Minggu, 30 September 2012

[Fan Fiction / part 1] I Wish, I Were a Boy!

Title : I Wish, I Were a Boy!
Character : Michelle Moon [OC], Mason Moon, Kris Wu from EXO-MPark Chanyeol from EXO-K, and other support cast.
Pairing : Michelle x Kris
Language : Indonesia, English [MIXED]
Author : Baby Krisses \(^-^)/
Fandom : EXOTIC
Genre : romance, bla bla bla [?] =__="
Rating : for all creature who want to read this FF [?] -_-

Kris Wu



Matahari pagi menembus jendela, menyapu permukaan kertas gambar yang berserakan dimeja. Aku tetap menggoreskan pensil ke kertas gambar yang polos -- sesekali aku menatap keluar jendela, menangkap sedikit klise pagi kota seoul yang berdesakkan oleh bangunan, manusia dan kendaraan. Imaginasiku tertuang dalam kertas gambar. Aku tak tau mengapa, akhir-akhir ini aku suka menggambar sosok laki-laki jangkung berparas dingin yang mempunyai sayap. Dia bak Malaikat... Hampir sempurna, tanpa terlihat cela sedikitpun. Menggambar adalah hobby ku, aku paling suka membuat manga. Belum terlalu bagus untuk membuat komik.

KRIIIITT! pintu kamarku terbuka "MICHELLE! What the hell are you doing?! You should go to school right? Look at your room, how messed! clean up your room, take a bath then breakfast!" umma mengomel setelah melihat keadaan kamar ku yang sangat berantakan. "hmm" aku hanya membalasnya dengan gumaman kecil. Aku langsung mengemas kamarku dan mandi!

Okay, I'm Michelle Moon~ dari namaku saja orang langsung tau, I'm not pure korean. Aku peranakan Jerman-Korea, Umma ku orang Jerman sedangkan Appa ku orang Korea. I'm 15 years old, i have brother -- namanya Mason Moon, umurnya 6 tahun. Kami sudah menetap di korea sekitar 3 tahun, sebelumnya Kami tinggal di jerman. Jujur saja, tidak enak menjadi anak pindahan. Terlebih aku anak blasteran. Aku sering di bully oleh teman-teman sekolahku. Aku bukan gadis cengeng yang menangis tanpa perlawanan saat ditindas -- tentu saja aku akan membalas mereka. Walaupun jumlah mereka lebih banyak, aku tak mau menyerah dan terlihat tak berdaya. 

Itu dulu saat SMP, sekarang aku sudah SMA. Tapi, aku rasa sama saja! Aku tetap mendapatkan perlakuan seperti itu. Terutama dari sunbaemin... Mereka membentakku, menyindir, dan banyak lagi. 3 tahun di seoul dan sampai sekarang  aku hanya mendapatkan 1 orang bestie! Sulit untuk mencari teman yang tetap menemani kita walaupun dalam keadaan susah.

Aku sudah siap berpakaian, membolak balik badan didepan kaca dan merapikan rambut pendekku yang sedikit berantakan. "Noona noona~ palli!" Mason menarik ujung rok sekolahku "ne~ Goodmorning Mason! Give me kiss and hug" Aku berlutut didepan mason, sejurus he peck ma lips and hugs me. Kami berlari menuju dapur, disana appa sudah duduk sambil memakan roti. "Michelle, hari ini kau jemput Mason pulang. Umma dan appa sedang sibuk, jaga Mason! Jangan lupa untuk sapu semua ruangan, cuci piring dan setrika baju uniform Mason." umma berceloteh sambil menyiapkan bekal Mason. "got it" OMG! Seriously?? Aku seperti pembantu saja -_- 

Aku pergi ke sekolah menggunakan sepeda, kalau aku di antar jemput sama appa -- aku tak bisa leluasa pergi kemana-mana. Terlebih umma terlalu over protective! Tidak boleh itu, tidak boleh ini, harus ini, harus itu... Arrgghh! Thats make me crazy!! Aku diperlakukan seperti anak kecil dan itu sangat menyebalkan. Aku tahu umma melakukan seperti itu untuk kebaikkan ku, tapi hanya caranya yang berlebihan -- aku merasa seperti di kekang. One day, i'll gonna explode and uncontrol! 

"MICHELLE!!!" Chanyeol mengagetkan ku. "geez!! Can you stop to surprising me?" Aku mengendus kesal sambil mengelus dada. "hahaha, yes ma'am!" , "ma'am? Stop to kidding me. I'm too young to get called ma'am" Chanyeol hanya melongok melihat muka ku. "Michelle, nilai bahasa inggris ku 3" , "so?" , "aku tidak mengerti yang kau bicarakan" , "bwahahahaha" aku tertawa terbahak-bahak, bestie ku ini terlalu polos! Aku tak sanggup melihat ekspresi mukanya yang lucu itu. "Kau suka sekali menertawakanku" Chanyeol mencebik bibirnya "ahh! Nanti sore kita latihan basket... Kau ikut kan?" sambung Chanyeol "ehh, gimana yah... Sore ini aku harus menjemput Mason. Umma dan appa sibuk, aku harus menjaganya" , "sayang sekali~" Chenyeol menunduk kecewa. "aha! Begini saja, aku jemput Mason dulu. Nanti aku akan membawanya ketempat latihan? ottoke?" , "good idea! Ahahaha" Senyumnya yang khas menghapus expresi kecewanya dengan cepat.

KRIIIIIING!!! Bell berbunyi, itu tandanya PULANG! Dengan semangat aku mengemas buku-buku yang berserak diatas meja dan memasukkannya kedalam tas lalu berlari keluar kelas. Aku menggoes sepeda dengan cepat menuju sekolahnya Mason. "Noona~!!" , "Mason, palli palli!!" Mason mengikuti perintahku -- langsung naik kesepeda dan duduk dibelakang "Noona, kenapa tergesa-gesa sekali?" , "mianhae Mason, noona mau latihan basket. Noona janji, tidak akan lama. Kau mau kan menemani noona latihan sebentar?" , "tentu ^^ tapi, aku lapar" , "tenang saja, nanti noona belikan makanan" 

"annyeong~!!!" aku melambaikan tangan kepada mereka, mereka tampak sudah siap untuk latihan. "Mason, duduk disini... Ini makanan mu~ duduk manis okay?" Mason mengangguk. "Maaf membuat kalian menunggu" , "gwaenchana~ cepat ganti baju" kata Chanyeol sambil melakukan pemanasan. Aku langsung memakai trening dan melecut rok, membuka kemeja sekolah ditempat. "KYAAAAAAAAAAAHH!!!" chanyeol memblok tubuhku, sedangkan teman-teman yang lain hanya tercengang melihatku. "pabo! Apa yang kau lakukan haa?" , "kau bilang ganti baju kan? Ya, aku sedang ganti baju" , "aku pakai tank top kok" , "aku kira kau hanya pakai bra" TUUUKK!!! Kepalan tangan ku mendarat dijidadnya.

SKRAAAAKK!!! Bola basket masuk kedalam ring dengan mulus "wohoooww!!! Long shoot! 3 point!!! JYEAAH! Games over, my team is the winner~" aku bersorak girang sambil HI5 dengan semua teman mainku. "YAAAH!" Chanyeol merebah tubuhnya di atas lantai, aku menyusulnya berbaring tepat disampingnya "Sepertinya aku tak menunjukan kemajuan" , "Kita satu team Chanyeol, kita bekerja sama... Tanpa mu kami akan kesusahan, kau adalah pem-blok terbaik!" , "jinjja?" , "ne" , "Michelle, coba untuk ubah kebiasaan buruk mu itu. Kau itu perempuan, masa ganti baju didepan aku dan mereka" Chenyeol sedikit merengut "mianhae~ terkadang lupa lupa kalu aku ini perempuan. Mungkin karena aku tak punya teman perempuan dan aku terlalu sering bermain dengan kalian. Aku selalu mengaggumi semua gaya hidup laik-laki -- yang bebas tanpa di kontrol, simple, bisa memilih pilihannya sendiri, dan banyak lagi! Kau lihat saja aku, sama sekali tidak terlihat anak perempuan kan?" 

"Noona, sudah jam 7! Ayo kita pulang, nanti umma marah" , "OMO!! Chanyeol, aku pulang dulu ya? Sampai jumpa besok!" Aku langsung berlari mengambil tas dan pulang bersama Mason. Arrrgghhh! Umma bakalan marah, aku harap umma belum pulang.

sesampai di apartemen...
"Mason, kau langsung pergi mandi oke?" aku berbisik-bisik dengan mason seperti maling yang hendak merampok rumah "arrata~" kami berdua masuk mengendap-endap dengan gaya kepiting berjalan [?] "where have you been, Ms. Moon and Mr. Moon?" aiiish! BUSTED! Umpatku dalam hati. Umma memergoki kami yang tengah mengendap-endap masuk "tadi aku latihan basket, Mason bersamaku" aku mendorong Mason pergi "I'm so sorry mom" , "mandi dan lakukan yang umma perintahkan tadi pagi" 

Setelah selesai mandi, aku langsung beres-beres rumah, setrika baju Mason. Umma memanggilku, she start to give me a lecture. All day, she always snap me. Aku bosan di perlakukan seperti itu, aku tau itu salahku juga -- tapi kenapa umma tak mengerti keinginanku? 

Hari-hari ku sangat melelahkan, dari sekolah, beres-beres rumah, mengurus Mason, ini-itu! Belum lagi umma yang selalu mengomel, appa pun akhir-akhir ini sedikit sensitif. Kadang memarahiku karna kesalahan kecil. Aku meresa tertekan dengan sikap umma yang komanditer! Tidak boleh ini itu... Aku lelah, aku lelah melakukan hidup seperti ini! Coba aku terlahir sebagai anak laki-laki. Semuanya pasti jauh lebih baik~ 

= = = = = = = = = = = 

"Michelle! Kamu letak mana dompet umma?" , "ha? Aku tak memegang dompet umma. Aku tak tahu" , "tadikan umma menyuruh mu untuk memegang dompet!" , "tidak, umma tidak menyuruhku. Bukan kah umma yang memegang dompet?" , "Kamu ini! Kamu itu suka pelupa, umma yakin kamu lupa meletakkannya diamana" , "mom, i said i am not" , "kamu ini melawan ya?!" , "nope, just defence myself. Cuz i'm not do that" , "you..." PLAAAK!! tangan umma bebas mendarat dipipi ku. "Ada apa ini??" tanya appa dengan nada tinggi, tanpa kata apa pun aku pergi keluar dari apartemen. Air mata ku tumpah bukan karena sakitnya ditampar, tapi karna hati ku yang sakit. Aku tak terima di tuduh seperti itu -- karna aku benar-benar tidak merasa melakukannya. Aku langsung menyambar sepeda dan pergi menuju apartemen Chanyeol.
Ku ambil ponsel ku dari kocek jacket dan menelpon Chanyeol. tuuut tuuut!!! , "yobseo?" "Chanyeol, aku didepan apartemen mu" tanpa menunggu jawaban dari chanyeol aku menutup telepon. Tak lama Chenyeol keluar, "Michelle, ada apa..." Aku tak menunggu chanyeol menyelesaikan pertanyaannya dan langsung memeluknya. "eh? K-kenapa?" tangisku pecah, air mata ku membasahi bajunya "aku tak sanggup lagi, aku mau pergi jauh dari sini!!" pekikku. 

Chanyeol menggandeng ku kesebuah cafe dekat apartemennya. Kami duduk disana "Tenangkan dirimu, kau tidak serius tentang itu kan?" sebelum aku menjawabnya, pesanan kami datang. "Sebentar! Kenapa pipi mu?" Chanyeol menaikkan dagu ku dan melihat pipi ku yang ditampar umma "umma menamparku..." aku menceritakan semua kejadian tadi, aku mengeluarkan unek-unek ku kepada Chanyeol. "Aku mau pergi, aku mau meninggalkan semua ini" jelasku di akhir cerita yang panjang lebar. "ahh! Michelle, kau hanya emosi saja. Aku yakin, besok kau akan berubah pikiran. Pikir kan baik-baik Michelle, tidakkah kau kasihan pada orang tua mu? Apakah kau yakin mau meninggalkan Mason? Dia masih kecil... Dia membutuhkan mu" Kata-kata Chanyeol barusan membuat otakku berpikir. Aku hanya membayang kan Mason, yah! Aku tak sanggup untuk meninggalkannya.

Air mataku kembali menetes tanpa dihenti. Tak ada lagi kata-kata yang bisa ku keluarkan dari mulut ini. "ssttt... Kau selalu punya aku, Michelle~" Chanyeol menarikku dalam pelukannya. Setelah beberapa menit aku menenagkan diri dalam pelukan Chanyeol. "I've decide! Aku akan tetap pergi... Mianhae Chanyeol~ one thing that i want from you, Jaga Mason untuk aku? Jebal~" Chanyeol menatapku dengan tatapan kecewa, aku membalas tatapannya dengan tatapan penuh harapa. "Oke-oke..." Chanyeol menyerah "jeongmal Gomawoyo, Chanyeol~!!" 

>>> SKIP >>>

Tak sia-sia selama ini aku menabung. "hehe" aku terkekeh sendiri sambil menghitung uang yang ada dalam celengan. Aku sudah memutuskan kemana aku akan pergi. "Taiwan" aku mengeja nama ibukota Cina. "Sounds great!" Aku terus mencari informasi tentang sekolah di Taiwan lewat internet. Aku mencari sekolah asrama, supaya aku tak pusing-pusing mencari tempat tinggal. "national Chinese high school" aku membaca website sekolah itu dengan seksama. Pelayanan pendaftaran sekolah online, yah... Itu sangat membantu. Aku mulai mengurus semua berkas-berkas untuk keberangkatanku, membuat surat keluar dari sekolah, aku akan melakukan semua itu sendiri. "lakukan dengan rapi" tegas ku pada diri sendiri.

Hari keberangkatanku minggu depan, untuk yang terakhirnya aku akan berbuat baik -- yah, minimal jangan membuat umma marah. Menemani Mason, berbincang dengan appa dan umma. Aku gunakan waktu untuk bersama mereka. 

Sunday morning...
"so, this is the last day. Let's make it up!" Aku langsung mandi dan meluncur ke dapur, tampaknya masih pada tidur. Aku tahu aku tak bisa masak, but... I should try first! "umma, appa, Mason~ Sarapan~~" teriakku dari dapur "haaa?" Mason masih mengenakan piyama berjalan kikuk kedapur dengan tatapan tanda tanya. "cuci muka dan tanganmu lalu makan" , "noona? Everything is alright?" , "ahahaha! Of Course little dude~" umma dan appa keluar dari kamar dan terliaht sedikit terkejuat dengan apa yang mereka lihat. 

Setelah itu, aku mengajak umma, appa dan Mason ke mall. Walaupun aku tahu resiko ke mall, umma akan menyuruh ku berbelanja pakaian wanita. 'just do it~' batinku. They look happy, i can see they smile brightly. Thats make me want to cry...

Sorenya aku sudah buat janji dengan Chanyeol, kami akan pergi jalan-jalan. 
"Michelle~" , "hmm?" , "Aku... A... Aiiish! Aku tak mau kau pergi" HUFF!! Aku menghembus nafas panjang melalui mulut. "Jangan membuat aku sulit untuk pergi... Chanyeol, aku janji akan terus menghubungi mu" aku menyodor kelingking ku "Pinky promise" dengan enggan Chanyeol mengaitkan kelingkingnya dengan kelingkingku.

~ TO BE CONTINUE ~

hahaha :D #ketawa om-om [?] maaf yah reader... Kalau FFnya rada berantakan -_-v pasti pada nungguin Kris keluar yah? Belum~ baru Chanyeol aja... Next part, Kris in action! :D ditunggu yah? ^^

Minggu, 23 September 2012

[BIGBANG Song Fiction / part 2] Monster

title : Monster
character : Lee Seungri/VI, Choi Seunghyun/TOP, Kwon Ji Yong/GD, Dong Youngbae/SOL, Kang Daesung/D-LITE, Han Ji Ra [OC]
pairing : Seungri x Ji Ra
language : Indonesia 
chapter : part 2
author : Baby zzang ( ^-^)/
fandom : VIP
genre : romance, fantasy
rating : under age, 18+, 30+ [?] all humanbeing are allowed to read this FF (.__. ) :D

Choi Seunghyun / TOP 

Kedua mataku terbuka secara spontan dan memandang liar ke sudut atas lorong. Sebuah kamera bergantung diatas situ. "aku tau kalian sedang melihatku sekarang? Jangan sampai kalian tertangkap olehku, karna aku tak akan membiarkan kalian hidup!" aku berlari cepat kearah kamera dan melonjat tinggi untuk menggapainya. CRAAAAKK!! Kamera itu hancur dengan satu tinjuan saja.

Aku berjalan keluar dari lorong panjang itu lagi, "kali ini, akan ku pastikan kalian semua MATI!"

= = = = = = = = = =

Serangan bom dan tebakan tertuju padaku, aku terus mencoba mengelak. Dari sudut-sudut tembok besar ini ada sebuah pos, dari sana tembakan berasal. Tanpa menunggu aku langusng menghampiri tempat itu. Serangan yang merek lakukan tak ada habisnya, akhirnya aku sampai  dipos itu. DUAAAAKK!! Kaki ku menendang pintu pos. JLEEEB! Sebuah pedang panjang menembus perutku. Salah satu prajurit menikamku, dia tertawa lepas setelah menikamku. Perutku bersipah darah. Anehnya, aku tak merasakan sakit. aku menarik pedang itu perlahan dari perutku. Mereka tertegun dan membulatkan mata, seakan-akan tak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat.


ZRAAAAKK!!! Aku menebas habis leher prajurit yang telah menikamku. 

>>> skip >>> #part pembantaian di percepat.

Mereka semua tergeletak tak bernyawa, darah menjadi warna cat dinding pos, darah mereka mengotori tangan, wajah dan pakaianku. Aku merasa puas. Entahlah, ada rasa kepuasan tersendiri setelah melakukan itu semua. "apakah ini bubuk mesiu?" aku  melihat bubuk hitam dalam kotak kayu, tangan jahilku menyenggol kotak kayu itu. Bubuk itu tertumpah, berceceran dilantai. Tanganku menyambar satu granat. 

Sebuah jenedela besar di sisi barat pos, aku menyembulkan kepala dan melihat kebawah betapa tingginya dinding itu. Diluar sana? yah... Aku akan keluar dan menemui Ji Ra. Dengan nekat aku meloncat dari jendela pos, HUUP! Aku mendarat ditanah dengan sempurna "Fantastic!!" seruku. Tak sedikit pun kaki ku merasa kesakitan, aku mulai menyukai diri ku yang sekarang.

Tangan kiri ku menarik strike granat dan mencampaknya masuk kedalam pos, "bye bye" DUAAAAAARR!!! Ledakan super dahsyat tercipta dan mengahancurkan sebagian tembok besar itu. Bibirku menyeringai puas. Aku langsung berlari mejauh menuju daerah luar sana. "Ji Ra, tunggu aku~" 

__Lee Seungri POV end__

__Dong Youngbae POV__

"Youngbae-ssi, apa yang akan kita lakukan?" tanya panglima perang Kang Daesung. "biarkan saja dia, aku telah menyusun rencana penyerangan untuk Korea Selatan" , "apa itu?" , "Dia korban kecelakaan, aku sengaja mengambilnya... Karna tau, dia tak akan bertahan hidup jika tidak dioperasi sebagai mutan. Dia orang korea selatan, bukankah ini menyenangkan menjadikan orang merka sebagai monster untuk menghancurkan negara mereka sendiri?" , "ke ke ke... Kau licik sekali!" , "i'm so mean and i know it

__Dong Youngbae POV end__

__Han Ji Ra POV__

Pagi ini sangat dingin, aku sudah siap untuk liputan langsung. "Kau sudah siap?" Ji Yong menghampiriku "sudah, ayo kita mulai meliput~" 

Aku mulai meliput tentang perang antara korea selatan dan korea utara. Peliputan berlangsung lancar. Tak ada hambatan sama sekali, bahkan latihan perang untuk para prajurit juga berlangsung tanpa ada tanda-tanda penyerangan dari korea utara. waktu begitu cepat berlalu, tak terasa hari sudah mulai gelap. Aku dan Ji Yong kembali kerumah. 

"hey, boleh aku duduk?" Ji Yong menyapaku "hey... tentu saja~" aku menepuk tempat kosong disisi kanan tempat aku duduk "kau tidak mengantuk?" tanya Ji Young "ani..." , "apa kau sedang memikirkan sesuatu?" , "ne~ aku memikirkan..." aku menahan lidah ini untuk mengatakan namanya. Ji Yong tampak menungguku untuk menyelesaikan kata-kata yang belum kuselesaikan. "ahh! lupakan saja" elakku. "hmm, aku tak memaksa mu untuk menceritakkannya... Tapi, jika kau membutuhkan teman untuk berbagi. Aku siap!" , ne! gomawoyo Ji Yong-ah~" ^^ kami terdiam untuk beberapa menit, menikmati pemandangan indah desa dimalam hari. "apa kau mempunyai pacar?" pertanyaan Ji Yong begitu menusuk, sampai-sampai aku tak tahu harus menjawab apa. 

Seungri... Seungri! Nama itu mulai memenuhi otakku. "Ji Ra-ah..." Ji Yong melambaikan tanganya di depan mukaku. "e-eh... ne? ah... a-aku permisi ke kamar mandi sebentar" aku langsung beranjak dan pergi meninggalkan Ji Yong tanpa menjawab pertanyaannya. 

__Han Ji Ra POV end__

__Lee Seungri POV__

Aku bisa merasakan sesuatu memanggilku, aku tak tahu siapa. Aku hanya mengikutinya, kaki ku melangkah bebas kemana dia hendak berjalan. Sudah sekian jam aku berlari, namun rasa letih tak kunjung mengusai diriku. 

Aku sampai disebuah desa kecil...
Aku berjalan dengan langkah hati-hati. Disinilah tujuan kakiku melangkah. "YAH! Siapa kau?" seorang 'PRAJURIT' memergoki aku. Sponta kau langsung membekam dan mematahkan lehernya. Suara retakan tulang leher terdengar memilukan, aku membaringkan mayat prajurit itu ketanah dengan hati-hati.


It’s been a while since we’ve met
Your face looks good
You got prettier, you were always beautiful in my eyes
"S-seungri" suara lembut itu, suara yang selama ini aku rindukan. Aku menoleh kebelakang dan mendapati Ji Ra tengah berdiri kaku. Sekian lama tak bertemu, dia masih tetap terlihat cantik. Dia selalu terlihat cantik dimataku.

But today you look a bit different
You look especially a bit cold
Aku berjalan mendekatinya, Ji Ra melangkah mundur. Seperti ada yang salah denganku? "wae?" , "jangan dekati aku!" kata-kata itu membuat hatiku sakit.

I tried to be fine, trying to change the subject
Though I had so much I wanted to ask you
Ku hirup nafas dalam-dalam, aku maklumi tingkah Ji Ra. Aku tahu aku salah, menghilang begitu saja. Dan aku sendiri pun tak tau secara pasti tentang diriku yang menghilang dari kehidupan. "Aku sangat merindukanmu... Aku minta maaf, karna menghilang begitu saja~ bagaimana..." 


You cut me off right away
Your long hair flowing
As it hit my cheek and passed away
You turn away and left right away
"Kau MONSTER!" Ji Ra memotong pembicaraanku, rambut panjangnya tergurai indah memukul lembut pipi ku dan dia pun berlari meninggalkanku. Aku hanya bisa mematung dan melihatnya berlari menjauh. Dia berhenti lalu melihat kebelakang kearahku. 

If I try to catch you here, would that be too ridiculous?
jika aku mencoba untuk menahanmu, apakah itu terlalu konyol?

Nothing comes to my mind
As you tremble, you take a step, two steps back
You say that I scare you now
You’re like a moon that makes me go crazy

Tak ada yang terlintas dalam pikiranku, aku berjalan mendekatinya. Aku hanya ingin menahannya pergi. Ji Ra tampak gemetaran dan mengambil selangkah, dua langkah mundur "sudah kubilang jangan dekati aku! Kau membuatku takut! Kau MONSTER!" suaranya pun terdengar gemetaran, sititik demi setitik matanya mulai mengeluarkan cairan bening. "A-aku bisa jelaskan..." kakiku mengambil selangkah mendekat Ji Ra dengan perlahan "JANGAN!!!" dia mulai berteriak histeris dan itu membuatku frustasi dan gila! Apa yang salah dengan ku?!
Dia berlari masuk kedalam hutan dengan cepat, dia terlihat ketakutan. Aku mengejarnya "Ji Ra-ah!" aku meneriakkan namanya. Dia tetap berlari. Puluhan meter Ji Ra berlari, aku masih tetap mengejarnya. BRUUUK! "arrgghh!" Dia terjatuh. Aku perlahan mendekatinya, dia sangat keras kepala. Masih saja mencoba untuk menjauh dariku walaupun harus merangkak. 
I love you baby I’m not a monster
You know how I was in the past
Ku raih pundaknya "Ji Ra-ah~ ini aku Seungri. Aku sangat mencintaimu, aku tak akan pernah menyakitimu. Aku bukan monster. Aku yakin kau tahu seperti apa diriku yang dulu." matanya yang berkaca-kaca menatap lekat wajahku. "Aku sangat sangat merindukanmu, aku datang untuk mencarimu~" , "Seungri..." tangan halusnya menyentuh pipiku. "ne, chagiya~" Dia menghambur masuk kedalam pelukkanku, tangisannya pecah teredam oleh badanku. 

"maafkan aku... Aku meninggalkan mu begitu saja, aku pun tak tahu apa yang terjadi dengan diriku" tiba-tiba Ji Ra melepaskan pelukan dan mulai menjauh. "Aku melihatnya, kau membunuh prajurit itu!" , "percayalah padaku Ji Ra, itu bukan seperti yang kau kira. Aku tak akan menyakiti mu" aku mengulur tanganku kearahnya. Tangannya dengan ragu meraih tanganku, aku menggenggam tangannya. 

No matter what happens, let’s be forever
When we’re sad, when we’re happy, let’s go till the end
You don’t say that tomorrow
Let’s love like today is the last

"lihat aku, Ji Ra~" aku memegang dagunya dan menaikkan wajahnya hingga terlihat jelas wajahnya. "aku tak perduli apa yang terjadi sekarang, aku hanya ingin tetap bersamamu selamanya. Kita pernah berjanji akan melalui masa sedih, senang bersama. Saling mencintai seperti hari ini adalah hari terakhir. Karna kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi besok... Ayo kita pulang dan menjalani kehidupan seperti yang dulu lagi~" 

"JI RA-AH!!!" suara teriakan seorang namja dari kejauhan. Aku melihat sekerumunan orang berbondong-bondong datang kearah kami berdiri. "Ayo Ji Ra! Ikutlah denganku..." aku menarik tangannya, tapi... Dia hanya diam dan mematung ditempat. "WAE??" aku mengguncang tubuhnya, dia hanya menatapku dengan tatapan kosong. "lepaskan Ji Ra!" , "dia yang membunuh prajurit itu! Aku melihatnya!!"

The people of the world have turned their backs against me
The corners of their eyes are all twisted up
The greatest pain to me,
Is the fact that you became the same as them

prajurit-prajurit itu mengelilingiku dan menodong senapan kearahku. Seorang prajurit menyepak kakiku hingga aku terjatuh dalam posisi berlutut. Mereka berjalan memunggungiku, rasa sakit yang kudapatkan saat melihat Ji Ra juga meninggalkanku. Mataku memanas hingga mengeluarkan air mata. 

Don’t go, don’t go, don’t go, don’t leave me
Don’t do it, don’t do it, don’t do it, it’s not like you
Getting farther away, love is breaking apart

"jangan pergi~ jebal~!" parau suaraku melantun kata-kata itu dengan sedih. Ji Ra melihat kebelakang, menatapku sekejap dan melanjutkan langkahnya. Semakin jauh dia melangkah, hatiku semakin hancur - Hingga berkeping-keping.
__Lee Seungri POV end__
__Han Ji Ra POV__
aku tetap melangkah meninggalkannya. Aku kecewa, kenapa dia harus membunuh orang? Dia sudah berubah menjadi monster. Tapi, jauh dalam lubuk hatiku aku tak ingin meninggalkannya. "jangan pergi~ jebal~!" suaranya terdengar sendu, hati ku sakit mendengarkannya. Aku hanya melihat kebelakang dan menatapnya sebentar dan melanjutkan langkahku. Air mata meluapkan rasa sakit yang kurasakan.
>>> skip >>>
"Ji Ra-ah~ kau tidak apa-apa?" Ji Yong tampak mengkhawatirkan aku "gwaenchana~ aku butuh istirahat" , "ahh ne... istirahatlah. Aku akan mejagamu dari luar" , "gomawo~" aku masuk kedalam kamar.

tak lama kemudian aku mendengar suara ribut, suara teriakan, senapan dan bom bercampur menjadi satu nada. Spontan aku berlari keluar kamar, "andwe! Ji Ra-ah, kau harus tetap didalam kamar. Biar aku saja yang check keadaan diluar" cegah Jiyong sambil menghantar aku kembali kedalam kamar. "tsk!" aku hanya bisa mengendus kesal. 

KRIIIIIT! Suara lengkingan pintu terbuka dengan perlahan. Aku hanya diam mengamati apa yang dibalik pintu itu, seseorang masuk kedalam kamarku! Orang itu Seungri, dia masuk dengan mengendap-endap. Tanpa berkata apa-apa aku berlari kearahnya dan memeluknya dengan erat "Mianhae~ mianhae~ aku tak bermaksud seperti itu... a-aku" , "sstt! Sudah lah, aku mengerti perasaanmu. Mungkin ini saatnya aku harus melepaskanmu~" aku mendangak untuk menatap wajahnya "A-apa maksudmu?" , "Semuanya telah berbeda, aku sudah berubah. Bukan Seungri yang dulu, mungkin kau benar - aku ini Monster. Aku takut keberadaanku hanya membahayakanmu, Ji Ra~ kau pantas hidup bahagia tanpa aku" 

__Han Ji Ra POV end__

__Lee Seungri POV__

Matanya mentap ku dengan linangan air mata, setelah aku mengatakan itu. Ji Ra meremas kerah baju ku dengan kasar "Jangan katakan itu!! Lebih baik aku terancam mati bersamamu dari pada hidup tanpamu! Seungri, tolong~ jangan tinggalkan aku lagi" dari nada suaranya yang tinggi berpadu isak tangis terdengar sangat pilu.

Aku hanya menatap nanar wajahnya. Ku raih wajahnya dan mencium bibirnya yang tipis. Rasa ini mendamparkanku kemasa lalu, saat bahagia bersamanya. Rasanya berat dan tak ingin melepaskan ciuman ini. Tapi aku harus! Mungkin ini untuk yang terkhir. Aku melepaskan ciuman dengan perlahan...

"don’t find me, don’t look for me
The last, last image of me in front of you, 
Remember that, Don’t forget me" aku hampir tak sanggup untuk menyelesaikan kata-kata itu. Sedikit kasar aku meleraikan cengkraman tangannya dari kerah bajuku dengan kasar dan berlari keluar. 

__Lee Seungri POV end__

__Han Ji Ra POV__ 

Dia pergi? Dia pergi?? Dia pergi meninggalkanku!!! Isak tangisku menjadi, air mataku mengalir tanpa henti. Rasa sakit menghujam jantungku dan melumpuhkan seluruh persendian tulangku hingga aku tak sanggup untuk berdiri. BRUUUK! Lututku mendarat dilantai. Aku berlutut sambil memeluk diriku sendiri, menjaganya agar tak hancur "AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH!!!!!!!!!" pekikku.

# 2 years later #

"Chagiya~ lihat sini!" Aku menoleh kearah Jiyong. Sejurus cahaya splash kamera menyambar "gorgeous!" serunya "kau ini! Kalau mau foto kenapa tidak bilang dulu? Supaya aku bisa ngatur pose seperti ini~" aku melakukan aegyo di depannya. "ahahaha! Kau ini lucu sekali" Jiyong mengacak rambutku. "Ayo kita selca bareng" jiyong mendekatkan wajahnya ke sisi kanan wajahku "Ji Ra-ah~" panggilnya, respon aku mmenoleh kearahnya. Bibirku dan bibirnya bertemu, mataku membulat karna kaget. Sedangkan dia tampak menikmatinya, CKRIIIIT! Moment itu tertangkap oleh kameranya.

Sekarang aku membuka hatiku untuk jiyong, walaupun untuk pertama kalinya sangat susah. Jujur saja, hingga saat ini masih ada ruang yang tersisa hanya untuk Seungri. Aku masih bertanya-tanya "dimana dia?" Aku tetap mencintainya, walaupun aku telah bersama Jiyong...

~ THE END ~

Gamshamnida~ gamshamnida~ *bow* makasih uda baca FF saya yang ga seberapa dan da gelas ini -_-v author berharap readers terhibur dengan FF ini :D ntar author mau bikin FF baru, ditunggu aja yah? ^^

Selasa, 18 September 2012