Selasa, 17 Juli 2012

[FF-The gazettE//one shoot] REGRET

hahaha :D sapa yang kangen sama aku? #kePEDEan! -__-" oke, liatkan judul postingnya? ini dia songfiction yang uda lama banget pengen aku tulis, cuma baru kesampean sekarang -.-' readers ku yang berbahagia~ sebelum baca FF saya, play the song of gazettE - REGRET oke? biar DAPET feelnya [?] xD wokehh, LANJUUUTT!!


title : REGRET
character : Uruha, Yuki Sazaki [OC] 
pairing : Uruha x Yuki 
language : Indonesia 
chapter : one shoot
author : Baby zzang m(^.^)m
fandom : the GazettE
genre : sad, romance.
rating : under age, 18+, 30+ [?] all humanbeing are allowed to read this FF (.__. ) :D


Uruha the GazettE!



__Yuki POV__

panas matahari siang yang menyilaukan mata, aku berbaring dilantai paling atas gedung sekolah. tak ada siapapun disini, kosong dan hanya tangki air berukuran besar tegak di tengah-tengahnya. mataku terpejam, merasakan angin yang mengelus lembut rambut dan kulitku. setiap kali mataku tertutup suaranya mulai menghantui ku. pikiranku bak kotak musik, selalu memainkan musik yang sama. musik itu ibaratkan memori yang tersimpan dalam otakku.

Gathering up, the words you abandoned
Putting them to my ears again and again, I showed you a nod.
"Yuki-chan~~" , "Yuki~ AISHITERU YO~!!" , "Yuki, Anata ga inakute sabishidesu" aku menyukai suaranya yang mengeja lembut namaku. itu kata-kata yang terkumpul dalam benakku dan selalu terngiang di telingaku. waktu itu aku hanya membalasnya dengan sebuah anggukan kecil seraya mendekapnya dalam pelukkanku. kenapa aku masih saja memikirkannya? KENAPA??! aku bangkit dan menatap kelangit biru dengan sedikit mengerjapkan mata.

The screams were soon, written off as ridiculous. I laughed at myself
"AAAARRRRRGGGHHHHHH!!!!" aku berteriak sekuat tenaga, sekuat aku ingin melupakanya. tanpak konyol, bahkan aku tak bisa melupakannya sampai sekarang. "heh" aku menyeringai dan terkekeh sendiri. aku menertawakan diriku sendiri! betapa menyedihkan diriku ini! setetes demi setetes air mata jatuh dari pelupuk mataku. "bakka!" aku mengumpat diriku sendiri. aku menyesali perpisahan itu!  Takashima Kouyou~ aku tak bisa melupakan mu!

- - - - - - - - - -

aku memandang langit sore yang indah berwarna oren terang melalui jendela sekolah, sebentar lagi bell sekolah akan berbunyi. hanya tinggal menunggu dalam hitungan detik, KRIIIIIIIING!!! aku langsung mengemas buku yang berserakkan diatas meja dan memasukkannya dalan tas lalu berhambur keluar kelas. mataku mengawasi sudut-sudut sekolah untuk menemukan seseorang yang ku cari. itu dia! sosok laki-laki tinggi berambut lurus sebahu warna coklat terang, mempunyai lima tindikan di telinga kanan dan empat ditelinga kiri, kelopak matanya yang penuh dengan celak memperjelas manik matanya yang indah. dia sedang tersenyum riang dengan teman-temannya. tanpa sadar tersenyum kecil, aku senang melihatnya tersenyum. aku hanya memandangnya dari kejauhan, lama kelamaan sosoknya menghilang dari pandanganku.

aku rasa, aku tak mau pulang dulu. aku mau berjalan-jalan.
aku berjalan jalan ke shibuya, ratusan manusia berjalan mengitari kawasan tersebut. akupun turut berjalan sambil melihat-lihat keadaan sekitar, aku melihat sebuah toko tatto & piercings. aku langsung teringat Uruha, 'aku ingin mengikutinya' batinku. aku tak tau mengapa, keinginan itu tiba-tiba saja ada! 

I got a piercing just like you
I wore a ring just like you
and put on rouge just like you

I coloured my hair the same as yours
sebelumnya aku hanya mempunyai dua tindikkan ditelinga kiri satu dan ditelinga kanan satu. aku memutuskan untuk menambah tindikkan ditelingaku seperti Uruha. aku rela menahan sakitnya ditindik demi mengikutinya, aku memakai cincin yang sama persis dengan punyanya, aku membeli Moet Chandon dan rokok Marlboro Menthol Light. setelah habis berbelanja, aku pulang ke apato. aku berharap mama dan papa tidak ada dirumah.

sesuai dengan harapan, orang tuaku tak berada diapato, aku masuk kedalam kamar dan menanggalkan uniform yang sudah lecek. ku raih sebotol Moet Chandon yang ku beli tadi, "i'll do something like u've do" aku buka tutupnya dan langsung meneguk minuman alkohol itu selama aku tahan. "aakkhh!" aku menyernyitkan dahi, rasanya pahit. "kenapa kau suka minuman pahit seperti ini sih?" aku bergumam sendiri. lalu ku ambil sebatang rokok marlboro menthol light, membakar ujung rokok dan mulai menghisapnya "uhuukk!" aku terbatuk-batuk. aku hanya tak terbiasa merokok, sekarang itu akan menjadi kebiasaanku. aku meneguk Moet Chandon lagi lalu menghisap sebatang rokok, aku berjalan sempoyongan ke arah kaca dengan sempoyongan. aku rasa, aku sudah mabuk...


I saw tears that look like yours
Because I cried out a name the same as yours
aku melihat pantulan diriku, "i put a rogue just like YOU~!!" gumamku sambil mengelus pantulan diriku dikaca, senyumku merekah dibibir... bukan senyuman yang bahagia, melainkan senyum kesedihan! perlahan senyuman itu menghilang, tergantikan oleh tangisan. "air mata ini seperti air matamu. karna aku sama seperti kau, Uruha!" 

= = = = = = = = = =

hujan menyergapku, aku tak bisa pulang. aku lupa membawa payung, terpaksa aku harus menunggu hujan reda. menyebalkan sekali! "butuh tumpangan?" tiba-tiba saja Uruha berada disamping ku membawa payung berwarna aqua. aku mengangguk "hai~" dia merangkul pundakku, kami berjalan ditengah hujan, bersembunyi dibalik payung agar tidak basah. ratusan langkah telah kami lalui, beberapa meter lagi sampai di apato ku.

"aku rasa kita tak membutuhkan payung lagi?" , "n-nani??" tanyaku sambil terbata-bata. Uruha mencampakkan payungnya, hujan mulai meyerbu tubuhku yang kering. dia meraih kedua tanganku "Yuki, boleh aku bertanya sesuatu?" dia sedikit menundukkan mukanya untuk menatap mukaku "tentu saja boleh" aku mengerjapkan mata karna rintikkan hujan yang mengganggu penglihatanku. Uruha mengambil satu langkah lebih dekat, "Yuki-chan, maukah kau menjadi pacarku?" yang benar?! dia menyatakan cinta padaku?? mataku memandang kedua manik matanya, mencari kebenaran atas kata yang diucapkannya tadi. "kau serius?" , "iya, aku serius" matanya memancarkan sebuah harapan, aku mengangguk kecil "hai! aku mau menjadi pacarmu" 

"ahh, arigato Yuki-chan~!!" tubuh besarnya yang basah kuyup memeluk tubuhku dengan erat, aku pun membalas pelukkannya. dia merenggangkan pelukan, kedua tangannya yang besar memegang kedua pipiku dengan lembut, sejurus bibirnya yang basah menyentuh bibirku. i love the way he kiss me, the feelin' so strong and full of passion. 

lambat laun tubuhnya tak lagi kurasakan, wujudnya berubah menjadi bayang semu, menghilang terbawa angin "Uruha. . . Uruha" aku memanggil-manggil namanya dan mencoba menangkap bayangannya.

HHH!! nafas ku tersengal, aku bangkit dari tidurku. hanya mimpi, itu hanya mimpi! begitu berartikah dia, sampai-sampai aku memimpikannya? "kenapa kau memutuskanku?" tanyaku lirih dengan air mata yang berlinang.

- - - - - - - - - - 

day after day, time passed away... hari-hariku tak begitu berwarna, biasa saja. bahkan MONOTON! aku hanya melakukan kegiatan rutin dan terus melakukan hal baru yang uruha lakukan. aku rasa itu keterlaluan, tapi... apa boleh buat, hanya itu yang bisa ku lakukan. hmm~ begitu menyedihkan mengetahui aku hanya bisa tersenyum dan tertawa dalam hitungan detik. tawa dan senyum itu hanya bohongan! dia telah mengambil seluruh kebahagiaanku, uruha~

aku berdiri ditempat favorit ku disekolah, dimana lagi kalau bukan lantai paling atas gedung sekolah. aku sudah tidak tahan lagi... aku rasa ingin menyudahi semuanya, aku ingin bebas dari kesedihan yang membelenggu diriku. "memang kau sudah tak mencintaiku lagi, buat apa aku hidup?" aku bergumam sendiri, ku ambil secarik kertas berwarna hitam pekat. aku mulai menggores pena silver diatas kertas hitam itu.

>>> skip >>>

"selesai~" ku pegang kertas itu ditangan kananku, berjalan mendekati sisi ujung gedung sekolah. mata ku menerawang jauh kebawah, aku melihat anak-anak yang lain berjalan seperti boneka yang bergerak dari atas sini. "goodbye my life, goodbye daddy mommy, goodbye my Uruha, and goodbye my friends. i hope you all never forget me~" aku menghempas tubuhku keudara, gravitasi bumi yang menarik tubuhku dengan cepat mendarat dilantai.

__Uruha POV__

"AAAAHHH!!! YUKI!!! NAI!!!" suara hiteris seorang pelajar perempuan terdengar dari luar, aku melihat dibalik kaca jendela murid-murid mengerumuni lapangan. aku mendengar nama Yuki, ada apa? apa yang terjadi dengannya?? aku langsung berlari menuju lapangan, menerobos puluhan siswa yang berkerumunan. "a... Y-Yuki" bibirku kaku, hampir tak bisa mengeja namanya lagi. aku melihatnya terkapar dan bersimpah darah! "YUKIIII!!! CEPAT PANGGIL AMBULAN!" perempuan itu menopang Yuki dipangkuannya, dia menangis dengan histeris. dia pasti temannya. aku berlutut didepan Yuki, "apa yang kau lakukan?" 

ambulan pun datang dengan cepat dan membawa Yuki kerumah sakit...
aku melihat sebuah kertas hitam sedikit terkena darah yang berdiam di tempat Yuki terbaring, ku pungut kertas itu dan menyimpannya. aku masih tak mengerti, kenapa dia melakukan itu? kenapa dia bunuh diri?? aku pergi kerumah sakit untuk menjenguknya... aku harap dia tidak . . . arrgghh! pikiran apa itu, aku yakin dia akan bertahan! 

at hospital... 
kulihat, kedua orang tua Yuki tanpak begitu depressi menanti tentang keadaan anaknya diruang tunggu.  aku berjalan mendekati mereka "bolehkah aku melihatnya?" , "tentu saja" aku memasuki ruang ICU yang dihuni Yuki. wajahnya pucat, perban putih menutupi bagian keningnya, alat bantuan pernafasan menutupi hidung dan mulutnya, alat deteksi detak jantung bertengger di sampingnya, ditambah infuse yang menyucuk kedalam kulitnya yang putih. aku terdiam melihat keadaannya, aku berjalan mendekat dan duduk disampingnya.

"Yuki~" , "Yuki, lama kita tak bertegur sapa saat hubungan kita berakhir. aku tidak menyangka akan bertemu lagi denganmu dengan keadaan seperti ini. aku tak menginginkan pertemuan yang seperti ini. aku menginginkan pertemuan, saat kau sudah mempunyai pacar baru. laki-laki yang kau cintai dan dia pun mencintaimu juga." aku memperhatikan setiap lekukan wajahnya "aku tak bisa berbohong pada diriku sandiri bahwa aku sangat merindukanmu~" aku menunduk sekejap "sebentar lagi aku akan pindah ke jerman, aku akan kuliah disana. Yuki, aku yakin kau bisa mendengarkanku... tolong~ bangunlah, jangan buat kami semua cemas"

__Uruha POV end__

__Yuki POV__

lantai yang keras menyambut tubuhku yang lemah, meremukkan sebagian tulang punggung dan kepalaku. kepala ku terbentur hebat sekali hingga dalam sekejap hitam kelam menyergap pandanganku, aku kehilangan kesadaran atau sudah mati? 

- - - - - - - - - - 

aku mendengarkan suara miki, ayah, ibu memanggilku~ mereka terus memanggilku hingga aku terbangun. mataku terbuka lebar, aku hanya melihat warna putih, putih yang sangat bersih, aku seperti didalam ruangan putih yang tanpa ujung. aku mengenakan kemeja besar berwarna putih, "Yuki~" aku mendengar suara uruha memanggil namaku. "Uruha?" aku berputar untuk mencari arah suara itu, tapi... sepertinya tak berguna! suara itu bergema dari segala arah. akumulai kebingungan, apa yang terjadi padaku? aku ini sudah mati atau belum? aku mulai berlari kemana saja kaki ku melangkah, NIHIL! aku tak mendapatkan apapun selain ruangan putih polos yang menyelimuti pendanganku.

aku terduduk sambil memeluk lututku, aku dan mendengarkan suara Uruha. "Yuki, lama kita tak bertegur sapa saat hubungan kita berakhir. aku tidak menyangka akan bertemu lagi denganmu dengan keadaan seperti ini. aku tak menginginkan pertemuan yang seperti ini. aku menginginkan pertemuan, saat kau sudah mempunyai pacar baru. laki-laki yang kau cintai dan dia pun mencintaimu juga." 

"jadi kau benar-benar ingin aku melupakanku? kenapa kau ingin aku mempunyai pacar baru? apa kau tidak mencintaiku?" aku membalas semua pernyataannya, walaupun aku tau dia tak bisa medengarkanku. "aku tak bisa berbohong pada diriku sandiri bahwa aku sangat merindukanmu~" perkataannya barusan membuat ku tersentak kaget. "benarkah? benarkah??" , "sebentar lagi aku akan pindah ke jerman, aku akan kuliah disana. Yuki, aku yakin kau bisa mendengarkanku... tolong~ bangunlah, jangan buat kami semua cemas" , "kenapa kau tak pernah bilang tentang itu sebelumnya? kau akan pindah?" aku membenamkan wajah ku kedua tapak tanganku. "aku mendengarkan mu, tapi... bagaimana caranya? bagaimana caranya agar aku sadar dan keluar dari sini? Uruha~" aku mencoba berlari dan mencari jalan keluar dari tempat ini. 

aku sudah berlari cukup jauh, tapi tak menemukan apapun. putus asa mulai melanda, air matapun tumpah begitu saja "Tuhan, izinkan aku melihatnya untuk yang terakhir kalinya. izinkan aku~ Tolonglah..." aku berlutut pasrah, meminta kepadaNya dengan isakkan tangis. tiba-tiba, secuil cahaya dari kejauhan mendekat dan terus mendekat. lama-lama sinarnya menyilaukan mataku. dan . . .

"bangunlah Yuki~" suaranya terdengar lebih nyata ditelingaku, aku tak bisa membuka mataku, rasanya berat sekali, untuk menggerakkan jariku saja sangat susah. aku terus mencoba, sedikit demi sedikit aku bisa menggerakkan jariku. "Suster! Dokter! Yuki sadar!! aku melihatnya, dia menggerakkan jarinya tadi!" Uruha berteriak hiteris, disusul suara tapak kaki medekat dan suara ayah ibu. aku terus mencoba untuk membuka mataku "Yuki, bangun sayang~ ini ibu..." suara lembut ibu memberikan kakuatan tersendiri untukku. aku membuka mataku perlahan dan melihat ibu, ayah, dan Uruha. mereka membuka alat bantuan pernafasan yang menutupi hidung dan mulutku.

"bicaralah sayang~" disela bibirku yang kering aku coba untuk berbicara "i-ibu, j-ja-ngan m-menagis.. a-aku b-baik-baik s-saja" , "hai~ ibu tidak akan menangis lagi" senyum hangatnya mulai merekah dibibir. "a-ayah, i-bu.. a-aku men-cin-tai k-alian" mereka mengangguk dan memandangku dengan mata berkaca. "U-ruha.." aku memanggil namanya dan kali ini, bukan lah panggilan kosong yang mengharapkan dia datang. kali ini panggilan itu, panggilan nyata. dia datang mendekatiku.

aku melihat wajahnya yang kawai dan terlihat sedikit letih. "a-pa k-kau i-ngin a-aku b-benar-benar m-melupakan mu? a-aku b-bangun k-karna k-kau m-manggilku... t-tentu s-saja a-ku m-endengar-kan mu, a-aku s-selalu m-mendengarkan-mu" aku memaksa senyum ikhlas dibibir, dia hanya tersenyum lembut sambil menahan air matanya "Uruha, aishiteru yo~" aku mengejanya sempurna dangan iringan air mata. "ahh... W-Watashi mo anata o aishite Yuki" dia membalasnya dengan sedikit kaku, aku tau tak semestinya aku mengakatakan itu. tapi... itu utuk yang terakhir.

Cutting the loosened thread, I sleep with the gathered words
aku tak tahan lagi, nafasku terasa mencekik! semakin aku mencoba bernafas, semakin buruk rasa sakit itu. permintaanku sudah terkabulkan. aku bisa melihat Uruha, ayah ibu untuk terakhir kalinya. hidup ku sudah seperti benang yang kusut, aku berusaha meluruskannya. dan kudapatkan jalannya, dengan memotong benang itu. aku akan tidur, tidur untuk selamanya. aku akan tidur dengan kumpulan kata-kata indah yang pernah kau bisikkan kepadaku, Uruha~~

__Yuki POV end__

__Uruha POV__

"bangunlah Yuki~" hanya itu yang kuinginkan sekarang, aku berharap Yuki menyadarkan diri. tiba-tiba kulihat jarinya sedikit bergerak. spontan aku langsung berteriak "Suster! Dokter! Yuki sadar!! aku melihatnya, dia menggerakkan jarinya tadi!" dengan cepat dokter, suster serta ayah ibu Yuki masuk kedalam ruangan. dokter mulai memeriksanya, kami menunggu dengan penuh harapan. 

Tuhan mendengarkan doaku, Yuki sadar! dia mulai membuka matanya. "bicaralah sayang~" ibu Yuki mencoba untuk berinteraksi dengan anaknya. tampaknya Yuki pun mencoba untuk angkat bicara "i-ibu, j-ja-ngan m-menagis.. a-aku b-baik-baik s-saja" , "hai~ ibu tidak akan menangis lagi" , "a-ayah, i-bu.. a-aku men-cin-tai k-alian" aku hanya mendengarkan percakapan mereka, sangat menyentuh sampai-sampai air mataku hanpir jatuh. "U-ruha.."suara yang sangat ku rindukan, menyebut namaku. aku berjalan mendekatinya.

dia menatap muka ku untuk beberapa detik. "a-pa k-kau i-ngin a-aku b-benar-benar m-melupakan mu? a-aku b-bangun k-karna k-kau m-manggilku... t-tentu s-saja a-ku m-endengar-kan mu, a-aku s-selalu m-mendengarkan-mu" mataku membulat saat dia mengakatkan itu, dia mendengarkanku? aku hanya terdiam sambil menatapnya "Uruha, aishiteru yo~" dia mengeja kata-kata yang sudah sangat lama tak pernah ku dengarkan, kata yang menyatukan kami. "ahh... W-Watashi mo anata o aishite Yuki" aku tau itu salah! tak semestinya aku mengatakan itu, tapi... aku tak mungkin menghancurkannya. di saat seperti ini?! 

dia tersenyum hangat, senyumannya itu berbeda dari sebelumnya. senyumnya begitu tulus, air matanya masih mengalir membasahi bulu matanya yang lentik. matanya mulai sayu, perlahan tertutup dan seperti tak emnyadarkan diri. "YUKI!!! YUKIII!!! YUKIII SADAR YUKI!!" aku mulai panik, dokter mengecek keadaannya. aku melihat ekspresi kekecewaan dari dokter, aku tak mempercayai itu "Yuki tidak apa-apakan? dia hanya tertidurkan? katakan padaku bahwa itu benar!" , "maaf, Yuki sudah tidak ada..." dokter itu berjalan keluar ruangan. 

isak tangis bercampur teriakan berpadu menjadi satu, memecahkan keheningan malam yang dingin disebuah rumah sakit. ibu Yuki sangat histeris, dia baru saja kehilangan putri semata wayangnya. aku berlutut didepan tubuh Yuki yang tak lagi bernyawa. "Yukiii..." hanya namanya yang bisa ku sebut, air mata tak mampu menggambarkan kesedihanku. kesedihaku lebih dari air mata ini! 

= = = = = = = = = =

keesokan paginya, aku hadir dalam acara pemakaman Yuki.
langit berwarna keabu-abuan hadir dipagi ini, nuansa serba hitam untuk orang yang sedang berduka. ibu Yuki tak pernah berhenti untuk menangis dan menyebut nama anaknya, tanpak ayah Yuki hanya terdiam, kesedihannya tak bisa terungkap dengan tangisan atau lainnya. dan teman-temannya, sama seperti aku yang merasakan kehilangan.

pemakaman berlangsung lancar, satu persatu orang mulai meninggalkan pemakan. aku hanya ingin menjadi orang terakhir yang akan meninggalkan pemakaman Yuki. 

selang beberapa jam, akhirnya akulah orang yang masih bertahan.
"Yuki, kenapa semuanya jadi seperti ini? aku belum sempat mengatakan hal yang sebenarnya! aku sengaja memutuskanmu bukan karna aku tak mencintaimu lagi atau apalah... aku hanya ingin kau mencari laki-laki yang lebih pantas denganmu. aku akan kuliah dijerman nanti, aku tak akan kembali ke jepang. ayah dan ibuku sudah menjodohkanku dengan seorang perempuan blasteran jerman - jepang. goman ne Yuki~" aku mengakhiri dengan ucapan maaf beriring tangis. 

aku berbicara sendiri didepan makamnya seperti orang gila, aku tak perduli itu! aku memegang kata-kata Yuki, bahwa dia akan mendengarkan ku dan selalu mendengarkanku. "apa ini milikmu?" aku mengeluarkan secarik kertas berwarna hitam yang lusuh bercampur nekas darah Yuki. aku mulai membuka kertas itu dan mulai membaca dengan seksama isi dari kertas itu. tulisan Yuki yang sangat khas tertuang dalam kertas itu dengan tinta silver yang menyala. 


REGRET

Noticing the loosened thread, I should've kept tight forever.

That which overflowed and spilled out, seems the same color as you that day.

Gathering up, the words you abandoned

Putting them to my ears again and again, I showed you a nod.

Burning pink neon, with the reason I can't find you


The screams were soon, written off as ridiculous. I laughed at myself


Noticing the loosened thread, I should've kept tight forever.

That which overflowed and spilled out, feels the same as you did that day.

Gathering up, the tears that you cried

I go to fold the chair, that I fall into again and again

We stood together on the road


I got a piercing just like you

I wore a ring just like you
and put on rouge just like you

I coloured my hair the same as yours

I saw tears that look like yours
Because I cried out a name the same as yours

Down my fingertips, serenity waltzes


Someday, we'll be holding hands


In a drenched end roll, I wont sing a black-and-white film

Left with our hands together, you feel vacant at the end

Cutting the loosened thread, I sleep with the gathered words

That which overflowed and spilled out, surely closely resembles you.

Dreams are eternally as dreams


Serenity is always in dreams


puisi ini kutulis untuk Uruha, semua perasaan yang kurasakan sekarang tertuang dalam puisi tersebut. REGRET title puisi itu, but, i have no regret to love you!  even our relationship already broke, i'm still love you. goodbye my love~ i wish never forget me n i hope you'll find better girl who love you more than i love you. __Yuki

semua kata-kata yang terukir dikartas ini menghujam tepat dijantungku. aku yang salah! ini semua karna aku! aku merasa sangat tolol! andai aku bisa mengulang waktu! "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHH!!!!!!!!!!!!!! YUKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!!!!!!" aku berteriak tanda penyesalan yang sangat-sangat mendalam. seketika, langit turut menangis, petir pun turut berteriak.

- THE END-

makasih makasih makasih~ TT__TT [?] makasih yang uda baca! gimana songfiction saya? cukup ngawur dan bikin galo kan [?] saya aja galo bacanya TT^TT baca + dengerin REGRET bikin galo tingkat akut! [?] y Allohh~ kenapa ceritanya sedih banget yahh [?] y sudah la, tunggu FF selanjutnya y reader? ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar