Senin, 18 November 2013

[Chapter 10 / SMartist FF] We're like dominoes

Title : We're like dominoes 
Character : Kris Wu from EXO-M, Amber Liu from F(x), Park Chanyeol from EXO-K, Lixui Liu (OC) and other support cast
Genre : Sad Romance or else? (?)
Author : Baby Krisses atau Ny. Wu Baby Fan (udah ganti nama author -_-")
Language : Indonesia, English (MIXED)
Rating : 17 or older

Hwang Zi Tao

We're like dominoes, i falling to you and you falling to anyone else. So ironic! 
 
= = = = = = = = = =

"Oppa..." Kris berhenti berjalan dan membalikkan badannya "Ne?" Aku ingin sekali mengungkapkan perasaanku pada Kris, tapi... Aku tak punya keberanian "Ahh... Aku.." Otakku sudah menyeting kata-kata yang akan ku keluarkan namun mulut ku tak bisa bekerja dengan baik. Seperti ada sesuatu yang membuatnya tak bisa berbicara "Ck!" Aku mendecak kesal "Ada apa, Lixui-ah?" , "Hari ini aku senang ^^ xie xie" Aku mengumpat dalam hati, bodoh sekali! Kenapa aku tak mengatakannya? Aish! Dia hanya tersenyum, menepuk pucuk kepalaku sebelum pergi. 

Cuma begitu? Ahh! Apa kau dengar sesuatu yang pecah barusan? Itu suara hatiku yang pecah berkeping-keping (?) #Lebay . "Oppa, nan johahneun
= = = = = = = = = = =
Oke.. Hari ini! Hari ini aku bulatkan tekad untuk menyatakan perasaanku pada Kris. Aku harus bisa! Aku sudah mempersiapkan boneka alpaca untuk Kris. Aku melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan menunjukkan pukul 9.00AM. Apa masih terlalu pagi untuk menyatakannya? Haish! Aku terlau bersemangat eoh -_- gwaenchana... Kali ini tak boleh ditunda lagi.

Aku berkaca dulu sebelum keluar dari kamar, memastikan tidak ada sesuatu yang ganjal (?) "Hwaiting!"Aku melangkah keuar kamar, tak lama handphone ku berbunyi. Cepat-cepat aku mengangkatnya tanpa mellihat siapa yang menepon. "Yobseo" , "Ya! Aku di depan asrama... Kita ada pemotretan. Cepat keluar!" Tao langsung menutup teleponnya sebelum aku menjawab. "Aish! Kenapa kau selalu saja menggangu Hwang Zi Tao!" Aku mengurung niat untuk menemui Kris karena Tao.

Aku melihat mobil mercedes benz berwarna hitam mengkilat parkir didepan asrama, mungkin itu Tao. Aku menghampiri mobil itu dan jendela mobilnya terbuka. Tao mengenakan high class style duduk manis di kursi kemudi "Masuk" Aku hanya bisa mendecak kesal dan mengikuti perintahnya. Tanpa basa-basi Tao menginjak gas dan melaju. "Yakk! Seenak nya saja kau membawaku pergi! Aku ada acara" , "Cancel saja acara mu itu" Jawabnya dengan enteng. "Argh!" Menjengkelkan sekali! 

- - - - - - - - - -

Kali ini aku terpaksa menunda rencanaku. Ini semua gara-gara Tao! Dia selalu saja datang pada saat yang tidak tepat. Menyebalkan! Dia membawa aku ke studio pemotretan yang sudah didekorasi. Aku tak perduli dengan itu semua, yang ada diotakku sekarang hanya Kris.

"Lixui Liu, aku minta kau untuk senyum" Pinta Tao "Pabo! Aku sedang tersenyum sekarang" Tao mendecak dia menghampiriku dan menarik ujung bibirku membentuk senyum "Itu baru senyum" Aku sedang tidak mood untuk tersenyum, senyum dibibirku lenyap "Yahh! Kau ini susah sekali diatur!" , "Aku tak mau difoto" Aku duduk di latai dengan kaki selonjor seperti anak kecil yang sedang merajuk "Aish! Ayo lah~" Pintanya "Ani" Aku mencebik.

Dia malah ketawa dan mulai memfotoku "Apa yang kau lakukan?!" , "Mengambil foto dari model aneh yang bertingkah seperti anak-anak" Jawabnya tanpa berhenti memfotoku "Aniya! Aku tidak seperti anak-anak!" Tao terus mengambil foto disetiap gerak-gerikku. Akhirnya aku tertawa sendiri, dia memang menyebalkan tapi itu kadang-kadang yang membuat aku tertawa.

- - - - - - - - -

Aku sudah putus asa, sepertinya hari ini niatku tidak terlaksana. Ini sudah pukul 10 malam. Aku rasa Kris sudah tidur, atau dia masih diluar dengan teman-temannya. "Camillete-ah, gwaenchanayo?" Tao akhirnya membuka pembicaraan "Gwaencahana" Ku sungging senyum lemah. Aku kembali menatap keluar luar jendela mobil. 

Tao mengantarkanku sampai didepan asrama "Gomawo" Aku keluar dari mobilnya tak lupa membawa boneka alpaca yang ingin ku berikan pada Kris. 

Serasa cuaca tadi cerah saja, tanpa diketahui tib-tiba saja hujan. Aneh! Aku melihat dua orang tak jauh dari pintu kamar Amber. Koridor ini kurang pencahayaan aku tak bisa melihat dengan jeas siapa mereka. Aku menyipitkan mata dan melihat dengan benar. DEG!!! Kris dan Amber, mereka berdua sedang... Ciuman. Dengan respon cepat aku berbalik arah dan berlari tanpa membuat suara apa pun. Aku berlari dan berhenti diperempatan antara jalan arah dorm, sekolah, lapangan dan gerbang sekolah. 

Hujan menyerbuku, membasahi setiap inchi kulitku. Setiap tetesnya terasa sangat tajam menusuk kulitku. Hujan diiringi angin malam yang dingin, sepertinya akan ada badai sebentar lagi. Aku tak perdulikan itu. Aku terduduk dan menatap kebawah, tanganku merangkak naik ke dada. Rasanya sakit sekali! Sangat sakit! Bayangan Kris dan Amber tadi terus bermain di otakku. Tanpa ditahan, isak tangisku keluar begitu saja. Mengalir turun kepipiku bergabung dengan air hujan. 

Aku menatap boneka alpaca yang sudah kotor tergeletak di tanah. Aku memungutnya dan memeluk boneka itu dengan erat. Kris, you're my first crush. But why you broke my heart? "O-oppa, n-nan johahneun... Jeongmal! Oppa, neol saranghae! Jeongmal saranghaeyo!" Seseorang tiba-tiba datang menghampiriku "Oppa..." Aku tak bisa menyambung kata-kataku saat aku mendangah dan melihat Kris berjongkok didepanku. 

Tetesan air mengalir, menjamah dari ujung kepala hingga ujung kaki. Air yang mengalir dari atas kepalanya turun ke wajahnya menciptakan view yang sangat tenang walaupun gemuruh hujan dan angin mengusik. Dia terus menatapku dengan mata tajamnya disela derasnya hujan.



Aku tak berniat berhenti menangis. Dia duduk ditanah dan kembali menatapku, aku tak tahu apa yang dilakukan. Dia menarikku kedalam pelukannya -- membenamkan tubuhku dengan tubuhnya yang 2 kali lebih besar dariku. Tangannya mengelus rambut basahku. Aku tak merasa tenang, melainkan sebaliknya. Tangisanku semakin menjadi-jadi. 

"Oppa, nan jeongmal johahneun.. Oppa, jeongmal saranghae" Kata-kata itu terus ku lafalkan tanpa henti. Ku pejamkan mata, terus bergumam untuk meredam rasa sakit ini. 

__Lixui Liu POV end__

__Kris Wu POV__

"Thank you for today and for this cutie llama doll" Amber memainkan boneka llama yang ku berikan, aku terkekeh pelan "No biggie, llama addict" Ku cubit pelan hidungnya "Goodnight baby, sleep tight and dream about me" Amber hanye mengangguk. Aku cium keningnya lalu turun ke kedua kelopak matanya, ke ujung hidungnya dan dengan sedikit ragu ku cium bibirnya. Aku takut dia tak suka dan menolakku. Aku mengintip, ternyata matanya tertutup. She give me a chance! 

I break the kiss and stares at ther eyes, such a lovely view. I love to see her eyes "I love you" Kata-kata itu lolos begitu saja dari mulutku "I love you too" Balasnya. Ahh! Aku tak tahu bagaimana menggambarakan kebahagiaanku hari ini. "Get in now" Amber langsung masuk ke kamarnya dan aku kembali ke kamarku. 

Tak lama hujan turun, aku masih berjalan di daerah koridor dorm yeoja. Cuaca susah ditebak, tadi tidak ada tanda mau hujan. Hujannya semakin deras, ditambah angin yang lumayan kencang. Aku berhenti berjalan dan melihat seorang yeoja duduk diatas tanah berhujan-hujanan. 

Ku pincingkan mata dan melihat seksama untuk mengnal siapa dia. Rambutnya pendek seperti Amber, memakai sweater rajutan berwarna abu-abu tua -- mengekspose bahu kanannya karena kerah yang besar. Memakai skinny jeans warna hitam yang koyak horizontak dari pangkal paha hingga bawah. Aku rasa dia adalah Lixui, apa yang terjadi? Aku keluar dari koridor berjalan mendekatinya.

Dia memungut sebuah boneka lusuh terbaring diatas tanah dan memeluknya erat "O-oppa, n-nan johahneun... Jeongmal! Oppa, neol saranghae! Jeongmal saranghaeyo!" Suaranya cukup jelas, suaranya terdengar gemetaran. Aku langsung menghampirinya "Oppa..." Lixui mendangah dan melihatku. Dia terdiam, matanya merah membengkak. Dia kelihatan kacau, suara nafasnya tersendat. Dia menangis -- namum matanya tak luput menatapku. Tubuhnya basah kuyup, bibirnya mulai memucat. 

Aku tak tahu harus bagaimana, aku tak tahu bagaimana cara membujuk yeoja yang menangis. Aku duduk bersamanya dan menatapnya lagi. Aku buka lenganku dan menariknya kedalam pelukanku. Ku elus rambut basahnya, isak tangisnya makin menjadi-jadi. Aku bingung, bahkan aku ak berani berkata apa-apa. Ku pererat pelukanku "Oppa, nan jeongmal johahneun.. Oppa, jeongmal saranghae" Gumamnya. Siapa yang dia maksud? Apa namja yang bernama Tao itu yang menyakitinya? 

Aku melepaskan pelukan dan memegang kedua pundaknya. Ku terawang jauh kedalam matanya "Lixui-ah, uljima" Ku pegang wajahnya. Tangan dinginnya menyentuh kedua tanganku yang berada dipipinya "Oppa, nan jeongmal johahneun.. Oppa, jeongmal saranghae" Dia mengulang kata-kata itu sambil menatapku. Mataku sedikit mendelik dan coba mencerna perkataannya dalam otakku. Dia memberikan boneka yang sudah lusuh itu dan tersenyum getir "Gomawo" Lixui bangkit dan berjalan menuju koridor yeoja

Aku masih terdiam ditempat, terus berpikir keras tentang perkataan Lixui tadi. Aku tak mengerti.

__Kris Wu POV end__

__Lixui Liu POV__

Kris, aku harap kau mengerti. Yang kumaksud adalah kau. Kau lah namja yang aku suka, kau lah namja yang aku cinta. Aku merasa sangat kacau! Tak ada yang kuinginkan sekarang, hanya satu yang kuinginkan sekarang, kembali ke L.A. Dengan cepat aku mengemas barang-barangku kedalam koper. 

- - - - - - - - -

Ku pencet bell apartement Tao. Bodohnya aku, sampai-sampai untuk ganti baju yang sudah basah kuyup pun aku tak ingat. Aku terus menggosok kedua telapak tanganku agara tetap hangat. Aku sudah tak tahan karena kedinginan. Pintu terbuka, Tao muncul dari balik sana dan menunjukkan ekspresi kaget "Omo! Kenapa kau tak menelponku untuk menjemputmu ha??" Tao mengambil koperku dan menuntunku masuk kedalam.

"Mandilah... Akan kusiapkan pakaian untukmu" Aku mengangguk. Tao keluar dari kamarnya, aku berjalan masuk ke kamar mandi dan membersihkan badanku. 

Setelah selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi. Sebuah kaos berwarna coklat dengan tulisan punggung TAO 70 di atas kasur, aku mengenakan kaos itu. Tak lama aku mendengar suara berisik dari dapur, aku pergi ke dapur untuk mngecheck apa yang Tao lakukan. Dia sedang sibuk membuat sesuatu "Andwae.. Aku tak mau dibantu. Kau duduk saja di ruang tengah" Paboya! Siapa yang mau membantunya? Aku berjalan ke ruang tengah dan duduk disofa, ku angkat kakiku dan memeluk lututku.

Tao duduk disampingku "Hey" Aku mengangkat kepalaku dan menoleh kearahnya. Dia memakaikanku topi rusia, dia menarik kakiku dan memakaikan kaos kaki. "Kau pasti lapar" Tao menyodorkan semangkuk ramyun dan hot chocolate diatas nampan. Aku diam seperti patung "Baiklah..." Dia meletakkan nampan itu diatas meja, mengambil ramyun itu "Aaaa..." Tao menyodorkan ramyun ke mulutku, aku menatapnya dan dia mengangguk.

Aku membuka mulut dan melahap ramyun dari suapannya. Dia menyuapku sampai habis "Cahh! Sekarang minum hot chocolatenya" Aku meminum hot chocolate yang dibuat Tao sampai habis. Tao terkekeh "Dasar anak kecil! Minum saja belepotan" Dia menyeka ujung bibirku dengan ibu jarinya. Rasa sakit itu datang menyerang hatiku lagi. Otakku masih memainkan potongan kejadian tadi diasrama. Sesak, dadaku sesak. Mataku mulai memanas.

Aku kira aku sudah puas menangis, tapi buktinya air mata lolos dari pelupuk mata ku. Aku menundukkan kepala dan menangis sejadi-jadinya. Tao menarik tangannya dari wajahku. Dia pergi meningalkanku. Aku tak perdulikan itu, aku terlalu berlarut dalam kesedihan.

~ TO BE CONTINUE ~ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar