Minggu, 24 Juni 2012

[The GazettE Fanfiction / part 4] Filth In The Beauty

title : Filth In The Beauty
character : all gazettE member , bou An Cafe, kazuki Screw , yuki sazaki [OC] 
language : Indonesia 
chapter : 4
author : Baby zzang ^^v 
fandom : the GazettE
genre : sad, romance, comedy [whatever lah!] ==" 
rating : more suit +17 :D maybe [?]


 Reita The GazettE!

The kin' collapses...  
Near relatives on death... 

 WIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIWW!!! #ga tau bunyi apa tu ==v
suara sirine terdengar jelas ditelingaku, dari kejauhan kulihat mobil ambulance berhenti tepat didepan kedai ramen paman. orang-orang mengerumuni daerah kedai ramen paman, tiga laki-laki petugas rumah sakit mendorong keranda dari kedai. aku berlari mendekati mobil ambulance. HHH!!! "Tuhan! apa yang terjadi??!"

- - - - - - - - - -

"apa yang terjadi?! ada apa dengan paman ku?" nada suaraku meninggi saat melihat paman terbaring lemah tak berdaya diatas keranda dengan wajahnya yang pucat. "anda keluarganya?" tanya seorang petugas rumah sakit. "hai hai! aku keponakannya." , "silakan ikut~" aku pun ikut kerumah sakit. jelas saja aku mengkhawatirkan paman... sebenarnya apa yang terjadi? aku masih bingung.

__Yuki POV end__




__Reita POV__




"hei! reita... bangun!" suara kai mengganggu tidur nyenyakku "ada apa sih?!" runtukku "kita buat kejutan untuk Aoi, hari ini kan dia ulang tahun. kau ingat?" , "ahh! hampir lupa... tapi, kenapa harus pagi buta? aku ngantuk!" , "kau bangunkan Uruha. aku akan membangunkan Ruki" kai berjalan tanpa meninggalkan bunyi sedikitpun. yang benar saja, aku membangunkan uruha? dia paling susah di bangunkan! "aissh!" dengan berat hati aku bangun dan membangunkan uruha. 

"yhaa! uruha, bangun... bangun!" aku mengguncang-guncang tubuhnya berulang kali. tak ada hasilnya, dia tetap tidur. "ck!" aku mendesah dan berjalan menuju dapur, ku ambil secangkir air panas dan kembali kedalam kamar. aku duduk disisi uruha dan meraih tangannya "maaf~ tak ada cara lain untuk membangunkanmu. hehe" kucelupkan kelingking uruha kedalam cangkir yang berisi air panas. "AHH!! sial... panas!!!" dengan cepat ku taruh cangkir itu menjauh dan membungkan mulut Uruha. "ssttt! jangan ribut... kau akan membangunkan Aoi nanti" Uruha menepis tanganku dan mengelus kelingkingnya "bakka! apa yang kau lakukan?! kau kan bisa membangunkanku dengan cara yang lain" , "maaf, hehe... tidak ada cara yang lembut untuk membangunkanmu!" , "terkutuk kau suzuki Akira!" aku hanya menjulurkan lidah kearahnya.


__Reita POV end__


__Aoi POV__


sepertinya aku mendengar suara teriakan Uruha tadi... ahh, palingan dia hanya bermimpi dikejar Yakuza. mataku masih berat, kulanjutkan saja tidur... 


30minutes later...
mataku terbuka dengan perlahan, mataku memandang keadaan sekitar kamar. aku tak menemukan satu orangpun, dimana mereka? tubuhku masih lemah, aku rasa nyawaku belum terkumpul semua [?] aku bangkit dari tilam tipis yang empuk dan berjalan sempoyongan kedapur. "hey! . . . ehh!" didapur pun tak ada siapa-siapa? kemana makhluk-makhluk aneh itu pergi? apa mereka sudah pergi latihan? atau sekolah? jam berapa ini? kulirik jam yang menempel didinding. "masih jam 6.30" baiklah... ayo sarapan lalu mandi #kebalik! aku bongkar isi kulkas dan "eeehh! tidak ada apa-apa? setahu ku kai belanja semalam! aiish!" ku tutup pintu kulkas sedikit kasar. pagi ini aku bakal kelaparan! kuputuskan untuk mandi dan pergi sekolah.


selesai mandi, aku siap pergi kesekolah. aku menunggu bus diterminal pas menaiki bus, ku rogoh kocek celana ku. kenapa tidak ada uang? semalam aku meletakkan uangku dikocek. "kamu mau naik atau tidak?" tanya seorang kenek [?] #emang ada kenek? ==". "tidak jadi..." aku turun dan tetap merogoh kocek celanaku. "apa kocek celanaku koyak?" #innocent bgt xD "ahh! sial... masa aku harus jalan kaki?!" mau tidak mau aku harus jalan kaki. sepanjang perjalanan aku merasa tidak nyaman, kenapa semua orang melihatku? ada yang salah?? "nak... ibumu tidak menjahitkan celanamu ya?" tanya seorang nenek-nenek "ahh... nani??" , "celana mu koyak..." jelas nenek-nenek itu sambil terkekeh. panas mulai menjalar keseluruh bagian muka ku, mukaku pasti sudah memerah seperti kepiting rebus! aku langsung menutupi bagian celanaku yang koyak dengan tas. aku berjalan cepat dan masuk kedalam box telepon, aku buka kemeja ku dan kuikatkan dipinggang. untuk menutupi celanaku yang koyak. untung sekarang ini musim panas ==' 


"haha!" gelak ku dengan bangga. tak ada masalah yang tak dapat ku atasi, aku terlihat lebih sexy dengan kaos singlet saja. memang terlihat aneh, tapi keren! [?] aku berjalan menyusuri pinggiran jalan kota tokyo menuju sekolah. gadis-gadis manis sepanjang jalan hanya melihatku karna pesonaku #sumpah! Aoi kePDan bgt gilaaakk xD . 


akhirnya sampai juga disekolah... tentu saja aku terlambat. seperti biasa, aku manjat pagar sekolah. aku langsung berlari ke kelas, untung guru belum masuk. anehnya, aku tak menemukan mereka dikelas. "hey, kau tau dimana yang lain?" tanyaku kepada teman sekelas. "tadi mereka masuk, lalu pergi keluar. sepertinya mereka bakalan cabut." , "arigato" SIAL! aku sudah capek-capek kesekolah, rupanya mereka cabut?! "hey, bisa kupinjam uangmu dulu?" , "aku hanya punya..." dia mengeluarkan banyak recehan dan menghitungnya satu persatu "10yen" , "tidak jadi... simpan saja uangmu itu." sebelum guru masuk aku langsung cabut keluar sekolah dan pergi ke tempat biasa kami latihan. 

__Aoi POV end__

__Reita POV__

"kau yakin dia akan kesini?" Uruha terus bertanya kepada kai sambil mondar-mandir. dia tampak khawatir, "kau tenang saja, kalau tidak kesini juga itu tandanya dia nyangkut di bar!" ejekku "sialan kau, rei!" , "sudah lah, aku yakin sebentar lagi dia datang~" sambung Kai. tak lama kemudian kami mendengar suara tapak kaki yang mendekat, kami semua siap-siap dengan formasi yang telah ditentukan kai. "ahh! lampunya!" Ruki ngacir kekontak lampu dan mematikkannya. pintu terbuka "yhaa! kalian... ehh" suara Aoi terdengar kesal.  kami sibuk menghidupkan lilin sebelum Aoi menyahampiri kontak lampu "happy birthday to you~ happy birthday to you~ happy birthday~ happy birthday~  happy birthday to you~~~" suara Ruki yang lembut mengisi ruang latihan kami. Aoi hanya tersenyum melihat cake ulangtahunnya, lilin berbentuk angka 19 berdiri tegak ditengahnya. 


"ucapkan permintaanmu dalam hati sebelum meniup lilin" kata Kai yang sedari tadi memegang cake. Aoi memejamkan mata dalam hitungan detik lalu, "hufff~" Kai meniup lilin itu sebelum Aoi melakukannya. "yaaaaaaaaaaayyy!!" sorak Kai sambil tertawa "ahahahaha" sambung tawa kami semua "jadi lah adik yang baik Yutaka~!!" Aoi menepuk kepala Kai "hai hai! hehe" 


- - - - - - - - - - 


"baiklah! malam ini malam kita! malam Shiroyama Yuu, mari kita meriahkan malam ini dengan penampilan kita! the GazettE!!!" pekik Kai "YAAAAAAAAHH!!" sambung kami.


__Reita POV end__


__Yuki POV__

di rumah sakit...
"nona~ dokter memanggil anda." kata salah satu suster rumah sakit seraya membukakan pintu untukku. aku berjalan memasukki ruangan "nona Yuki~ silakan duduk" aku duduk tepat didepan dokter "sebenarnya, apa yang terjadi pada pamanku?" , "paman anda mempunyai kanker otak..." dokter menerangkan secara detail tentang penyakit yang paman alami. air mataku sudah siap tumpah dari pelupuk mata, tinggal menunggu hitungan detik. "ahh~ hai... arigato" aku membungkukkan badan dihadapan dokter dan berhambur keluar ruangan dengan cepat. mataku terasa begitu panas, air mata yang sedari tadi kutahan akhirnya turun juga. aku tak menyangka paman punya penyakit yang serius. selama ini dia terlihat sehat, bahkan tak pernah mengeluh sedikit pun didepanku. 

"nona Yuki~ silakan urus biaya administrasi" suster itu menunjukan tempat administrasi rumah sakit kepadaku. APA?! ahh... sial! uang dari mana? "ini rinciannya~" aku mengambil sehelai kertas yang diberi oleh suster itu. Tuhan! semuanya 20.000yen?! uangku cuma10.000yen! "sebentar ya?" aku berbalik badan dan melihat lebih jelas rincian biaya rumah sakit. kalau cuma 10.000yen, kemana lagi aku harus mencari uang? aku menghampiri locket administrasi rumah sakit. "bisakah saya membayar setengah dulu? saya akan membayar setangahnya lagi besok..." , "maaf nona~ tidak bisa..." , "haahh~!!" aku berjalan lemah keluar dari rumah sakit. 

Tuhan~ kenapa Kau memberi cobaan seberat ini? banyak beban yang mencambuk diriku... aku ditegakkan dalam pilihan yang sulit. mana yang lebih penting, tempat tinggal atau kelangsungan hidup paman? uang yang kukumpulkan untuk membayar apato harus kah ku berikan untuk paman? aku rasa, paman lebih membutuhakan uang ini ketimbang aku. sekarang yang harus kupikirkan, dari mana aku dapat uang 10.000yen dengan cepat? pikiran ku kacau, aku tak bisa berpikir jernih. aku berjalan tanpa tujuan di tengah kerumunan manusia. 


aku berjalan mengikuti suara hatiku... ratusan langkah ku lalui dengan kedua kaki ini, akhirnya berhenti melangkah. aku berhenti di bar tempat aku bekerja semalam. kulihat kerumunnan geisha berjejer menunggu seorang namja yang ingin bersenang-senang dengan mereka. 'haruskah aku menjadi seperti mereka?' pertanyaan itu terbesit dalam benakku. kupejamkan mata dan melangkah masuk kedalam bar. demi paman, apapun akan kulakukan! walaupun aku tau itu salah...


aku siap bekerja dengan pakaian yang serba minim. "hey~ nona! kemari..." panggil seorang pria muda. "ah... hai!" sahutku dan menghampirinya. "ada yang bisa saya bantu?" , "duduk dulu" , "nani? duduk??" , "iya" aku duduk dengan posis canggung. "kau kan yang mengantarku pulang semalam?" , "ehh... oh iya! kau pasti Kazuki?" tebakku tanpa ragu "ahaha... hai, kau benar. aku Kazuki, terimakasih karna telah mengatarkan kupulang~" , "kalau bukan karna uang Tips, aku tidak akan melakukannya." jawabku enteng "ehh!" dia terlihat sedikit kaget oleh pernyataanku "kau polos sekali, boleh tau siapa namamu?" , "Yuki-dessu" , "baiklah Yuki-chan, aku punya 20.000yen untuk mu. dengan satu syarat" mataku spontan membelok melihat uang yang dikeluarkannya "apa itu?" , "temani aku..." APA?! aku bukan perempuan seperti itu! emosiku memuncak, seketika emosi itu turun begitu saja. aku mengingat paman yang sedang terbaring dirumah sakit, sekarang apa yang harus kulakukan? menerima tawaran ini atau tidak? "20.000yen? itu tidak cukup untuk membayarku" tantangku "baiklah, 35.000yen" , "heh, cari perempuan lain" aku beranjak dari tempat duduk "tunggu! 50.000yen" dia merogoh dompetnya dan meletak uang sejumlah 50.000yen diatas meja. aku mematung dan berpikir sejenak, baiklah "deal"

= = = = = = = = = 

"ohh iya! hari ini ada rock festival... aku mau kesana" apa?! rock festival? yang benar saja, disana ada Bou!! bagaimana kalau aku bertemu dengan Bou di sana? "ahh... ano... kenapa harus kesana?" , "aku mau melihat perfom gazettE, mereka teman-temanku, ayo!" Kazuki menarik tanganku. aku tak bisa menolaknya, bagaimana ini? "sebentar! bukankah rock festival mengharuskan pengunjung memakai kostum rock. aku tak punya kostum, jadi kau saja yang masuk ya?" , "hehe... aku akan membelikannya untukmu" SIAL! SIAL! aku mengumpat dalam hati.

kami pergi ke butik V-kei, astaga! v-kei?? aku tak bisa membayangkan RIBETnya memakai pakaian seperti itu. "pilih saja, yang mana yang kau suka" kata kazuki yang sedang melihat-lihat pakaian. "aku... aku... tidak tau yang mana bagus, semuanya terlihat... aneh" kukecilkan suaraku diakhir kata. "ahahaha, baiklah... aku yang akan pilih" Kazuki berputar mengelilingi ruang butik untuk mencari pakaian yang pas untukku. "aku rasa ini cocok untuk mu" Kazuki mencampakkan pakaian itu kearahku "hee!" kuamati pakaian itu, seperti yang kupikirkan RIBET!

( Cr : Miss-Xprimint _ visual-kei lolita dress _ taken from Deviontart )

"ayo dicoba!" Kazuki mendorongku kekamar pas "hah! hai..." aku mencoba pakaian itu "astaga! ini bagaimana cara pakainya?" aku membolak balikkan pakaian itu seperti orang bodoh. hanya memakai pakaian ini saja sudah memakan waktu 15menit, "aiish!" aku tak bisa mengikat tali belakangnya. kepalaku menyembul keluar dari pintu kamar pas, mencari seseorang yang bisa membantuku. "hey, sudah selesai?" tanya Kazuki. aku menggeleng "aku tak bisa mengikat tali belakang baju ini" Kazuki mendorong kepalaku yang nongol dari pintu, dia ikut masuk kedalam kamar pas. dia memutar tubuhku 180 derajat dan mulai menyimpul tali bajuku. aku hanya melihat pantulan wajahnya lewat kaca, sesekali dia melihat kearah kaca. "yaah! jangan ketat-ketat! aku tak bisa bernafas" dia hanya tersenyum tipis, "sudah selesai" dia mengecup pundakku dan memandangi ku lewat pantulan kaca. aku hanya mematung ditempat, aku rasa seluruh persendian tulangku membeku sesaat.

= = = = = = = = = =

kami sampai di rock festival...
Tuhan, tolong jangan pertemukan aku dengan Bou~ sepanjang perjalanan hanya kata-kata itu yang di ucap dalam benakku. "sebentar lagi mereka akan tampil" pandangan kazuki tak luput dari stage "daredesuka?" , "GazettE" sorakkan histeris para penonton yang royalitasnya perempuan lumayan memekakkan telinga. aku sibuk melihat keadaan sekitar, aku takut Bou disini dan memergokiku. teriakan semakin riuh, suara khas seorang vokalist menjajah Gor yang megah. EHH! MEREKA?? GazettE itu laki-laki yang minum di Bar kemarin. mataku tertuju pada sang bassist yang mengenakan noseband. mereka teman-teman Kazuki? "kazuki" , "hai..." , "siapa nama bassist itu?" , "Reita, kenapa?" , "aku hanya ingin tahu saja"

pertunjukkan band mereka sudah selesai. kazuki meraih tanganku dan berjalan kebelakang stage "mau kemana kita?" , "tentu saja menemui mereka". "hey! Aoi... selamat ulangtahun!" kazuki memeluk pria bertindik dibibir itu layaknya seperti saudara. mereka semua sibuk ngobrol, aku hanya diam dan memerhatikan setiap gerak gerik Reita. "siapa perempuan itu?" tanya laki-laki tinggi, berwajah kawai. "ehh urha? dia pacarku. ahahaha" pernyataan Kazuki membuatku kaget. dia menarikku mendekat dan merangkulku "perkenalkan, ini pacarku Yuki" , "Aoi-dess" , "Uruha-dess" , "Kai-dess" , "Ruki-dess" mereka memperkenalkan diri satu persatu, tapi... Reita tak memperkenalkan dirinya. matanya yang sipit itu menatap lekat wajahku. Ruki menyenggol lengan Reita, "ahh... Reita-dess" dia tampak sedikit bingung. aku harap dia tak mengenalku, tak mengenal wajah seorang gadis yang bekerja dibar kemarin.

kami semua melewati malam minggu disebuah discotic. jujur saja, tempat itu membuatku mual! bau asap rokok dan beer bercampur menjadi satu, suara house music yang keras dengan lantang mengalun tanpa henti, seiring music mengalun lampu disco bak leser warna yang menyambar keseluruh sudut. semakin malam tempat ini semakin ramai dan riuh, aku hanya menatap kosong. mereka membiarkanku sendirian, aku bersandar sejenak disofa merah mencolok yang sedari tadi ku duduki. "Yuki, dari tadi kau diam saja? kenapa tidak minum?" Kazuki duduk disebelahku dan meneguk gelas besar yang berisi beer. "aku tidak minum" jawabku singkat "kau sudah terlalu banyak minum" sambungku. dia berhenti minum dan menatap mukaku "kau bosan?" pertanyaan yang bodoh, aku hanya mengangguk kecil. Kazuki menarik tanganku dan berjalan menuju toilet "ehh!" now, what?

Kazuki mendorongku masuk kedalam toilet, dia pun ikut masuk dan lalu menguncinya "ada apa??" kutekan suaraku di akhir kata, dia hanya diam dan menatap mataku. sejurus, bibirnya melumatkan bibirku. aku rasa pekerjaanku baru saja dimulai, bagaimana ini!? tangannya melingkar dipinggangku, semakin lama ciumannya semakin liar membuat jantungku ingin melompat keluar. aku berusaha melepas diri darinya. BRAAAKK! Kazuki terpanting kedinding toilet, dengan cepat kupuluk tengkuknya. yahh, tanpaknya lumayan keras. hitungan detik dia jatuh terkapar. "shitsurei shimasu kazuki~" aku merogoh isi dompetnya dan mengambil semua yen yang tersisa "10 20 30 40 50 60 5... woow! 65.000yen. arigato gozaimasu! aku harap kau puas dengan pelayannan ku~ ahahaha" aku rasa aku sudah gila. aku mengendap keluar dari toilet dan dengan langkah cepat menuju keluar discotic.

__Yuki POV end__

__Reita POV__

gadis ini, bukankah dia pelayan bar yang kami kunjungi kemarin? wajahnya tak asing, aku tak mungkun salah. apa? dia pacarnya Kazuki? aku tidak yakin. mereka seperti tak mengenal satu sama lain.

aku sudah yakin, discotic menjadi tempat pilihan mereka untuk bersenang-senang. kazuki hanya membiarkannya sendiri, walaupun aku turut bersenang-senang dengan yang lain. mataku tak luput dari Yuki. tak lama kemudian, kazuki membawanya ke toilet. beberapa menit aku memerhatikkan pintu toilet, tapi mereka tak kunjung keluar juga. "kalian lanjut saja, aku istirahat sebentar." aku duduk dan meneguk sedikit beer ku yang tersisa. Yuki keluar dari toilet, tanpa Kazuki?? aku langsung masuk kedalam toilet dan mendapatkan Kazuki duduk dikloset dengan kepala menunduk "hey kazuki... hey!" ku tepukpundaknya, tubuhnya tumbang begitu saja. aku check keadaan kazuki, dia hanya pingsan. "Yuki??" automaticaly, mulutku mengeja namanya.

- TO BE CONTINUE -

ahahahaha :D sorry banget yahh! part 4 lama diliris -_-" abis, yang ujian, ga mood nulis, ini itu. jadi terbengakalai FF saya ;__; tunggu lanjutannya yahh! ^^; ARIGATO GOZAIMASU!!~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar