Sabtu, 20 April 2013

[One shoot FF / Choi Seunghyun TOP] When Bingu and Bakka meet

Title : When Bingu and Bakka meet
Character : Choi Seunghyun aka TOP, Rei Usagi (OC), Miyavi (cuma numpang lewat nama doang -_-")
Author : Baby Krisses ^-^
Genre : Romance, weirdness n silliness (?)
Rating : 17+

Choi Senghyun aka TOP

"Love in silliness"

= = = = = = = = = 
__Rei Usagi POV__

"Aku cape... Pergilah! Jangan ganggu aku. Hush hush~" Aku mengibas-ngibas lemah kedua tanganku seperti mengusur anak kucing yang kehilangan induknya (?). TOP tak juga menjauh dia tetap memainkan rambut coklat tembaga terang milikku "Andweee!" Rengekku sambil mengacak rambutku, aku berusaha fokus menyelesaikan design yang hampir selesai "Main jauh-jauh!" Aku melempar bola ke sembarang arah lalu memandang TOP dengan tatapan Kau-Pergi-Sekarang-Juga (?)  "Kau pikir aku ini kucing?" Runtuk TOP dengan suara bass-nya itu "Aku tidak berkata seperti itu Tuan Choi, kau yang bilang sendiri" Jawabku enteng.

20 menit berlalu. Tampaknya TOP sudah mulai bosan menggangu ku "Aish! Aku bosan!" Dia menggerutu kesal, kini dia ikut duduk dilantai tepat disebelahku. Aku bisa merasakan sepasang mata tajam itu tengah memerhatikanku yang sedang menyelesaikan design, sungguh! Aku paling benci diperlakukan seperti ini, aku akan kehilangan kosentrasi. Perlahan aku coba untuk mengabaikannya.

5 Menit berlalu. Sepertinya ada yang dia lakukan disana, aku yang penasaran langsung melirik kearahnya sedikit. DDANG! Oke! That's it! "EHH!!" Aku mengetuk pucuk kepalanya. Dia menunjukkan ekspresi anehnya itu "Kekeke! Wae? Wae? Wae?" Bukannya mengerang kesakitan malah menyengir kuda (?) "Bingu TOP! Kau ini kenapa??" Pekikku. Aku sedikit emosi karena kerjaanku tak selesai karena ulahnya "Yakk! Bakka! Jangan panggil aku Bingu -_-" Aku hanya bosan, ayolah temani aku bermain~~" Dia mengeluarkan aegyo-nya yang menurutku super duper aneh "Setelah itu jangan ganggu aku bekerja, arraseo?" Dia mengangguk cepat seperti anak umur 6 tahun.

TOP membimbing tanganku, kami masuk menuju kamar. Mataku sedikit iritasi dengan kamar ini, semua berdekorasi pink dan penuh mainan, aku tak bisa berbuat apa! Demi bayi besar ini, aku mengalah. Dia yang menentukan dekorasi kamar, sungguh aku tak nyaman dengan semua ini. Tapi apakan daya, aku ini hanya seorang istri -- Seorang istri harus menurut pada suaminya. Itulah yang dikatakan ibu, bakal saja itu amanah dari ibu. Kalau tidak, jangan pernah harap aku mau menuruti semua perkataan namja gila ini. Wajahnya saja yang seram, tapi kepribadiannya sangat konyol. Aku yakin perempuan lain tak akan sanggup mengahadapi namja konyol dan random ini, karena aku juga konyol (?) Kami menjadi pasangan yang KLOP!

"Biar aku saja yang menentukan main apa malam ini" Aku mendahuluinya "Ne!!" Pekik TOP dengan suara aneh (?) Aku mengambil boneka dan duduk di atas kasur "Ambil satu boneka" Perintahku. Dia mengambil satu boneka lalu duduk berhadapan denganku "Aku sedang tak ingin bermain, aku cuma ingin bernostalgila denganmu (?)" , "Yah! Yang benar nostalgia" Koreksinya "Whatever~ -__-' Bingu, lihat aku!" Aku meluruskan arah pandangnya ke wajahku "Kenapa?" Tanyanya bingung "Diam! Focus dan serius (?)" Dia mulai menatapku serius. Mimik muka yang tegang, sepasang mata yang redup dan tajam, bergantung hidung bangir plus bibir kucing miliknya. Ahh! Aku masih mimpi! Namja ini milikku "Aigooo~!! Bingu, aishiteruyo! You're mine right? (?)" Aku menangkup wajahnya dengan dua tanganku, sesekali aku mencubit pipinya.

Dia hanya melongo innocent "Kau ingat bagaimana cara kita bertemu?" Tambahku, aku melepas tanganku dari wajahnya "Aku ingat hingga ke detailnya" Aku mulai mengatur posisi, terlungkup dengan tangan menadah dagu, TOP juga ikut terlungkup disebelahku.

__Rei Usagi POV__

- FLASH BACK -

__TOP POV__

"Ahh! Aku sudah muak dengan semua ini, aku tak mau masuk militer! Eomma, kenapa kau selalu memaksaku eoh??" Aku pergi keluar, serasa ruangan didalam rumah sangat terbatas ingga aku sulit untuk mendapat oksigen. Eomma sedari tadi berteriak memanggil namaku tapi aku mengabaikannya. Entah kemana langkah kaki ini membawaku, aku hanya berjalan menyusuri pinggiran jalan kota Seoul yang disesaki banyak manusia. Mataku menangkap sebuah kertas advertising yang tertempel didinding bangunan "Jepang?" Iklan tentang travel ke jepang, aku mulai berpikir, sepertinya melarikan diri ke jepang untuk sementara bukanlah ide buruk. Aku juga bisa berbahasa Jepang, walaupun berlepotan (?).

* * *

"Eomma! Aish! Dimana bus travelnya? Apa aku ditinggal?? Ahh! Sial!" Aku tak tau jalan, uang cash pun tak punya ditambah sekarang sudah jam 10 malam. Aku duduk di tembok bangunan seperti pengemis, tak lama kemuadian "CLENG! (?)" Suara uang koin jatuh, mataku menangkap beberapa koin dijalan tepat didepanku. Seorang yeoja berambut lurus panjang sepinggang berwarna coklat tembaga terang itu baru saja mencampakkan uang koin padaku. Dia pikir aku ini pengemis! "Hey! Tunggu!" Aku memungut uang koin itu dan mengejarnya, aku mendahuluinya dan berhenti didepannya. DEG! Tiba-tiba saja hatiku jadi cenat-cenut (?) melihat wajah perempuan negeri sakura ini. 

Poni ratanya yang sejajar dengan alis dan rambutnya yang terurai membingkai indah wajahnya, kulitnya putih pucat, berwajah kecil, berhidung kecil dan mancung, bibirnya pun mungil, matanya berwarna coklat terang, pupilnya besar, she perfect like a barbie. "Kau mengahalangi jalanku" Yeoja ini berhasil membuyarkan lamunanku "Ahh! Maaf, kau yang mencampakkan koin ini?" Aku memberinya "Kau tak membutuhkannya? Sudah dikasih malah tak mau menerima" Celetuknya dan mengambil koinnya dari tanganku (?) "Kau pikir aku ini pengemis?" , "Bukankah pengemis selalu duduk dipinggir jalan" Aku rasa yeoja ini terlalu innocent -_-'

Akhirnya kami bercekcok lama hanya karena beberapa koin (?) Tapi aku menyerah saja. I think i have a crush! "Apa kau punya pacar?" Tanyaku asal (?) "Eh! Nanii? Umurku sudah 20tahun, tentu saja aku sudah punya pacar!" Dia menyerobot dan beralan meninggalkanku. Heh? Yang benar saja, umurnya baru 20tahun tapi bertingkah seperti sudah dewasa. Aku saja sudah 26tahun tidak pernah berfikir dewasa (?) "Tunggu!" Cegatku "Aku tersesat, aku warga Korea Selatan. Tolong aku" Dia akhirnya berbalik "Jadi dari tadi kau sengaja berdebat denganku hanya ingin meminta tolong?" , "Tidak! Aku memang bukan pengemis, aku hanya menjaga martabatku sebagai laki-laki tampan (?)" Ahh! Pabo... Apa yang baru saja ku katakan? "Kelakuanmu membuat aku mengurung niat ingin membantu!"

"Tunggu!" Aku menarik tangannya "Yahh! Lepaskan aku! Sekarang kau membuatku takut!" Aku jadi kalang kabut, aku tak bermaksud menakutinya. Dia berlari terbirit-birit (?) Aku langsung mengejarnya. 

Perempuan ini tak tahu lelah, sudah 10 menit berlari, namun dia tak berhenti juga. Aku sudah hampir kehilangan nafas, dia tanpak masuk dalam sebuah apartemen yang terlihat sedikit kumuh. Aku terus mengikutinya hingga sampai dia tengah membuka pintu apartemennya, aku memberanikan diri untuk menghampirinya "Yahh...!" Aku langsung membungkam mulutnya dengan tanganku "Ssstt! Jangan berteriak" Aku menariknya masuk kedalam apartemennya "Jadi kau mengikutiku?!" Aku tak menggubrisnya, mataku sedang sibuk mengamati apartemennya yang sempit, semua barang tertata rapi namun seperti gudang "Kau tinggal sendiri?" Dia mengunci pintu dan duduk lesehan didepan meja petak "Hai! Aku tinggal sendiri, orang tuaku berada di Hokaido, aku Tokyo untuk bekerja dan mengejar cita-cita. Ahh! Watashi no namae wa Rei Usagi, Panggil aku Rei ^^ "

Omooo! Lihat senyumnya! Tuhan, aku benar-benar jatuh hati pada gadis ini "A-ahh! Choi Seunghyun imnida. Panggil saja TOP :) " Kami akhirnya berbincang sambil menyesap secangkir teh hijau. Kami bercerita banyak hal, dia sangat cepat bersosialisasi dengan orang asing seperti ku. Terkadang terlalu cerewet dan sedikit silly -_-' Mungkin effect terlalu innocent (?) "Rei Usagi, aku menyukaimu. Jadilah istriku" Ucapku ngaco (?) Aku tak tahu apa yang sedang kulakukan, kata-kata itu keluar tanpa dipikirkan. Aku ingin sekali membentur kepalaku ke tembok, wajah Rei berubah -- Itu wajar, karena perkataanku barusan tak layak dikatakan "Baiklah, aku memang tak bisa menjamin apa-apa dimasa depan. Aku hanya punya koleksi pakaian dari designer terkenal, satu lemari rak CD His method dan Kanye West (?). Aku hanya seorang laki-laki yang senang bermusik" 

Rei speechless dengan kata-kataku "Choi Seunghyun-sama, aku ini orang miskin. Aku punya adik 9 orang, toh juga aku sudah punya pacar. Kau tak mungkin sanggup untuk menikahiku" , "Tidak! Aku sanggup! Besokpun aku bisa melamarmu" Aku bersikeras, memang aku keras kepala. Perempuan ini menantangku? Aku tak pernah main-main dengan perkataanku.

* * * 

"Yobseo, eomma?" Aku menelpon eomma "Yobseo, ne? Seunghyun-ah?" Jawabnya dari seberang sana "Kau kemana saja ha? Kau melarikan diri? Dasar anak keras kepala! Pulang sekarang juga!" Bentak eomma "Aku akan pulang dengan satu syarat" , "Apa itu?" , "Aku mau melamar seorang gadis jepang" , "MWOOO?! Kau ini gila!" Pekik eomma "Kalau tidak, aku tak akan mau pulang!" Ancamku, ada sedikit bersalah -__-' tapi apa boleh buat. "Baiklah! Eomma akan menyusulmu, katakan saja dimana keberadaanmu" 

* * *

"Eomma, itu dia. Yang memakai kemeja kotak-kotak merah" Aku menunjukkan jari telunjukku ke arah Rei yang tengah duduk di bangku taman "Yeppeo~" Kagum eomma. Aku tahu, aku tak akan mengecewakan eomma -- pilihanku selalu bagus. Kami menghampirinya "Maaf mengganggu, apa aku Rei Usagi?" Eomma cukup fasih dalam berbahasa jepang "Hai~ Aku Rei Usagi" Dia membungkuk 90derajat dan tersenyum hangat pada eomma sebelum melirikku. Kami bertiga duduk di bangku taman "Rei-chan, apa kau sudah punya pacar?" Tanya eomma tanpa basa basi "Aku sudah punya pacar" Eomma mendelik ke arahku "Dia sudah punya pacar! Kau ini bagaimana sih?!" , "Selama janur kuning belum melengkung (?) dia masih bisa aku dapatkan. Ayolah eomma, aku tak mau didahului dengan pacarnya (?)" 

Eomma memejam erat matanya sebentar untuk menghilang stress karena ulahku "Maksud kedatangan tante kemari untuk melamar Rei-chan, kami tak bisa memaksa. Tapi kami mengharapkan penerimaan, besok kami tunggu jawabannya ^^ " Rei hanya mengangguk pelan, terlukis jelas raut kebingungan diwajahnya. 

__TOP POV end__

- FLASH BACK OFF -

 __Rei Usagi POV__

"Yakk! Kau memang gila! Karena kau aku memutuskan Miyavi (?)" Aku memukul bahu bidangnya "Apa yang kau harapkan dari pengamen itu haa?? Jika kau menikah dengannya, kau tak akan bisa meraih cita-citamu seperti sekarang" JLEB! Kata-katanya bak belatih yang menancap di jantung "Kau jahat :'( " Celetukku lemas sambil merengut. Dia malah terkekeh senang! Dasar bingu! "Biar aku yang menyambung ceritanya!" Tukasku 

- FLASH BACK ON -

Laki-laki gila! Maksudku dengan menceritakan keadaan keluargaku untuk membuatnya mudur, tapi kenapa dia malah maju?! "Arrgghh!" Aku mengacak-acak rambutku kasar. Aku melihat sisi baiknya dia, dia gentle sekali. Aku suka~ Tunggu! Bagaimana dengan Miyavi??? >-<" Aku harus memilih!

* * *

Hari ini aku akan menjawab lamaran dari ibunya Seunghyun, tanpak dari kejauhan seorang wanita separuh baya bersama laki-laki berambut hijau mint. Itu pasti mereka, batinku. Kami duduk di tempat kemarin "Jadi apa keputusanmu, Nona Rei?" Aku menghembus nafas panjang melalui mulut "Aku... Terima" Jawabku dengan ragu, namun ini lah keputusanku "Bagus kalau begitu, selebihnya bisa kalian bicarakan berdua saja. Tante pamit pulang ke Korea ^^ " Seunghyun menhantar eommanya kebandara. Aku masih sedih, aku merasa terlalu jahat pada Miyavi. 

* * *

Aku sudah menghubungi ibu kemarin, dia merestui hubunganku. Sekarang aku berada di Seoul, TOP mencuriku -__-" Ini hari ketiga setelah aku mengenalnya. Dia bilang kami akan menikah besok, ohh Tuhan! Kenyataan apa ini? Terlalu cepat dan penuh keanehan (?). Aku hanya bisa menerima karena kau sudah menerima lamarannya, sebenarnya aku belum siap -- sangat belum siap. 

* * *

Aku menarik nafas panjang dan menghembusnya melalui mulut, terasa sesak dan berat sekali -- seperti ada sesuatu mengganjal didadaku. Aku terus memandang pantulan diriku dikaca, wedding dress berwarna hitam pekat, model kemben hingga menampaki bahu polosku, Kalung black diamond dengan mahkota dan anting-anting semua itu saru set, dibagian punggung juga terekspose terbuka hanya tali-tali yang mengikat, tepat dibagian kiri depan ada belahan hingga pahaku. Aku menoleh kebelakang, melihat betapa panjangnya gaun ini. Dasar laki-laki aneh! Fashion sense-nya terlalu berkelas hingga menjadi aneh seperti ini.  "Kau siap, Rei-chan?" Mama (Seunghyun's eomma) mengahmpiriku "Mama, apa aku terlihat buruk? :( " Tanyaku gusar "Tidak~ You look great dear ^^ Ayo" 

Mama menutup wajahku dengan selayar berwarna senada dengan wedding dress yang kukenakan. Mama menyodor bucklet bunga mawar merah dan menggandengku keluar menuju altar. Bridesmaid mengekoriku dari belakang sambil menabur bunga berwarna putih. Tampak semua tamu berdiri dengan senyum kagum, mataku tak luput memandang laki-laki gila yang kutemui  4 hari yang lalu. Dia mengenakan blazer hitam dengan hiasan besi tajam dibahunya, blazernya bilipat hingga siku, dipadu dengan kemeja merah marun motif kotak-kotak, dia mengenakan topi opsir angkatan dengan bros bunga salju ditengahnya (?). Dia ini mau nikah atau fashion show?? Runtukku dalam hati. Semua ini tak seperti yang kuharapkan OTL
 
Lihat saja dekorasi altarnya, dimana-mana pernikahan dihiasi warna terang seperti putih. Ini altarnya berwarna serba gelap 80% hitam, dan dihiasi dengan mawar merah dan ranting jalar berwarna hitam berduri -__-" Nice job TOP! 

Aku berdiri tepat didepan pendeta di sebelah kiri TOP, kami hendak mengucap janji sebagai pengesahan sebagai seuami istri. Tiba-tiba "Sore o teishi! (Hentikan)" Aku menoleh kebelakang dan melihat bibi Keiko, kenapa dia bisa sampai disini? Dia menghentikan acara pernikahan kami "Aku tidak merestuimu! Ibu mu juga berubah pikiran, dia tidak merestui hubunganmu. Sekarang ayo pulang, Rei-chan!" TOP terlihat kalut dan bingung "Shitakunai! (Tidak mau) Hentikan bibiku!" Pekikku dua orang bodyguard menghentikan langkah bibiku yang ingin mencegatku. "Choi Seunghyun, apa kau menerima Rei Usagi sebagai istrimu, dalam keadaan senang atau susah?" , "Ayo TOP, cepat katakan!" Pintaku tergesa-gesa pada TOP, beberapa detik dia terperangah "I... I do!" Jawabnya.


"Rei Usagi, apa kau..." , "I do i do!" Potongku. Aku sudah tak punya waktu, bibi orang yang keras kepala dia bisa saja lolos dan menarikku sebelum aku menyelesaikan pernikahan ini. "Baiklah, Tuan Choi Seunghyun kau boleh..." Tanpa menunggu aku membuka sendiri selayar yang menutp wajahku dan menyerang TOP. Tentu saja aku menciumnya duluan xD Aku tak tahu bagaimana ekspresi para tamu yang hadir, yang pasti mereka terperangah melihat drama yang kubuat. TOP mendekapku dan mengangkat tubuhku tanpa melepas kontak kami. 

* * *

"Maafkan aku bibi, aku mohon jangan membenci Seunghyun. Aku mohon restui kami, tolonglah bibi~ Katakan pada ibuku" , "Tidak! Sampai kapanpun aku dan ibu mu tak akan merestui pernikahanmu" Bibi bersikaras "Tolonglah bibi~ Maafkan atas perbuatanku yang lancang telah mencuri koeponakanmu dan menikahinya (?), aku yang bersalah. Restuilah kami bibi" Sekarang TOP yang ikut mengemis pada bibi "Ceraikan Rei sekarang juga" Aku tertegun atas perkataan bibi barusan, begitu juga dengan TOP "Aku meminta padamu, bibi. Tolong restui kami" TOP berlutut sambil menundudukkan badannya. Apa yang dia lakukan? Haruskah seperti itu? Aku sedih melihatnya, dia rela mengorbankan harga dirinya. Aku pun ikut berlutut disebelahnya "Tolonglah bibi~" 

"Apa yang kalian lakukan ha? Tidak! Tidak akan pernah" Pekik bibi "Kami meminta padamu bibi, restuilah kami" Ucap kami serentak. Bibi dan kami berdiam diri dalam waktu semenit "Aku tak tahu harus bagaimana lagi, kau keras kepala sekali Rei-chan" Bibi pergi meninggalkan kami "Bibi! Apa kau merestui pernikahan kami?" Pekikku "Un! (iya)" Aku bangkit dengan muka sumringah "Un?" Tanya TOP dengan muka bingung "That's mean YES!!" Pekikku "HUAAAAAHHH!!! Yeeeeyy!!" Pekik kami berdua sambil berpeluk girang. 

- FLASH BACK OFF -

"Lucu bukan?" Aku menutup cerita dengan tawa kecil, TOP tak menjawab. Aku melihat ke sisi kananku, dia tengah tertidur pulas dengan posisi terlungkup. Aku memandang setiap sudut wajahnya yang tampan itu "Terlalu berkesan, itulah yang membuat aku memilihmu. Aishiteruyo Bingu~" Aku mengecup dahinya. Aku akan melanjutkan kerjaanku yang masih belum selesai. GREEP! Tanganku tertahan "Kau mau kemana?" Suara bass itu masuk kedalam ruang dengarku "Jadi dari tadi kau pura-pura tidur ya?" , "Amirini mo wanata o aishite (I love you too)" Dia mendekapku dari belakang "Ayolah TOP, design itu harus siap besok" Elakku sambil melepas pelukannya "Lupakan sejenak tentang perkerjaan mu itu, pikirkan tentang anak. Aku rasa sudah waktunya kita punya bayi" Mataku melotot lebar, susah payah aku menelan ludah. A-apa? Anak??

"Should we do 'it' now?" Bisiknya ditelingaku, desisannya sangat mengerikan (?) Hari ini genap sebulan aku menyandang status sebagai istrinya, tapi aku tak pernah memberi haknya -__-" Aku pura-pura tak tahu. Jujur aku takut! "Tidak! Aku takuuut!!" Pekikku dan melarikan diri, BRUUUKK! Naasnya aku terjungkal saat berlari "Auuh!" Erangku kesakitan "Kau kualat dengan suamimu! Hahaha! Ini tak akan terjadi jika kau menurut. Ayo aku bantu" Dia tersenyum jahil sambil menggotongku kembali ke kamar "Tidaaak! Aku tak mau! Ini aku anggap pemerkosaan!" Aku meronta "Dasar bakka, mana ada kasus suami memperkosa istri sendiri -_-" Kami masuk dalam kamar CKLEEEKK! BLAM! (?) Pintu tertutup, habis sudah riwayatku.

~ THE END ~

Sorry kalo banyak typo dan ga jelasnya (?) xD Hope you like it my lovely readers ^^

Senin, 15 April 2013

[One Shoot FF / Yang Seungho] Let's talk about EGO

Title : Let's talk about EGO
Character : Yang Seungho from MBLAQ, Jessy Park (OC)
Chapter : One shoot
Genre : Sad romance
Rating : 17+

Yang Seunho

Hallo Hallo~~ xD Author Baby nongol disela kesibukkan kerja yang ga ada habisnya (?). Maaf ya, FF We're Like Dominoes nya ga disambung .__. Author lagi ga dapet feel (?) #plaaakk #alasan >< . Okehh, ini FF curahan hati sang author yang habis dilanda galau (?) FF ini saya dedikasikan untuk "dia" yang sudah menduakan aku TT___TT . Chekidot!!!

= = = = = = = = = =

 Judgement is about EGOISTIC

* * * 

__Jessy POV__

"Imo, kita mau kemana?" Aku terus mengekori langkah kaki imo "Kita akan ke jeju island" Jawab imo tanpa menoleh ke arahku, dia terus berjalan sambilk mengawasi jalan didepannya "Bukannya umma mu sudah bilang?" , "Ani ani, umma tak ada bilang apa-apa padaku" Aku menjawab sambil menggeleng-gelengkan kepala. Imo duduk di seat dalam waiting room "Terus kita tunggu siapa?" Aku ikut duduk disamping imo "Asisten imo" Aku mengangguk. 

Imo sibuk dengan handphone-nya, aku maklumi itu karna dia seorang direktur disebuah perusahaan design interior. Aku memandang keadaan sekitar waiting room yang tenang untuk mengusir rasa bosan yang mulai menguasai diriku. Tak lama aku melihat seorang namja berambut coklat tembaga, berpipi chubby, bermata sipit dan mengenakan Kemeja kotak-kotak berwarna hijau pudar dipadu dengan bawahan jeans berwarna hitam. Namja ini cukup menyita perhatianku "Annyeong~ noona~ aggashi" Aku masih terpukau melihatnya sampai-sampa tak menyadari namja itu menyapa imo dan aku.

"Ahh! Yang Seungho-ssi! Kau ini membuat kami menunggu lama saja. Kajja!" Tanpa berkenalan atau apalah (?) imo sudah meninggalkan kami dan boarding pass. "Yang Seungho imnida~" Dia tersenyum dan menyodorkan tangan padaku, aku membalas jabat tangannya "Park Jessy imnida. Panggil saja JC" 

- - - - - - - - - -

"Anggap saja seperti rumah sendiri" Seungho menyungging senyum ramahnya saebelum meninggalkan aku berdua dengan imo dikamar. Rumah pamannya memang tidak terlalu mewah, tapi interiornya sangat pas dan terkesan simple "Ottoke?" Tanya imo singkat "Apanya?" Aku bertanya balik pada imo "Dia, Yang Seungho?" Aku menyernyitkan dahi dan mengambil waktu beberapa detik untuk berpikir "Ahh! Imo! Jadi imo mengajakku ke jeju karena ingin menyomblangkan aku dengan Seungho??" imo terkekeh geli "Ne! Bagaimana menurutmu?" , "Keren! Kekeke" Aku pun ikut terkekeh.

- - - - - - - - - -

"KYAAAHH!!! Seungho-ah! Apa yang kau lakukan??! Keluar keluar keluaaarr!!!" Aku berteriak histeris saat Seungho masuk dalam kamarku, itu tidak akan menjadi masalah jika aku tidak sedang ganti baju. Tapi aku sedang ganti baju sekarang! Aku sibuk menutupi tubuhku yang hanya berbalut two pieces dengan handuk, aku mencampakkan semua barang yang ada didekatku. "Aww! Aiish! Mianhae mianhae~" Seungho langsung ngacir keluar dari kamarku. Aku langsung mengenakan t-shirt oversize dan hotpant, aku keluar dari kamar. TUUUKK! "Paboyaaa! Kau mau mengintip aku sedang ganti baju ya? Dasar mesum! Rasakan ini!" Aku terus mengeroyoknya dengan memukul-mukul tubuhnya.

"Aww! Mianhae, mianhae, aku tak bermaksud mau mengintipmu. Aww! Appo" Aku tak memperdulikannya dan terus memukul "Yakk! Ada apa ini??" Imo datang menghampiri kami "Dia mengintip aku sedang ganti baju, imo!" Tudingku "Mwoyaaa? A-aniyooo! Aku tak bermaksud mau mengintipnya, niatku hanya ingin mengajak dia jalan-jalan. Kenapa malah aku dituduh yang tidak-tidak?" Bantah Seungho "Kau tak tau tata krama! Apa kau lihat pintu disana? Ketuk pintu sebelum masuk! Aish! Jinjja" Aku mengendus kesal. Imo terkekeh pelan "Kalian ini seperti anak-anak saja. JC-ah, Seungho tidak sengaja~ Kalian harus baikan sekarang. Ayo!" Seungho mengulur tangan kanannya "Sorry" Aku hanya melirik tangannya dan melirik si pemilik tangan itu "Ne" Aku menjabat tangannya seperti acuh tak acuh. "Pergilah jalan-jalan :) Kalian lupa sekarang kita di jeju island?" 

- - - - - - - - - 

"Arrgghh! Stupid box!" Aku melihat Seungho tengah sibuk packing barangnya, dia tanpak kesulitan. Aku menghampirinya "Give it to me, sucker" Aku mengambil selotip yang dia pegang "Apa? Sucker??" Aku tak menggubrisnya dan langsung memplester box berukuran sedang itu. Seungho diam sambil memerhatikan aku bekerja "Kau melakukannya dengan sangat rapi" , "Aku ahlinya melakukan hal seperti ini, ada yang bisa ku bantu lagi tuan Yang?" Dia tersenyum "Ani nyonya Yang~" Aku membelalakkan mata, apa? Nyonya Yang? Nugu? Aku? Hah? Apa maksudnya? "Mwo? Nyonya Yang? S-siapa?" Tanyaku keheranan "Sudah malam, tidur lah. Besok kita akan pulang ke Seoul" Seungho mengelus pucuk kepalaku, dia mulai mengalihkan pembicaraan "Kau belum menjawab pertanyaanku" , "You are, stinky" Seungho mencium ketiakku (?) kilat dan berjalan meninggalkanku "You are?" Aku mengulang kata-katanya. Otakku masih berjalan sangat lambat.

- - - - - - - - - -

"Apa kita pacaran sekarang?" Seungho melirikku yang sedang duduk anteng di seat mobil sambil mendengarkan musik "A-apa??" Aku merubah posisi duduk dan mengarah padanya "Kau ini benar-benar lambat tangkap! Tak seperti tantemu. Aish!" Aku memutar bola mata dan mencebikkan bibir "Kita sudah terlalu dekat (?) kedekatan kita bukan seperti seorang teman, melainkan seperti sepasang kekasih" , "Ohh! Okay, sekarang aku mau dengar kau memintaku untuk mejadi yeojachingu mu (?)" Seungho menaikkan sebelah alisnya, keningnya mulai berkerut "Kekeke! JC-ah, kau terlalu blak-blakkan. Baiklah kalau begitu! Nona JC, maukah kau menjadi yeojachingu ku?" Aku mengangguk cepat "Ne, aku mau Tuan Yang!" Dia meraih tanganku dan mendaratkan sebuah kecupan disana.

- - - - - - - - -

"Yobseo, Seungho-ah. Apa kau bersama JC?" , "Tidak, waeyo imo?" , "JC keluar dari pagi, sampai sekarang belum pulang juga. Handphonenya tidak aktif" Aku sedari tadi menahan tawa "Mwooo?! Ahh, baiklah imo. Aku akan mencarinya" Suara Seungho terdengar gelisah dari seberang sana. Setelah mematikan sambungan telepon, aku tertawa terbahak-bahak. Aku meletakkan handphone imo pada tempatnya semula. Yes babe, aku mengerjai Seungho. Dia pasti sangat khawatir sekarang. Dasar Seungho pabo, masa tidak bisa membedakan suara imo dengan suaraku? Tak lama kemudian handphoneku berdering, aku yakin itu pasti dari Seungho. 

Aku langsung meraih handphoneku dan mengangkat telepon darinya "Yobseo~ Wae chagiyaaa?" Aku sengaja mengeluarkan suara manja, karna aku tengah mengerjainya :D "Yakk! Kau dimana ha? Imo bilang handphone mu tak aktif tadi" Dia langsung menyemburku "Aku baru pulang. Mana ku tau, handphoneku selalu aktif kok" Jawabku santai "Aish! Kau keluar dari pagi dan baru pulang jam 10 malam. Kemana saja ha? Jangan kemana-mana lagi? Arra?? Aku akan kesana" Tanpa menunggu jawaban dariku dia sudah memutuskan sambungan telepon "Kekeke" Aku terkekeh geli karena responnya yang lucu (?) itu. "JC-ah, imo keluar sebentar ya? Jangan keluar, sudah malam" Kata imo sambil lalu "Yes ma'am!" Pekikk. Home alone~ Nahh! Sebentar lagi Tuan Yang itu akan kerumah juga.

25Minutes later...
Ting Tong! Bell berbunyi, aku sangat yakin itu adalah Seungho. Aku berlari kecil dan membuka pintu "Ohh, hi!" Aku menyambutnya dengan senyum lebar tapi Seungho tak mengukir senyum sedikitpun dibibirnya. Dia sepertinya benar-benar marah "Ayo masuk" Aku mengambil langkah mundur untuk memberinya jalan masuk. Dia masuk dan masih tetap tak buka bicara "Kau mau minum? Biar ku ambilkan" Aku baru melangkah Seungho sudah menahan tanganku "Duduk!" Perintahnya. Aku pun menurut dan duduk disebelahnya "Kemana saja kau?" Tanyanya tanpa menoleh ke arahku "Jalan-jalan" , "Sama?" , "Kris" Seungho menoleh dan menatap tajam kedua manik mataku "Siapa dia?" Suaranya menggeram tertahan, dia benar-benar marah sekarang. 

Hahaha! "Dia... Dia... Dia..." , "Siapa?!" Bentaknya, sepertinya dia sangat penasaran plus cemburu. Lucu sekali! Tapi aku tak suka dibentak seperti itu "Yah! Jangan bentak aku seperti itu" , "Cepat katakan siapa dia??" Nadanya masih meninggi "Chagiya~ jangan emosi seperti itu" Aku mengelus pundaknya "Yang tadi menelponmu itu bukan imo tapi aku" Dahinya mengukir kerutan-kerutan, jelas saja dia bingung. Beberapa detik dia gunakan untuk mencerna kata-kataku dalam otak "Yakk! Aish jinjja! Yakk!! Nooo! (?)" Aku tertawa keras melihat ekspresinya yang lucu itu "Kau mengerjaiku? Yahh! Park Jessy, kau mengerjaiku eoh??" Aku mengangguk untuk mengiyakan pertayaannya "Nappeun!" Dia terus menggerutu kesal, sedangkan aku tetap menikmati hasil keusilan yang kubuat. 

"Kau tau, kau mengkhawatirkan mu!" Aku mencoba berhenti tertawa namun sulit, ku seka air mata yang mengambang dipelupuk mata. Aku terlalu banyak tertawa "Mianhae chagi~" Aku merangkul pundaknya yang bidang "Jangan begitu..." Lirihnya. Aku merasa keadaan terbalik, sekrang aku seperti seorang namja yang sedang membujuk yeojachingu nya yang sedang merajuk "Aku janji~~ Come here chubby cheeks" Aku merentangkan lenganku lebar-lebar, Seungho berhambur memlukku erat. Aku membalas pelakukannya erat -- ku belai rambut pendeknya yang berwarna coklat tembaga itu "Maafkan aku ya?" Dia hanya mengangguk dalam pelukanku "Kau ini jahil sekali" , "Hehe, mianhae~

Aku melepas pelukan "Siapa Kris itu?" Seungho bertanya seperti anak umur 6 tahun bertanya pada ibunya. Aish! Aku tak bisa pungkiri, dia benar-benar menggemaskan! "Dia adalah... Idolaku!" Aku menunjukkan foto Kris Wu (?) "Ohh... Dia jelek (?)" Ejek Seungho "Yakk! Enak saja! Kau bilang Kris jelek? Pria setampan ini kau bilang jelek?" Mataku membulat lebar dan menatap matanya dengan sinis "Kekeke! Aku hanya tak suka kau menggilai laki-laki lain selain aku" Kata-katanya barusan membuatku luluh "Aku ini orang yang objective, aku boleh menggilainya atau siapa saja (?). Tapi kau lah satu-satunya namja yang aku cinta. I'm Yours" Jawabku mantap.  Seungho mengeluarkan senyum gummy yang sangat aku sukai.

Perlahan dia mendekatkan wajahnya ke wajahku "May I?" Desisan bisikkannya menerpa bibirku, tanpa menunggu izin dariku bibir merahnya mengecup bibirku dengan lembut. Entah sejak kapan aku menutup mata, kedua lengannya meraih pinggangku. Dengan sangat gampang dia menggeser tubuhku mendekat dengan tubuhnya -- aku mengalungkan lenganku dilehernya. Seungho mulai bermain, lidahnya menjilat-jilay bibirku. Aku masih menutup bibirku, aku takut dengan apa yang akan terjadi jika ini berlangsung lebih lanjut. Dia mengigit pelan bibirku, lama-kelamaan dia seperti memaksakan aku untuk membuka mulut. Seungho menjatuhkan tubuhku diatas sofa, dia menindihku. Kontak kami tak putus-putus, aku menyerah, aku pasrah, ku buka mulutku sedikit.

tanpa meunggu lebih lama, lidahnya menerobos masuk kedalam rongga mulutku. Bermain dengan lidaku, mengabsen setiap deretan gigi. "Engghh!" Erangku saat Seungho mengigit lidahku. Keadaan semakin panas, nafsu sudah mengusai Seungho. Dia seperti setan yang kehausan. Ciumannya kini turun keleherku. Dia mengigit, menghisap kulit leherku dan menghasilkan kiss-mark disana "S-seungho-ah, hajima..." Akhirnya dia berhenti, dia membuka matanya perlahan. Matanya memerah menatap kedua manik mataku dengan teduh, aku membelai wajah tampannya lembut. Aku berusaha menetralkan (?) keadaan yang sudah diluar kendali ini -- aku tak mau hal yang tak diinginkan akan terjadi.

"Bukan begini caranya" Susah payah aku mengeluarkan suara, serasa kerongkonganku tercekat -- tak mampu berbicara karena kejadian tadi "Terus bagaimana?" Aku mecium ujung hidungnya yang bangir itu "Begitu juga sudah cukup ^^ " 

- - - - - - - - -

"Aku cape..." Raut wajahnya begitu asing, aku tak pernah melihatnya seperti ini sebelumnya. "Hmm?" Gumamku "Aku cape harus seperti ini terus. Apa sih yang aku minta darimu? Tidak banyak, JC. Aku hanya minta kau lebih menjadi perhatian, kau sepertinya tak pernah memperdulikan aku" Aku terdiam. Aku sibuk bergelut dengan pikiranku sendiri, perlahan pikiran buruk mulai menguasai otakku. Aku membayangkan akhir dari hubunganku dengan Seungho 'Arrggh! Andweee!!!' Pekikku dalam hati. 

* * *

"Kau tahu, selama ini kau selalu mengacuhkan aku. Kau tak perduli denganku, bahkan kau tak pernah cemburu padaku. Mereka bertanya, apa JC tak cemburu jika kau berdekatan dengan yeoja lain? Aku hanya bisa jawab, Ani... Mereka bilang, kau harus hati-hati! Mungkin JC tak mencintaimu" Panas mulai menjalar keseluruh tubuhku "Jadi kau lebih percaya kata orang? Seungho-ah, kau tahu sendiri seperti apa aku ini. Aku yeoja cuek, aku bisa berbasa-basi untuk hal seperti itu. Terkadang aku juga merasakan cemburu, tapi rasa percayaku lebih kuat" , "Aku tahu itu sifatmu, tapi... Tak bisakah kau berubah untukku?" Aku diam tak menjawabnya "Kau egois, JC. Kalau kau sayang padaku, berubahlah! Aku meminta banyak padamu, kenapa kau selalu mengabaikan permintaanku?" 

Aku masih tetap diam, aku tahu aku salah. Tapi... Akkhh! "Sudahlah, mungkin lebih baik kita mulai menjalani hidup sendiri-sendiri" DEG! Aku merasakan seperti sebilah pisau tajam menghujam jantungku. Sakit! Sakit sekali! Mataku merespon lebih cepat, cairan bening dan hangat mulai tumpah dari pelupuk mataku "M-mwo?" , "Kita sudahi semuanya" Jelas Seungho tanpa menatapku "Lihat aku! Kau serius?" Aku meraih wajahnya untuk menatap wajahku "Ne, aku serius" Air mataku semakin deras.

"Hajima... Seungho-ah, tolong jangan katakan hal itu. Tolonglah mengerti keadaanku, aku sedang melalui masa sulitku. Aku lelah dengan rutinitas gila yang tak ada henti disetiap harinya. Jangan menambah bebanku, beri aku waktu untuk memperbaiki semuanya. Tolonglah~" Disatu sisi aku merasa jijik pada diriku sendiri, aku mengemis? Ya! Aku mengemis padanya. Di lain sisi aku tak memperdulikan rasa gengsi itu "A-ani..." , "Jebal!! Seungho-ah, give me a chance" Lagi-lagi aku memininta-minta padanya "JC-ah~ ambil saja hikmahnya, mungkin dikemudian hari kau akan menemukan namja yang lebih baik dari pada aku" , "Stop it!! I wont! I wont the other, i just want you!" Tangisku makin meledak, aku memluk tubuhnya dengan erat. Aku tak mau melepaskannya, aku tak bisa melepaskannya.

Biasanya dia selalau membalas pelukanku, tapi sekarang tidak. Bahkan untuk menyentuhku pun tidak. Pikiranku kalut "Seungho-ah, jebal~" Deruan nafasnya yang tenang terdengar ditelingaku, sesekali dia menghela nafas berat dan panjang "Baiklah, satu bulan. Aku mau kau menadi yang seperti yang selama ini aku inginkan" Aku meleraikan pelukan. Aku menyeka kasar air mata yang masih menempel dikulit pipiku "Benarkah?"Dia mengangguk pelan.

Entah mengapa, walaupun dia sudah memberikan aku kesempatan aku masih tetap merasa tak nyaman (?) Bodohnya aku yang masih menangis "Jangan menangis lagi" Seungho menyeka buliran air mata yang turun dengan ibu jarinya. Aku tak melihat senyumnya yang sangat ku sukai itu "Kenapa kau tak tersenyum? (?)" Dia memaksakan bibirnya untuk tersenyum. Aku tak suka senyum terpaksa ini, senyuman itu membuatku takut. Takut akan kehilangannya.

- - - - - - - -

To : Chubby Babe
| Annyeong~ Chagiya, nanti malam kita kemana? ^^ |

Aku menoleh ke arah kalender yang berdiri tegak dimeja kerjaku. Sekarang hari sabtu, aku harap malam ini bisa mencairkan ketegangan yang ada diantara kami berdua. Tak lama kemudian handphoneku bergetar.

From : Chubby Babe
| Annyeong~ Malam ini? Sepertinya tidak ada acara kemana-mana, aku ingin bicara. |

DEG!! Lagi-lagi ini. Jantungku seperti berhenti berdetak dalam beberapa detik -- Apa dia ingin membicarakan itu lagi?  Aku langsung membalas pesannya, jari-jariku dengan lincah menekan layar touch iPhone kesayanganku.

To : Chubby Babe
| Kau ingin membicarakan itu lagi? |

From : Chubby Babe
| Ne, mianhae~ |

Akh! Apa lagi ini? Kenapa dia menjadi seperti ini? Air mataku tak terbendung, aku tak bisa menahannya. Terlalu sakit, rasanya sesak. Hampir saja aku tak bisa bernafas. 

To : Chubby Babe
| Kau bilang, kau memberikan aku kesempatan. You'll dump me? |

From : Chubby Babe
| Mianhae~ Keadaan sudah berubah sekarang. |

Aku menundukkan kepala dan mulai menangis sejadi-jadinya "JC-ah, mana design wedding dress kemarin? Apa sudah selesai? Kostumer kita sudah datang untuk melihatnya" Minkyung masuk kedalam ruanganku tanpa mengetuk, hingga aku kelabakkan memungguinya untuk menutupkan wajahku yang sembab karena menangis "Ah! Ne, sudah selesai. Aku akan keluar sebentar lagi" 

- - - - - - - - - -

"Apa kau bisa kontrol emosi? Berjanji untuk tidak berbuat hal yang negatif" Pinta Seungho. Aku tak menggubrisnya, aku hanya diam -- Aku berusaha untuk menguatkan mentalku, karena aku sudah yakin dia akan memutuskanku. "Pernahkah aku mengenalkanmu pada keluarga ku?" Tanya Seungho, aku membalas dengan gelengan pelan "Itu karena dari awal aku tak yakin untuk menjalankan hubungan denganmu, semua wanita dikeluargaku sukses, mandiri, dan taat agama. Aku tak berani mengenalkanmu pada mereka, karena kau tak seperti mereka. Terkadang kau lupa beribadah, kau tak bisa memasak, kau terlalu manja"

Mulutku terbungkam rapat, kata-katanya sangat mejatuhkanku. Aku rasa ingin mati saja! "Beberapa minggu yang lalu aku dari daegu ke rumah halmonie, dia mengenalkanku pada seorang yeoja" Akhirnya aku menatap wajahnya, kenyataan apa lagi yang kau berikan padaku Tuhan? Aku merasa paru-paruku terhimpit, begitu sulit untuk bernafas dengan benar "Dia yeoja yang baik, dia kuliah jepang sekarang. Dia perhatian, dia tak pernah lupa mengingatkanku untuk beribadah setiap minggunya. Aku punya prinsip, bahagiakanlah keluargamu sebelum mereka tiada. Dan aku juga lelah untuk membagi dua hati, dua pikiran" MODUS! Bajingan kau Seungho! Aku benci kau! Dalam hati aku terus mengutuk dirinya.

"Kita sudahi hungungan ini, sekarang kita jalani hidup sendiri-sendiri" Waktu seakan-akan berhenti bejalan, aku seperti terkurung dalam ruang hampa udara. Aku sempat tak bernafas ntuk beberapa dekit, seketika aku merasa hampa -- yang tadinya banyak suara orang berbincang, kini menghilang begitu saja. Mereka tanpak seperti berbicara tanpa suara, mulutku hanya terbuka sedikit tapi tak mampu mengeluarkan suara. Aku meraih tissue dan menampung air mata yang turun membasahi pipi "Apa kau sudah selesai?" Tanyaku disela tangis "Ne" bisiknya pelan. Aku langsung pergi meninggalkannya

= = = = = = = = = =

Aku mengedipkan mata untuk menyadarkanku dari lamunan panjang dan perih, bulu mataku masih basah karena aku belum juga berhenti menangis. "Aku bisa menerima semua ini walaupun susah, tapi aku tak menerima perkataannya saat memutuskan aku. Seakan-akan aku ini sangat buruk. Onnie~ dia menduakan aku, dia mencampakkanku, dia menghakimiku. Siapa yang egois disini? Apa dia tahu judgement is about egoistic?!" Aku menumpahkan rasa sakit bersama air mata yang jatuh. Rasa sakit ini tak ada habisnya, selama dia tak meminta maaf padaku. Aku hanya bisa mengikhlaskan semuanya, aku hanya bisa menerima rasa sakit yang dia torehkan dihatiku. Aku tahu Tuhan mempunyai rencana yang indah dibalik semua ini~~

~ THE END ~

Dasar bangsaaaatt! Sialaaaan lu! ToT)/  Mati sonooo! (?) #AuthorMulaiGaWaras -__-" yahh, begitulah ceritanya. Maaf buat Seungho oppa atas makiannya xD bukan kamu kok :3 wkwk.