Senin, 15 Juli 2013

[One shoot / Kris Wu FF] You Deserve More

Title : You Deserve More
Author : Ny. Wu Baby Fan
Genre : Sad romance
Cast : Kris Wu from EXO-M, Kim Yuki (OC), Jessica Jung from SNSD
Languange : Indonesia
Rating : 16 +

Kris Wu

"Never accept to be anyone's second choice. You derseve more"

= = = = = = = = =

Aku tak pernah memilih menjadi nomor dua, tapi cinta itu tak punya pilihan. Nomor dua atau tidak sama sekali. Aku seakan-akan seperti gadis murahan, itu karena kau. Salahku yang bertekad bermain dengan hal tidak wajar dipermainkan. Aku bermain dengan hal yang tak masuk akal, hal yang tak logis, hanya bisa dirasakan oleh lawan jenis, ya... Itu cinta. Aku terperangkap oleh kebodohanku sendiri. Apakan cinta itu suatu kesalahan? Kebodohan? Aku tak tahu... Aku tak tahu... Sekarang hanya dia, dia yang ada dipikiranku. Dia yang ada dihatiku. Dia yang ada dimataku. Hanya dia, Kris... 

* * * 

Aku menatap layar laptopku dengan senyum, entah itu senyum bahagia atau sedih. Aku merasa senang sekaligus perih. Aku melihat wajahnya lewat layar lapotopku, sedang berbincang panjang lebar denganku. Ocehannya tak sama sekali ku simak, pikiranku teru melayang entah kemana "Yuki-ah~~ Kau mendengarkan aku tidak?" Tanyanya lagi, aku masih mematung tak bergeming "What happen with my baby? There's something bothering you?" , "A-aniyo, aku hanya senang oppa menyempatkan diri untuk menghubungiku" 

"Aku juga senang bisa melihatmu lagi ^^ , Mianhae chagiya~ aku memang jarang membuka account social ku. Jadi harap maklum saja. Hehe, Ohh! Aku harus pergi ke kampus sekarang" Aku hanya mengangguk pelan, dia sudah offline. Aku pun harus ke kampus, sudah jam 7.35 . Aku mengenakan sneakers bututku dan menggoes sepedaku dengan santai menuju kampus.

Aku Kim Yuki, yeoja korea asli berumur 18 tahun, tak punya skill khusus, mungkin menggambar skill khususku. Aku bersekolah di kampus seni yang cukup terkenal di Seoul. Ya, ini tahun pertamaku. Aku tak terkenal, jika kau menanyakan tentangku di kampus mereka akan menjawab "Aku tak pernah mendegar namanya" Haha! Itu wajar, karena aku termasuk mahasiswa pasif yang hanya berkutat pada buku, laptop dan gadget. Sepulang dari kampus pun aku langsung pulang, aku tak berminat dengan organisasi di kampus.

Hari ini hanya ada mata kuliah melukis. Seonsaengnim hanya memberikan latihan melukis bebas. Tanpa menunggu aku langsung menggores pensil di atas kertas membuat sketsa kasar. Aku hanya mengikuti kehendak hatiku, aku tak tahu apa yang akan ku gambar. Ku biarkan otak kananku bekerja, memerintah sebaian organ tubuhku untuk menghasilkan seni. 

1... 2... 3... 4... Ya, empat jam kupakai untuk melukis. Tentunya aku yang tersisa di kelas melukis. Tinggal sedikit sentuhan warna kuning lembut di rambutnya dan selesai! Aku menyeka keringat di dahi dengan punggung tanganku. Dua langkah mundur ku ambil untuk melihat hasil kerjaku "Nice~" Gumamku sambil tersenyum puas. Aku telah mengambar seorang namja topless dengan sayap, berambut blonde soft yellow. Dia terlihat seperti Kris, iya. Dia Kris.

Aku bereskan semua barang-barangku kedalam tas dan meniggalkan kelas, baru beberapa langkah aku melihat Kris dengan seorang yeoja masuk kedalam mobil mewah bermerek audi dan melaju keluar kampus. DEG!! Ku tekan tanganku tepat didada. Rasanya perih, sangat perih. Seperti luka yang masih basah kembali koyak dan ditabur oleh garam. Sejurus kemudian mataku terasa panas, cairan bening mulai menggenangi pelupuk mataku.

Aku berjalan cepat menuju tempat parkir sepedaku, melepas gembok sepeda dan mengayuhnya cepat menuju rumah. Aku masih menyimpan rasa sakit itu, penglihatanku tak begitu jelas karena air mata yang terus mengalir. Tiba-tiba, BRUAAAKK!!! Entah aku yang melanggar mobil itu atau mobil itu yang menabrak ku. Tubuhku jatuh mendarat cukup keras di aspal, terasa perih dan sakit sekali. Aku jatuh dengan posisi terlungkup, aku yakin tapak tanganku mendapat luka yang banyak. 

Bodohnya aku yang masih diam tanpa mecoba untuk bangkit, rasa sakit fisik ini tak sebanding dengan rasa sakit hati yang kurasakan. Tak ada yang kulakukan, aku malah menangis. "Omo! Aggashi, gwaenchanayo?" Suara seorang namja, bukan! Suara ini tak asing bagiku. Sepasang tangan mencoba membantuku berdiri, aku tahu siapa dia. Tak perlu melihat wajahnya. Aku lirik mobil itu, ini mobil audi milik Kris. Tuhan, kenapa Kau lakukan ini padaku? "Kau tidak apa-apa, aggashi?" Dia kembali bertanya, pertahananku runtuh dengan cepat. Air mata ini semakin deras.

Tak lama seorang yeoja keluar dari mobil Kris "Yeobo, apa dia baik-baik saja?" , "Mollayo, jessica-ah... Dia tak menjawabku" Dengan cepat aku memungut tasku dan menegakkan sepedaku "Hey!" Kris menahan pergelangan tanganku, sontak aku menatapnya. Wajah Kris berubah saat melihatku, apa dia mengenaliku? Ahh! Aku harap dia tak mengenaliku. Dengan cepat aku buang muka dan pergi meninggalkan mereka. 

- - - - - - - - - 

Kalian pasti bertanya-tanya, apa hubunganku dengan Kris? Apa yang terbesit di pikiran kalian? Aku ini selingkuhannya? Ahaha! Bisa dibilang seperti itu. Biar ku ceritakan bagaimana aku bisa menjalankan hubungan ini dengannya. 

Awalnya kami hanya chatting lewat account social saja, berbagi cerita, pengalaman, dsb. Kami sama-sama penggemar komik WOLF. Dia selalu mengagumi tokoh utama WOLF, seorang namja muda yang ditakdirkan sebagai manusia srigala. Aku memang ahli menggambar, aku selalu menggambarkan banyak versi tokoh utama itu. Sesekali aku menggambarkan wajah Kris sebagai tokoh utama itu. Aku sering menunjukkan hasil gambaranku pada Kris, dia selalu mengagumi hasil gambaranku. 

Komik roman ini cerita yang sangat mudah ditebak tapi ada beberapa segi yang membuatnya istimewa. Kris pernah bertanya seperti ini "Aku adalah wolf dan kau adalah beauty, they are best couple. Cuz they compliment deficiency. That's we are. Yuki, be my beauty please" Mulai dari itu kami menjalani hubungan ini. Pada awalnya aku tak pernah tahu dia sudah mempunyai yeojachingu. Hingga suatu saat dia mengakuinya, pada saat itu kami sudah menjalaninya sekitar 7 bulan.

Tentu saja 7 bulan itu sudah cukup menumbuhkan rasa cinta, meskipun kami tak pernah bertatap muka secara langsung. Ironis, aku yang tersakiti karena itu tak memilih untuk mengakhiri hubungan ini, dia juga tak meminta hal itu. Tapi aku melihat dia mengambil langkah mundur, biasanya dia sering online atau mengirim message untukku. Sekarang sudah jarang, bahkan hanya sebulan sekali. Dengan alasan sibuk. Lebih menyakitkan, dia adalah sunbae ku. Tentu dia tak tahu kalau aku ini junior dari kampusnya. 

Secara tak sengaja aku sering melihat Kris bersama yeojachingunya. Aku ada namun tak pernah dipandangnya, miris sekali. 

- - - - - - - - -

Aku tak menyangka tabrakan kemarin membuat fatal. Lututku memar, ada tulang yang retak disana. Bahkan luka koyak dipelipis pun aku tak menyadarinya. Hari ini aku memang tak ada kelas, tapi aku merasa bosan. Aku ingin sekali ke kampus, aku ingin melukis. Aku bersikeras pergi ke kampus dengan keadaan yang masih belum sembuh sepenuhnya. 

Sesampai di kampus...
Kelas melukis hari ini kosong, jadi aku bisa leluasa melukis sesukaku. Dalam keadaan senang, sedih, atau apapun itu aku selalu menuangnya dalam lukisan. Ku sisingkan lengan bajuku dan mempersiapkan semua alat lukis berserta kanfas kosong. Semuanya sudah terkumpul aku mulai membuat sketsanya.

Few hours later...
"Selesai" Gumamku. Perasaan yang sama saat aku berhasil menyelesaikan lukisan, puas dan senang. Aku menggambar seekor serigala berwarna putih ditengah hutan yang gelap, aku tak lupa meletak bulan penuh alias purnama dilukisanku. Entahlah, hanya itu yang terbesit dalam pikiran ku. Seekor serigala putih berbulu cantik. 

"Y-yuki?"  Seseorang memanggil namaku, aku merespon dengan menoleh ke arah pintu tepat dimana suara itu berasal. TRAAANG!!! Tangan kiriku terasa lemas dan melepas wadah cat yang dari tadi kupegang. Sosok itu mengambil langkah ke arahku "Andwe!" Pekikku sambil berjalan mundur, punggungku terus menabrak kanfas dan meja kecil berisi perlengkapan melukis yang berbaris rapi di kelas. Alhasil, kelas menjadi berantakan. Aku tak berani menatap wajahnya, aku hanya memandang kebawah tepat di kakinya. 

Aku berbalik memunggunginya dan mengahdap tembok, kami mematung dan membisu sekitar beberapa dekit "Jangan lihat aku..." Sebuah mukjizat aku bisa berbicara, rasanya begitu mustahil untuk mengucapkan sepatah kata. Tenggorokanku seperti tercekat! Dengan mudah aku mengeluarkan air mata dan aku pun tak dapat menahan isak tangisku. Aku mendengar langkah kakinya "Jangan dekati aku!" Dia diam tak bersuara.

"Hubungan ini tak nyata. Aku tahu itu, hanya aku saja yang terlalu bodoh! Melibatkan perasaan dalam fake relationship ini. Tapi aku ini yeoja, yang selalu membawa perasaan dalam berbagai hal -- tak perduli sekecil apapun hal itu" Air mataku semakin deras, aku melengkapi semua kalimat dengan sedikit sesegukan. "

"We about pretending, pretending to love each other. I'm pretend to love you till i'm forgot that i was just pretending. So ironic, when know you was with someone else and you're my senior. Everday i saw you with her, everday i swallow the pain. I'm dying. This injures is nothing, i feel hurt more than this in my heart" Lututku terasa lemah dan sakit. Aku berpegang pada tembok dihadapanku. Lagi-lagi Kris mencoba mendekat "Don't dare..." Tapi dia nekat mendekatiku dan menyentuh pundakku "Aku bilang jangan!" Aku menepis tangannya dari bahuku. Aku masih memunggunginya.

"Aku tahu kau mencoba untuk menyudahi hubugan ini dengan cara membatasi kontak denganku, kau hanya takut menyakitiku. Kau tak perlu takut. Kau sudah sering melakukannya tanpa kau sadari, Kris-ssi" Aku berbaluk badan dan menghadapnya, aku mendongak sedikit untuk melihat wajahnya "Let's end it up, Kris Wu" Aku mengulas senyum pahit dengan susah payah. Menahan airmata walau pun sangat susah. "Mianhae Yuki-ahh, jeongmal mianhae" Kata maaf melesat dari mulutnya, terdengar pilu. Kata maaf itu membawa sejuta rasa sakit dan juga kebenaran. Aku sudah menebak semuanya dan kata maaf itu mewakili penjelasan atas kebenarannya.

Dia merengkuh wajahku dengan lembut, menyisihkan poniku yang berantakan. Dengan ragu dia memelukku "I'm so sorry, i didn't mean it" Aku tak membalas pelukannya, rasanya begitu sakit untuk menyentuhnya. Air mataku kembali menyeruak. "Even i hate so damn much, i couldn't hate you Kris. I'm too love you" Aku terkekeh getir "I hate that fact!" Dia semakin mempererat pelukannya, tubuhnya bergetar. Dia membenambakn wajahnya di bahuku, aku bisa merasakan cairan hangat membasahi bajuku. Dia menangis "Shh~ You no need to cry. You give me a lesson, i've learn from that" 

Aku mengelus rambutnya penuh kasih sayang "Never accept to be anyone's second choice, I deserve more" Aku melepas pelukannya "Act like never happen between of us after this, go back to her. Don't betray her" Tanganku menangkup wajah ovalnya, ku hapus airmatanya dengan ibu jariku "Goodbye~" Aku berjalan meninggalkannya.

Pernyataan yang kulontarkan tadi semuanya bohong! Aku tak bisa melepas mu, tapi aku mencoba untuk bisa melepasmu. Mengikhlaskanmu. Aku berpura-pura tegar untuk melepasmu, biar kau tak memikirkanku lagi. Just let me keep it all, biarkan aku menyimpan kepedihan dan cinta ini untukmu, Kris...

~ THE END ~

*mewek guling-guling* Ya Allah~~ gw puasa! Jangan nangis! Jangan nangis! Entar batal puasa gw (?) TToTT readers, gw ga tau napa buat ni FF. #AuthorLagiSensitive hope you like it ;__; keep be my loyal readers okay? I love you guys~~ (?) PPYONG!

Jumat, 12 Juli 2013

[Chapter 7 / SMartist FF] We're like dominoes

Title : We're like dominoes
Character : Kris Wu from EXO-M, Amber Liu from F(x), Park Chanyeol from EXO-K, Lixui Liu (OC) and other support cast
Genre : Sad Romance or else? (?)
Author : Baby Krisses atau Ny. Wu Baby Fan (udah ganti nama author -_-")
Language : Indonesia, English (MIXED)
Rating : 17 or older

Jessica Jung

 We're like dominoes, i falling to you and you falling to anyone else. So ironic! 

= = = = = = = = = =

Kami berbelanja ini itu untuk ulangtahun Amber nanti. Selesai berbelanja kami makan dan pulang. 10.30PM wow! Aku sangat kelelahan, sampai di kamar. Aku melihat Sulli sudah tewas di atas kasurnya -_- Aku tanggal uniform dari tubuhku dan langsung tepar diatas kasur. Kebiasaanku kalau sudah malas ganti baju, hanya mengenakan tanktop dan underwear saja e_o

= = = = = = = = = =

"Kalian sudah mengerti rencanaku eoh?" Kami semua mengangguk sigap, kami membahu satu sama lain, hal biasa yang dilakukan saat diskusi kecil saat bermain basket "Wolf!" Pekik Kris, kami membalas berteriak 'wolf' sampai 3 kali di tutup dengan auman layaknya serigala "AWUUU!!" Semua berpencar melakukan rencana Kris begitu juga aku "Lixui" , "Ne?" , Tanpa kau, aku tak yakin ini akan berhasil. Xie xie~" Kris tersenyum hangat, aku membalasnya dengan senyuman juga dan pergi meninggalkannya.

Rencanaku adalah memaksa Amber memakai gaun -_- Itu hal yang sangaaat susah! Kau tahu Amber tidak suka berpakaian feminim. Aku meremas bingkisan yang berisi gaun ini. Ya, aku sudah sampai di depan kamar Amber. Ku ketuk pintu kamarnya dan menunggu pintu terbuka, tak lama kemudian seseorang membuka pintu. TanksGod! Amber yang membuka pintu "Lixui-ah..." Tanpa ba-bi-bu aku langsung masuk dan menarik tangannya.

"Jiejie~ Kau sayang padaku tidak?" Sucha stupid question and I know it -_- Mimik muka Amber berubah, seakan-akan tak mengerti dengan pertanyaanku tadi "Of cours I am, waeyo?" , "If you love me. Wear this thing for me" Aku menyodor dress yang dibungkus dalam kantong butik bernama. Dia membongkar isinya dan melotot "Please~~" Sebelum dia menghujaniku dengan kata-kata terkutuk atau semacamnya, aku memotong duluan (?) -_- 

She just stare to me with palm-face "Ohh come on jiejie! It's just a dress, thing you have to do is put it to ur body. Now!" , "N to the O. NO!" Aku menghela nafas panjang "Okay okay~" Aku tak ada cara lain. Aku masuk memunggunginya, mengeluarkan obat bius, kutuang sedikit di sapu tangan "Kau jahat jiejie" Aku beracting sedang merajuk sekarang -_- "I'm sorry Lixui~ you know, i hate waering dress" Dia menepuk pundakku, aku berbalik dan menyerang hidung dengan obat bius yang kuletakkan tadi.

"HMMPH!!" Dia meronta tapi aku tak melepas tanganku dari mulutnya sampai dia benar-benar pingsan. BRUUUKK!!! Amber pingsan dan jatuh dilantai tanpa bisa ku tampung, yang benar saja! Amber lebih besar dan tentunya lebih berat dari aku -_- "Ayaa! Yihan, jiejie~" Aku mengangkat tubuhnya ke atas kasur dan mulai melecuti pakaiannya dan diganti dengan dress. 

"Jiejie, ternyata kau cukup sexy" Aku cekikkan sendiri melihat Amber sudah memakai dress. Well, I don't know how to use a make-up. Tapi akan kucoba sebisa mungkin, siapa lagi yang mau diandalkan? Anggota club basket semuanya namja. Hanya aku dan Amber seorang yeoja "Okay! Let's do it!!" Aku merogoh kantong long blazer yang cukup besar. Beberapa alat make-up dasar dan seadanya. Aku menghembus nafas berat dan mulai memoles bedak pada wajah Amber.

Memakaikan lip gloss dibibirnya, sedikit blush-on, dan ahh! Entah apa namanya ini. Yang ku tahu benda ini untuk bagian mata -_- Miris sekali mengetahui seorang Lixui, anak bungsu dari pasangan Mr. Liu dan Mrs. Lee tidak mengetahui apa-apa tentang make-up! Setelah selesai dengan wajag Amber, aku menatapnya. Menilai hasil kerjaanku pada wajahnya "Not bad, at least I'm not make you look like perv ahjumaa (?)" 

Handphoneku beerdering, ku angkat dengan cepat tanpa melihat siapa yang menelpon "Yobseo?" Ternyata Chanyeol yang menelpon "Ne, oppa. Oppa, aku butuh bantuanmu. Bantu aku membawa Amber (?)" Dia tak pernah menolak permintaanku walaupun hanya sekali, Chanyeol memang namja yang baik. Atau terlalu baik? Eumm, nan mollayo. Tak lama seseorang datang mengetuk pintu kamar. Aku yakin pasti Chanyeol.


"Untung kau datang cepat oppa. Palli! Sebelum dia bangun" Aku menarik Chanyeol masuk, dia sepertinya takut untuk masuk "Inikan kamar perempuan, aku takut" Katanya dengan polos "Yahh! Kita tak punya banyak waktu oppa. Kalau aku bisa menggotong Amber seorang diri, aku sudah melakukannya" Jelasku. Chanyeol mengangguk dan langsung menggotong Amber keluar dari kamar. Dengan hati-hati dan sembunyi-sembunyi kami menuju gym. Seperti maling saja -_- Ini karena rencana anehnya Kris. Kami merayakan ulang tahun Amber dengan anak-anak club basket saja.


Kami sampai di gym, Amber masih dalam alam bawah sadar (?) Kami mendudukkan Amber di kursi tepat di depan cake berukuran sedang dengan bentuk bola basket. Aku sibuk menutup matanya dengan syal "Sudah selesai! Ayo cepat atur posisi masing-masing" Pekik Kris, aku sibuk kesana-kemari mencari posisi seperti anak ayam kehilangan induk (?) GREEEPP! Kris menarik pergelangan tanganku dan menempatkanku disampingnya.


"Yahh! Apa yang kau lakukan dengan blazer panjang itu?! Kau tidak memakai dress yang ku belikan eoh?" Kris mendelik melihat blazer yang ku kenakan "Aish! Aku lupa!" Aku membuka blazer panjang yang sedari tadi menutupi tubuhku. Mulai dari Kris, Chanyeol dan anak-anak basket lainnya terperangah melihat aksiku tadi. "Wae??" Tanyaku. Kris menggeleng cepat dan mengetuk kepala mereka "Yakk! Apa yang kalian lihat hah? Jangan macam-macam!" Mereka langsung membenahi posisi sambil mengomel.

Aku terkekeh melihat tingkah mereka, Kris sangat lucu ^^' aku senng dengan tingkahnya yang tadi. Ya beginilah rasanya sedang jatuh cinta :3 "Amber bangun!" Pekik Chanyeol tertahan. Kami langsung diam dan bersiap menyerbu (?) "Nghh!" Amber tanpak bingung, dia mencoba untuk membuka syal yang menutupi matanya. Saat dia membukanya kami langsung bersorak dan menghamburkan kertas warna kemana-mana "Saengil chukkahamnida~ saengil chukkahamnida~ saengil chukkae uri Amber~ saengil chukkahamnida~~"

Kami menyanyikan lagu ulang tahun buat Amber dan juga sudah menghidupkan lilin yang sudah berdiri tegak ditengah cake. Dia tanpak terharu, kami datang menyerangnya dengan teddy hug dan memberi selamat. Kris memberikan sebuah kado berukuran besar buat Amber, dia memeluk Amber dan mencium pipinya. DEG! Dadaku terasa sakit seketika. Semua anak-anak bersorak girang melihat kejadian tadi, tapi hanya aku yang diam.

'Lixui-ah, calm down. It's just greeting for her birthday~' Aku mensugesti diriku sendiri. Aku sedikit minder dan memilih untuk tidak banyak ngomong. Entah mengapa mataku tak mau melihat objek lain selain Kris dan Amber, melihat setiap gerak-gerik mereka. Sesekali mereka tertawa, berbincang dan bercanda. Aku melirik jam tangan yang melingkar indah dipergelangan tanganku, sudah jam 10 malam. 

"Lixui, waeyo? Ada yang salah?" Chanyeol duduk disampingku, dia sibuk menyesap sirup yang berada dalam gelas yang dipengannya "Aniya, semuanya baik-baik saja ^^ Aku senang!" Ya, aku baru saja berbohong "Kau bohong!" Dia mencolek pinggangku dan membuat aku terlonjak karena geli "Yakk! Hajiman!" Aku menepuk lengannya dan mencebik kesal "Ahahaha! Jangan mencebik seperti itu atau aku gelitik kau sampai pingsan" Aku menjulur lidahku "Week! Coba saja kalau bisa" 

"Kau yang meminta" Chanyeol menggelitikku, dia berhasil membuatku teriak sambil tertawa (?) "Ehemm!" Amber berdehem keras membuat kami berhenti. Chanyeol mengusap tengkuknya dan aku hanya nyengir kuda. Acara ulang tahun Amber berjalan dengan lancar, kami pulang ke kamar masing-masing dan tentu saja aku dan Amber pulang bersama menuju dorm perempuan.

Kami berjalan tanpa berbicara, aku menggandeng banyak kado begitu juga Amber, sesekali aku meliriknya. Dia bahkan tak meruntuk untuk gaun yang tengah dipakainya, jangankan meruntuk menanyakan padaku saja tidak. Padahal aku yang memakaikan gaunnya. Malah sekarang dia tersenyum-senyum sendiri -_- Aneh sekali! Aku mengantar kado-kado milik Amber ke kamarnya lalu balik ke kamar.

- - - - - - - -

"Oppa, kau aneh sekali. Kenapa senyum-senyum sendiri?" Aku duduk di atas loteng sekolah tepat disamping Kris "Aniya" Jawabnya singkat tapi tak urung menutup senyum gummy nya itu "Kau tampak senang sekali" dan lagi-lagi Kris tersenyum, tiba-tiba saja merebah kepalanya dipangkuanku "Boleh aku tidur sebentar?" Tanya Kris yang sudah memejamkan matanya "Tentu" DEG DEG!!! Akkh! Jantungku. Rasanya tak karuan, saat wajah tampannya dengan tenang tertidur, angin berhembus menerpa lembut rambut coklatnya. 

Mataku tak luput dari wajahnya. Oppa, aku sangat-sangat menyukaimu! Aish! Andai saja aku punya keberanian untuk menyatakannya. Tanganku mulai gatal, rasanya ingin sekali menyentuh tiap inchi wajahnya. Perlahan ku angkat tanganku dan berhenti tepat diatas wajahnya, ku urung. Ku sentuh pelan rambut coklatnya, rambutnya terasa sangat halus dikulitku. Kuberanikan diri menyentuh dahinya dengan telunjukku.

Turun ke hidung bangir miliknya, pipi tirusnya, dagu runcingny. Ragu-ragu jariku merayap ke bibir mungilnya "OUCH!!! Appo!!" Pekikku saat Kris tiba-tiba menggigit jariku. Dia malah tertawa, aku mencebik smbil mengusap jari yang dia gigit tadi "Nappeun!" Gerutuku "Aigoo~ mianhae mianhae" Kris langsung duduk menghadapku, merebut jari yang sedangku elus. CHU~ bibirnya menyentuh jari ku. Jantungku kembali bereaksi, semburat merah dipipiku mulai terlihat kembali, mataku membulat sempurna.

"How about now?" , "Still hurt" Jawaban yang sangat konyol, padahal aku hanya ingin dia tetap melakukan itu padaku (?) hahaha! Nice try Lixui! CHU~ kali ini Kris mencium tapak tanganku dengan lembut "It getting better~" Dia tersenyum manis padaku dengan tangannya yang masih menggenggam tanganku. Entah efek apa ini, tiba-tiba saja segalanya berubah jadi slow motion dan dia terlihat sangat-sangat tampan seperti angel. Sinar matahari yang tadinya menyilaukan sekarang berubah menjadi biasan kuning yang indah, angin dengan lembut menerpa setiap inchi tubuhnya seakan takut merusak penampilanya.

I'm so dead crazy in love with you, Kris. "Excuse me" Entah setan apa yang merasuki tubuhku, aku langsung mendekap tubuh jangkungnya erat "You such a spoiled girl" Dia menepuk-nepuk pelan kepalaku. Aku hanya diam dan menikmati moment ini. Warm n comfort, that's i feel right now. I wouldn't let this hug for anyone else. I'm such a selfish, selfish cuz you Kris.

- - - - - - - - - -

"Jiejie, kenapa kita tak pulang??" Aku menekuk mukaku "Dad said, we have to learn earn own money in here. If u didn't you haven't money to eat" , "WHAAATT???" Pekikku "Yakk! Tidak perlu berteriak seperti itu" Amber mengusap telinganya "Jiejie, kau serius? Why daddy so mean? Aish! Terus kita kerja apa?" , "Dia melakukan itu agar kita mandiri, terserah yang penting halal (?)" Aku hanya komat-kamit mendengar jawaban tak senonoh dari Amber. Dia sibuk sedang bersiap-siap untuk pergi bekerja. "Aku pergi dulu, kau carilah pekerjaan jangan diam di dorm saja" Amber meng-advice-ku. 

Amber pergi dan sekarang aku sendiri. Menyebalkan sekali! Aku keluar dari kamar, berjalan menyusuri koridor. Kepalaku masih mengingat saat aku memeluk Kris, aku terus berfikir. Berfikir untuk menyatakan perasaanku padanya. Iya, tidak? Iya, tidak? Iya, tidak? IYA! Aku rasa aku sudah mantap, ehh! Tapi tunggu. Apa yang akan ku berikan padanya?? Ahh nan mollayo. Kenapa tak berikan saja boneka kesayanganku ACE <3 keke.

Aku berbalik arah ke dorm yeoja "Lixui! Kau tidak pulang eoh?" Aku rasanya ingin sekali berubah menjadi liliput, berharap empu dari suara yang memanggilku tak melihat aku "Ne, aku tidak pulang" Aku berbalik badan dan menyengir kecut pada Kai (?) "Kalau begitu ayo kita jalan" Dia menarik tanganku "Ta-tapi.." Kai tak memperdulikan ku dia tetap menarikku keluar dari sekolah dan berjalan bersama.

Aku tak pernah melihat Kai severia ini saat disekolah, dia bahkan lebih aktif berbicara. Aku tak melihat usahanya untuk membuat wajah imut, itu pure. Pure expression dari wajahnya saat aku hanya bergumam menanggapi ocehannya, dia selalu mencoba skinship denganku. Aku selalu menolaknya dengan pelan, dia tahu itu. Lagi-lagi wajah kesal yang terlihat imut itu muncul dari wajahnya "Waeyo? Kau tak suka jalan-jalan denganku? Kau tak suka jika aku menyentuhmu?" Mulai lagi. Aku sangat tidak suka tingkahnya yang satu ini.

"Kai, aku... Ah! Entah harus bagaimana harus mengatakannya padamu. Kai-ah, hubungan ini terlalu dipaksakan. A-aku tak bisa" Dia menundukkan wajahnya, aku mulai merasa bersalah melihatnya sedih "Hehe, hanya aku yang terobsesi. Ironis sekali" Dia terkekeh, senyum yang dipaksa. Aku bisa lihat itu "Mianhae sudah mengganggumu" Dia hanya menatap wajahku sepintas dan berjalan memunggungiku. Aku tahu itu rasanya sakit tapi... Aku tak bisa berpura-pura lebih lama. "Mianhae" Kai bahkan tak menangis, malah aku yang menangis.

~ TO BE CONTINUE ~ 

Kekeke xD sorry lama postingnya!