Kamis, 05 Desember 2013

[Chapter 3 / Special Halloween] Monster Academy

Title : Monster Academy 
Character : Kris Wu from EXO-M, Pyo Ji Hoon from BLOCK B, Park Kahi, Sandara Park from 2NE1, Kwon Ji Yong from BIGBANG, Bi Rain, Camillete Naga (OC), EXO boys and other characters.
Author : Ny. Wu Baby Fan 
Genre : Romance, horror, sad and last FAIL (?)
Rating : 17 +

Kwon Ji Yong


"APPOOO!!!" Ku biarkan teriakanku mengencang. Uratku menegang, aku meremas spray kasur dengan kuat. Sungguh, aku tak tahan dengan rasa sakit ini. Lebih baik ditembak mati ketimbang harus tersiksa seperti ini.

__Camillete POV end__

= = = = = = = = = =

__Kris Wu POV__
Aku sudah kehilangan akal sehat, rasa haus ini menguasai diriku. Sudah kepalang tanggung, aku menghisap banyak darah Camillete. Tangannya sibuk menjambak rambutku -- aku tahu dia sangat kesakitan, tapi aku tak perduli aku terus menghisap darahnya demi memuaskan rasa haus. 

Aku merasa sudah puas, kulepaskan dia. Tangannya sudah terkulai lemas, matanya semakin sayu -- sebutir cairan bening masih bertahan disudut matanya. Wajahnya pucat. Aku menggendongnya dengan hati-hati ke atas kasur. "M-mianhae" Hanya kata-kata itu yang bisa kuucapkan, aku tak menyangka akan terjadi seperti ini. Aku begitu kalap hingga tak tau apa yang harus kulakukan. 

Tiba-tiba matanya mendelik dan dia berteriak "ARRGH!!!" Aku tak tahu pasti apa yang terjadi padanya. Apa ini efek setelah aku menggigitnya? Biasanya efek itu terjadi sejam setelah digigit. Kenapa ini terjadi lebih cepat, bahkan belum sampai semenit. Dia merontak "AAARRRGGGHHH!!!" Geramnya. Aku mencoba untuk menahannya dan membuatnya tenang, tapi itu sepertinya percuma.

"APPOOO!!!" Pekiknya lebih kencang. Apa sesakit itu? Dia bergulat sendiri, meremas sprey kasur dan bahkan mencakar tanganku. Dadanya membusung keatas, kepalanya mendongak dengan mulut terbuka lebar "Camilette!" Aku memangku kepalanya dan menepuk pipinya. Selang beberapa menit, dia menghembus nafas panjang. Rasa khawatir mulai menyerangku, kupegang pergelangan tangannya untuk mengecek denyut nadinya. 

Pertama denyutnya masih kurasa tapi, lama kelamaan denyut itu perlahan mengecil dan hilang "Camillete!" Aku menepuk pipinya lebih kuat namun tak ada respon "Yahh!" Aku terus menepuk pipinya kuat -- nihil. Aku mulai frustasi, apa yang harus kulakukan?! Aku diam sejenak, menatap tubuh Camillete yang mungkin tak bernyawa lagi. Mungkin? 

Aku menatapnya dengan penuh harapan. DONG! DONG! DONG! Itu bunyi tower jam kuno. Setiap jam 12 malam jam itu berbunyi. Cahaya bulan masuk melalui jendela diiringi angin malam yang berhembus. Entah ini efek cahaya bulan atau apa, kulit Camillete berubah menjadi putih pucat, curve tubuhnya berubah lebih... Ahh! Apa yang aku pikirkan?! Aku menggelengkan kepala untuk membuyarkan pikiran kotor yang terlintas.

PIK! Matanya terbuka lebar 'Areumdawoyo' Itu yang terbesit dalam pikiranku. Pupil matanya berubah menjadi warna coklat terang, matanya tidak sipit dan juga tak besar kesannya tajam -- ditambah ada lingkaran hitam disekitar matanya membuat kesan dramatis. Aku suka. Dia duduk dan menatap kedepan dengan wajah tanpa ekspresi. Kulitnya berkilau karena cahaya bulan, cantik seperti diamond. Warna blonde terang menjalar dari pangkal kepala hingga ujung rambutnya. 

Ini pertama kalinya aku melihat perubahan manusia menjadi vampire yang cepat dan indah -- biasanya tak seperti ini. 

__Kris Wu POV end__

__Camillete Naga POV__

Rasa sakit itu berangsur menghilang, namun pengliahatanku semakin lama semakin meredup. Perlahan semakin meredup dan gelap. Rasanya badanku seperti melayang, seperti terjun dari bangunan pencakar langit -- tanpa ada dasar. 

"Camillete~ chagi~" Suara lembut itu menggelitik indra pendengaranku. Aku buka mata dan melihat seorang yeoja cantik berambut blonde tersenyum hangat padaku "Kau sudah besar" Seorang namja berwajah manis tapi terlihat tegas mengelus pipiku. Aku tak mengangkat bicara sedikitpun, I have no idea about this "Camillete-ah, eomma dan appa sangat merindukanmu" Mereka memelukku. Apa yang baru saja dia katakan? Eomma? Appa

"Kami menyayangimu~" Kata mereka serentak. Aku semakin tidak mengerti, mereka siapa? kenapa mereka menyebut diri mereka orangtua ku? Mereka melepas pelukan dan tersenyum padaku. Tubuhku tertarik keatas, ke pusat cahaya yang sangat terang. 

Ku buka mataku dan melihat langit-langit kamar. Ini kamarku, aku masih bernafas, tapi aku merasa berbeda dari sebelumnya. Aku duduk dan melihat kedepan, kaca rias itu memantulkan bayanganku. Apa ini aku? Kulitku pucat namun berkilau, pupilku berwarna coklat terang -- bukankah berwarna hitam? Rambutku! Kenapa menjadi warna blonde terang? Rambutku lurus dan sangat halus. Aku melihat Kris melalui kaca rias, dia duduk tepat dibelakangku.

Aku menoleh kearahnya, wajahnya tak berekspresi seperti biasa. Hidungku mencium bau darah, aku menghirup nafas dalam-dalam seperti tak mau menyisahkan sedikit bau darah itu. Mataku tertuju pada bibir, dagu, rahang hingga leher Kris yang dilumuri darah. Nafasku mulai berat dan tersengal, aku beringsut mendekatinya. Aku menyisahkan jarak satu senti dari hadapan wajahnya, gurat wajahnya biasa saja tapi dia tak tenang. Aku bisa melihat dari matanya.


Otakku sama sekali tidak bekerja, demi Tuhan! Aku tak meninginkan ini. Bibirku menyentuh bibirnya dengan lembut, lidahku menjilati darah yang masih menempel pada bibirnya, sudut-sudut bibirnya, turun ke dagunya, hingga ke lehernya. Aku berubah menjadi tak terkontrol dan liar, aku terus melakukannya walaupun darah itu sudah habis ku jilat. "Camillete!" Geram Kris, dia memegang lenganku -- menahanku untuk berbuat lebih.

"Mianhae" Aku merasa seperti yeoja murahan, apa yang terjadi padaku? Kenapa aku melakukan itu? Pandanganku mengabur karena airmata yang mengambang dipelupuk mata "Kris, apa yang terjadi padaku?" Isak tangisku akhirnya keluar. Dia tanpak kebingungan, tak ada jawaban darinya. Dia memelukku, sesekali mengelus pucuk kepalaku. Ya, aku merasa tenang hingga aku benar-benar berhenti menangis.

Kris adalah orang asing bagiku, tapi aku merasa dia sama sepertiku. Seperti ada ikatan, aku dan dia sama -- aku dan dia satu. Itu yang kurasakan. Aneh bukan? Aku masih berdiam diri dalam pelukannya, aku melihat kotak yang tergeletak dilantai. Aku bisa mencium bau eomma dari kotak itu. Dengan cepat aku melepas diri dari pelukan Kris dan memungut kotak itu.

Perlahan aku koyak bungkus kadonya dan melihat sepucuk surat diatasnya. Aku buka surat itu dan memulai membacanya dalam hati. 

Dear Camillete...

Pertama eomma ingin mengucapkan selamat ulangtahun padamu. Maafkan eomma menyuruhmu untuk sekolah di Canada pada saat menjelang ulangtahunmu. Eomma tahu benar perasaanmu. Kau sedih, begitu juga eomma dan Ji Hoon. Kami sebenarnya tak ingin melepaskanmu, tapi ada alasan yang kuat dibalik itu.

Sayang, mungkin saat kau membaca surat ini kau sudah 'berubah'. Itu alasan yang membuat eomma harus menyekolahkanmu disana. Maaf eomma sudah membohongimu. Kau bukan anak eomma, kau adalah anak majikan eomma. Tuan Kwon Ji Yong, dia seorang Vampire keturunan murni. Ibumu seorang wanita biasa, dia seorang manusia. Namanya Sandara Park.

Kau terlahir sebagai manusia tapi disaat usiamu menginjak 18 tahun kau akan berubah seperti appa mu. Tidak, bahkan kau lebih kuat darinya. Kau berbeda. Jika kau mau mengetahui tentang orangtua mu, minumlah sebotol kecil cairan yang ada dalam kotak itu.

Jaga dirimu baik-baik sayang... Jangan membuat kekacauan dan carilah teman yang mau menemanimu dalam keadaan apapun. 

Your mom,

Park Kahi

Aku langsung membongkar isi kotak itu mencari cairan yang eomma  maksud. Akhirnya aku menemukan botol itu -- cairan itu berwarna merah kental. Apa ini darah? Aku langsung membuka penutup botol itu dan meminumnya sampai habis. 

Tiba-tiba penglihatanku mengabur. Setelah itu aku seperti masuk dalam ingatan atau memori seseorang. 

o - o - o

Aku melihat namja yang ku mimpikan tadi "Tuan Ji Yong" Suara eomma. Eomma memanggil namja itu Ji Yong? Berarti dia appaku? Apa ini ingatan eomma? Kwon Ji Yong, itu nama appa. Dia seorang pangeran Vampire. Eomma adalah budaknya. Dimasa itu aku melihat banyak kekerasan, kekerasan yang dilakukan para Vampire pada budak-budaknya. Tidak ada kata-kata yang bisa ku utarakan tentang betapa kejamnya mereka. Tapi, appa  tak melakukan itu. Sebaliknya, dia sangat baik. Eomma beruntung menjadi budaknya. 

Memori ini kupercepat. Dimalam halloween, tepat tanggal 31 oktober 1995. Tanggal lahirku. Appa datang menggotong seorang yeoja cantik berambut blonde, dia tengah hamil besar. Dia eomma ku yang sebenarnya. Dia lebih cantik dari yang kubayangkan. Saat inilah aku dilahirkan dengan bantuan eomma angkatku.  

Seorang bayi perempuan lahir dan itu aku, Aku melihat eomma dan appa tersenyum bahagia menyambut kehadiranku. Tak lama eomma menghembuskan nafas terakhirnya. Appa terlihat sangat sangat terpuruk "Kahi-ah, aku perintahkan kau untuk menjaga anak ini" Itulah perintah appa pada eomma angkatku. Appa menggigit pergelangan tangan eomma angkatku. 

"Itu alasannya aku memerintahkan kau menjaga anak ini. Jaga putri kecilku, dia akan berhenti tumbuh di umur 18 tahun dan saat itulah dia akan berubah sepertiku. Bahkan lebih kuat" Appa memelukku dan mengecup keningku dengan penuh kasih sayang "Namanya Camillete Naga" 

"Camilette-ah, kau sudah tahu asal usul orangtuamu?" Aku mendengar suara eomma . Ini ingatan eomma, eomma pasti tengah berbicara sendiri. Ini pesan untukku. "Appamu meminta eomma untuk membesarkan mu karena dia tak bisa menjagamu. Setelah kau dilahirkan appamu dihukum mati oleh Raja. Raja tahu appamu menjalin hubungan diam-diam dengan seorang perempuan biasa dan dia juga tahu kalau appamu mendapat keturunan dari eommamu."

"Keberadaanmu disembunyikan, dia mencarimu. Appamu takut Raja akan membunuhmu juga. Dan sampai sekarang dia masih mencarimu. Berhati-hatilah, jangan beritahu identitas aslimu pada siapapun" 

o - o - o

"Camillete" Suara Kris menyadarkanku, menarik kembali jiwaku yang tengah melayang mengikuti alur memori eomma. "Kris, sekolah apa ini?" Aku langsung bertanya padanya "Akademi khusus untuk makhluk aneh" Jawabnya main-main, aku menatapnya tajam. Kris menghela nafas sebelum melanjutkan penjelasannya "Aku mengatakan hal yang benar, sekolah ini khusus untuk orang-orang aneh. Seperti aku, aku seorang Vampire" 

Kris menunjukkan taringnya "Banyak lagi jenis orang aneh yang belum kau ketahui disekolah ini. Chanyeol adalah warewolf. Kebanyakan Vampire disekolah ini, tapi mereka semua punya kelebihan" , "Kelebihan?" Tanyaku, Kris mengangguk "Contohnya aku, aku bisa terbang" Aku memandang wajah Kris dengan wajah blank dan akhirnya aku tertawa "Jangan bercanda, Kris" 

"Aku tidak bercanda" Bantahnya. Dia berdiri, peralahan tubuhnya naik dan melayang keudara "Kau masih tak percaya" Rahangku seperti tak bisa terkatup lagi, mulutku menganga lebar. Apa yang baru saja aku ihat itu nyata! "Baiklah, aku percaya sekarang. Kau seperti Peter Pan, dia juga bisa terbang" Dia menggeleng dan terkekeh geli "Dasar anak kecil!" Umpatnya.

"Berapa umurmu?" Tanyaku "23" , "Aish! Aku tak menanyakan umur mu yang dulu" , "30 tahun" , "Kau masih baru?" Dia mengangguk.

- - - - - - - - 

"Camillete, pay attention please" Kris mengetuk kepalaku dengan pena "Aish! Aku ngantuk, aku tak tidur semalam" , "M-mwo?" Kris mengeluarkan ekspresi kaget "Camillete, vampire tidak tidur" Aku bergumam menanggapinya, aku terlalu ngantuk. Beberapa detik otakku bekerja dan mencerna kata-kata Kris barusan "MWOYA?!" Pekikku "Ms. Camillete, is everything wrong?" Miss Jenny menatapku "I'm sorry Miss" Aku berdiri dan membungkukkan badan "Jadi aku bukan Vampire?" Bisikku sembari kembali duduk "Itu tidak mungkin, kau sudah kugigit"

* * * 

Ini masih teka-teki, aku ini apa? Manusia atau Vampire? Atau bukan keduanya? Atau setengah manusia setengah vampire? Aku putuskan untuk mencari tahu, mungkin perpustakaan akan membantu. 

"Hey" Kris tiba-tiba saja muncul dibelakangku "Hmm?" Dia terus mengikutiku sampai ke perpustakaan "Apa yang kau cari?" , "Jati diri" Jawabku enteng. Aku mengambil buku yang bersangkutan tentang Vampire. Aku duduk dilantai dan menyenderkan punggugku didinding, ku raih secarik kertas dan pensil "Bertaring CHECK! Respon terhadap darah CHECK! Berkulit pucat dan dingin CHECK! Mempunyai pupil atau warna rambut yang berbeda dari manusia CHECK! Mempunyai skill diatas rata-rata ermm CHECK! Tidak tidur... Tidak makan... Tidak mempunyai detak jantung..." 

Aku berhenti mencorat-coret daftar checklist yang kubuat. Tanganku mendarat diatas dada dan merasakan detak jantung "Aku masih bisa merasa ngantuk dan juga lapar..." Ku raih tangan Kris dan meletaknya diatas dadaku "Bisa kau rasakan itu?" Dia menatapku tak percaya "Tapi detak jantungmu tidak normal seperti manusia biasa" Ya detak jantung ini begitu lambat. Aku berfikir keras, mengingat tentang asal usulku. Aku menulis apa yang inginku katakan pada Kris, karena ini bersifat prive aku tak ingin mengatakan langsung padanya (?) . 

Kuberikan kertas itu pada Kris, dia membacanya dalam hati lalu menatapku dengan wajah tak percaya. Alis matanya bertaut, keningnya berkerut menandakan dia bertanya tentang keseriusanku "Aku serius, aku rasa itu keistimewahanku. Berjanjilah ini menjadi rahasia antara kau dan aku" Dia mengangguk, ku sodorkan kelingkingku "Pinky promise" Dia menautkan kelingkingnya dengan kelingkingku "And cross your heart" Aku menuntun tangannya, menyilangkan tangannya di atas dada bidangnya "Childish!" Dia menepuk kepalaku

* * *

"Apa kelebihanmu?" Kris bertanya padaku "Mana aku tahu, jadi vampire saja baru sehari" Aku mencebik sambil menendang-nendang batu dengan tumit "Kris, apa vampire bisa membaca pikiran?" Dia terkekeh sebelum menjawab pertanyaanku "Kau terlalu sering menonton twilight. Ya, kita bisa membaca pikiran. Tapi itu tak berfungsi untuk sesama vampire" Aku menganggukkan kepala tanda mengerti "Apa pernah kau meminum darah manusia?" Kris mengangguk "Apa reaksi setelah meminum darah?" Kris diam dan berfikir sejenak sebelum menajawab.

"Susah diungkapkan, satu yang aku rasakan setelah meminum darah manusia..." Kris menggantungkan kata-katanya "Mwo?" , "Satisfied" Suara husky nya terdengar seduktif saat mengatakan kata itu. Aku jadi bergidik, dia mendekat ke telingaku "Kau setengah manusia" Bisiknya "You know what i'm thingking about..." Timpahnya. Aku langsung menolak dada bidangnya "Jangan menakutiku!" Dia terkekeh "Aku serius, jika seorang vampire kehausan. Dia akan memangsa siapa saja tanpa memikir siapa mangsanya. Seperti yang terjadi padaku kemarin" 

~ TO BE CONTINUE ~

Senin, 02 Desember 2013

[Chapter 11 / SMartist FF] We're like dominoes

Title : We're like dominoes 
Character : Kris Wu from EXO-M, Amber Liu from F(x), Park Chanyeol from EXO-K, Lixui Liu (OC) and other support cast
Genre : Sad Romance or else? (?)
Author : Baby Krisses atau Ny. Wu Baby Fan (udah ganti nama author -_-")
Language : Indonesia, English (MIXED)
Rating : 17 or older

Amber Liu

We're like dominoes, i falling to you and you falling to anyone else. So ironic! 
 
= = = = = = = = = =

Aku kira aku sudah puas menangis, tapi buktinya air mata lolos dari pelupuk mata ku. Aku menundukkan kepala dan menangis sejadi-jadinya. Tao menarik tangannya dari wajahku. Dia pergi meningalkanku. Aku tak perdulikan itu, aku terlalu berlarut dalam kesedihan.

= = = = = = = = = =

Suara berisik mengusik pendengaranku, aku menoleh dan melihat Tao sibuk mengambil fotoku. "Yakk! Pabo! Andwae!!" Pekikku sambil menutup muka. Dia tak mengindahkan perkataanku, Tao tetap saja mengambil fotoku "Don't hide it, show your sadness" Tao menarik tanganku yang menutupi wajah, meraih daguku dan mengangkatnya. Ku gigit bibir bawahku untuk menahan tangis "Just let it out" Bisiknya. 

Aku mulai membiarkan air mataku jatuh yang diiringi isakkan. Tao terus mengambil fotoku "Curse you Hwang Zi Tao!" Aku melemparnya dengan bantal "Am I? Ohh, I am! Haha" Dia sengaja membuatku kesal agar aku terus berekspresi "AAAAAHHH!!!!" Pekikku frustasi, aku mencoba untuk mengeluarkan semua sedih dan kesalku.

"Wo zheng yao shou 'I LOVE YOU' gei ta.. (Aku ingin mengatakan 'I LOVE YOU' padanya)" Aku bergumam, sedikit kesulitan mengatur nafas karena menangis "Wo kan dao ta yu ta de nu pengyou, tamen jiewen.. (Aku melihat dia dengan pacarnya, mereka berciuman)" Aku sedikit menekan di kalimat terakhir. Sebenarnya sulit untuk mengatakan itu "Tamen jiewen... Jiewen" Lututku lemah dan akhirnya jatuh. Ku kepal tanganku diatas dada, mencoba untuk menghentikan rasa sakit yang sedari tadi menghujam dadaku.

"Wo shoushangle, jiu zai zheli (Aku merasakan sakit, disini)" Jari telunjukku menekan tepat di atas dada, dimana rasa sakit itu hidup. Sebenarnya bukan hanya itu, aku kecewa dengan keadaan. Ini terlalu pahit, kenapa yeoja itu harus Amber? Onnie ku, orang yang paling aku idolakan. Aku tak tahu harus bagaimana menyikapinya, apa aku harus membencinya karena memiliki cinta pertamaku? Aku bukan anak-anak lagi, seharusnya aku bisa bersikap dewasa. Ikhlaskan saja Kris untuk Amber. 

Terdengar bijak, dewasa dan simple. Namun susah untukku terima, sulit untuk kulakukan. Aku berdiri dan berjalan lambat menuju jendela. Mataku menerawang jauh ke pemandangan malam kota seoul yang tak pernah mati walau hujan badai menyerbu. Ratusan titik cahaya kuning menerangi Seoul, seperti bintang kecil. Mereka terlihat indah walau dalam keadaan hujan sekalipun. Setiap bulir air menempel dibalik kaca dan bergulir turun dengan pelan. Hujannya tetap sama, masih deras seperti yang tadi. 

Jari-jariku menyentuh kaca jendela, merasakan dinginnya kaca itu dengan kulitku. Ku pejamkan mata "Kris oppa, saranghaeyo~" Ku buka mataku dengan air mata yang mengalir bebas disela pipi. Aku balikkan badan, keningku menabrak dada bidang Tao yang dibalut kaos hitam "Tao..." Ku tarik-tarik ujung bajunya, dia hanya bergumam "Bent down" Pintaku.

Tao membungkuk, wajahnya tepat didepan wajahku. Ku kalungkan lenganku dilehernya "Gendong" Dia sempat terkekeh. Tao melingkarkan lengannya ditubuhku dan mengangkatnya. Ku lingkarkan kakiku dipinggangnya, ku biarkan daguku beristirahat dipundaknya "Aku lelah, boleh aku tidur?" Tao mengangguk. Kupejamkan mata dan mulai terlelap.

__Lixui Liu POV end__

__Hwang Zi Tao POV__

"Aku lelah, boleh aku tidur?" Aku hanya mengangguk. Aku mendiamkannya, membiarkan dia terlelap dengan sendirinya. 

Kris? Apa dia namja yang pernah kami temui di mall itu? Jadi dia namja yang Lixui suka? Aku akui dia lebih keren daripada aku, tapi apa dia punya koleksi Gucci sebanyak yang aku punya? Hahaha pasti tidak (?) Lixui, apa dia segitu berarti buat mu? Sebegitu berartinya dia sampai-sampai kau membiarkan dirimu hancur seperti ini? 

Lixui, apa kau pernah mencoba untuk melihatku? Perasaanku tak jauh beda dengan perasaanmu pada Kris.. Apa kau tahu itu? Setelah ini, apa kau akan membuka hatimu untuk mencintai orang lain selain dia? Biarkan aku masuk, biarkan aku menyusun kembali setiap serpihan cinta yang pecah itu. 

Lengannya mulai mengendur, kakinya terkulai dan menggantung. Dia pasti sudah tidur. Aku berjalan menuju kamar, kubaringkan tubuhnya di atas kasur. Aku berbaring disampingnya, ku miringkan badanku dan melihat setiap lekukan wajah manisnya dari samping "Goodnight princess" Ku peluk pinggangnya dan mencoba untuk tidur.

__Hwang Zi Tao POV end__

__Kris Wu POV__

Ku rebah tubuhku diatas kasur setelah membersihkan diri. Aku masih memikirkan hal tadi, aku penasaran. Apa yang maksud Lixui? Alisku bertaut, keningku berkerut karena terus berfikir keras. Sesekali aku menimang boneka yang diberikan Lixui. Ini boneka alpaca, dia lucu tapi sudah kotor. 

Aku memandang keluar jendela, hujan tak kunjung berhenti. Aku putuskan untuk tidur saja. 

- - - - - - - - -

Mataku terbuka dan langsung melirik jam dinding. Jam 7 pagi. Aku duduk dan merenung sebentar "Arrggh!" Ku acak rambutku, kenapa kejadian semalam tak hilang juga. Aku masih penasaran! Sangat penasaran! Ku ambil boneka Alpaca itu. 

Sebuah kalung melingkar di boneka ini "Ace" Terukir sebuah nama disana "Jadi nama mu Ace huh?" Aku berbicara dengan benda mati ini. Ku peluk boneka itu dan merasakan ada yang mengganjal didalamnya. Ku tekan bagian perutnya dan merasa ada sebuah benda keras didalam "Kris oppa, saranghaeyo~" Suara Lixui! Ku tekan lagi bagian perut boneka itu dan suara Lixui muncul. 

Mataku membelalak lebar. Jadi namja yang Lixui maksud adalah aku? Aku?! Seketika pikiranku jadi kacau. Aku merasa bersalah. Bagaimana bisa aku menjadi tidak begitu peka? Aku terdiam dan berfikir. 'Apa mungkin Lixui melihat aku bersama Amber semalam?' Tanpa berfikir lagi aku ganti baju dan keluar menuju kamar Lixui.

* * *

Ku ketuk pintu kamar Lixui "Lixui-ah, buka pintunya" lima detik ku tunggu tapi tak ada respon dari dalam. Ku ketuk lagi namun sedikit lebih keras dan tetap tak ada respon. Ku putar knop pintu dan pintunya terbuka. Entah mengapa, perasaan was-was mulai menyerangku saat tau pintu ini tak dikunci. Aku masuk dan tak melihat siapa pun didalam. Mungkin dia dikamar mandi, asumsiku. Aku mencoba mendekat kamar mandi dan mengetuknya. Tak ada respon, ku beranikan diri untuk membuka pintu kamar mandi, tak kutemui sosok yang kucari.

Kemana dia?? Aku mulai panik. Dengan cepat di sambar handphone dan mendial nomor Lixui "Li..." Suara operator, bukan suara Lixui. Aku mendecak dan menuju kamar Amber.

__Kris Wu POV end__

__Lixui Liu POV__

Aku bangun dan mendapatkan Tao tengah tertidur di sampingku. Tangannya melingkar ditubuhku. Aku mengangkat lengannya dari tubuhku dan menggantikannya dengan bantal. Aku beringsut menuju kamar mandi dan ganti baju. Aku berniat untuk pulang ke L.A sekarang juga. 

Ku raih koperku dan bersiap melangkah keluar "Kau tak tahu sopan santun ya?" Aku berbalik dan melihat Tao berdiri tak jauh didepanku "Aku hanya tak mau mengganggu tidurmu... Terimakasih atas semuanya ^^ I have to leave" Aku baru saja mengangkat satu langkah, Tao sudah berdiri tegak didepanku "Kau mau kemana?" Tanyanya "Aku mau pulang ke L.A" , "Wae?" Bibirnya mengerucut "Aku rindu dengan orang tuaku" Aku berjalan melalui Tao "Apa kau akan balik lagi?" Aku berhenti dan menoleh "Mungkin" 

"Biarkan aku mengantarmu" , "An..." , "Jangan menolakku!" Potong Tao. Ya, aku tak bisa menolak jika dia sudah berkeras. 

- - - - - - - - -

Aku memaksa diriku untuk senyum, Tao melambaikan tangan dengan wajah sedih "Aish! Apa sulit untuk tersenyum?" Aku berhenti dan menghentakkan kaki "Sulit!" Bibirnya mencebik "Jelek!" Pekikku, dia berlari kearahku dan memelukku dengan erat "We still friend, no matter how far we're live" Aku balas memeluknya tubuhnya "I'm just friend for u..?" Dia berbisik "Mwo?" Tao langsung melepaskan pelukannya "Aniya... Cepat check in! Have a safe flight immature model" Ejeknya. Tao mendorongku pelan dan tersenyum sambil melambai tangannya. 

__Lixui Liu POV end__

__Kris Wu POV__

Apa harus aku membicarakan masalah ini sekarang pada Amber? Tapi... Ahh! Nanti saja. Aku langsung menyambar majalah Syco dan menuju alamat kantor majalah tersebut.

* * *

"Maaf, apa Hwang Zi Tao ada ditempat?" Aku bertanya pada yeoja receptionist itu "Tuan Hwang Zi Tao sedang tidak berada ditempat, anda siapa? Boleh meninggalkan pesan?" , "Bilang padanya, Kris Wu ingin bertemu. Gomawo" Aku pergi meninggalkan kantor itu. Tak jauh meninggalkan gedung itu aku melihat Tao hendak masuk ke kantornya. Aku langsung berlari mengejarnya.

Dia sedang berbicara dengan yeoja receptionist itu "Hey!" Aku menepuk bahunya, dia berbalik badan dan menatapku datar "Wae?" , "Dimana Lixui?" , "Kita bicara diruanganku saja" Aku membuntuti Tao menuju ruangannnya. 

Kami sampai diruangannya, Tao duduk di sofa dan aku pun ikut duduk "Aku iri padamu Kris Wu. Dia sangat menyukaimu" Dia mengangkat bicara duluan sambil menatapku tajam "Tapi apa kau tahu dia begitu menyukaimu? Semalam dia ke apartemenku dengan keadaan basah kuyup, wajahnya pucat. Dia terlihat sangat kacau.. Bahkan dia tak berhenti menangis, ada beberapa kali dia menyebut namamu" Aku menundukkan wajahku, aku merasa sangat jahat. 

"Tak ada gunanya kau menyesal, dia sudah pulang ke L.A dan aku rasa dia akan kembali lagi" Tao berdiri dan menyambar map yang diletaknya tadi diatas meja. Dia mengeluarkan beberapa lembar foto dalam map itu, diperhatikannya foto itu baik-baik. Tao menaiki tangga dan menempelkan foto-foto yang ada ditangannya di dinding "Senyum yang ikhlas dan manis juga ditempa melalui duka dan rasa sakit" Kata Tao. 

Aku mendangahkan kepala dan melihat pemandangan yang menakjubkan didinding, potongan-potongan foto kecil bergabung menjadi satu potret wajah. Aku berdiri dan mengambil langkah mundur, potret wajah Lixui dengan senyum khas nya. Aku maju dan melihat lebih detail, kulihat potongan foto itu ternyata foto Lixui dengan berbagai macam gaya dan ekspresi "I like her.. really like her. But she fall to anyone else" Tao terkekeh getir "Ironic, the one she fall for has someone' already. What a cruel Mr Wu" Tao memandangku dengan senyum getirnya. 

I can't help it. I felt guilt to her. 'Lixui~ Please forgive me' Batinku.

~ THE END ~

Hahaha! Maaf the end nya ga enak pake banget -_-v Author udah ga tau lagi gimana cara the end yang enak (?) Ya, begitu lah. Sad ending TT TT biasanya juga author bikin happy ending, kali ini pengen bergalau-ria (?) . Gomawo buat semua reader yang udah bersedia membaca FF ini, author janji bakal nyelesai-in FF yang terbengkalai hehe. See you and annyeong!