Kamis, 25 Oktober 2012

[Fan Fiction / part 3] I Wish, I were a Boy!

Title : I Wish, I Were a Boy!
Character : Michelle Moon [OC], Mason Moon, Kris Wu from EXO-MPark Chanyeol from EXO-K, Rainie yang , Lay from EXO-K, Chen yue from Ulzzang Mandarin and Luhan from EXO-M.
Part : 3
Pairing : Michelle x Kris
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance, bla bla bla [?] =__="
Rating : for all creature who want to read this FF [?] -_-

Minta waktunya dikit dong, FF ini terinspirasi dari Ouran high school host club sama, Hana kimi :D sedikit ngutip dari komik jepang (?) nama komiknya author lupa -_-v hehe. Xie Xie~~

Mason Moon



"Aish! Tanggung sendiri, kau yang memulai... Kau juga yang harus menyelesaikannya" Kata Kris yang berdiri disebelahku. "Mwoya? Memangnya aku berbuat apa?" HEH! Tunggu! Baru saja Kris berbicara dengan bahasa Korea? Aku tidak mungkin salah dengar. "chamkkan! Kau bisa bahasa Korea?" 

= = = = = = = = = =
 
"sedikit" Tiba-tiba segerombolan siswa datang memenuhi gedung gym dan mengelilingi aku dan Kris. "You come from Korea?" tanya mereka dan melihatku dengan antusias "Y-yesh" , "KYAAAAAAAAAAAHHH!!!" Para siswi teriak histeris "Say something~ use your korean languange!" , "mwoya?" , "HIYAAAAHH!!!" Mereka teriak histeris untuk kedua kalinya "Whos your name?" , "Michelle Moon" , "Such a cute boy! Michelle, I LOVE U!!!" hah? Ada apa dengan para siswi disekolah ini? Apa mereka mengetahui aku ini perempuan? ==' 

"Cukup! Kalian mengganggu jam latihan kami, sekarang bubar!" Kris berbicara dengan bahasa mandarin. Dari nadanya sepertinya Kris mengusir mereka. "Seems we have a new idol~ Cute boy from Korea, Michelle! Dont you jealous to him, Kris?" Goda temannya "Definitely, not" Kris menjawab dengan santai "Kris, can you teach me Mandarin languange. Please teach me, i  beg you" , "I have no time to teach you" , "Enough for today!" Sambung Kris, semua anak-anak basket bubar meninggalkan gedung gym. "Kau tidak boleh pulang sebelum membereskan semuanya, jangan lupa pel lantainya" Kris pun pergi meninggalkan gedung gym. "Meanie!!" Pekik ku sambil menendang bola basket dengan kuat "ouch! Appo" >__<'

Sudah pukul 19.30 tapi, aku belum selesai mengepel juga! Yang benar saja, ruang gym ini cukup besar. Kira-kira ada 3 lapangan -- basket, volley, badminton. Curse you, Kris!! Aku terus mengepel sampai selesai.

"haaahh! Finally~" gumamku sambil merebah diri di lantai. Aku capek, izinkan aku istirahat sebentar saja... Lama kelamaan mataku terasa berat dan aku tertidur.

__Michelle Moon POV end__

__Kris Wu POV__

"Kau tidak boleh pulang sebelum membereskan semuanya, jangan lupa pel lantainya" perintahku. Dia hanya menatapku dengan sinis seperti 'SIALAN KAU!' kekeke... Aku akui dia memang cute, terlalu cute untuk seorang cowok itu hal yang aneh. Aku pergi meninggalkan gedung gym dan pulang ke kamar. "Meanie!!" Suara teriakan dari gedung gym "ahahaha" tawa ku pecah mendengar teriakan itu. 

Badanku terasa gera karena habis latihan, aku langsung mandi dan nonton. Ku intip jam waker yang bertengger di meja belajarku. Sudah menunjukan pukul 20.45 , kira-kira si kerdil itu sudah selesai atau belum ya? Aku pergi menuju gedung gym.

"Yah! Dra...wf" Dia tertidur pulas di atas lantai, "ah jinjja!" Aku menghampirinya dan menggoyangkan badannya dengan kakiku "Yah! Ireona! Drawf!" , "ng? Ahh OMO!! Aku ketiduran! Mianhae... Au sudah selesai mengepel, jangan kunci gedung ini" Dia melonjak bangun dengan muka kelabakan. "ehehe... Pabo! Apa kau sudah selesai mengepel semuanya?" , "aiish! Kau! I did" Dia berjalan keluar gedung. "Weirdo" gumamku.

__Kris Wu POV end__

__Michelle Moon POV__

"Jinjja! Benar-benar tidak sopan, membangunkanku dengan kaki? EH!" Aku mengomel sendiri sepanjang jalan menuju kamar.

Tuesday morning...
Sinar matahari menyusup di sela-sela tirai jedela menyorot langsung kekelopak mataku hingga membuatku terbangun. "HUAAAAHH!!" Aku mengelinjang di atas kasur untuk rerenggankan otot-otot. "Good morning Michelle!" Tanpa menunggu aku langsung mandi dan bersiap-siap untuk sekolah. "Hahaha! Look at you, Michelle... You look awesome in male uniform! Sudah lama sekali aku ingin mengenakan seragam laki-laki" celoteku didepan kaca sambil merapikan rambutku yang pendek. 

- - - - - - - - - -

Selama aku berjalan menuju sekolah, para siswi tak berhenti memandangiku. Sebagian dari mereka berbisik-bisik, sebagian lagi berteriak girang seperti semalam. "Hi~ Goodmorning Michelle. Hows your sleep?" Tanya seorang siswi sambil berjalan disampingku "Ah, Moring... emm, Mei Xiu~ I've sleep well. Thank you" aku sempat membaca bet namanya. BRUUUKK!!! "EH?!" Dia pingsan. Beberapa siswa membantu menggotongnya ke ruang UKS. Semua siswa memandangku dengan tatapan datar "What?" tanyaku. "KYAAAAAAAAAAAAAAHHH!!! Michelle!!! Wo ai ni" pekik para siswi dan berlari menyerbuku. "HUAAAAAAAAAHH!!! Umma!"Aku berlari secepat mungkin, menyelamatkan diri dari siswi-siswi gila. 

Hosh... Hosh... Hosh... Nafasku tersengal, aku sudah berlari jauh. Aku rasa mereka tidak bisa mengejarku lagi. "You!" , "Ekh?" mataku menangkap sepasang kaki, seorang laki-laki tinggi mengenakan baju karate, berambut hitam, mempunyai kantung mata seperti panda --- di iringi beberapa siswa berbadan besar menggunakan baju yang sama. Mataku membelok melihat sabuk yang dikenakannya, sabuk hitam? Oh Tuhan, aku tak mau mati sekarang (?) "Michelle Moon? New student from Korea?" , "Y-yes?" , "Come join us, in karate club. If you reject my bid, i'll make it sure you will feel like hell in this school" , "I-i... E-eehh... Look! Over there!" I point my finger to random place.

Dengan polosnya mereka melihat kearah yang ku tunjuk. Tanpa Ba Bi Bu, aku berlari kabur. "YAAAAHH!!!" mereka mengejarku. Aku bersembunyi di sebuah ruangan, aku tak perduli ruangan apa ini -- yang penting selamatkan diri dari kejaran kelompok karate itu. "I know you will come to art club! Welcome to Art club, Michelle Moon~ I'm Luhan" Seorang laki-laki mungil berambut pirang kecoklatan itu menyambutku dengan ramah dan menarikku ke tengah ruangan. CLAP CLAP! Lampu menyala, tempat itu ternyata ruangan latihan dance. 'Aiish! Apa lagi ini?' batinku. "Michelle, I love your copper brown hair, your wide chocolate eyes, your thin lips, cute nose, and also your smooth skin" aku hanya menatapnya datar, Baru saja dia mendeskripsi diriku? Jari-jarinya bermain di rambutku, pipiku. "Just stop it! I can't dance and i can't acting. So, i wont join your club. Thanks~" , "H-how could you said that? You hurt me" aku melihat anak-anak yang lain mencebik sedih saat melihat acting laki-laki ini. 'wth?' 

BRAAAAAAAAKK!!! Pintu didobrak dengan kasar "Michelle!" , "HUAAAH!! Umma! Dia orang yang tadi!" pekikku. Merka menatapku dengan tatapan aneh, tentu saja karna bahasa yang ku ucapkan tak bisa mereka mengerti. Ketua club art menghampiri gerombolan orang club karate, mereka berdebat satu sama lain seperti kucing dan anjing. Keadaan semakin tidak terkontrol, aku mengendap-endap dan kabur. 

Akhirnya aku masuk ke kelas, "Sorry, i'm late~" , "Ahh! There you are. Come in" Kata guru itu. "Introduce your self Michelle" , "Hi, I'm Michelle Moon... I come from korea. Dowajuseyo~" aku membungkuk. "I m-mean... Please, help me" aku memandang isi kelas dengan kikuk, mereka hanya memandangku dengan muka datar. Mataku tertuju pada Kris, yang duduk di tingkat paling atas. "Take your seat" aku memilih duduk dekat dengan Kris. "Kau tidak mengenal kata on time ya?" Ucapan Kris barusan seperti aliran listrik yang menyetrum tubuhku. Kenapa? Kenapa dia selalu saja membuatku kesal. "nan niga silh-eo!" balasku dengan nada penuh benci. "Huh?" Dia memandangku dengan tatapan tanda tanya. "Go die!" Timpahku. Dia tersenyum miring dan membuang pandangan ke bukunya.

>>> skip >>>

Bell berbunyi tepat jam 17.00 tandanya kegiatan sekolah sudah selesai. Aku langsung menyusun buku-buku, memasukannya kedalam tas dan pergi ke locker. "Michelle!" suara itu?! Suara ketua club karate. Tiba-tiba "Michelle~" suara lembut laki-laki imut -- ketua club art - Luhan. "Hah?!" pekikku karena kaget melihat mereka mengerumuniku. "Choose right now! Karate club or Art club?" tanya ketua club karate dengan mata membelok. "Tao! You just make he scare! He will choose Art club ofcours" kata Luhan "Shut the fuck up!" balas Tao dengan getir, keadaan mulai tak terkontrol seperti kejadian pagi tadi. "HAIIIIISH!!! Stop it guys! I've decide, i will not choose both! Thanks... Move back, give me space to walk out!" Jelas ku sambil berjalan menjauhi mereka. 

"Kau diterima masuk club basket, ini bajumu! Kita latihan rutin setiap hari jumat abis pulang sekolah... Jangan suka terlambat" entah dari mana, Kris tiba-tiba muncul dan memberikan sepasang baju basket padaku. "Hey! Kapan aku bilang mau masuk ke club basket?" mata tajamnya menuapu kedua manik mataku, membuat aku tak sanggup untuk berdiri tegak. 'Sial! Kenapa dia melihatku seperti itu?!' batinku. "Oke, aku akan masuk club basket dengan syarat... Kau mau mengajari aku bahasa Mandarin. Ottoke? Deal?" Dia hanya menatap datar  mukaku "Aku anggap itu DEAL!" aku langsung buru-buru meninggalkannya dan menuju ke kamar. "Ehh?" he's deep voice get in my ear, tak ku hiraukan dan tetap berjalan. 

- - - - - - - - -  

Arrgghh!!! Sudah seminggu lebih aku di Taiwan, tapi aku belum juga menguasai bahasa mandarin! Aku kesulitan untuk berinteraksi, aku telah belajar bahasa mandarin sendiri. Isn't working at all! Aku butuh seseorang untuk mengajariku, tapi... Siapa? Kris? Dia pelit! Dia tak mau mengajariku. "Aiiish!" Panjang umur, baru saja aku menyebut namanya. Aku melihat Kris sedang berjalan santai sendirian di koridor dorm laki-laki. "Yah!" Aku berlari kearahnya, dia berpura-pura tak melihat siapapun. "Kita punya kesepakatan... Kapan kau mau mengajari aku bahasa mandarin?" Tuntutku. Dia tetap diam tak menjawab "Yah! Aku berbicara padamu" , "Aku?" , "ne! Pabo" Tiba-tiba dia menarik tanganku, masuk kedalam kamarnya dan menolakku hingga terjatuh di atas kursi belajarnya. 

"Baca ini... Tanya saja pada ku apa yang tidak kau mengerti" Katanya sambil menyodor buku tentang bahasa mandarin dan duduk santai disebelahku. Aku menurutinya dan membaca buku itu, sesekali aku bertanya padanya. Aku memakan waktu berjam-jam lamanya untuk membaca dan mengerti isi buku ini. "Yah! Kris... Wo hen kun (aku sudah mengantuk)" , "Jixu, you yidian zhou de hen hao (lanjutkan, sedikit lagi juga akan selesai)" , "Wo... Shou... Buliaole (aku sudah tak tahan)" Aku langsung merebah kepalaku di atas meja dan terlelap.

__Michelle Moon POV end__

__Kris Wu POV__

"Wo... Shou... Buliaole" Suaranya melemah di akhir kata. Dia belajar keras untuk mengerti bahasa mandarin, hasilnya juga tidak buruk. "Drawf... Eh?" Dia sudah tertidur "Jangan tidur di kamarku!" Aku menepuk pelan kepalanya dengan buku "Eh! Shiro..." Dia malah merengek dan pindah ke kasurku "YAH! Tidak ada yang boleh tidur di kasurku selain aku!" ZzZzZz. . . "Arrggghhh!! You!" Ku angkat kaki ku seperti posisi ingin menendang. But... Something make me stop. I don't know why, i just can't do that to him. Mataku menyapu setiap likuk wajahnya, sesaat aku terpaku oleh wajahnya. 'EKH?!' batinku. Aku melonjak kebelakang saat menyadari wajahku hanya berjarak sesenti dari wajahnya. Jantungku berdetak tak menentu.

'AKU NORMAL! AKU TAK MUNGKIN MENYUKAI LAKI-LAKI!!! TUHAN! TOLONG AKU~~' Aku berlutut seperti posisi OTL. Pikiranku kacau! Apa aku terkena kutukan atau semacamnya? "Hey! Apa yang kau lakukan disitu? Btw, thanks~ i'll come to you next time... Bye" Michelle tiba-tiba saja bangun dan pergi meninggalkan kamarku. Aku masih mematung dengan pose OTL. Anak sialan! ==" 

__Kris Wu POV end__

__Michelle POV__

Untung aku terbangun, kalau tidak aku bisa kebablasan tidur di kamarnya. Ah iya! Aku hampir lupa, aku harus menghubungi Chanyeol.

Aku langsung membuka laptopku dan online lewat email dan ngecheck -- apakah Chanyeol sedang online atau tidak. Namanya tercantum di list online, tanganku dengan lihai menggeser mouse kesegala arah. CLICK! Video chat aktif. Wajah Chanyeol muncul di layar laptopku, "Haaa!! Chanyeol-ah... I miss you so much!!!" BRUAAAAKK!! Chanyeol terjungkang dari kursinya "EH! Chanyeol, Gwaenchana?" Kakinya yang putih dan jenjang terekspose di layar laptopku -_- "Aww! Appo..." Dia kembali duduk di depan laptopnya dan mengelush kepalanya. "Kau ini! Jangan membuatku kaget, kan jadi jatuh" , "Ehehe! Mianhae~ ^^v " , "Apa kabarmu?" , "Aku baik-baik saja... Chanyeol-ah, disini lebih menyenangkan! ... " Aku bercerita panjang lebar tentang Sekolahku pada Chanyeol. Dia mendengarkan dengan antusias, sesekali kami tertawa dan saling mngejek satu sama lain. 

"Sayangnya, kau tidak disini~ Akan lebih menyenangkan jika kau disini, Chanyeol" kata-kata yang baru saja ku utarakan membuat kami terdiam untuk beberapa detik. "Btw, bagaimana keadaan Mason?" Aku mencoba untuk menghancurkan keheningan yang menyelimuti kami. "Ahh... Dia baik-baik saja. Aku juga sering bermain dengannya, umma dan appa tak pernah berhenti untuk mencarimu" , "Jeongmal gomawoyo, Chanyeol~ mm... Sudah malam, besok kita harus sekolah. Aku akan menghubungi mu lagi nanti! See yah~" Aku menempelkan tanganku ke layar laptop, begitu juga Chanyeol. 


- - - - - - - - - -

Pagi ini sekolah berjalan dengan lancar dan tenang... Tak ada keributan sepertikemarin. Eh? Bukan tak ada, hanya saja belum ada (?). Kris sedang bermain basket sendiri di lapangan, aku hanya memerhatikannya dari kejauhan "Kris~~" Seorang perempuan cantik berparas seperti boneka barbie berambut panjang menghampiri Kris. Mereka tengah mengobrol, mataku tak luput dari Kris dan perempuan itu. Mungkin itu pacarnya, mereka berdua terlihat serasi. 'Tak usah telalu banyak berharap dan berhayal Michelle Moon'

Hari ini aku tidak mood belajar, aku berpura-pura sakit dan pergi ke ruang UKS. Sebelum sampai di ruang UKS, aku melihat aula kosong yang super duper megah. Aku memutuskan untuk melihat-lihat isi aula itu dulu. Panggung besar dengan tirai merah hati terlihat elegan, ratusan kursi empuk berbalut kain merah hati berjejer rapi, sebuah piano hitam mulus tegak di sisi kiri panggung, lampu sorot berwarna putih mengekspose keberadaan piano. Aku berjalan menaiki panggung dan duduk si depan piano, sudah lama sekali aku tak pernah main piano. Jariku dengan pelan menekan tuts piano satu persatu melahirkan sebuah irama yang lembut. 

"Kau bisa mainkan lagu Because of you dengan piano?" Suara seorang perempuan muncul dari balik tirai. Aku bisa mengerti sedikit apa yang dia bicarakan, "Shi (Ya)" aku mengangguk dan mencoba untuk memainkan lagu Because of you. Dia mendekat di sisi kiri ku sambil memerhatikan aku bermain piano. 

I will not make the same mistakes that you did
I will not let myself
Cause my heart so much misery
I will not break the way you did,
You fell so hard
I've learned the hard way
To never let it get that far

Because of you
I never stray too far from the sidewalk
Because of you I learned to play on the safe side so
I don't get hurt Because of you
I find it hard to trust not only me, but everyone around me
Because of you I am afraid


Dia menyanyikan lagu itu dengan sangat sempurna, she had soft n high voice. "Wow! That was amazing!" Aku memberikannya standing applause. "Btw, I'm Michelle! Nice to meet you. And whos your name?" aku mengacung tangan kananku kearahnya, dia menjabat tanganku dengan ragu. "I'm IU... N-nice to meet you too Michelle" aku bisa melihat rona merah dipipi putihnya "Sorry, i can't speak Mandarin well. Still learning~" dia mengangguk "You are not bad, you playing piano so well. Do you schooling in music school before?" , "Nah, nope. I'm learn from ma granpa" , "Can you help me?" , "Sure~" jawabku tampa ragu "Want you be my partner in school show? No one want playing piano to me" , "W-what? School show?!" , "I-if you wont, n-never mind" dia langsung melangkah pergi "W-wait! I want to be your partner" , "Really?" , "Shi~ ^^ " 

~ TO BE CONTINUE ~

Hehehe... Tunggu part 4 nya yah :D

Minggu, 14 Oktober 2012

[Fan Fiction / part 2] I Wish, I were a Boy!

Title : I Wish, I Were a Boy!
Character : Michelle Moon [OC], Mason Moon, Kris Wu from EXO-MPark Chanyeol from EXO-K, Rainie yang , Lay from EXO-K, Chen yue from Ulzzang Mandarin and Luhan from EXO-M.
Part : 2
Pairing : Michelle x Kris
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance, bla bla bla [?] =__="
Rating : for all creature who want to read this FF [?] -_-

Park Chanyeol


Sorenya aku sudah buat janji dengan Chanyeol, kami akan pergi jalan-jalan. 
"Michelle~" , "hmm?" , "Aku... A... Aiiish! Aku tak mau kau pergi" HUFF!! Aku menghembus nafas panjang melalui mulut. "Jangan membuat aku sulit untuk pergi... Chanyeol, aku janji akan terus menghubungi mu" aku menyodor kelingking ku "Pinky promise" dengan enggan Chanyeol mengaitkan kelingkingnya dengan kelingkingku.

= = = = = = = = = = = 

at school...
Aku menghadap kepala sekolah, aku menyodorkan amplop putih yang berisi surat keluar dari sekolah kepada kepela sekolah "Saya mohon pamit~ Mohon maaf, orang tua saya tidak dapat datang untuk mewakili. Mereka sedang di jerman sekarang" Aku baru saja berbohong! 'Tuhan, maafkan aku~' batinku "Baiklah nona Moon, saya maklumi itu. Anda boleh keluar" Aku langsung keluar dari ruangan kepala sekolah, aku lihat Chanyeol sudah menunggu depan pintu ruangan kepala sekolah. Dia mulai mecebikkan bibirnya dengan mata berkaca-kaca "Gosh!" Aku menarik tangannya, kami berjalan menuju locker "Look Chanyeol, jangan pasang muka sedih mu itu! Arggghh, itu membuatku merasa bersalah".

Hiks hiks hiks... Wait the second! Did i heard he's sob? Aku memerhatikan wajahnya yang tertunduk. Men! He did! "Omo chanyeol-ah, jangan menangis. Kau seperti perempuan saja" aku langsung menyeka air matanya "Sudah lah, aku harus masuk kelas. Hati-hati, jaga diri mu baik-baik. Jangan lupa hubungi aku" dia langsung pergi kekelas "Wait!" cegahku. "here~" aku memberikan sebuah kotak hitam kepada Chanyeol "Apa ini?" , "Bukanya nanti saja, kalau aku sudah sampai di Taiwan. Jangan beri tahu umma dan appa aku ke Taiwan!"

Pesawat akan berangkat jam 07.00PM, aku pulang lebih awal kerumah. Sekarang menunjukkan pukul 02.30PM. Umma, appa dan Mason pulang jam 04.00PM. Aku harus cepat! Barang yang penting sudah lama aku packing. Aku meletakkan sebuah amplop berwarna biru langit di atas meja ruang tengah. "Bye-bye mom, dad, Mason~ i love you all guys!" Aku menitikkan air mata dan meninggalkan apartemen.

__Michelle Moon POV end__

__Mason Moon POV__

"Noona! Aku pulang~~" Aku meloncat masuk kedalam apartemen, tapi aku tak melihat Michelle noona --- bahkan dia tak menyahut. "Dimana Michelle?" tanya umma "mollayo" jawabku. Aku melihat sebuah amplop berwarna biru langit tergeletak di atas meja ruang tengah, aku langsung mengambilnya "T-o... M-o-m-m-y, d-a-d-d-y, a-n-d Mason?" ejaku. umma langsung mengambil amplop itu dari tanganku dan langsung membaca isinya "Honey! Michelle run away!!!" umma berteriak histeris dan appa langsung menyambar telepon rumah. "run away? Mommy, wheres Michelle?" tanyaku. Tapi, umma hanya diam dan menangis. 

Aku melihat isi amplop itu, ada sebuah CD. Aku langsung memasukkan CD itu kedalam DVD player. 

"mm... Okay. Hi Mom, dad, and Mason~" ternyata CD itu berisi rekaman Michelle noona. Umma dan appa membeku ditempat dan menonton dengan seksama. 

"Saat kalian menonton CD rekaman ku ini, kemungkinan besar aku sudah pergi jauh~ maaf, jika aku pergi begitu saja... Aku mempunyai alasan yang kuat kenapa aku pergi. Aku tak bisa hidup terlalu di atur, aku merasa seperti dikekang. Aku tak pernah menceritakan sisi buruk kehidupan sekolahku pada kalian, karna aku tak mau kalian khawatir. Aku sering di bully karna aku anak blesteran. Tenang saja, Michelle is strong girl... i've give them punch back! ^^ umma, appa tolong jangan khawatirkan aku~ aku akan baik-baik saja... Aku pergi kesebuah tempat dimana tak ada yang mengenalku. Aku akan belajar hidup mandiri, aku akan tetap melanjutkan sekolah. Aku janji tidak akan macam-macam. For Mason -- Hey little dude! Take care ur self, and also take care mom and dad for me okay? Dont be mushy boy, listen to mom! okay, thats all~ I LUV U GUYS~~ ^3^ muuuaaahh!!!" 

"This is my fault?" umma menangis.

__Mason Moon POV end__

__Michelle Moon POV__

Aku sudah sampai di airport. hmm~ okay, aku melangkah masuk and say "Goodbye korea~ see you again~!!" aku berjalan tanpa menoleh kebelakang, karna terlalu sedih untuk melihat kebelakang. Pesawat yang kutumpangi akan terbang dalam hitungan menit, aku sudah duduk di seat pesawat.

few hours later...
"Beberapa saat lagi pesawat akan mendarat, kepada semua penumpang silahkan untuk mengenakan sefty belt" Aku terbangun dari tidur, sudah mau sampai? "I'm feel excited!" seru ku sambil melihat pemandangan kota Taiwan dari atas. Tak lama pesawat mendarat. Aku berpikir, bagaimana caranya berinteraksi kalau aku tak mengerti bahasa Mandarin? ==" bodohnya aku lupa untuk memperlajari bahasa Mandarin. Atleast i can speak in English~ 

Aku menjejakkan kaki di Taiwan, menghirup udara dalam-dalam "Taiwan here i come! hehehe" aku langsung masuk kedalam Taxi. "Sir, can you drop me to x x x (alamat sekolah)" , "ahh... x x x ? Hao hao" hah? apa itu 'HAO'? -__-"

Akhirnya aku sampai di National China High School. Aku membayar Taxi, "yeah! I remember now... Xie Xie~" aku hanya ingat 'Xie Xie' dari puluhan ribu kata-kata Mandarin. Menyedihkan sekali. "Excuse me, i want to get in... I'm the new student in this school" Aku meminta izin masuk kedalam sekolah kepada satpam. "You can't speak Mandarin?" Tanya satpam itu, dan membuka gerbang "no, i cant. Oww! Xie xie btw~" melakukan bow dan masuk kedalam sambil menyeret koper. "ahaha! You such a funny kiddo. Welcome to National China high school, little boy" apa? Baru saja dia bilang apa? 'little boy'? B-O-Y?? Ahh... Sudahlah~ 

Yakin aku tak salah masuk sekolah? Ini national china hugs school kan? Kenapa seperti ini? Aku melihat anak-anak sekolah ini berpakaian uniform yang beraneka ragam. Ada yang bergaya emo, harajuku, british, ada juga yang biasa saja, ada yang seperti gaya korean uniform. Bahkan yang perempuan banyak perempuan yang memakai make up. Sekolah ini tampaknya sedikit bebas. Tiba-tiba "Awas!" Teriak seorang laki-laki, aku menoleh dan melihat bola basket melayang kearahku. Reflek aku melepas koper dari genggaman dan menyambut bola yang hendak menghemtam kepalaku.

"This is your ball? Take it" aku melempar kearah laki-laki itu, dia hanya melongok dan menyambut bolanya "Wait!" cegahnya sambil berlari kearahku, Gosh! D-dia... Dia persis seperti karakter yang aku gambar --- dia tampan, tinggi, he just perfect without disability! "Hey drawf! You have ability in basket, so... Come to join us in Basketball club. This afternoon come to gym okay? Dont be late, cuz i'll give you punishment. Ohh! I'm Kris Wu the basketball captain" Dia pergi meninggalkan ku yang masih mematung ditempat. "W-whatta hell? Did he call me DRAWF? Handsome but haven't attitude... CEHH!" umpatku. Aku ini perempuan, wajar saja kalau tidak terlalu tinggi -_-" Seriously? Bukan kah pada umumnya club basket hanya untuk laki-laki saja?

TOOK TOOK TOOK!!! Aku mengetuk ruangan kepala sekolah "Come in" jawab seseorang dari dalam ruangan "Ahh... You must be Mr. Lay right?" , "Yes, I am. Please, take a seat young man" hah? Mwoya? Young man? Apakah mereka tak menyadari sama sekali, aku ini perempuan! Aku duduk dengan kikuk. "Mr. Lay, i'm Michelle Moon... I've register myself in this school through online. And they said, i recieved" , "Are you serious? Michelle is a girl" dia meletakkan formulirku di atas meja, aku langsung mengeluarkan berkas-berkas dari dalam tas "Here, take a look" aku memberinya berkas-berkas itu "Haa, zhongshi ne?? Ms. Moon, you totally look alike guy. I dont realize that you are a girl! I'm so sorry~" , "Really? Never mind... Well, i'm recieved at this school?" , "Yes, let me talk a bit of this school..." dia berbicara panjang lebar, aku hanya mendengarkannya sepeti orang bodoh.

Mr. Lay ini orangnya sangat menjunjung tinggi kebebasan berdemokrasi. Tampaknya dia seorang sarjana politik. Dia bilang, dia memberikan kebebasan bagi seluruh siswanya, namun... Kebebasannya disalah artikan. Publik beranggapan sekolah ini sekolah sesat (?). Dia sempat menangis, wth? "Tissue?" Tawar ku "Yes, Thanks~" dia mengelap air mata dan ingusnya dengan tissue yang kuberi. 'Nasty!' batinku. "Ms. Moon, you can wear male uniform if you want" , "Really? i can wear them?" , "yep! Btw, this is your key's room. Your room exactly between of girl and boy's dorm. Sorry, 'cause... All room already full. You haven't room mate" memberi kunci berserta baju seragam "Thats okay Mr. Lay... Atleast i have room" aku berbalik dan meninggalkan ruangan. "Wait! Mich, you have to learn Mandarin languange" , "mm... I will" baru saja dia panggil aku 'Mich'? Hanya appa yang memanggilku Mich. He's strange, but... I feel something different to him. 

"111" nomor kamarku. "Tepat di tengah-tengah antara dorm perempuan dan laki-laki" Aku melihat koridor antara dorm perempuan dan laki-laki di tengahnya sebuah kamar "111!" Seruku dan membuka pintu kamar yang akan menjadi milikku itu."haha! 111, I am your new occupant!" Aku langsung mengemas barang-barang dan istirahat.

__Michelle Moon POV end__

__Park Chanyeol POV__

Memalukan sekali, aku menangis didepannya! "Pabo" umpatku. Aku ini terlalu pengecut! Kenapa aku tak mengatakan perasaanku padanya?! Sekarang sudah terlambat, dia sudah pergi. Dia pasti sudah sampai di Taiwan sekarang, aku langsung membukakotak hitam yang diberikan Michelle. Sebuah CD dan album -- Anak ini tidak main-main, dia serius untuk minggat. Sepertinya dia akan pergi untuk waktu yang cukup lama. Aku membuka album itu, aku melihat foto kami berdua, semua foto-foto saat kami berdua dengan anggota club basket yang lain. Selesai membolak balik album, aku beranjak ke laptop dan memutar CD itu.

"HAAA!!! Annyeong~ Chanyeol-ah, aku mau kau senyum saat menonton CD ini. Ayo cepat senyum!" CD ini berisi rekamannya. "heh" aku tersenyum tipis melihat tingkahnya di dalam rekaman ini. "nah! Begitu dong ^^d aku lebih suka kau tersenyum ketimbang mencebik! Chanyeol-ah, kau tahu... Kau adalah satu-satunya sahabatku dikorea, sebenarnya aku berat untuk meninggalkan mu. Tapi aku harus -- aku mau mencoba hidup senidiri. Mungkin kau bertanya-tanya, kapan aku akan pulang. Maybe, aku akan pulang setelah selesai SMA. Aku tahu itu terlalu lama, maaf~ ahh! Aku coba untuk kembali saat libur panjang, kalau punya uang -_- tentu saja tanpa sepengathuan umma dan appa. Btw, i made it for you~ enjoy! ^^ ow oww! I love you ^^;" , "Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu" ucapku. Beberapa potongan video saat kami latihan, berlibur, dan disekolah. Aku akan sangat merindukannya...

__Park Chanyeol POV end__

__Michelle Moon POV__

"ehh" Aku merenggangkan otot-ototku, dan meraih jam tanganku yang tergeletak di atas meja. "Whatta??" sudah pukul 16:30 ini sudah sore! "This afternoon come to gym okay? Dont be late, cuz i'll give you punishment." Otakku mereka ulang kata-kata Kris. "Shit!" aku langsung memakai trening dan t-shirt oversize -- berlari keluar kamar seperti orang kesetanan. 

Aku menyerobot masuk gedung gym "Sorry I'm late!" Semua orang dalam gedung tercengan melihatku, dan "ahahahaha!!!" wtf? mereka menertawakanku. What so funny huh? Kris datang mendekat, "Do u haven't shoes?" Apa? Sepatu? Aku langsung melihat kebawah. "Damn it!" Aku memaki dalam hati "Like i've said, u'll get punishment. Now, go join us to exercise. After we done, u have to clean up gym, got it drawf?" , "I got it Mr. Meannie" , "Huh? Did u call me..." , "Yes, Mr. Meannie. If u want me stop to calling u Meannie, just stop calling me Drawf" , "Nope, i like those nickname. Thx drawf!" Kris menepuk kepalaku dan pergi berbaur dengan mereka yang tengah latihan, Thats it! He so annoying! Aku langsung mengikuti latihan, tentu tanpa sepatu. 

Selama latihan aku terus melakukan yang terbaik, walaupun sering diacuhkan. "Hey! Over here!" Teriakku, HUPP! Bola di oper pada ku, jarak antara tempatku berdiri dengan ring basket tidak terlalu dekat. Tapi aku nekat melakukan long shot. 'Get in the ring now' SRAAAKK!!! "Masuk! Masuk!! Yeah!!!" Pekikku sambil loncat girang. SWUUUZ! KRIIIIK KRIIIIKK! Keadaan sepi senyap, aku baru sadar hanya aku saja yang terlalu excited. Dengan perahan aku menurunkan lenganku kebawah dan menunduk. Mereka menatapku tanpa berkedip sedikitpun, mereka langsung berbicara "Ta hui shuo shenme?" , "Hanguo" jawab Kris. "This kiddo from Korea!" Pekik seorang anak laki-laki langsung berlari keluar gedung gym "Yah! We have new student from Korea!" Teriaknya sepanjang sekolah memakai toa (?). 

"Aish! Tanggung sendiri, kau yan memulai... Kau juga yang harus menyelesaikannya" Kata kris yang berdiri disebelahku. "Mwoya? Memangnya aku berbuat apa?" HEH! Tunggu! Baru saja Kris berbicara dengan bahasa Korea? Aku tidak mungkin salah dengar. "chamkkan! Kau bisa bahasa Korea?" 

~ TO BE CONTINUE ~

Maaf banget kalo part ke-2nya lama keluar ><v author sibuk -_- abis tuh, modem kena block. Jadi susah mau lanjut nulis. (_ _)v maaf yahh? Btw, uda puas? Kris nya udah nongol tuh :D di tunggu part 3 nya oke? ^^