Senin, 15 April 2013

[One Shoot FF / Yang Seungho] Let's talk about EGO

Title : Let's talk about EGO
Character : Yang Seungho from MBLAQ, Jessy Park (OC)
Chapter : One shoot
Genre : Sad romance
Rating : 17+

Yang Seunho

Hallo Hallo~~ xD Author Baby nongol disela kesibukkan kerja yang ga ada habisnya (?). Maaf ya, FF We're Like Dominoes nya ga disambung .__. Author lagi ga dapet feel (?) #plaaakk #alasan >< . Okehh, ini FF curahan hati sang author yang habis dilanda galau (?) FF ini saya dedikasikan untuk "dia" yang sudah menduakan aku TT___TT . Chekidot!!!

= = = = = = = = = =

 Judgement is about EGOISTIC

* * * 

__Jessy POV__

"Imo, kita mau kemana?" Aku terus mengekori langkah kaki imo "Kita akan ke jeju island" Jawab imo tanpa menoleh ke arahku, dia terus berjalan sambilk mengawasi jalan didepannya "Bukannya umma mu sudah bilang?" , "Ani ani, umma tak ada bilang apa-apa padaku" Aku menjawab sambil menggeleng-gelengkan kepala. Imo duduk di seat dalam waiting room "Terus kita tunggu siapa?" Aku ikut duduk disamping imo "Asisten imo" Aku mengangguk. 

Imo sibuk dengan handphone-nya, aku maklumi itu karna dia seorang direktur disebuah perusahaan design interior. Aku memandang keadaan sekitar waiting room yang tenang untuk mengusir rasa bosan yang mulai menguasai diriku. Tak lama aku melihat seorang namja berambut coklat tembaga, berpipi chubby, bermata sipit dan mengenakan Kemeja kotak-kotak berwarna hijau pudar dipadu dengan bawahan jeans berwarna hitam. Namja ini cukup menyita perhatianku "Annyeong~ noona~ aggashi" Aku masih terpukau melihatnya sampai-sampa tak menyadari namja itu menyapa imo dan aku.

"Ahh! Yang Seungho-ssi! Kau ini membuat kami menunggu lama saja. Kajja!" Tanpa berkenalan atau apalah (?) imo sudah meninggalkan kami dan boarding pass. "Yang Seungho imnida~" Dia tersenyum dan menyodorkan tangan padaku, aku membalas jabat tangannya "Park Jessy imnida. Panggil saja JC" 

- - - - - - - - - -

"Anggap saja seperti rumah sendiri" Seungho menyungging senyum ramahnya saebelum meninggalkan aku berdua dengan imo dikamar. Rumah pamannya memang tidak terlalu mewah, tapi interiornya sangat pas dan terkesan simple "Ottoke?" Tanya imo singkat "Apanya?" Aku bertanya balik pada imo "Dia, Yang Seungho?" Aku menyernyitkan dahi dan mengambil waktu beberapa detik untuk berpikir "Ahh! Imo! Jadi imo mengajakku ke jeju karena ingin menyomblangkan aku dengan Seungho??" imo terkekeh geli "Ne! Bagaimana menurutmu?" , "Keren! Kekeke" Aku pun ikut terkekeh.

- - - - - - - - - -

"KYAAAHH!!! Seungho-ah! Apa yang kau lakukan??! Keluar keluar keluaaarr!!!" Aku berteriak histeris saat Seungho masuk dalam kamarku, itu tidak akan menjadi masalah jika aku tidak sedang ganti baju. Tapi aku sedang ganti baju sekarang! Aku sibuk menutupi tubuhku yang hanya berbalut two pieces dengan handuk, aku mencampakkan semua barang yang ada didekatku. "Aww! Aiish! Mianhae mianhae~" Seungho langsung ngacir keluar dari kamarku. Aku langsung mengenakan t-shirt oversize dan hotpant, aku keluar dari kamar. TUUUKK! "Paboyaaa! Kau mau mengintip aku sedang ganti baju ya? Dasar mesum! Rasakan ini!" Aku terus mengeroyoknya dengan memukul-mukul tubuhnya.

"Aww! Mianhae, mianhae, aku tak bermaksud mau mengintipmu. Aww! Appo" Aku tak memperdulikannya dan terus memukul "Yakk! Ada apa ini??" Imo datang menghampiri kami "Dia mengintip aku sedang ganti baju, imo!" Tudingku "Mwoyaaa? A-aniyooo! Aku tak bermaksud mau mengintipnya, niatku hanya ingin mengajak dia jalan-jalan. Kenapa malah aku dituduh yang tidak-tidak?" Bantah Seungho "Kau tak tau tata krama! Apa kau lihat pintu disana? Ketuk pintu sebelum masuk! Aish! Jinjja" Aku mengendus kesal. Imo terkekeh pelan "Kalian ini seperti anak-anak saja. JC-ah, Seungho tidak sengaja~ Kalian harus baikan sekarang. Ayo!" Seungho mengulur tangan kanannya "Sorry" Aku hanya melirik tangannya dan melirik si pemilik tangan itu "Ne" Aku menjabat tangannya seperti acuh tak acuh. "Pergilah jalan-jalan :) Kalian lupa sekarang kita di jeju island?" 

- - - - - - - - - 

"Arrgghh! Stupid box!" Aku melihat Seungho tengah sibuk packing barangnya, dia tanpak kesulitan. Aku menghampirinya "Give it to me, sucker" Aku mengambil selotip yang dia pegang "Apa? Sucker??" Aku tak menggubrisnya dan langsung memplester box berukuran sedang itu. Seungho diam sambil memerhatikan aku bekerja "Kau melakukannya dengan sangat rapi" , "Aku ahlinya melakukan hal seperti ini, ada yang bisa ku bantu lagi tuan Yang?" Dia tersenyum "Ani nyonya Yang~" Aku membelalakkan mata, apa? Nyonya Yang? Nugu? Aku? Hah? Apa maksudnya? "Mwo? Nyonya Yang? S-siapa?" Tanyaku keheranan "Sudah malam, tidur lah. Besok kita akan pulang ke Seoul" Seungho mengelus pucuk kepalaku, dia mulai mengalihkan pembicaraan "Kau belum menjawab pertanyaanku" , "You are, stinky" Seungho mencium ketiakku (?) kilat dan berjalan meninggalkanku "You are?" Aku mengulang kata-katanya. Otakku masih berjalan sangat lambat.

- - - - - - - - - -

"Apa kita pacaran sekarang?" Seungho melirikku yang sedang duduk anteng di seat mobil sambil mendengarkan musik "A-apa??" Aku merubah posisi duduk dan mengarah padanya "Kau ini benar-benar lambat tangkap! Tak seperti tantemu. Aish!" Aku memutar bola mata dan mencebikkan bibir "Kita sudah terlalu dekat (?) kedekatan kita bukan seperti seorang teman, melainkan seperti sepasang kekasih" , "Ohh! Okay, sekarang aku mau dengar kau memintaku untuk mejadi yeojachingu mu (?)" Seungho menaikkan sebelah alisnya, keningnya mulai berkerut "Kekeke! JC-ah, kau terlalu blak-blakkan. Baiklah kalau begitu! Nona JC, maukah kau menjadi yeojachingu ku?" Aku mengangguk cepat "Ne, aku mau Tuan Yang!" Dia meraih tanganku dan mendaratkan sebuah kecupan disana.

- - - - - - - - -

"Yobseo, Seungho-ah. Apa kau bersama JC?" , "Tidak, waeyo imo?" , "JC keluar dari pagi, sampai sekarang belum pulang juga. Handphonenya tidak aktif" Aku sedari tadi menahan tawa "Mwooo?! Ahh, baiklah imo. Aku akan mencarinya" Suara Seungho terdengar gelisah dari seberang sana. Setelah mematikan sambungan telepon, aku tertawa terbahak-bahak. Aku meletakkan handphone imo pada tempatnya semula. Yes babe, aku mengerjai Seungho. Dia pasti sangat khawatir sekarang. Dasar Seungho pabo, masa tidak bisa membedakan suara imo dengan suaraku? Tak lama kemudian handphoneku berdering, aku yakin itu pasti dari Seungho. 

Aku langsung meraih handphoneku dan mengangkat telepon darinya "Yobseo~ Wae chagiyaaa?" Aku sengaja mengeluarkan suara manja, karna aku tengah mengerjainya :D "Yakk! Kau dimana ha? Imo bilang handphone mu tak aktif tadi" Dia langsung menyemburku "Aku baru pulang. Mana ku tau, handphoneku selalu aktif kok" Jawabku santai "Aish! Kau keluar dari pagi dan baru pulang jam 10 malam. Kemana saja ha? Jangan kemana-mana lagi? Arra?? Aku akan kesana" Tanpa menunggu jawaban dariku dia sudah memutuskan sambungan telepon "Kekeke" Aku terkekeh geli karena responnya yang lucu (?) itu. "JC-ah, imo keluar sebentar ya? Jangan keluar, sudah malam" Kata imo sambil lalu "Yes ma'am!" Pekikk. Home alone~ Nahh! Sebentar lagi Tuan Yang itu akan kerumah juga.

25Minutes later...
Ting Tong! Bell berbunyi, aku sangat yakin itu adalah Seungho. Aku berlari kecil dan membuka pintu "Ohh, hi!" Aku menyambutnya dengan senyum lebar tapi Seungho tak mengukir senyum sedikitpun dibibirnya. Dia sepertinya benar-benar marah "Ayo masuk" Aku mengambil langkah mundur untuk memberinya jalan masuk. Dia masuk dan masih tetap tak buka bicara "Kau mau minum? Biar ku ambilkan" Aku baru melangkah Seungho sudah menahan tanganku "Duduk!" Perintahnya. Aku pun menurut dan duduk disebelahnya "Kemana saja kau?" Tanyanya tanpa menoleh ke arahku "Jalan-jalan" , "Sama?" , "Kris" Seungho menoleh dan menatap tajam kedua manik mataku "Siapa dia?" Suaranya menggeram tertahan, dia benar-benar marah sekarang. 

Hahaha! "Dia... Dia... Dia..." , "Siapa?!" Bentaknya, sepertinya dia sangat penasaran plus cemburu. Lucu sekali! Tapi aku tak suka dibentak seperti itu "Yah! Jangan bentak aku seperti itu" , "Cepat katakan siapa dia??" Nadanya masih meninggi "Chagiya~ jangan emosi seperti itu" Aku mengelus pundaknya "Yang tadi menelponmu itu bukan imo tapi aku" Dahinya mengukir kerutan-kerutan, jelas saja dia bingung. Beberapa detik dia gunakan untuk mencerna kata-kataku dalam otak "Yakk! Aish jinjja! Yakk!! Nooo! (?)" Aku tertawa keras melihat ekspresinya yang lucu itu "Kau mengerjaiku? Yahh! Park Jessy, kau mengerjaiku eoh??" Aku mengangguk untuk mengiyakan pertayaannya "Nappeun!" Dia terus menggerutu kesal, sedangkan aku tetap menikmati hasil keusilan yang kubuat. 

"Kau tau, kau mengkhawatirkan mu!" Aku mencoba berhenti tertawa namun sulit, ku seka air mata yang mengambang dipelupuk mata. Aku terlalu banyak tertawa "Mianhae chagi~" Aku merangkul pundaknya yang bidang "Jangan begitu..." Lirihnya. Aku merasa keadaan terbalik, sekrang aku seperti seorang namja yang sedang membujuk yeojachingu nya yang sedang merajuk "Aku janji~~ Come here chubby cheeks" Aku merentangkan lenganku lebar-lebar, Seungho berhambur memlukku erat. Aku membalas pelakukannya erat -- ku belai rambut pendeknya yang berwarna coklat tembaga itu "Maafkan aku ya?" Dia hanya mengangguk dalam pelukanku "Kau ini jahil sekali" , "Hehe, mianhae~

Aku melepas pelukan "Siapa Kris itu?" Seungho bertanya seperti anak umur 6 tahun bertanya pada ibunya. Aish! Aku tak bisa pungkiri, dia benar-benar menggemaskan! "Dia adalah... Idolaku!" Aku menunjukkan foto Kris Wu (?) "Ohh... Dia jelek (?)" Ejek Seungho "Yakk! Enak saja! Kau bilang Kris jelek? Pria setampan ini kau bilang jelek?" Mataku membulat lebar dan menatap matanya dengan sinis "Kekeke! Aku hanya tak suka kau menggilai laki-laki lain selain aku" Kata-katanya barusan membuatku luluh "Aku ini orang yang objective, aku boleh menggilainya atau siapa saja (?). Tapi kau lah satu-satunya namja yang aku cinta. I'm Yours" Jawabku mantap.  Seungho mengeluarkan senyum gummy yang sangat aku sukai.

Perlahan dia mendekatkan wajahnya ke wajahku "May I?" Desisan bisikkannya menerpa bibirku, tanpa menunggu izin dariku bibir merahnya mengecup bibirku dengan lembut. Entah sejak kapan aku menutup mata, kedua lengannya meraih pinggangku. Dengan sangat gampang dia menggeser tubuhku mendekat dengan tubuhnya -- aku mengalungkan lenganku dilehernya. Seungho mulai bermain, lidahnya menjilat-jilay bibirku. Aku masih menutup bibirku, aku takut dengan apa yang akan terjadi jika ini berlangsung lebih lanjut. Dia mengigit pelan bibirku, lama-kelamaan dia seperti memaksakan aku untuk membuka mulut. Seungho menjatuhkan tubuhku diatas sofa, dia menindihku. Kontak kami tak putus-putus, aku menyerah, aku pasrah, ku buka mulutku sedikit.

tanpa meunggu lebih lama, lidahnya menerobos masuk kedalam rongga mulutku. Bermain dengan lidaku, mengabsen setiap deretan gigi. "Engghh!" Erangku saat Seungho mengigit lidahku. Keadaan semakin panas, nafsu sudah mengusai Seungho. Dia seperti setan yang kehausan. Ciumannya kini turun keleherku. Dia mengigit, menghisap kulit leherku dan menghasilkan kiss-mark disana "S-seungho-ah, hajima..." Akhirnya dia berhenti, dia membuka matanya perlahan. Matanya memerah menatap kedua manik mataku dengan teduh, aku membelai wajah tampannya lembut. Aku berusaha menetralkan (?) keadaan yang sudah diluar kendali ini -- aku tak mau hal yang tak diinginkan akan terjadi.

"Bukan begini caranya" Susah payah aku mengeluarkan suara, serasa kerongkonganku tercekat -- tak mampu berbicara karena kejadian tadi "Terus bagaimana?" Aku mecium ujung hidungnya yang bangir itu "Begitu juga sudah cukup ^^ " 

- - - - - - - - -

"Aku cape..." Raut wajahnya begitu asing, aku tak pernah melihatnya seperti ini sebelumnya. "Hmm?" Gumamku "Aku cape harus seperti ini terus. Apa sih yang aku minta darimu? Tidak banyak, JC. Aku hanya minta kau lebih menjadi perhatian, kau sepertinya tak pernah memperdulikan aku" Aku terdiam. Aku sibuk bergelut dengan pikiranku sendiri, perlahan pikiran buruk mulai menguasai otakku. Aku membayangkan akhir dari hubunganku dengan Seungho 'Arrggh! Andweee!!!' Pekikku dalam hati. 

* * *

"Kau tahu, selama ini kau selalu mengacuhkan aku. Kau tak perduli denganku, bahkan kau tak pernah cemburu padaku. Mereka bertanya, apa JC tak cemburu jika kau berdekatan dengan yeoja lain? Aku hanya bisa jawab, Ani... Mereka bilang, kau harus hati-hati! Mungkin JC tak mencintaimu" Panas mulai menjalar keseluruh tubuhku "Jadi kau lebih percaya kata orang? Seungho-ah, kau tahu sendiri seperti apa aku ini. Aku yeoja cuek, aku bisa berbasa-basi untuk hal seperti itu. Terkadang aku juga merasakan cemburu, tapi rasa percayaku lebih kuat" , "Aku tahu itu sifatmu, tapi... Tak bisakah kau berubah untukku?" Aku diam tak menjawabnya "Kau egois, JC. Kalau kau sayang padaku, berubahlah! Aku meminta banyak padamu, kenapa kau selalu mengabaikan permintaanku?" 

Aku masih tetap diam, aku tahu aku salah. Tapi... Akkhh! "Sudahlah, mungkin lebih baik kita mulai menjalani hidup sendiri-sendiri" DEG! Aku merasakan seperti sebilah pisau tajam menghujam jantungku. Sakit! Sakit sekali! Mataku merespon lebih cepat, cairan bening dan hangat mulai tumpah dari pelupuk mataku "M-mwo?" , "Kita sudahi semuanya" Jelas Seungho tanpa menatapku "Lihat aku! Kau serius?" Aku meraih wajahnya untuk menatap wajahku "Ne, aku serius" Air mataku semakin deras.

"Hajima... Seungho-ah, tolong jangan katakan hal itu. Tolonglah mengerti keadaanku, aku sedang melalui masa sulitku. Aku lelah dengan rutinitas gila yang tak ada henti disetiap harinya. Jangan menambah bebanku, beri aku waktu untuk memperbaiki semuanya. Tolonglah~" Disatu sisi aku merasa jijik pada diriku sendiri, aku mengemis? Ya! Aku mengemis padanya. Di lain sisi aku tak memperdulikan rasa gengsi itu "A-ani..." , "Jebal!! Seungho-ah, give me a chance" Lagi-lagi aku memininta-minta padanya "JC-ah~ ambil saja hikmahnya, mungkin dikemudian hari kau akan menemukan namja yang lebih baik dari pada aku" , "Stop it!! I wont! I wont the other, i just want you!" Tangisku makin meledak, aku memluk tubuhnya dengan erat. Aku tak mau melepaskannya, aku tak bisa melepaskannya.

Biasanya dia selalau membalas pelukanku, tapi sekarang tidak. Bahkan untuk menyentuhku pun tidak. Pikiranku kalut "Seungho-ah, jebal~" Deruan nafasnya yang tenang terdengar ditelingaku, sesekali dia menghela nafas berat dan panjang "Baiklah, satu bulan. Aku mau kau menadi yang seperti yang selama ini aku inginkan" Aku meleraikan pelukan. Aku menyeka kasar air mata yang masih menempel dikulit pipiku "Benarkah?"Dia mengangguk pelan.

Entah mengapa, walaupun dia sudah memberikan aku kesempatan aku masih tetap merasa tak nyaman (?) Bodohnya aku yang masih menangis "Jangan menangis lagi" Seungho menyeka buliran air mata yang turun dengan ibu jarinya. Aku tak melihat senyumnya yang sangat ku sukai itu "Kenapa kau tak tersenyum? (?)" Dia memaksakan bibirnya untuk tersenyum. Aku tak suka senyum terpaksa ini, senyuman itu membuatku takut. Takut akan kehilangannya.

- - - - - - - -

To : Chubby Babe
| Annyeong~ Chagiya, nanti malam kita kemana? ^^ |

Aku menoleh ke arah kalender yang berdiri tegak dimeja kerjaku. Sekarang hari sabtu, aku harap malam ini bisa mencairkan ketegangan yang ada diantara kami berdua. Tak lama kemudian handphoneku bergetar.

From : Chubby Babe
| Annyeong~ Malam ini? Sepertinya tidak ada acara kemana-mana, aku ingin bicara. |

DEG!! Lagi-lagi ini. Jantungku seperti berhenti berdetak dalam beberapa detik -- Apa dia ingin membicarakan itu lagi?  Aku langsung membalas pesannya, jari-jariku dengan lincah menekan layar touch iPhone kesayanganku.

To : Chubby Babe
| Kau ingin membicarakan itu lagi? |

From : Chubby Babe
| Ne, mianhae~ |

Akh! Apa lagi ini? Kenapa dia menjadi seperti ini? Air mataku tak terbendung, aku tak bisa menahannya. Terlalu sakit, rasanya sesak. Hampir saja aku tak bisa bernafas. 

To : Chubby Babe
| Kau bilang, kau memberikan aku kesempatan. You'll dump me? |

From : Chubby Babe
| Mianhae~ Keadaan sudah berubah sekarang. |

Aku menundukkan kepala dan mulai menangis sejadi-jadinya "JC-ah, mana design wedding dress kemarin? Apa sudah selesai? Kostumer kita sudah datang untuk melihatnya" Minkyung masuk kedalam ruanganku tanpa mengetuk, hingga aku kelabakkan memungguinya untuk menutupkan wajahku yang sembab karena menangis "Ah! Ne, sudah selesai. Aku akan keluar sebentar lagi" 

- - - - - - - - - -

"Apa kau bisa kontrol emosi? Berjanji untuk tidak berbuat hal yang negatif" Pinta Seungho. Aku tak menggubrisnya, aku hanya diam -- Aku berusaha untuk menguatkan mentalku, karena aku sudah yakin dia akan memutuskanku. "Pernahkah aku mengenalkanmu pada keluarga ku?" Tanya Seungho, aku membalas dengan gelengan pelan "Itu karena dari awal aku tak yakin untuk menjalankan hubungan denganmu, semua wanita dikeluargaku sukses, mandiri, dan taat agama. Aku tak berani mengenalkanmu pada mereka, karena kau tak seperti mereka. Terkadang kau lupa beribadah, kau tak bisa memasak, kau terlalu manja"

Mulutku terbungkam rapat, kata-katanya sangat mejatuhkanku. Aku rasa ingin mati saja! "Beberapa minggu yang lalu aku dari daegu ke rumah halmonie, dia mengenalkanku pada seorang yeoja" Akhirnya aku menatap wajahnya, kenyataan apa lagi yang kau berikan padaku Tuhan? Aku merasa paru-paruku terhimpit, begitu sulit untuk bernafas dengan benar "Dia yeoja yang baik, dia kuliah jepang sekarang. Dia perhatian, dia tak pernah lupa mengingatkanku untuk beribadah setiap minggunya. Aku punya prinsip, bahagiakanlah keluargamu sebelum mereka tiada. Dan aku juga lelah untuk membagi dua hati, dua pikiran" MODUS! Bajingan kau Seungho! Aku benci kau! Dalam hati aku terus mengutuk dirinya.

"Kita sudahi hungungan ini, sekarang kita jalani hidup sendiri-sendiri" Waktu seakan-akan berhenti bejalan, aku seperti terkurung dalam ruang hampa udara. Aku sempat tak bernafas ntuk beberapa dekit, seketika aku merasa hampa -- yang tadinya banyak suara orang berbincang, kini menghilang begitu saja. Mereka tanpak seperti berbicara tanpa suara, mulutku hanya terbuka sedikit tapi tak mampu mengeluarkan suara. Aku meraih tissue dan menampung air mata yang turun membasahi pipi "Apa kau sudah selesai?" Tanyaku disela tangis "Ne" bisiknya pelan. Aku langsung pergi meninggalkannya

= = = = = = = = = =

Aku mengedipkan mata untuk menyadarkanku dari lamunan panjang dan perih, bulu mataku masih basah karena aku belum juga berhenti menangis. "Aku bisa menerima semua ini walaupun susah, tapi aku tak menerima perkataannya saat memutuskan aku. Seakan-akan aku ini sangat buruk. Onnie~ dia menduakan aku, dia mencampakkanku, dia menghakimiku. Siapa yang egois disini? Apa dia tahu judgement is about egoistic?!" Aku menumpahkan rasa sakit bersama air mata yang jatuh. Rasa sakit ini tak ada habisnya, selama dia tak meminta maaf padaku. Aku hanya bisa mengikhlaskan semuanya, aku hanya bisa menerima rasa sakit yang dia torehkan dihatiku. Aku tahu Tuhan mempunyai rencana yang indah dibalik semua ini~~

~ THE END ~

Dasar bangsaaaatt! Sialaaaan lu! ToT)/  Mati sonooo! (?) #AuthorMulaiGaWaras -__-" yahh, begitulah ceritanya. Maaf buat Seungho oppa atas makiannya xD bukan kamu kok :3 wkwk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar