Minggu, 30 September 2012

[Fan Fiction / part 1] I Wish, I Were a Boy!

Title : I Wish, I Were a Boy!
Character : Michelle Moon [OC], Mason Moon, Kris Wu from EXO-MPark Chanyeol from EXO-K, and other support cast.
Pairing : Michelle x Kris
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance, bla bla bla [?] =__="
Rating : for all creature who want to read this FF [?] -_-

Kris Wu



Matahari pagi menembus jendela, menyapu permukaan kertas gambar yang berserakan dimeja. Aku tetap menggoreskan pensil ke kertas gambar yang polos -- sesekali aku menatap keluar jendela, menangkap sedikit klise pagi kota seoul yang berdesakkan oleh bangunan, manusia dan kendaraan. Imaginasiku tertuang dalam kertas gambar. Aku tak tau mengapa, akhir-akhir ini aku suka menggambar sosok laki-laki jangkung berparas dingin yang mempunyai sayap. Dia bak Malaikat... Hampir sempurna, tanpa terlihat cela sedikitpun. Menggambar adalah hobby ku, aku paling suka membuat manga. Belum terlalu bagus untuk membuat komik.

KRIIIITT! pintu kamarku terbuka "MICHELLE! What the hell are you doing?! You should go to school right? Look at your room, how messed! clean up your room, take a bath then breakfast!" umma mengomel setelah melihat keadaan kamar ku yang sangat berantakan. "hmm" aku hanya membalasnya dengan gumaman kecil. Aku langsung mengemas kamarku dan mandi!

Okay, I'm Michelle Moon~ dari namaku saja orang langsung tau, I'm not pure korean. Aku peranakan Jerman-Korea, Umma ku orang Jerman sedangkan Appa ku orang Korea. I'm 15 years old, i have brother -- namanya Mason Moon, umurnya 6 tahun. Kami sudah menetap di korea sekitar 3 tahun, sebelumnya Kami tinggal di jerman. Jujur saja, tidak enak menjadi anak pindahan. Terlebih aku anak blasteran. Aku sering di bully oleh teman-teman sekolahku. Aku bukan gadis cengeng yang menangis tanpa perlawanan saat ditindas -- tentu saja aku akan membalas mereka. Walaupun jumlah mereka lebih banyak, aku tak mau menyerah dan terlihat tak berdaya. 

Itu dulu saat SMP, sekarang aku sudah SMA. Tapi, aku rasa sama saja! Aku tetap mendapatkan perlakuan seperti itu. Terutama dari sunbaemin... Mereka membentakku, menyindir, dan banyak lagi. 3 tahun di seoul dan sampai sekarang  aku hanya mendapatkan 1 orang bestie! Sulit untuk mencari teman yang tetap menemani kita walaupun dalam keadaan susah.

Aku sudah siap berpakaian, membolak balik badan didepan kaca dan merapikan rambut pendekku yang sedikit berantakan. "Noona noona~ palli!" Mason menarik ujung rok sekolahku "ne~ Goodmorning Mason! Give me kiss and hug" Aku berlutut didepan mason, sejurus he peck ma lips and hugs me. Kami berlari menuju dapur, disana appa sudah duduk sambil memakan roti. "Michelle, hari ini kau jemput Mason pulang. Umma dan appa sedang sibuk, jaga Mason! Jangan lupa untuk sapu semua ruangan, cuci piring dan setrika baju uniform Mason." umma berceloteh sambil menyiapkan bekal Mason. "got it" OMG! Seriously?? Aku seperti pembantu saja -_- 

Aku pergi ke sekolah menggunakan sepeda, kalau aku di antar jemput sama appa -- aku tak bisa leluasa pergi kemana-mana. Terlebih umma terlalu over protective! Tidak boleh itu, tidak boleh ini, harus ini, harus itu... Arrgghh! Thats make me crazy!! Aku diperlakukan seperti anak kecil dan itu sangat menyebalkan. Aku tahu umma melakukan seperti itu untuk kebaikkan ku, tapi hanya caranya yang berlebihan -- aku merasa seperti di kekang. One day, i'll gonna explode and uncontrol! 

"MICHELLE!!!" Chanyeol mengagetkan ku. "geez!! Can you stop to surprising me?" Aku mengendus kesal sambil mengelus dada. "hahaha, yes ma'am!" , "ma'am? Stop to kidding me. I'm too young to get called ma'am" Chanyeol hanya melongok melihat muka ku. "Michelle, nilai bahasa inggris ku 3" , "so?" , "aku tidak mengerti yang kau bicarakan" , "bwahahahaha" aku tertawa terbahak-bahak, bestie ku ini terlalu polos! Aku tak sanggup melihat ekspresi mukanya yang lucu itu. "Kau suka sekali menertawakanku" Chanyeol mencebik bibirnya "ahh! Nanti sore kita latihan basket... Kau ikut kan?" sambung Chanyeol "ehh, gimana yah... Sore ini aku harus menjemput Mason. Umma dan appa sibuk, aku harus menjaganya" , "sayang sekali~" Chenyeol menunduk kecewa. "aha! Begini saja, aku jemput Mason dulu. Nanti aku akan membawanya ketempat latihan? ottoke?" , "good idea! Ahahaha" Senyumnya yang khas menghapus expresi kecewanya dengan cepat.

KRIIIIIING!!! Bell berbunyi, itu tandanya PULANG! Dengan semangat aku mengemas buku-buku yang berserak diatas meja dan memasukkannya kedalam tas lalu berlari keluar kelas. Aku menggoes sepeda dengan cepat menuju sekolahnya Mason. "Noona~!!" , "Mason, palli palli!!" Mason mengikuti perintahku -- langsung naik kesepeda dan duduk dibelakang "Noona, kenapa tergesa-gesa sekali?" , "mianhae Mason, noona mau latihan basket. Noona janji, tidak akan lama. Kau mau kan menemani noona latihan sebentar?" , "tentu ^^ tapi, aku lapar" , "tenang saja, nanti noona belikan makanan" 

"annyeong~!!!" aku melambaikan tangan kepada mereka, mereka tampak sudah siap untuk latihan. "Mason, duduk disini... Ini makanan mu~ duduk manis okay?" Mason mengangguk. "Maaf membuat kalian menunggu" , "gwaenchana~ cepat ganti baju" kata Chanyeol sambil melakukan pemanasan. Aku langsung memakai trening dan melecut rok, membuka kemeja sekolah ditempat. "KYAAAAAAAAAAAHH!!!" chanyeol memblok tubuhku, sedangkan teman-teman yang lain hanya tercengang melihatku. "pabo! Apa yang kau lakukan haa?" , "kau bilang ganti baju kan? Ya, aku sedang ganti baju" , "aku pakai tank top kok" , "aku kira kau hanya pakai bra" TUUUKK!!! Kepalan tangan ku mendarat dijidadnya.

SKRAAAAKK!!! Bola basket masuk kedalam ring dengan mulus "wohoooww!!! Long shoot! 3 point!!! JYEAAH! Games over, my team is the winner~" aku bersorak girang sambil HI5 dengan semua teman mainku. "YAAAH!" Chanyeol merebah tubuhnya di atas lantai, aku menyusulnya berbaring tepat disampingnya "Sepertinya aku tak menunjukan kemajuan" , "Kita satu team Chanyeol, kita bekerja sama... Tanpa mu kami akan kesusahan, kau adalah pem-blok terbaik!" , "jinjja?" , "ne" , "Michelle, coba untuk ubah kebiasaan buruk mu itu. Kau itu perempuan, masa ganti baju didepan aku dan mereka" Chenyeol sedikit merengut "mianhae~ terkadang lupa lupa kalu aku ini perempuan. Mungkin karena aku tak punya teman perempuan dan aku terlalu sering bermain dengan kalian. Aku selalu mengaggumi semua gaya hidup laik-laki -- yang bebas tanpa di kontrol, simple, bisa memilih pilihannya sendiri, dan banyak lagi! Kau lihat saja aku, sama sekali tidak terlihat anak perempuan kan?" 

"Noona, sudah jam 7! Ayo kita pulang, nanti umma marah" , "OMO!! Chanyeol, aku pulang dulu ya? Sampai jumpa besok!" Aku langsung berlari mengambil tas dan pulang bersama Mason. Arrrgghhh! Umma bakalan marah, aku harap umma belum pulang.

sesampai di apartemen...
"Mason, kau langsung pergi mandi oke?" aku berbisik-bisik dengan mason seperti maling yang hendak merampok rumah "arrata~" kami berdua masuk mengendap-endap dengan gaya kepiting berjalan [?] "where have you been, Ms. Moon and Mr. Moon?" aiiish! BUSTED! Umpatku dalam hati. Umma memergoki kami yang tengah mengendap-endap masuk "tadi aku latihan basket, Mason bersamaku" aku mendorong Mason pergi "I'm so sorry mom" , "mandi dan lakukan yang umma perintahkan tadi pagi" 

Setelah selesai mandi, aku langsung beres-beres rumah, setrika baju Mason. Umma memanggilku, she start to give me a lecture. All day, she always snap me. Aku bosan di perlakukan seperti itu, aku tau itu salahku juga -- tapi kenapa umma tak mengerti keinginanku? 

Hari-hari ku sangat melelahkan, dari sekolah, beres-beres rumah, mengurus Mason, ini-itu! Belum lagi umma yang selalu mengomel, appa pun akhir-akhir ini sedikit sensitif. Kadang memarahiku karna kesalahan kecil. Aku meresa tertekan dengan sikap umma yang komanditer! Tidak boleh ini itu... Aku lelah, aku lelah melakukan hidup seperti ini! Coba aku terlahir sebagai anak laki-laki. Semuanya pasti jauh lebih baik~ 

= = = = = = = = = = = 

"Michelle! Kamu letak mana dompet umma?" , "ha? Aku tak memegang dompet umma. Aku tak tahu" , "tadikan umma menyuruh mu untuk memegang dompet!" , "tidak, umma tidak menyuruhku. Bukan kah umma yang memegang dompet?" , "Kamu ini! Kamu itu suka pelupa, umma yakin kamu lupa meletakkannya diamana" , "mom, i said i am not" , "kamu ini melawan ya?!" , "nope, just defence myself. Cuz i'm not do that" , "you..." PLAAAK!! tangan umma bebas mendarat dipipi ku. "Ada apa ini??" tanya appa dengan nada tinggi, tanpa kata apa pun aku pergi keluar dari apartemen. Air mata ku tumpah bukan karena sakitnya ditampar, tapi karna hati ku yang sakit. Aku tak terima di tuduh seperti itu -- karna aku benar-benar tidak merasa melakukannya. Aku langsung menyambar sepeda dan pergi menuju apartemen Chanyeol.
Ku ambil ponsel ku dari kocek jacket dan menelpon Chanyeol. tuuut tuuut!!! , "yobseo?" "Chanyeol, aku didepan apartemen mu" tanpa menunggu jawaban dari chanyeol aku menutup telepon. Tak lama Chenyeol keluar, "Michelle, ada apa..." Aku tak menunggu chanyeol menyelesaikan pertanyaannya dan langsung memeluknya. "eh? K-kenapa?" tangisku pecah, air mata ku membasahi bajunya "aku tak sanggup lagi, aku mau pergi jauh dari sini!!" pekikku. 

Chanyeol menggandeng ku kesebuah cafe dekat apartemennya. Kami duduk disana "Tenangkan dirimu, kau tidak serius tentang itu kan?" sebelum aku menjawabnya, pesanan kami datang. "Sebentar! Kenapa pipi mu?" Chanyeol menaikkan dagu ku dan melihat pipi ku yang ditampar umma "umma menamparku..." aku menceritakan semua kejadian tadi, aku mengeluarkan unek-unek ku kepada Chanyeol. "Aku mau pergi, aku mau meninggalkan semua ini" jelasku di akhir cerita yang panjang lebar. "ahh! Michelle, kau hanya emosi saja. Aku yakin, besok kau akan berubah pikiran. Pikir kan baik-baik Michelle, tidakkah kau kasihan pada orang tua mu? Apakah kau yakin mau meninggalkan Mason? Dia masih kecil... Dia membutuhkan mu" Kata-kata Chanyeol barusan membuat otakku berpikir. Aku hanya membayang kan Mason, yah! Aku tak sanggup untuk meninggalkannya.

Air mataku kembali menetes tanpa dihenti. Tak ada lagi kata-kata yang bisa ku keluarkan dari mulut ini. "ssttt... Kau selalu punya aku, Michelle~" Chanyeol menarikku dalam pelukannya. Setelah beberapa menit aku menenagkan diri dalam pelukan Chanyeol. "I've decide! Aku akan tetap pergi... Mianhae Chanyeol~ one thing that i want from you, Jaga Mason untuk aku? Jebal~" Chanyeol menatapku dengan tatapan kecewa, aku membalas tatapannya dengan tatapan penuh harapa. "Oke-oke..." Chanyeol menyerah "jeongmal Gomawoyo, Chanyeol~!!" 

>>> SKIP >>>

Tak sia-sia selama ini aku menabung. "hehe" aku terkekeh sendiri sambil menghitung uang yang ada dalam celengan. Aku sudah memutuskan kemana aku akan pergi. "Taiwan" aku mengeja nama ibukota Cina. "Sounds great!" Aku terus mencari informasi tentang sekolah di Taiwan lewat internet. Aku mencari sekolah asrama, supaya aku tak pusing-pusing mencari tempat tinggal. "national Chinese high school" aku membaca website sekolah itu dengan seksama. Pelayanan pendaftaran sekolah online, yah... Itu sangat membantu. Aku mulai mengurus semua berkas-berkas untuk keberangkatanku, membuat surat keluar dari sekolah, aku akan melakukan semua itu sendiri. "lakukan dengan rapi" tegas ku pada diri sendiri.

Hari keberangkatanku minggu depan, untuk yang terakhirnya aku akan berbuat baik -- yah, minimal jangan membuat umma marah. Menemani Mason, berbincang dengan appa dan umma. Aku gunakan waktu untuk bersama mereka. 

Sunday morning...
"so, this is the last day. Let's make it up!" Aku langsung mandi dan meluncur ke dapur, tampaknya masih pada tidur. Aku tahu aku tak bisa masak, but... I should try first! "umma, appa, Mason~ Sarapan~~" teriakku dari dapur "haaa?" Mason masih mengenakan piyama berjalan kikuk kedapur dengan tatapan tanda tanya. "cuci muka dan tanganmu lalu makan" , "noona? Everything is alright?" , "ahahaha! Of Course little dude~" umma dan appa keluar dari kamar dan terliaht sedikit terkejuat dengan apa yang mereka lihat. 

Setelah itu, aku mengajak umma, appa dan Mason ke mall. Walaupun aku tahu resiko ke mall, umma akan menyuruh ku berbelanja pakaian wanita. 'just do it~' batinku. They look happy, i can see they smile brightly. Thats make me want to cry...

Sorenya aku sudah buat janji dengan Chanyeol, kami akan pergi jalan-jalan. 
"Michelle~" , "hmm?" , "Aku... A... Aiiish! Aku tak mau kau pergi" HUFF!! Aku menghembus nafas panjang melalui mulut. "Jangan membuat aku sulit untuk pergi... Chanyeol, aku janji akan terus menghubungi mu" aku menyodor kelingking ku "Pinky promise" dengan enggan Chanyeol mengaitkan kelingkingnya dengan kelingkingku.

~ TO BE CONTINUE ~

hahaha :D #ketawa om-om [?] maaf yah reader... Kalau FFnya rada berantakan -_-v pasti pada nungguin Kris keluar yah? Belum~ baru Chanyeol aja... Next part, Kris in action! :D ditunggu yah? ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar