Senin, 15 Juli 2013

[One shoot / Kris Wu FF] You Deserve More

Title : You Deserve More
Author : Ny. Wu Baby Fan
Genre : Sad romance
Cast : Kris Wu from EXO-M, Kim Yuki (OC), Jessica Jung from SNSD
Languange : Indonesia
Rating : 16 +

Kris Wu

"Never accept to be anyone's second choice. You derseve more"

= = = = = = = = =

Aku tak pernah memilih menjadi nomor dua, tapi cinta itu tak punya pilihan. Nomor dua atau tidak sama sekali. Aku seakan-akan seperti gadis murahan, itu karena kau. Salahku yang bertekad bermain dengan hal tidak wajar dipermainkan. Aku bermain dengan hal yang tak masuk akal, hal yang tak logis, hanya bisa dirasakan oleh lawan jenis, ya... Itu cinta. Aku terperangkap oleh kebodohanku sendiri. Apakan cinta itu suatu kesalahan? Kebodohan? Aku tak tahu... Aku tak tahu... Sekarang hanya dia, dia yang ada dipikiranku. Dia yang ada dihatiku. Dia yang ada dimataku. Hanya dia, Kris... 

* * * 

Aku menatap layar laptopku dengan senyum, entah itu senyum bahagia atau sedih. Aku merasa senang sekaligus perih. Aku melihat wajahnya lewat layar lapotopku, sedang berbincang panjang lebar denganku. Ocehannya tak sama sekali ku simak, pikiranku teru melayang entah kemana "Yuki-ah~~ Kau mendengarkan aku tidak?" Tanyanya lagi, aku masih mematung tak bergeming "What happen with my baby? There's something bothering you?" , "A-aniyo, aku hanya senang oppa menyempatkan diri untuk menghubungiku" 

"Aku juga senang bisa melihatmu lagi ^^ , Mianhae chagiya~ aku memang jarang membuka account social ku. Jadi harap maklum saja. Hehe, Ohh! Aku harus pergi ke kampus sekarang" Aku hanya mengangguk pelan, dia sudah offline. Aku pun harus ke kampus, sudah jam 7.35 . Aku mengenakan sneakers bututku dan menggoes sepedaku dengan santai menuju kampus.

Aku Kim Yuki, yeoja korea asli berumur 18 tahun, tak punya skill khusus, mungkin menggambar skill khususku. Aku bersekolah di kampus seni yang cukup terkenal di Seoul. Ya, ini tahun pertamaku. Aku tak terkenal, jika kau menanyakan tentangku di kampus mereka akan menjawab "Aku tak pernah mendegar namanya" Haha! Itu wajar, karena aku termasuk mahasiswa pasif yang hanya berkutat pada buku, laptop dan gadget. Sepulang dari kampus pun aku langsung pulang, aku tak berminat dengan organisasi di kampus.

Hari ini hanya ada mata kuliah melukis. Seonsaengnim hanya memberikan latihan melukis bebas. Tanpa menunggu aku langsung menggores pensil di atas kertas membuat sketsa kasar. Aku hanya mengikuti kehendak hatiku, aku tak tahu apa yang akan ku gambar. Ku biarkan otak kananku bekerja, memerintah sebaian organ tubuhku untuk menghasilkan seni. 

1... 2... 3... 4... Ya, empat jam kupakai untuk melukis. Tentunya aku yang tersisa di kelas melukis. Tinggal sedikit sentuhan warna kuning lembut di rambutnya dan selesai! Aku menyeka keringat di dahi dengan punggung tanganku. Dua langkah mundur ku ambil untuk melihat hasil kerjaku "Nice~" Gumamku sambil tersenyum puas. Aku telah mengambar seorang namja topless dengan sayap, berambut blonde soft yellow. Dia terlihat seperti Kris, iya. Dia Kris.

Aku bereskan semua barang-barangku kedalam tas dan meniggalkan kelas, baru beberapa langkah aku melihat Kris dengan seorang yeoja masuk kedalam mobil mewah bermerek audi dan melaju keluar kampus. DEG!! Ku tekan tanganku tepat didada. Rasanya perih, sangat perih. Seperti luka yang masih basah kembali koyak dan ditabur oleh garam. Sejurus kemudian mataku terasa panas, cairan bening mulai menggenangi pelupuk mataku.

Aku berjalan cepat menuju tempat parkir sepedaku, melepas gembok sepeda dan mengayuhnya cepat menuju rumah. Aku masih menyimpan rasa sakit itu, penglihatanku tak begitu jelas karena air mata yang terus mengalir. Tiba-tiba, BRUAAAKK!!! Entah aku yang melanggar mobil itu atau mobil itu yang menabrak ku. Tubuhku jatuh mendarat cukup keras di aspal, terasa perih dan sakit sekali. Aku jatuh dengan posisi terlungkup, aku yakin tapak tanganku mendapat luka yang banyak. 

Bodohnya aku yang masih diam tanpa mecoba untuk bangkit, rasa sakit fisik ini tak sebanding dengan rasa sakit hati yang kurasakan. Tak ada yang kulakukan, aku malah menangis. "Omo! Aggashi, gwaenchanayo?" Suara seorang namja, bukan! Suara ini tak asing bagiku. Sepasang tangan mencoba membantuku berdiri, aku tahu siapa dia. Tak perlu melihat wajahnya. Aku lirik mobil itu, ini mobil audi milik Kris. Tuhan, kenapa Kau lakukan ini padaku? "Kau tidak apa-apa, aggashi?" Dia kembali bertanya, pertahananku runtuh dengan cepat. Air mata ini semakin deras.

Tak lama seorang yeoja keluar dari mobil Kris "Yeobo, apa dia baik-baik saja?" , "Mollayo, jessica-ah... Dia tak menjawabku" Dengan cepat aku memungut tasku dan menegakkan sepedaku "Hey!" Kris menahan pergelangan tanganku, sontak aku menatapnya. Wajah Kris berubah saat melihatku, apa dia mengenaliku? Ahh! Aku harap dia tak mengenaliku. Dengan cepat aku buang muka dan pergi meninggalkan mereka. 

- - - - - - - - - 

Kalian pasti bertanya-tanya, apa hubunganku dengan Kris? Apa yang terbesit di pikiran kalian? Aku ini selingkuhannya? Ahaha! Bisa dibilang seperti itu. Biar ku ceritakan bagaimana aku bisa menjalankan hubungan ini dengannya. 

Awalnya kami hanya chatting lewat account social saja, berbagi cerita, pengalaman, dsb. Kami sama-sama penggemar komik WOLF. Dia selalu mengagumi tokoh utama WOLF, seorang namja muda yang ditakdirkan sebagai manusia srigala. Aku memang ahli menggambar, aku selalu menggambarkan banyak versi tokoh utama itu. Sesekali aku menggambarkan wajah Kris sebagai tokoh utama itu. Aku sering menunjukkan hasil gambaranku pada Kris, dia selalu mengagumi hasil gambaranku. 

Komik roman ini cerita yang sangat mudah ditebak tapi ada beberapa segi yang membuatnya istimewa. Kris pernah bertanya seperti ini "Aku adalah wolf dan kau adalah beauty, they are best couple. Cuz they compliment deficiency. That's we are. Yuki, be my beauty please" Mulai dari itu kami menjalani hubungan ini. Pada awalnya aku tak pernah tahu dia sudah mempunyai yeojachingu. Hingga suatu saat dia mengakuinya, pada saat itu kami sudah menjalaninya sekitar 7 bulan.

Tentu saja 7 bulan itu sudah cukup menumbuhkan rasa cinta, meskipun kami tak pernah bertatap muka secara langsung. Ironis, aku yang tersakiti karena itu tak memilih untuk mengakhiri hubungan ini, dia juga tak meminta hal itu. Tapi aku melihat dia mengambil langkah mundur, biasanya dia sering online atau mengirim message untukku. Sekarang sudah jarang, bahkan hanya sebulan sekali. Dengan alasan sibuk. Lebih menyakitkan, dia adalah sunbae ku. Tentu dia tak tahu kalau aku ini junior dari kampusnya. 

Secara tak sengaja aku sering melihat Kris bersama yeojachingunya. Aku ada namun tak pernah dipandangnya, miris sekali. 

- - - - - - - - -

Aku tak menyangka tabrakan kemarin membuat fatal. Lututku memar, ada tulang yang retak disana. Bahkan luka koyak dipelipis pun aku tak menyadarinya. Hari ini aku memang tak ada kelas, tapi aku merasa bosan. Aku ingin sekali ke kampus, aku ingin melukis. Aku bersikeras pergi ke kampus dengan keadaan yang masih belum sembuh sepenuhnya. 

Sesampai di kampus...
Kelas melukis hari ini kosong, jadi aku bisa leluasa melukis sesukaku. Dalam keadaan senang, sedih, atau apapun itu aku selalu menuangnya dalam lukisan. Ku sisingkan lengan bajuku dan mempersiapkan semua alat lukis berserta kanfas kosong. Semuanya sudah terkumpul aku mulai membuat sketsanya.

Few hours later...
"Selesai" Gumamku. Perasaan yang sama saat aku berhasil menyelesaikan lukisan, puas dan senang. Aku menggambar seekor serigala berwarna putih ditengah hutan yang gelap, aku tak lupa meletak bulan penuh alias purnama dilukisanku. Entahlah, hanya itu yang terbesit dalam pikiran ku. Seekor serigala putih berbulu cantik. 

"Y-yuki?"  Seseorang memanggil namaku, aku merespon dengan menoleh ke arah pintu tepat dimana suara itu berasal. TRAAANG!!! Tangan kiriku terasa lemas dan melepas wadah cat yang dari tadi kupegang. Sosok itu mengambil langkah ke arahku "Andwe!" Pekikku sambil berjalan mundur, punggungku terus menabrak kanfas dan meja kecil berisi perlengkapan melukis yang berbaris rapi di kelas. Alhasil, kelas menjadi berantakan. Aku tak berani menatap wajahnya, aku hanya memandang kebawah tepat di kakinya. 

Aku berbalik memunggunginya dan mengahdap tembok, kami mematung dan membisu sekitar beberapa dekit "Jangan lihat aku..." Sebuah mukjizat aku bisa berbicara, rasanya begitu mustahil untuk mengucapkan sepatah kata. Tenggorokanku seperti tercekat! Dengan mudah aku mengeluarkan air mata dan aku pun tak dapat menahan isak tangisku. Aku mendengar langkah kakinya "Jangan dekati aku!" Dia diam tak bersuara.

"Hubungan ini tak nyata. Aku tahu itu, hanya aku saja yang terlalu bodoh! Melibatkan perasaan dalam fake relationship ini. Tapi aku ini yeoja, yang selalu membawa perasaan dalam berbagai hal -- tak perduli sekecil apapun hal itu" Air mataku semakin deras, aku melengkapi semua kalimat dengan sedikit sesegukan. "

"We about pretending, pretending to love each other. I'm pretend to love you till i'm forgot that i was just pretending. So ironic, when know you was with someone else and you're my senior. Everday i saw you with her, everday i swallow the pain. I'm dying. This injures is nothing, i feel hurt more than this in my heart" Lututku terasa lemah dan sakit. Aku berpegang pada tembok dihadapanku. Lagi-lagi Kris mencoba mendekat "Don't dare..." Tapi dia nekat mendekatiku dan menyentuh pundakku "Aku bilang jangan!" Aku menepis tangannya dari bahuku. Aku masih memunggunginya.

"Aku tahu kau mencoba untuk menyudahi hubugan ini dengan cara membatasi kontak denganku, kau hanya takut menyakitiku. Kau tak perlu takut. Kau sudah sering melakukannya tanpa kau sadari, Kris-ssi" Aku berbaluk badan dan menghadapnya, aku mendongak sedikit untuk melihat wajahnya "Let's end it up, Kris Wu" Aku mengulas senyum pahit dengan susah payah. Menahan airmata walau pun sangat susah. "Mianhae Yuki-ahh, jeongmal mianhae" Kata maaf melesat dari mulutnya, terdengar pilu. Kata maaf itu membawa sejuta rasa sakit dan juga kebenaran. Aku sudah menebak semuanya dan kata maaf itu mewakili penjelasan atas kebenarannya.

Dia merengkuh wajahku dengan lembut, menyisihkan poniku yang berantakan. Dengan ragu dia memelukku "I'm so sorry, i didn't mean it" Aku tak membalas pelukannya, rasanya begitu sakit untuk menyentuhnya. Air mataku kembali menyeruak. "Even i hate so damn much, i couldn't hate you Kris. I'm too love you" Aku terkekeh getir "I hate that fact!" Dia semakin mempererat pelukannya, tubuhnya bergetar. Dia membenambakn wajahnya di bahuku, aku bisa merasakan cairan hangat membasahi bajuku. Dia menangis "Shh~ You no need to cry. You give me a lesson, i've learn from that" 

Aku mengelus rambutnya penuh kasih sayang "Never accept to be anyone's second choice, I deserve more" Aku melepas pelukannya "Act like never happen between of us after this, go back to her. Don't betray her" Tanganku menangkup wajah ovalnya, ku hapus airmatanya dengan ibu jariku "Goodbye~" Aku berjalan meninggalkannya.

Pernyataan yang kulontarkan tadi semuanya bohong! Aku tak bisa melepas mu, tapi aku mencoba untuk bisa melepasmu. Mengikhlaskanmu. Aku berpura-pura tegar untuk melepasmu, biar kau tak memikirkanku lagi. Just let me keep it all, biarkan aku menyimpan kepedihan dan cinta ini untukmu, Kris...

~ THE END ~

*mewek guling-guling* Ya Allah~~ gw puasa! Jangan nangis! Jangan nangis! Entar batal puasa gw (?) TToTT readers, gw ga tau napa buat ni FF. #AuthorLagiSensitive hope you like it ;__; keep be my loyal readers okay? I love you guys~~ (?) PPYONG!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar