengeluarkan semua sedih dan kesalku.

"Wo zheng yao shou 'I LOVE YOU' gei ta.. (Aku ingin mengatakan 'I LOVE YOU' padanya)" Aku bergumam, sedikit kesulitan mengatur nafas karena menangis "Wo kan dao ta yu ta de nu pengyou, tamen jiewen.. (Aku melihat dia dengan pacarnya, mereka berciuman)" Aku sedikit menekan di kalimat terakhir. Sebenarnya sulit untuk mengatakan itu "Tamen jiewen... Jiewen" Lututku lemah dan akhirnya jatuh. Ku kepal tanganku diatas dada, mencoba untuk menghentikan rasa sakit yang sedari tadi menghujam dadaku.

"Wo shoushangle, jiu zai zheli (Aku merasakan sakit, disini)" Jari telunjukku menekan tepat di atas dada, dimana rasa sakit itu hidup. Sebenarnya bukan hanya itu, aku kecewa dengan keadaan. Ini terlalu pahit, kenapa yeoja itu harus Amber? Onnie ku, orang yang paling aku idolakan. Aku tak tahu harus bagaimana menyikapinya, apa aku harus membencinya karena memiliki cinta pertamaku? Aku bukan anak-anak lagi, seharusnya aku bisa bersikap dewasa. Ikhlaskan saja Kris untuk Amber. 

Terdengar bijak, dewasa dan simple. Namun susah untukku terima, sulit untuk kulakukan. Aku berdiri dan berjalan lambat menuju jendela. Mataku menerawang jauh ke pemandangan malam kota seoul yang tak pernah mati walau hujan badai menyerbu. Ratusan titik cahaya kuning menerangi Seoul, seperti bintang kecil. Mereka terlihat indah walau dalam keadaan hujan sekalipun. Setiap bulir air menempel dibalik kaca dan bergulir turun dengan pelan. Hujannya tetap sama, masih deras seperti yang tadi. 

Jari-jariku menyentuh kaca jendela, merasakan dinginnya kaca itu dengan kulitku. Ku pejamkan mata "Kris oppa, saranghaeyo~" Ku buka mataku dengan air mata yang mengalir bebas disela pipi. Aku balikkan badan, keningku menabrak dada bidang Tao yang dibalut kaos hitam "Tao..." Ku tarik-tarik ujung bajunya, dia hanya bergumam "Bent down" Pintaku.

Tao membungkuk, wajahnya tepat didepan wajahku. Ku kalungkan lenganku dilehernya "Gendong" Dia sempat terkekeh. Tao melingkarkan lengannya ditubuhku dan mengangkatnya. Ku lingkarkan kakiku dipinggangnya, ku biarkan daguku beristirahat dipundaknya "Aku lelah, boleh aku tidur?" Tao mengangguk. Kupejamkan mata dan mulai terlelap.

__Lixui Liu POV end__

__Hwang Zi Tao POV__

"Aku lelah, boleh aku tidur?" Aku hanya mengangguk. Aku mendiamkannya, membiarkan dia terlelap dengan sendirinya. 

Kris? Apa dia namja yang pernah kami temui di mall itu? Jadi dia namja yang Lixui suka? Aku akui dia lebih keren daripada aku, tapi apa dia punya koleksi Gucci sebanyak yang aku punya? Hahaha pasti tidak (?) Lixui, apa dia segitu berarti buat mu? Sebegitu berartinya dia sampai-sampai kau membiarkan dirimu hancur seperti ini? 

Lixui, apa kau pernah mencoba untuk melihatku? Perasaanku tak jauh beda dengan perasaanmu pada Kris.. Apa kau tahu itu? Setelah ini, apa kau akan membuka hatimu untuk mencintai orang lain selain dia? Biarkan aku masuk, biarkan aku menyusun kembali setiap serpihan cinta yang pecah itu. 

Lengannya mulai mengendur, kakinya terkulai dan menggantung. Dia pasti sudah tidur. Aku berjalan menuju kamar, kubaringkan tubuhnya di atas kasur. Aku berbaring disampingnya, ku miringkan badanku dan melihat setiap lekukan wajah manisnya dari samping "Goodnight princess" Ku peluk pinggangnya dan mencoba untuk tidur.

__Hwang Zi Tao POV end__

__Kris Wu POV__

Ku rebah tubuhku diatas kasur setelah membersihkan diri. Aku masih memikirkan hal tadi, aku penasaran. Apa yang maksud Lixui? Alisku bertaut, keningku berkerut karena terus berfikir keras. Sesekali aku menimang boneka yang diberikan Lixui. Ini boneka alpaca, dia lucu tapi sudah kotor. 

Aku memandang keluar jendela, hujan tak kunjung berhenti. Aku putuskan untuk tidur saja. 

- - - - - - - - -

Mataku terbuka dan langsung melirik jam dinding. Jam 7 pagi. Aku duduk dan merenung sebentar "Arrggh!" Ku acak rambutku, kenapa kejadian semalam tak hilang juga. Aku masih penasaran! Sangat penasaran! Ku ambil boneka Alpaca itu. 

Sebuah kalung melingkar di boneka ini "Ace" Terukir sebuah nama disana "Jadi nama mu Ace huh?" Aku berbicara dengan benda mati ini. Ku peluk boneka itu dan merasakan ada yang mengganjal didalamnya. Ku tekan bagian perutnya dan merasa ada sebuah benda keras didalam "Kris oppa, saranghaeyo~" Suara Lixui! Ku tekan lagi bagian perut boneka itu dan suara Lixui muncul. 

Mataku membelalak lebar. Jadi namja yang Lixui maksud adalah aku? Aku?! Seketika pikiranku jadi kacau. Aku merasa bersalah. Bagaimana bisa aku menjadi tidak begitu peka? Aku terdiam dan berfikir. 'Apa mungkin Lixui melihat aku bersama Amber semalam?' Tanpa berfikir lagi aku ganti baju dan keluar menuju kamar Lixui.

* * *

Ku ketuk pintu kamar Lixui "Lixui-ah, buka pintunya" lima detik ku tunggu tapi tak ada respon dari dalam. Ku ketuk lagi namun sedikit lebih keras dan tetap tak ada respon. Ku putar knop pintu dan pintunya terbuka. Entah mengapa, perasaan was-was mulai menyerangku saat tau pintu ini tak dikunci. Aku masuk dan tak melihat siapa pun didalam. Mungkin dia dikamar mandi, asumsiku. Aku mencoba mendekat kamar mandi dan mengetuknya. Tak ada respon, ku beranikan diri untuk membuka pintu kamar mandi, tak kutemui sosok yang kucari.

Kemana dia?? Aku mulai panik. Dengan cepat di sambar handphone dan mendial nomor Lixui "Li..." Suara operator, bukan suara Lixui. Aku mendecak dan menuju kamar Amber.

__Kris Wu POV end__

__Lixui Liu POV__

Aku bangun dan mendapatkan Tao tengah tertidur di sampingku. Tangannya melingkar ditubuhku. Aku mengangkat lengannya dari tubuhku dan menggantikannya dengan bantal. Aku beringsut menuju kamar mandi dan ganti baju. Aku berniat untuk pulang ke L.A sekarang juga. 

Ku raih koperku dan bersiap melangkah keluar "Kau tak tahu sopan santun ya?" Aku berbalik dan melihat Tao berdiri tak jauh didepanku "Aku hanya tak mau mengganggu tidurmu... Terimakasih atas semuanya ^^ I have to leave" Aku baru saja mengangkat satu langkah, Tao sudah berdiri tegak didepanku "Kau mau kemana?" Tanyanya "Aku mau pulang ke L.A" , "Wae?" Bibirnya mengerucut "Aku rindu dengan orang tuaku" Aku berjalan melalui Tao "Apa kau akan balik lagi?" Aku berhenti dan menoleh "Mungkin" 

"Biarkan aku mengantarmu" , "An..." , "Jangan menolakku!" Potong Tao. Ya, aku tak bisa menolak jika dia sudah berkeras. 

- - - - - - - - -

Aku memaksa diriku untuk senyum, Tao melambaikan tangan dengan wajah sedih "Aish! Apa sulit untuk tersenyum?" Aku berhenti dan menghentakkan kaki "Sulit!" Bibirnya mencebik "Jelek!" Pekikku, dia berlari kearahku dan memelukku dengan erat "We still friend, no matter how far we're live" Aku balas memeluknya tubuhnya "I'm just friend for u..?" Dia berbisik "Mwo?" Tao langsung melepaskan pelukannya "Aniya... Cepat check in! Have a safe flight immature model" Ejeknya. Tao mendorongku pelan dan tersenyum sambil melambai tangannya. 

__Lixui Liu POV end__

__Kris Wu POV__

Apa harus aku membicarakan masalah ini sekarang pada Amber? Tapi... Ahh! Nanti saja. Aku langsung menyambar majalah Syco dan menuju alamat kantor majalah tersebut.

* * *

"Maaf, apa Hwang Zi Tao ada ditempat?" Aku bertanya pada yeoja receptionist itu "Tuan Hwang Zi Tao sedang tidak berada ditempat, anda siapa? Boleh meninggalkan pesan?" , "Bilang padanya, Kris Wu ingin bertemu. Gomawo" Aku pergi meninggalkan kantor itu. Tak jauh meninggalkan gedung itu aku melihat Tao hendak masuk ke kantornya. Aku langsung berlari mengejarnya.

Dia sedang berbicara dengan yeoja receptionist itu "Hey!" Aku menepuk bahunya, dia berbalik badan dan menatapku datar "Wae?" , "Dimana Lixui?" , "Kita bicara diruanganku saja" Aku membuntuti Tao menuju ruangannnya. 

Kami sampai diruangannya, Tao duduk di sofa dan aku pun ikut duduk "Aku iri padamu Kris Wu. Dia sangat menyukaimu" Dia mengangkat bicara duluan sambil menatapku tajam "Tapi apa kau tahu dia begitu menyukaimu? Semalam dia ke apartemenku dengan keadaan basah kuyup, wajahnya pucat. Dia terlihat sangat kacau.. Bahkan dia tak berhenti menangis, ada beberapa kali dia menyebut namamu" Aku menundukkan wajahku, aku merasa sangat jahat. 

"Tak ada gunanya kau menyesal, dia sudah pulang ke L.A dan aku rasa dia akan kembali lagi" Tao berdiri dan menyambar map yang diletaknya tadi diatas meja. Dia mengeluarkan beberapa lembar foto dalam map itu, diperhatikannya foto itu baik-baik. Tao menaiki tangga dan menempelkan foto-foto yang ada ditangannya di dinding "Senyum yang ikhlas dan manis juga ditempa melalui duka dan rasa sakit" Kata Tao. 

Aku mendangahkan kepala dan melihat pemandangan yang menakjubkan didinding, potongan-potongan foto kecil bergabung menjadi satu potret wajah. Aku berdiri dan mengambil langkah mundur, potret wajah Lixui dengan senyum khas nya. Aku maju dan melihat lebih detail, kulihat potongan foto itu ternyata foto Lixui dengan berbagai macam gaya dan ekspresi "I like her.. really like her. But she fall to anyone else" Tao terkekeh getir "Ironic, the one she fall for has someone' already. What a cruel Mr Wu" Tao memandangku dengan senyum getirnya. 

I can't help it. I felt guilt to her. 'Lixui~ Please forgive me' Batinku.

~ THE END ~

Hahaha! Maaf the end nya ga enak pake banget -_-v Author udah ga tau lagi gimana cara the end yang enak (?) Ya, begitu lah. Sad ending TT TT biasanya juga author bikin happy ending, kali ini pengen bergalau-ria (?) . Gomawo buat semua reader yang udah bersedia membaca FF ini, author janji bakal nyelesai-in FF yang terbengkalai hehe. See you and annyeong!

Senin, 18 November 2013

[Chapter 10 / SMartist FF] We're like dominoes

Title : We're like dominoes 
Character : Kris Wu from EXO-M, Amber Liu from F(x), Park Chanyeol from EXO-K, Lixui Liu (OC) and other support cast
Genre : Sad Romance or else? (?)
Author : Baby Krisses atau Ny. Wu Baby Fan (udah ganti nama author -_-")
Language : Indonesia, English (MIXED)
Rating : 17 or older

Hwang Zi Tao

We're like dominoes, i falling to you and you falling to anyone else. So ironic! 
 
= = = = = = = = = =

"Oppa..." Kris berhenti berjalan dan membalikkan badannya "Ne?" Aku ingin sekali mengungkapkan perasaanku pada Kris, tapi... Aku tak punya keberanian "Ahh... Aku.." Otakku sudah menyeting kata-kata yang akan ku keluarkan namun mulut ku tak bisa bekerja dengan baik. Seperti ada sesuatu yang membuatnya tak bisa berbicara "Ck!" Aku mendecak kesal "Ada apa, Lixui-ah?" , "Hari ini aku senang ^^ xie xie" Aku mengumpat dalam hati, bodoh sekali! Kenapa aku tak mengatakannya? Aish! Dia hanya tersenyum, menepuk pucuk kepalaku sebelum pergi. 

Cuma begitu? Ahh! Apa kau dengar sesuatu yang pecah barusan? Itu suara hatiku yang pecah berkeping-keping (?) #Lebay . "Oppa, nan johahneun
= = = = = = = = = = =
Oke.. Hari ini! Hari ini aku bulatkan tekad untuk menyatakan perasaanku pada Kris. Aku harus bisa! Aku sudah mempersiapkan boneka alpaca untuk Kris. Aku melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan menunjukkan pukul 9.00AM. Apa masih terlalu pagi untuk menyatakannya? Haish! Aku terlau bersemangat eoh -_- gwaenchana... Kali ini tak boleh ditunda lagi.

Aku berkaca dulu sebelum keluar dari kamar, memastikan tidak ada sesuatu yang ganjal (?) "Hwaiting!"Aku melangkah keuar kamar, tak lama handphone ku berbunyi. Cepat-cepat aku mengangkatnya tanpa mellihat siapa yang menepon. "Yobseo" , "Ya! Aku di depan asrama... Kita ada pemotretan. Cepat keluar!" Tao langsung menutup teleponnya sebelum aku menjawab. "Aish! Kenapa kau selalu saja menggangu Hwang Zi Tao!" Aku mengurung niat untuk menemui Kris karena Tao.

Aku melihat mobil mercedes benz berwarna hitam mengkilat parkir didepan asrama, mungkin itu Tao. Aku menghampiri mobil itu dan jendela mobilnya terbuka. Tao mengenakan high class style duduk manis di kursi kemudi "Masuk" Aku hanya bisa mendecak kesal dan mengikuti perintahnya. Tanpa basa-basi Tao menginjak gas dan melaju. "Yakk! Seenak nya saja kau membawaku pergi! Aku ada acara" , "Cancel saja acara mu itu" Jawabnya dengan enteng. "Argh!" Menjengkelkan sekali! 

- - - - - - - - - -

Kali ini aku terpaksa menunda rencanaku. Ini semua gara-gara Tao! Dia selalu saja datang pada saat yang tidak tepat. Menyebalkan! Dia membawa aku ke studio pemotretan yang sudah didekorasi. Aku tak perduli dengan itu semua, yang ada diotakku sekarang hanya Kris.

"Lixui Liu, aku minta kau untuk senyum" Pinta Tao "Pabo! Aku sedang tersenyum sekarang" Tao mendecak dia menghampiriku dan menarik ujung bibirku membentuk senyum "Itu baru senyum" Aku sedang tidak mood untuk tersenyum, senyum dibibirku lenyap "Yahh! Kau ini susah sekali diatur!" , "Aku tak mau difoto" Aku duduk di latai dengan kaki selonjor seperti anak kecil yang sedang merajuk "Aish! Ayo lah~" Pintanya "Ani" Aku mencebik.

Dia malah ketawa dan mulai memfotoku "Apa yang kau lakukan?!" , "Mengambil foto dari model aneh yang bertingkah seperti anak-anak" Jawabnya tanpa berhenti memfotoku "Aniya! Aku tidak seperti anak-anak!" Tao terus mengambil foto disetiap gerak-gerikku. Akhirnya aku tertawa sendiri, dia memang menyebalkan tapi itu kadang-kadang yang membuat aku tertawa.

- - - - - - - - -

Aku sudah putus asa, sepertinya hari ini niatku tidak terlaksana. Ini sudah pukul 10 malam. Aku rasa Kris sudah tidur, atau dia masih diluar dengan teman-temannya. "Camillete-ah, gwaenchanayo?" Tao akhirnya membuka pembicaraan "Gwaencahana" Ku sungging senyum lemah. Aku kembali menatap keluar luar jendela mobil. 

Tao mengantarkanku sampai didepan asrama "Gomawo" Aku keluar dari mobilnya tak lupa membawa boneka alpaca yang ingin ku berikan pada Kris. 

Serasa cuaca tadi cerah saja, tanpa diketahui tib-tiba saja hujan. Aneh! Aku melihat dua orang tak jauh dari pintu kamar Amber. Koridor ini kurang pencahayaan aku tak bisa melihat dengan jeas siapa mereka. Aku menyipitkan mata dan melihat dengan benar. DEG!!! Kris dan Amber, mereka berdua sedang... Ciuman. Dengan respon cepat aku berbalik arah dan berlari tanpa membuat suara apa pun. Aku berlari dan berhenti diperempatan antara jalan arah dorm, sekolah, lapangan dan gerbang sekolah. 

Hujan menyerbuku, membasahi setiap inchi kulitku. Setiap tetesnya terasa sangat tajam menusuk kulitku. Hujan diiringi angin malam yang dingin, sepertinya akan ada badai sebentar lagi. Aku tak perdulikan itu. Aku terduduk dan menatap kebawah, tanganku merangkak naik ke dada. Rasanya sakit sekali! Sangat sakit! Bayangan Kris dan Amber tadi terus bermain di otakku. Tanpa ditahan, isak tangisku keluar begitu saja. Mengalir turun kepipiku bergabung dengan air hujan. 

Aku menatap boneka alpaca yang sudah kotor tergeletak di tanah. Aku memungutnya dan memeluk boneka itu dengan erat. Kris, you're my first crush. But why you broke my heart? "O-oppa, n-nan johahneun... Jeongmal! Oppa, neol saranghae! Jeongmal saranghaeyo!" Seseorang tiba-tiba datang menghampiriku "Oppa..." Aku tak bisa menyambung kata-kataku saat aku mendangah dan melihat Kris berjongkok didepanku. 

Tetesan air mengalir, menjamah dari ujung kepala hingga ujung kaki. Air yang mengalir dari atas kepalanya turun ke wajahnya menciptakan view yang sangat tenang walaupun gemuruh hujan dan angin mengusik. Dia terus menatapku dengan mata tajamnya disela derasnya hujan.



Aku tak berniat berhenti menangis. Dia duduk ditanah dan kembali menatapku, aku tak tahu apa yang dilakukan. Dia menarikku kedalam pelukannya -- membenamkan tubuhku dengan tubuhnya yang 2 kali lebih besar dariku. Tangannya mengelus rambut basahku. Aku tak merasa tenang, melainkan sebaliknya. Tangisanku semakin menjadi-jadi. 

"Oppa, nan jeongmal johahneun.. Oppa, jeongmal saranghae" Kata-kata itu terus ku lafalkan tanpa henti. Ku pejamkan mata, terus bergumam untuk meredam rasa sakit ini. 

__Lixui Liu POV end__

__Kris Wu POV__

"Thank you for today and for this cutie llama doll" Amber memainkan boneka llama yang ku berikan, aku terkekeh pelan "No biggie, llama addict" Ku cubit pelan hidungnya "Goodnight baby, sleep tight and dream about me" Amber hanye mengangguk. Aku cium keningnya lalu turun ke kedua kelopak matanya, ke ujung hidungnya dan dengan sedikit ragu ku cium bibirnya. Aku takut dia tak suka dan menolakku. Aku mengintip, ternyata matanya tertutup. She give me a chance! 

I break the kiss and stares at ther eyes, such a lovely view. I love to see her eyes "I love you" Kata-kata itu lolos begitu saja dari mulutku "I love you too" Balasnya. Ahh! Aku tak tahu bagaimana menggambarakan kebahagiaanku hari ini. "Get in now" Amber langsung masuk ke kamarnya dan aku kembali ke kamarku. 

Tak lama hujan turun, aku masih berjalan di daerah koridor dorm yeoja. Cuaca susah ditebak, tadi tidak ada tanda mau hujan. Hujannya semakin deras, ditambah angin yang lumayan kencang. Aku berhenti berjalan dan melihat seorang yeoja duduk diatas tanah berhujan-hujanan. 

Ku pincingkan mata dan melihat seksama untuk mengnal siapa dia. Rambutnya pendek seperti Amber, memakai sweater rajutan berwarna abu-abu tua -- mengekspose bahu kanannya karena kerah yang besar. Memakai skinny jeans warna hitam yang koyak horizontak dari pangkal paha hingga bawah. Aku rasa dia adalah Lixui, apa yang terjadi? Aku keluar dari koridor berjalan mendekatinya.

Dia memungut sebuah boneka lusuh terbaring diatas tanah dan memeluknya erat "O-oppa, n-nan johahneun... Jeongmal! Oppa, neol saranghae! Jeongmal saranghaeyo!" Suaranya cukup jelas, suaranya terdengar gemetaran. Aku langsung menghampirinya "Oppa..." Lixui mendangah dan melihatku. Dia terdiam, matanya merah membengkak. Dia kelihatan kacau, suara nafasnya tersendat. Dia menangis -- namum matanya tak luput menatapku. Tubuhnya basah kuyup, bibirnya mulai memucat. 

Aku tak tahu harus bagaimana, aku tak tahu bagaimana cara membujuk yeoja yang menangis. Aku duduk bersamanya dan menatapnya lagi. Aku buka lenganku dan menariknya kedalam pelukanku. Ku elus rambut basahnya, isak tangisnya makin menjadi-jadi. Aku bingung, bahkan aku ak berani berkata apa-apa. Ku pererat pelukanku "Oppa, nan jeongmal johahneun.. Oppa, jeongmal saranghae" Gumamnya. Siapa yang dia maksud? Apa namja yang bernama Tao itu yang menyakitinya? 

Aku melepaskan pelukan dan memegang kedua pundaknya. Ku terawang jauh kedalam matanya "Lixui-ah, uljima" Ku pegang wajahnya. Tangan dinginnya menyentuh kedua tanganku yang berada dipipinya "Oppa, nan jeongmal johahneun.. Oppa, jeongmal saranghae" Dia mengulang kata-kata itu sambil menatapku. Mataku sedikit mendelik dan coba mencerna perkataannya dalam otakku. Dia memberikan boneka yang sudah lusuh itu dan tersenyum getir "Gomawo" Lixui bangkit dan berjalan menuju koridor yeoja

Aku masih terdiam ditempat, terus berpikir keras tentang perkataan Lixui tadi. Aku tak mengerti.

__Kris Wu POV end__

__Lixui Liu POV__

Kris, aku harap kau mengerti. Yang kumaksud adalah kau. Kau lah namja yang aku suka, kau lah namja yang aku cinta. Aku merasa sangat kacau! Tak ada yang kuinginkan sekarang, hanya satu yang kuinginkan sekarang, kembali ke L.A. Dengan cepat aku mengemas barang-barangku kedalam koper. 

- - - - - - - - -

Ku pencet bell apartement Tao. Bodohnya aku, sampai-sampai untuk ganti baju yang sudah basah kuyup pun aku tak ingat. Aku terus menggosok kedua telapak tanganku agara tetap hangat. Aku sudah tak tahan karena kedinginan. Pintu terbuka, Tao muncul dari balik sana dan menunjukkan ekspresi kaget "Omo! Kenapa kau tak menelponku untuk menjemputmu ha??" Tao mengambil koperku dan menuntunku masuk kedalam.

"Mandilah... Akan kusiapkan pakaian untukmu" Aku mengangguk. Tao keluar dari kamarnya, aku berjalan masuk ke kamar mandi dan membersihkan badanku. 

Setelah selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi. Sebuah kaos berwarna coklat dengan tulisan punggung TAO 70 di atas kasur, aku mengenakan kaos itu. Tak lama aku mendengar suara berisik dari dapur, aku pergi ke dapur untuk mngecheck apa yang Tao lakukan. Dia sedang sibuk membuat sesuatu "Andwae.. Aku tak mau dibantu. Kau duduk saja di ruang tengah" Paboya! Siapa yang mau membantunya? Aku berjalan ke ruang tengah dan duduk disofa, ku angkat kakiku dan memeluk lututku.

Tao duduk disampingku "Hey" Aku mengangkat kepalaku dan menoleh kearahnya. Dia memakaikanku topi rusia, dia menarik kakiku dan memakaikan kaos kaki. "Kau pasti lapar" Tao menyodorkan semangkuk ramyun dan hot chocolate diatas nampan. Aku diam seperti patung "Baiklah..." Dia meletakkan nampan itu diatas meja, mengambil ramyun itu "Aaaa..." Tao menyodorkan ramyun ke mulutku, aku menatapnya dan dia mengangguk.

Aku membuka mulut dan melahap ramyun dari suapannya. Dia menyuapku sampai habis "Cahh! Sekarang minum hot chocolatenya" Aku meminum hot chocolate yang dibuat Tao sampai habis. Tao terkekeh "Dasar anak kecil! Minum saja belepotan" Dia menyeka ujung bibirku dengan ibu jarinya. Rasa sakit itu datang menyerang hatiku lagi. Otakku masih memainkan potongan kejadian tadi diasrama. Sesak, dadaku sesak. Mataku mulai memanas.

Aku kira aku sudah puas menangis, tapi buktinya air mata lolos dari pelupuk mata ku. Aku menundukkan kepala dan menangis sejadi-jadinya. Tao menarik tangannya dari wajahku. Dia pergi meningalkanku. Aku tak perdulikan itu, aku terlalu berlarut dalam kesedihan.

~ TO BE CONTINUE ~ 

Jumat, 01 November 2013

[Chapter 2 / Special Halloween] Monster Academy

Title : Monster Academy 
Character : Kris Wu from EXO-M, Pyo Ji Hoon from BLOCK B, Park Kahi, Sandara Park from 2NE1, Kwon Ji Yong from BIGBANG, Bi Rain, Camillete Naga (OC), EXO boys and other characters.
Author : Ny. Wu Baby Fan 
Genre : Romance, horror, sad and last FAIL (?)
Rating : 17 +

Pyo Ji Hoon

"Jagalah dirimu baik-baik karena aku tak bisa menjaga mu" , "Ne..." Aku nangis terisak-isak "Dasar jelek!" Dia mengacak rambutku "Biarin!" Dia menunduk sedikit "Give me booboo ppoppo" Aku terkekeh melihat Ji Hoon mengerucutkan bibirnya dan sengaja menyipitkan matanya. Aku mencium bibirnya singkat "Oppa! Saranghae!!" Pekikku "Nado saranghae, Camillete-ah" Dia memelukku lagi dan melepasku, dengan langkah berat aku menuju ruang tunggu dan bersiap untuk check out.

Mau tak mau aku pergi meninggalkan eomma, Ji Hoon oppa, teman-temanku dan Seoul. Aku harap kalian tak akan melupakanku, aku berharap bisa kembali lagi secepatnya.



= = = = = = = = = = = 

Aku sudah sampai di Canada.
Ini pertama kalinya aku keluar negri dan ya aku tak mengerti apa-apa. Aku hanya mengikuti arus arrived dan akhirnya keluar. Mataku terus mencari laki-laki yang memegang banner namaku "Carmin!" Aku menoleh dan melihat seorang laki-laki berparas asia bermata sipit berbadan gagah seperti angkatan. Dia memegang bannernya terbalik -_- Aku menghampirinya "Ahjussi, namaku Camillete. Bukan Carmin dan kau memegang bannernya terbalik" Dia langsung kelabakan membalikkan banner yang dipegang.

"Keke, mianhae~ Bi Rain imnida" Dia mengulur tangannya dan aku balas menjabatnya "Camillete Naga imnida" Ku sunggingkan senyum "Kajja, kita ke Asrama" Dia merebut koper ku dan berjalan "Ahjussi, aku bisa sendiri" Dia tak menggubris dan tetep berjalan.

Sudah 15 menit kami habiskan untuk perjalanan tapi masih belum sampai juga. Aku terlalu letih rasanya mataku mulai berat dan mau tertutup, ku biarkan mataku tertutup dan membiarkan diriku hilang ke alam bawah sadar.

"Carmi.. Aish! Camillete-ssi, kita sudah sampai" Aku merasa ada yang mencolek-colek pundakku. Ku buka mataku perlahan dan melihat sebuah bangunan beraksen eropa dibalik kaca jendela mobil. Apa perasaanku saja atau bagaimana, ada perasaan sedikit tak nyaman dengan tempat ini. "Dimana kita?" Aku memerhatikan keadaan dengan muka linglung "Tentu saja di asrama. Ini koper anda, Camillete-ssi. Aku ada urusan lain, silahkan masuk dan temui Tuan Choi Seung Hyung" Kata Rain ahjussi "N-nuguya..." Aku baru saja ingin bertanya tapi Rain ahjussi sudah tidak ada. Kemana dia? Cepat sekali hilangnya.

GLUP! Aku menelan ludah. Bulu kuduk ku meremang. Perasaan takut sudah mendominasi diriku. Aneh, kenapa sangat sepi? Mana siswa yang lain? "Monster Academy" Aku membaca dengan aksen english tapi suaraku gemetar di kata pertama 'Monster'? Apa maksudnya? Aish! Eomma, aku mau pulang saja TT TT

__Camillete Naga POV end__

__Kris Wu POV__

Aku terus mengerang "Si penghisap darah kepalaran!" Ejek Chanyeol "Diam kau, anjing!" , "Aku tekankan untuk kesekian kalinya kris, aku serigala bukan anjing. Orang-orang suka anjing ketimbang makhluk dingin penghisap darah. Haha!" Tanganku dengan cepat mencakar wajahnya CRAASH! Aku menoreh luka di pipi kanannya "Kau payah Kris" Ejeknya sambil menjulurkan lidah dan malah tambah tertawa keras. Luka itu tak berarti apa-apa baginya, toh juga dia bisa sembuh sendiri. Aku mendecak dan keluar kamar "Yakk! Mau kemana kau?" Teriaknya "Bukan urusanmu" Jawabku enteng.

Aku berjalan keluar dorm. Ya, aku lapar. Aku tak tahu harus mencari makan dimana. Kau tahu sendiri makanan ku ada dimana-mana tapi tak semudah itu didapatkan. Ada beberapa rule yang tak boleh ku langgar sebagai vampire abad-21. Well, kami harus menjadi vegetarian. Meminum darah hewan -- darah hewan tidak cukup bagiku. Terlebih aku ini Vampire kemarin sore (?) . Ku hentikan langkah dan membeku sesaat. Ku tarik nafas dalam-dalam "Bau ini" Insting vampire bekerja begitu cepat, taringku memanjang. Penglihatanku lebih tajam dari sebelumnya, aku berlari mengikuti aroma yang bermain diudara.

Ku lambatkan langkahku dan melihat seorang yeoja berjalan menyusuri koridor asrama. Dia sendirian dan dia seorang manusia biasa. Dia bukan sepertiku atau yang lain (monster/makhluk aneh) tapi kenapa dia disini? Aku tak pernah sangat tergoda dengan aroma manusia biasa, tapi dia berbeda. Perasaan apa ini? Aku sangat menginginkannya.

__Kris Wu POV end__

__Camillete Naga POV__

Ohh Tuhan! Semakin lama aku semakin merasa tidak nyaman. SRAAAKK! Aku menoleh kebelakang tapi tak melihat apa-apa dibelakang. Ku percepat langkah kakiku. Aku harus menemui Choi Seung Hyung tapi siapa dia? Apa dia kepala sekolah akademi ini? Aku sudah ketakutan, tak bisa berfikir dengan benar. Apa yang harus kulakukan saja aku tak tahu "Nona, Camillete?" Seseorang menepuk bahuku dari belakang dan spontan aku berteriak "KYAAAHH!" , "Tenanglah, aku Choi Seung Hyung pemilik akademi ini"

Laki-laki tinggi berwajah sangar memakai suit hitam rapi dengan rambut berwarna tosca. Aku mengelus dada dan menghembus nafas lega "Jeongmal gomawoyo Tuan Choi! Anda muncul di saat yang tepat. Cheoneun Camillete Naga imnida" Setelah memperkenalkan diri aku membungkuk "Selamat datang di Monster Academy, Camillete-ssi. Kau bisa ke kamarmu dan besok kau sudah bisa mengikuti proses pembelajaran" Ku miringkan kepalaku, apa dia bercanda? Hanya itu? Apa tidak ada basa-basi yang lain? "Tuan Wu.. Tak usah bersembunyi. Aku tahu kau disana" Tuan Choi menatap jauh kebelakangku.

Aku ikut menoleh kebelakang dan melihat seorang namja muncul dari bayangan gelap ujung bangunan. Postur tubuhnya tinggi seperti pemain basket internasional dibalut blazer hitam berpadu dengan kaos putih kerah V -- aku pikir Tuan Choi namja tertinggi di akademi ini. Aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas, dia sedikit menunduk dan sebagian wajahnya tertutup bayangan. Rambutnya blonde tak beraturan. Aku melihat kilat mata tajamnya mengarah padaku, sontak aku mundur perlahan. 

Antara takut dan kagum, aku tak pernah melihat namja seperfect dia. Dia memiliki hidung yang runcing, dia memiliki bekas luka di pelipis kanannya hingga alismatanya membetuk jenjang dua garis. Bibirnya kecil, aku melihat ada yang mengganjal di balik sudut-sudut bibirnya. Pipinya sedikit tirus, dia tanpaknya sakit. Dia seperti karakter manga, aku yakini dia adalah kingka monster akademi.

Aku merasa aura yang tak bagus disekitarnya, perasaan takutku menjadi-jadi saat dia mendekat. Semakin dekat semakin aku mendangakkan kepalaku untuk melihat wajahnya. Yang benar saja, berapa tinggi namja ini? Aku hanya sedadanya -_- "Kris, antarkan dia ke kamarnya. Kau ku tugaskan untuk mengajaknya keliling akademi" Perintah Tuan Choi pada namja yang bernama Kris ini "Ye" Jawabnya singkat.

Ohh Tuhan! Suaranya sangat mengerikan, bukan.. Maksudku suaranya berat tapi terdengar sexy. Ahh! Apa yang kupikirkan?! "Ahh, gamshamnida Tuan Choi" Aku membungkuk "EH! Odiega?" Tuan Choi sudah tidak ada, aku langsung berbalik untuk menanyakan Tuan Choi pada Kris "Tuan Choi kemana? Kenapa dia hilang begitu cepat?" Tanyaku bertubi-tubi. Kris tak menjawab bahkan wajahnya tetap sama seperti yang tadi. Dia memandangku tak berkedip.

"Kris-ssi, aku bertanya padamu... Apa kau mendengarkanku?" , "..." Dia ini patung ya? -_-' "Sudahlah, lupakan saja. Camillete Naga imnida" Ku ulurkan tanganku untuk dijabat. Tapi dia tak merespon -- Aish! Apa dia tak mengerti bahasa korea? Tapi bukankah tadi dia berbicara bahasa korea dengan Tuan Choi. Baiklah, baiklah... Sekarang dia membuatku takut. Benar-benar takut. "Baiklah, kalau kau tak mau mengantarkanku aku bisa sendiri. Terimakasih sebelumnya" Aku menyeret koperku dan berjalan cepat meninggalkannya. 

Tak lama seseorang merebut koperku dan orang itu adalah Kris "Kris Wu imnida" Untuk kedua kalinya aku mendengar suara beratnya "Ne, bangapsumida" Aku menyungging senyum bersahabat, dia hanya menatap sekilas dan focus kedepan. Apa dia ini tipe yang sangat serius? Sepanjang perjalanan, aku melihat labu dan dekorasi yang mengerikan. Apakah Halloween sudah dekat? Aku melihat jam tangan, sekaranga tanggal 29. Bagaimana bisa aku lupa? Lusa ulangtahunku. Ulangtahun pertama tanpa eomma dan Ji Hoon oppa :(


Kris mengantarkan ku tepat didepan pintu kamar. Dia meraih sesuatu dibalik keset kaki -- sebuah kunci dan memberikannnya padaku. Aku tertegun saat kulit tangannya menyentuh kulitku, sangat halus seperti kapas namun dingin sedingin es "Kris! Kau sakit??" Dia sedikit memiringkan kepalanya dan menyipitkan mata "Ani" Jawabnya singkat. Oke, dia namja teraneh yang kutemui. Aku mencoba untuk tak memikirkannya dan membuka pintu. 

Kamar ini terlalu besar ditempati sendirian, design interior kamar ini terlalu mewah dan karena berkesan klasik. Aku tak terlalu menyukai yang berbau klasik, kesannya tidak hidup dan seram "Gomawo... Kris apa boleh besok saja kita keliling sekolah? Aku masih cape" Dia mengangguk namun tak keluar dari kamarku. Aku diam dan memandangnya, begitu juga dia. Selang beberapa menit aku menyerah dan angkat bicara "Kris, kau boleh keluar sekarang" Dengan muka yang tak berubah dia berjalan keluar dari kamarku.


Cepat-cepat aku menutup pintu dan menguncinya "Aneh" 


- - - - - - - - -


"Smile! You can do it! Hwaiting!!" Aku berbicara pada pantulan dirikku dalam kaca. Ini akan menjadi awal yang sulit, beradaptasi ditempat baru tanpa eomma dan Ji Hoon oppa. Aku pasti bisa melakukannya sendiri.

Aku mengenakan kaos rugby oversize warna putih dengan tulisan WOLF 88 dipadu dengan torn jeans berwarna hitam tak lupa convers belel warna sepadu dengan jeans. Ku ikat sembarang rambut panjangku dan menyambar tas ransel. 

- - -

Aku memandang takjub pemandangan yang ada, sekolah ini begitu ramai dan sangat bewarna. Maksudku, tidak seburuk perkiraanku. Semua siswa memakai baju bebas sesuka hati mereka, bahkan ada yang memakai baju berdesign aneh. Mataku terus mengedar keseluruh sudut, aku mencari Kris.

"Kau mencari Kris?" Namja bertubuh tinggi seperti Kris dengan senyum lebar yang aneh, bermata bulat, berambut coklat gelap menghampiriku. Aku menatapnya aneh, bagaimana dia bisa tahu? "Kekeke, aku tahu apa yang aku pikirkan" Suaranya pun berat persis seperti Kris, tapi bedanya suara berat namja ini lebih halus ketimbang Kris "Ya, kami berdua punya kesamaan fisik" Dengan cepat aku mengcover kening dengan tangan "Jangan membaca pikiranku!" Dia malah tertawa. 

"Aku tak membaca pikranmu, itu bakat dari lahir. Chanyeol imnida"  Dia meraih tanganku dan menjabatnya. Tangannya begitu panas, apa dia sakit? "Aniya, aku tidak sakit. Aku memang mempunyai suhu tubuh di atas rata-rata normal (?) . Ayo aku antar kau ke tempat Kris" Chanyeol menghiraukanku yang kebingungan, dia menuntunku ketempat Kris.

Aku sampai disebuah teater super megah dan kurang pencahayaan. Aku sulit melihat jalan karena gelap "BRUUUKK! Aww!" Aku menabrak punggung Chanyeol "Yah! Kenapa kau berhenti?" Dia berbalik badan dan melihatku tak berkedip, matanya lebih besar dari yang sebelumnya. Dia mendekat dan mendekat "Yah! Apa yang kau lakukan?" Aku mundur perlahan, tangan hangatnya menahan pergelangan tanganku. Dia mengendus bau ku dari lengan, leher, rambut "K-kau! Kau bukan..." 

PLAAAKK! Kris muncul dan memukul kepala Chanyeol dengan buku "Yakk!" Pekik Chanyeol. Kris mengeluarkan death-glare pada Chanyeol, Chanyeol malah menyeringai "Camillete-ah, Kris jahat. Dia memukul kepalaku" Chanyeol mencebik lalu menarik-narik pelan ujung bajuku "Poor you~" Aku mengelus kepala Chanyeol. Apa hanya aku yang merasa tapi Chanyeol seperti anjing. Dia hyper dan senang disentuh. 

ENGH! Aku sontak kaget Chanyeol menggeram manja bak anjing sambil memelukku "Hentikan!" Kris menarik Chanyeol. Kris menatap Chanyeol, Chanyeol menatap Kris. Mereka tak berbicara namun kelihatannya mereka sedang berbicara melalui mata (?) . "Apa yang kalian lakukan? -_-" Akhirnya aku angkat bicara setelah berapa menit melihta mereka saling memandang.

"Aku tak bisa mengantarmu berkeliling sekarang, mungkin nanti sore. Mianhae~" Kris menampakkan dirinya ketempat yang lebih terang. Mataku membelalak, dia terlihat lebih pucat dan kurus dibanding semalam. "Chanyeol, ini sudah waktunya masuk kelas. Kau ajak Camillete" , "Ne!" Chanyeol langsung menggandengku keluar dari teater.

__Camillete Naga POV end__

__Kris Wu POV__

'Kris! Dia manusia! Bagaimana bisa?!' Chanyeol dan aku berbicara melaui pikiran 'Aku tak tahu, aku tak mengerti apa yang direncanakan tuan Seunghyun' , 'Sudah lama aku tak mencium aroma manusia seperti dia. Sentuhannya berbeda dengan makhluk seperti kita. Aku mau mnjadi peliharaannya' , 'Kau gila! Dia jelas tak mengetahui apa-apa tentang sekolah ini dan juga kita' Chanyeol diam. Bahkan dia tak berfikir 'Kau tidak berencana untuk membunuhnya bukan?' Aku coba untuk tak berfikir dan mengosongkan pikiranku.

"Aku tak bisa mengantarmu berkeliling sekarang, mungkin nanti sore. Mianhae~" Dia menatapku dengan pandangan khawatir dan bingung "Chanyeol, ini sudah waktunya masuk kelas. Kau ajak Camillete" , "Ne!" Tanpa peringatan kedua Chanyeol sudah menarik Camillete keluar dari teater. Aku harus menemui tuan Seunghyun.

- - -

"Tuan Seunghyun..." , "Ada hal yang tak kau ketahui tentang dia, Kris-ssi. Kau kutugaskan untuk mengawasinya. Nanti kau akan tahu sendiri" Tuan Seunghyun memotong pembicaraanku, dia tahu pasti apa yang ingin ku pertanyakan. Dia meraih sebuah kotak berukuran sedang "Berikan ini untuk Camillete... Kau boleh keluar sekarang" Ku raih kotak itu dan keluar dari ruangan Tuan Seunghyun. Aku masih penasaran tentang Camillete, dia manusia biasa tapi kenapa dia masuk kesekolah ini. 

"Arrghh!" Ku pegang kepalaku -- rasanya berat. Badanku lemah, rasa haus ini membuatku gila, aku seperti orang kecanduan. Aku perlu darah! Ku lirik jam tanganku sudah pukul 5 sore. Matahari terbenam lebih cepat karena ini menekati akhir musim panas. Aku vampire, tentu saja tak bisa menhadapi sinar matahari. Aku tak mau mati konyol dengan membakar diri sendiri. 

Sangat gampang mencari Camillete, aku mengikuti aroma tubuhnya. Aromanya berbeda dari yang lain. Dia berada dikelas sekarang. Jam segini dia masih dikelas? Aku melihat dia sedang sibuk berkutat dengan buku yang sedang dibacanya. "Masih ingin berkeliling?" Dia menoleh kearahku dan tersenyum "Tentu!" Dengan cepat dia mengemas barang-barangnya "Ini titipan dari tuan Seunghyun" Ku berikan kotak itu pada Camillete.

__Kris Wu POV end__

__Camillete Naga POV__

Sepanjang perjalanan mengelilingi sekolah aku tak begitu fokus, mataku tak bisa berhenti memerhatikan Kris. Kami mulai dari perpustakaan, laboraturium, studio music, dance studio, gym, lapangan basket, kolam renang, ball room, lapangan rugby, bengkel dan banyak lagi. Pertanyaanku sekrang, berapa luas akademi ini? Pastinya sangat-sangat besar. 

Lampu-lampu mulai menyala, hari sudah gelap. Tidak terasa bukan? Sudah jam 6.30 . Kami pulang ke dorm. Aku merasa canggung, karena kami tak ada yang berani membuka pembicaraan. Malam ini terang bulan, aku bisa melihat jelas lekukan wajahnya -- PERFECTION! Matanya sayu dan membentuk lingkaran hitam disekitarnya. Tampak buruk tapi tak mengurangi ketampanannya.

Dia mengantarku sampai depan pintu. Aku sibuk membuka pintu -- setelah terbuka aku berlakik badan ingin mengucapkan terimakasih pada Kris "Kris..." PLUUK! Kris tiba-tiba merebah kepalanya tepat dibahuku. Aku merasakan tubuhnya bergetar "rrrggh!" Dia mengerang "Kau tidak apa-apa?" Aku mengetuh leher jenjangnya -- dingin! "Kris kau harus..."Aku tak dapat melanjutkan kata-kataku. Aku merasa bibir es nya menyentuh leherku.

Dia langsung mengambil langkah mundur dan pergi begitu saja. Apa yang tadi dia lakukan? Apa dia mencoba untuk... Ahh! Tak mungkin. 

- - - - - - - - -

Sudah berepa kali aku mengganti posisi tidur? Dari terlentang, terlungkup, kekanan, kekiri, nungging (?) "Aish! Kenapa susah sekali untuk tidur?!" Aku duduk dan melihat jam dinding -- sudah jam 11.55 . Bukankah besok ulangtahunku? Aku melihat kotak yang Kris berikan tadi padaku. Aku meraih kotak itu.

SWUUSH! Angin malam berhembus menyusup kekamarku. Aneh, bukannya aku sudah menutup jendela. Aku berniat menutup jendela tapi... "Kris?" Dia berdiri dibibir jendela, dia turun lalu menutup jendela "A-apa yang kau lakukan dikamarku?" Dia tak menjawab -- berjalan mendekat. Aku mundur perlahan, dia merampah kotak yang kupegang dan mencampaknya. Bulu kudukku meremang, aku merasa aura yang berbeda dari Kris. Tak seperti biasanya.

Mengerikan. Rambutnya acak-acakan, pipinya semankin tirus dan wajahnya semakin pucat, lingkaran hitam dimatanya semakin gelap, matanya tajam dan mengkilat sedikit kemerahan menatapku intens. Dia memojokkanku di sudut kamar "Andwae" Aku tak tahu apa yang akan dilakukannya. Aku memohonnya untuk melakukan niatnya yang tak kuketahui.

Tangannya menangkup pipiku dan membenahi rambutku, dia menyentuh kulit leherku. Dia mendekat kesisi kanan leher ku "Kris!" Aku mendorongnya, dia sama sekali tak bergerak. Dia memeluk tubuhku dengan paksa, membenamkan kepalanya di leherku dan "ARRGGGHH!!!" Aku merasa sesuatu yang tajam menusuk kulit lehernya.

Rasanya teramat sakit sekali, tanganku menyalurkan rasa sakit itu dengan menjambak rambut Kris dan mencakar pungungnya -- tak cukup dengan itu, airmata ku keluar karena menahan sakit. Aku merasa seperti tak bernyawa saat dia menghisap darahku tanpa ampun. Bau amis darah menyusup ke indra penciumanku, cairan kental berwarna merah pekat mengalir dileherku.

Tanganku jatuh, terkulai lemas. Aku sudah tak ada tenaga untuk berbuat apa-apa lagi. Sejurus tubuhku merasa dingin. Kris mencabut taringnya dari kulitku -- dia menatapku dalam. Sekitar mulutnya bersimpah darah, wajahnya tak sepucat yang tadi dan pipinya tak setirus yang tadi. Matanya tak lagi berwarna merah, melainkan hitam pekat. 

Kris mengangkatku ala bridal style dan merebahku diatas kasur "M-mianhae" Suara huskynya terdengar kalap, dia tak henti memandangku dengan wajah bersalah. DEG! Mataku mendelik, merasakan seperti sesuatu menusuk jantungku "ARRGH!!!" Pekikku. Dan rasanya begitu panas, jantungku berdebar 5kali lebih cepat, seperti mau meledak "AAARRRGGGHHH!!!" Pekikku histeris, ini bahkan ratusan lebih sakit dari yang tadi. Aku meronta, bergelut sendiri melawan rasa sakit. Aku bisa merasakan Kris menahanku, tapi tak kuhiraukan.

"APPOOO!!!" Ku biarkan teriakanku mengencang. Uratku menegang, aku meremas spray kasur dengan kaut. Sungguh, aku tak tahan dengan rasa sakit ini. Lebih baik ditembak mati ketimbang harus tersiksa seperti ini.

__Camillete POV end__

~ TO BE CONTINUE ~

Rabu, 23 Oktober 2013

[Chapter 1 / Special Halloween] Monster Academy

Title : Monster Academy 
Character : Kris Wu from EXO-M, Pyo Ji Hoon from BLOCK B, Park Kahi, Sandara Park from 2NE1, Kwon Ji Yong from BIGBANG, Bi Rain, Camillete Naga (OC), EXO boys and other characters.
Author : Ny. Wu Baby Fan 
Genre : Romance, horror, sad and last FAIL (?)
Rating : 17 +

Kris Wu 

Annyeong yeorobun! Author kembali dengan FF baru *ditimpuk* okehh! Saya tau saya salah... Karena terlampau banyak FF yang saya buat namun belum kelar (_ _ll) Mianhae~ mianhae~ . Author dapet ilham dari yang diatas *cengo ke atas atap* (?) untuk membuat FF special Halloween. Author punya rencana bakal post beberapa FF special Hallowen, tapi berhubung kayanya FF ini bakal panjang. Jadi Autor ngurung niat hehe

Dear, my lovely readers~ Will you comment my FF please? *muka memelas* OTL Dari jaman jebot ampe jaman asekasek joss! (?) Ga ada yang comment post saya *mewek geleng2* -_- . Yaudin, cekidot! Enjoy it~~

= = = = = = = = = = 

__Park Kahi POV__

"Eonnie, sebentar lagi Camillete memasuki umur 18 tahun. Kau tahu apa artinya itu. Cepat pikirkan lagi saranku! Aku harap kau mengambil keputusan yang benar" Desak Eun Hyo adikku. Dia menepuk pundakku dengan penuh prihatin sebelum pergi meninggalkanku. Eun Hyo pergi aku tak bergeming sedikitpun, otakku terlalu sibuk memikirkan Camillete. 

"Kyaaa!! Pyo Ji Hoon oppa! Andweee!" Aku mendengar Camillete berteriak, pasti sedang bermain dengan P.O "Eomma! Lihat, P.O oppa memakan serealku!" Teriaknya lagi, aku akhirnya berjalan ke dapur dan melihat kedua anakku "Dia terlalu banyak makan, tapi tidak gemuk juga!" Ejek P.O . Aku terkekeh melihat tingkah mereka, tak pernah berubah padahal sudah besar. 

"Camillete-ah, kau bisa membuat yang baru dan P.O berhentilah mengusik adik mu" P.O menggeleng "Aku tak bisa berhenti mengusiknya. Dia terlalu lucu" , "Dan kau terlalu menyebalkan!" Balas Camilet. Aku hanya diam menonton mereka bertengkar.

Bagaimana bisa aku melepas Camillete? Aku membesarkannya dari bayi. Walaupun dia bukan darah dagingku, aku sudah menganggapnya seperti anakku sendiri. Mataku menerawang jauh keluar jendela dan potongan klise masa lampau terputar kembali. 

- Flash Back -

October 31 1995
Dari tadi perasaanku tidak enak. "Eomma, boleh aku keluar dengan teman-temanku?" Ji Hoon sudah siap dengan kostum bajak laut yang sudah melekat ditubuhnya. Dia terlihat sangat lucu "Baiklah, kau boleh keluar dan harus pulang tepat jam 9. Okay?" , "Ne!" Ji Hoo mencium pipiku sebelum pergi "Hati-hati ya" Aku mengingatkannya "Ne eomma~" Ya, hari ini perayaan Halloween.

Tak lama kemudian...
BRAAAKK!!! Pintu terbuka lebar, aku melihat majikanku menggotong seorang perempuan hamil besar "Kahi-ah, tolong aku!" Dengan sigap aku membuka pintu kamar "Bertahanlah chagi~" Ini pertama kalinya aku melihat tuan Kwon Ji Yong sekaligus Vampire darah murni alias keturunan asli menampakkan ekspresi. "Tolong bantu persalinan istriku!" Aku membulatkan mataku lebar-lebar, apa aku tak salah dengar? Wanita berambut blonde ini istri tuan Ji Yong? Seorang manusia? 

"B-baiklah! Tuan boleh keluar, serahkan semuanya padaku" Ji Yong keluar dari kamar, aku langsung mengambil sebaskom air dan beberapa kain "Choneun Park Kahi imnida, aku akan membantumu melahirkan anak ini"

Few hours later...
Suara tangis bayi menggema, mengundang senyum pada kami bertiga "Chukkae, bayi anda perempuan" Aku membungkus bayi itu dengan kain bersih dan menaruhnya disisi wanita itu "Gomawo, sandara-ah~" Ji Yong mengecup dahi istrinya. Aku keluar dari kamar untuk memberikan privasi untuk mereka.

Sungguh ini diluar dugaan, bagaimana bisa Kwon Ji Yong menikahi seorang manusia? Bukankah dia sudah bertunangan dengan wanita kaum vampire juga? Banyak pertanyaan yang bermain di kepalaku. "Sandara!" Pekik Ji Yong. Aku langsung masuk setelah mendengar teriakan Ji Yong lalu mengecheck keadaan wanita itu. Aku mencoba merasakan denyut nadinya, tapi nihil. Kenapa bisa terjadi? "Sandara!!" Pekik Ji Yong sambil menangis "M-maafkan aku Tuan" Ji Yong tak menggubris dia memeluk tubuh istrinya yang tak bernyawa itu.

Tak lama, Ji Yong menggeram seperti ada sesuatu yang mengganggu "Kahi-ah, aku perintahkan kau untuk menjaga anak ini" , "M-mwo?" Tiba-tiba Ji Yong meraih pergelangan tanganku dan menggigitnya. Aku merintih kesakitan, sesaat aku melihat potongan memori seperti film bertempo cepat. Aku melihat potongan moment-moment penting di hidup tuan Ji Yong "Itu alasannya aku memerintahkan kau menjaga anak ini. Jaga putri kecilku, dia akan berhenti tumbuh di umur 18 tahun dan saat itulah dia akan berubah sepertiku. Bahkan lebih kuat" 

Ji Yong mengecup dahi putrinya dengan penuh kasih sayang "Namanya Camillete Naga"

- Flash Back Off -

Tak terasa air mataku menetes begitu saja, ku tanggal jam tangan yang melingkar di pergelangan sebelah kiri. Sebuah tanda luka yang kudapat dari tuan Ji Yong. "Eomma kenapa menangis? Aigo, uljima~" Camillete beringsut mendekat dan memelukku begitu juga Ji Hoon "Kami janji tak akan bertengkar lagi" Tambah Ji Hoon. Seulas senyum mengembang sesaat "Aniya, gweanchanyo~

__Park Kahi POV end__

__Camillete Naga POV__

"Eomma, kenapa nama ku aneh sih?" aku merebahkan kepala dipangkuan eomma, dia membelai rambut rambutku "Kau tahu arti Naga?" Eomma malah balas bertanya padaku. Aku menggeleng "Naga itu artinya eternal dan Camillete itu nama boneka, boneka british berambut blonde dan ikal. Dia punya mata yang sayu tapi tajam, berhidung kecil mancung, serta mulut yang mungil. Kau persis seperti boneka itu" , "Jinjja?" Eomma menganggukkan kepalanya. 

"Eomma, kenapa aku tak menggunakan marga Pyo dinama ku? Aku kan anak appa juga, sama seperti Ji Hoon oppa" Aku menatap eomma, dia tak menjawab. Aku hanya diam menunggu jawaban "Terus, teman-temanku bilang aku tak mirip dengan Ji Hoon oppa" , "Kau memang berbeda, tapi kau tetap anak eomma" Eomma tersenyum hangat

One week later...
"Eomma, aku tak tahu apa yang terjadi padaku. Aku terus merasa lapar" Aku terus menggigit jari. Aku menangkap ekspresi kaget dari wajah eomma tapi sesaat wajahnya berubah menjadi tenang kembali "Itu wajar sayang, kau masih dalam tahap pertumbuhan. Eomma akan membuatkan kimchi dan bulgogi kesukaanmu" Aku mengangguk dan duduk manis menunggu eomma memasak. Entahlah, aku rasa ini hal yang tidak wajar. Rasa lapar ini terlalu berlebihan, aku tak pernah merasa kenyang sebanyak apapun aku makan. 

- - - - - - - - -

Aku melihat eomma mengemas barang-barangku "eomma, kenapa kau membereskan barang-barangku?" Eomma memang tersenyum tapi aku melihat kesedihan dimatanya "Sayang, kau akan pindah sekolah di Canada" , "M-mwo? Waeyo? Aku suka disini aku tak mau pindah, aku tak mau meninggalkan eomma dan Ji Hoon oppa" Dengan mudah air mata lolos dari pelupuk mataku "Uljima Camillete-ah~ Ini semua demi kebaikanmu sayang" Eomma menyeka air mataku "Kenapa mendadak seperti ini?" Aku memeluk eomma dan tak henti menangis.

~ ~ ~

Hari ini aku berangkat ke Canada.
"Sayang, disana ada yang akan menjemputmu. Namanya Bi Rain" Aku tak bisa mengontrol diri, mata jelek ini tak mau berhenti mengeluarkan cairan bening yang ku sebut airmata "Eomma, tetap hubungi aku. Janji akan ke Canada untuk melihatku?" Eomma menariku dalam pelukannya dan mengangguk "Pasti" , "Hey monster pemakan! Kau lupa padaku?" Suara serak milik Ji Hoon oppa mengusik pendengaranku "Ani!" Aku beralih memeluk Ji Hoon oppa dengan erat. 

"Jagalah dirimu baik-baik karena aku tak bisa menjaga mu" , "Ne..." Aku nangis terisak-isak "Dasar jelek!" Dia mengacak rambutku "Biarin!" Dia menunduk sedikit "Give me booboo ppoppo" Aku terkekeh melihat Ji Hoon mengerucutkan bibirnya dan sengaja menyipitkan matanya. Aku mencium bibirnya singkat "Oppa! Saranghae!!" Pekikku "Nado saranghae, Camillete-ah" Dia memelukku lagi dan melepasku, dengan langkah berat aku menuju ruang tunggu dan bersiap untuk check out.

Mau tak mau aku pergi meninggalkan eomma, Ji Hoon oppa, teman-temanku dan Seoul. Aku harap kalian tak akan melupakanku, aku berharap bisa kembali lagi secepatnya.

~ TO BE CONTINUE ~